Terapi kanker payudara Kultur Sel

Ada beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap kanker payudara antara lain: Usia lebih dari 50 tahun, tidak pernah hamil melahirkan anak 2 orang, menyusukan anak dalam waktu singkat, menopause, kegemukan BMI 23 kgm 2 , asupan lemak tinggi, memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara, dan riwayat trauma tumpul payudara Azamris, 2006. Perubahan DNA dapat menyebabkan sel normal payudara menjadi kanker. Mutasi DNA dapat meningkatkan resiko perkembangan kanker. Gen penekan tumor sepeti BRCA1 dan BRCA2 menjaga tumor kanker dari perubahan. Ketika gen tersebut termutasi kanker akan semakin berkembang Anonim, 2003. Sel kanker payudara T47D merupakan suatu sel yang morfologinya seperti sel epitel, yang diambil dari jaringan payudara seorang wanita. Sel ini dapat ditumbuhkan dengan media penumbuh RPMI 1640 dengan fetal bovine serum 10 pada suhu 37 o C, dapat tumbuh secara kontinyu dan menempel pada flask Nurulita dan Mahdalena, 2006. Sel kanker payudara T47D mengekspresikan Estrogen Reseptor ER Meiyanto dkk., 2006 dan sensitif terhadap doxorubicin Untung dkk., 2008.

2. Terapi kanker payudara

Agen kemoterapi kanker seringkali dikategorikan berdasar mekanisme aksi atau berdasarkan asalnya. Agen pengalkil menggunakan efeknya pada sintesis DNA dan protein dengan mengikat DNA dan mencegah pembalikan molekul DNA. Antimetabolit menyerupai komponen struktur nuklir metabolit seperti dasar nukleotida, atau menghambat enzim yang terlibat dalam sintesis DNA dan protein. Antibiotik antitumor mendapatkan namanya dari sumbernya, agen ini merupakan produk fermentasi dari spesies Streptomyces . Doxorubicin golongan Antrasiklin diklasifikasikan sebagai antibiotik antitumor, tetapi lebih akurat untuk merujuk sebagai intercalating inhibitor topoisomerase . Antrasiklin doxorubicin dan epirubicin secara historis telah dikenal sebagai kelas paling aktif dari agen kemoterapi dalam pengobatan kanker payudara metastatik. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa rejimen mengandung antrasiklin berhubungan dengan tingkat kesembuhan lebih tinggi dibandingkan dengan rejimen non- antrasiklin ketika digunakan dalam pengaturan adjuvant Di Piro et al ., 2005.

3. Kultur Sel

Sistem kultur sel sering digunakan untuk mengukur aktivitas biologi, sitotoksisitas, dan mutagenisitas. Kebanyakan uji, seperti aktivitas biologi dihubungkan dengan konsentrasi awal obat dalam medium kultur Weinkam and Plakunov, 1989. Kegiatan kultur jaringan sangat tergantung dan ditentukan oleh pilihan media yang digunakan Santoso dan Nursandi, 2002. Media dan kultur memerlukan beberapa persyaratan supaya memberikan pemeliharan yang sesuai pada explan, yaitu sebagai berikut: a. Parameter Fisiologis 1 Suhu 37 o C untuk sel-sel dari homeother 2 Mempertahankan pH 7,2-7,5 dan osmolalitas dari medium 3 Mengatur kelembaban 4 Fase gas, kesetimbangan konsentrasi bikarbonat dan tekanan CO 2 5 Cahaya, memiliki efek buruk pada sel-sel; produk senyawa beracun yang terinduksi cahaya dapat terjadi dalam beberapa media; sel harus dikultur dalam gelap dan sesedikit mungkin terkena cahaya kamar Anonim e , 2010. b. Kebutuhan media 1 Ion massal: Na, K, Ca, Mg, Cl, P atau CO 2 2 Trace element : besi, seng, selenium 3 Gula, glukosa adalah gula yang paling umum 4 Asam amino, 13 asam amino esensial 5 Vitamin B 6 kolin, inositol 7 Serum, mengandung sejumlah besar pertumbuhan mempromosikan kegiatan seperti buffering nutrisi beracun dengan mengikat mereka, menetralisir tripsin dan protease lainnya, memiliki efek tidak terdefinisi pada interaksi antara sel dan substrat, dan berisi hormon peptida atau seperti hormon faktor pertumbuhan yang mempromosikan pertumbuhan yang sehat. 8 Antibiotik, meskipun tidak diperlukan untuk pertumbuhan sel, antibiotik sering digunakan untuk mengontrol pertumbuhan bakteri dan jamur kontaminan Anonim e , 2010. c. Makanan, 2-3 kali minggu. d. Pengukuran pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Kelangsungan hidup sel dapat diamati secara visual dengan menggunakan mikroskop fase kontras terbalik. Sel hidup merupakan fase terang; sel suspensi biasanya bulat dan agak simetris; adherent cell akan membentuk proyeksi ketika mereka melekat pada permukaan pertumbuhan. Perhitungan sel ditentukan menggunakan sebuah hemositometer Anonim e , 2010.

4. Tanaman Lempuyang Gajah

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet L.) DAN RIMPANG AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet L.) DAN RIMPANG LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber littorale Val.) TERHADAP SEL KANKER P

0 1 16

DAFTAR PUSTAKA AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet L.) DAN RIMPANG LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber littorale Val.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D.

0 8 7

Lampiran 1. Perhitungan larutan sampel dan perhitungan sel 1. Perhitungan larutan sampel AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet L.) DAN RIMPANG LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber littorale Val.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDA

0 0 8

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber littorale Val) UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber littorale Val) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli, DAN Candida albicans.

0 1 16

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber littorale Val) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli, DAN Candida albicans.

1 10 15

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet (L.) J. E. UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet (L.) J. E. Smith) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli, DAN Can

0 0 15

PENENTUAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH Penentuan Profil Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet) Dengan TLC Dan GC-MS.

0 3 11

PENENTUAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet Penentuan Profil Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber Zerumbet (L.) J.E. Smith) Dengan Klt Dan Kckt.

0 1 10

PENENTUAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet Penentuan Profil Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber Zerumbet (L.) J.E. Smith) Dengan Klt Dan Kckt.

0 1 17

AKTIVITAS LARVASIDA DAN REPELEN EKSTRAK DAN MINYAK ATSIRI RIMPANG LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet (L.) J.E. Smith) DAN LEMPUYANG PAHIT (Zingiber littorale Val.) TERHADAP LARVA DAN NYAMUK Aedes aegy.

0 1 2