Pembangunan Sistem Jaringan Komputer Di PTPN VIII Kebun Talunsantosa Pangalengan

(1)

PEMBANGUNAN SISTEM JARINGAN KOMPUTER

DI PTPN VIII KEBUN TALUNSANTOSA

PANGALENGAN

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

HENDRI F. R.

10104851

DEDE SUTRISNO

10107771

TRIYANA SURYAKUSUMAH GANTIKA

10107883

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga pelasanaan kerja praktek di Kebun Talunsantosa PTPN VIII Bandung yang berlangsung pada tanggal 26 Juli 2010 sampai dengan 3 September 2010 dapat berjalan dengan lancar.

Selama proses kerja praktek, kami telah mendapatkan banyak sekali pengetahuan, baik mengenai bagaimana lingkungan kerja yang sesungguhnya yang terdiri dari bermacam-macam individu dengan segala karakteristiknya, maupun pengetahuan dari penelitian dan kerja praktek yang telah dilakukan oleh kami.

Selama masa tersebut, kami telah mendapatkan banyak sekali bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orangtua tercinta dan keluarga yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil sehingga pelaksanaan dan pembuatan laporan kerja praktek ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

2. Bapak Galih Hermawan, S.Kom selaku dosen wali IF-16 sekaligus dosen pembimbing kerja praktek.

3. Bapak Suherman Pradja, BBA., Kepala Administrasi Kebun Talunsantosa, selaku pembimbing kerja praktek di kantor Kebun Talunsantosa


(4)

ii

yang sama-sama berjuang menyelesaikan kegiatan kerja praktek.

6. Segenap dosen, staff dan karyawan pada Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Demikian laporan kerja praktek ini kami buat dengan sebenarnya, semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan umumnya bagi yang membacanya.

Bandung, Januari 2011,

Tim Penulis


(5)

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3.1 Maksud ... 2

1.3.2 Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah... 3

1.5 Metode Penelitian... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Organisasi... 6

2.1.1 Sejarah Instansi... 6

2.1.2 Badan Hukum ...9


(6)

iv

2.2.1 Local Area Network (LAN)………..….…. 11

2.2.2 Novell Netware ... 13

2.2.3 Backup System ... 13

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Pekerjaan ... 14

3.2 Analisis Infrastruktur Jaringan ... 15

3.2.1 Denah Ruangan ... 15

3.2.2 Spesifikasi Perangkat Keras ... 17

3.2.3 Spesifikasi Perangkat Lunak ... 17

3.2.4 Disain Jaringan ... 18

3.2.5 Analisis Design Jaringan ... 20

3.2.5.1 Analisis Topologi Star ... 20

3.2.5.2 Analisis Standar Ethernet 10BaseT ... 21

3.2.5.3 Analisis Perangkat Jaringan Hub ... 21

3.2.5.4 Analisis Pengkabelan Jaringan ... 23

3.3 Perancangan Jaringan Dan Implementasinya... 24

3.3.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 24

3.3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 24

3.3.3 Perancangan Jaringan ... 25

3.3.3 Konfigurasi IP Kelas C ... 27

3.3.4.1 Langkah Konfigurasi IP (protokol TCP/IP) ... 30


(7)

v

3.3.4.3 Langkah Pemberian Nama Komputer ... 34 3.3.5 Pengkabelan LAN ... 35 3.4 Uji Transfer Data... 36 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 38 4.1 Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA ... 40


(8)

1

1.1Latar Belakang

PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII adalah salah satu di antara perkebunan milik negara yang didirikan dengan maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan usaha di bidang agro bisnis dan agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Pusat kegiatan usaha berada di Kantor Direksi Jl. Sindangsirna No. 4 Bandung, Jawa Barat dengan kebun/unit usaha yang dikelola sebanyak 41 kebun yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat. Di antara sekian banyak kebun tersebut, salah satunya adalah Kebun Talunsantosa yang terletak di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.

Berdasarkan hasil pertemuan awal dengan pegawai dan pejabat Administratur di kantor Kebun Talunsantosa pada bulan Mei 2010, ditemukan beberapa masalah pada unit-unit komputer di bagian-bagian kantor tersebut yaitu sering terlambat dalam memberikan input data ke server. Masalah tersebut disebabkan rusaknya hardware ataupun software yang terdapat pada komputer-komputer serta jaringan komputer-komputer yang sebagian tidak berjalan. Masalah lain yang ditemui adalah sistem pengarsipan data di mana data tersebar dalam ribuan file dokumen pada beberapa komputer yang berbeda dikarenakan tidak adanya mekanisme pemusatan data. Jumlah dokumen yang dihasilkan per bulan dan bahkan per tahun terus meningkat. Proses pencarian data hanya bisa dilakukan secara manual yaitu dengan mencari file dokumen yang diperlukan pada tiap komputer dan membukanya. Pengurutan data hanya dimungkinkan melalui sistem penamaan dokumen dan folder tempat dokumen tersebut tersimpan sesuai kategorinya. Sistem pencarian yang cerdas dengan langsung mencari dan mengumpulkan data kontekstual yang diinginkan terhadap dokumen-dokumen


(9)

2

tersebut hampir tidak dimungkinkan disebabkan ketiadaan penerapan database yang terpusat.

Oleh sebab itu, maka perlu dibangun sebuah sistem yang dapat mem-backup dan mengatasi dengan segera masalah kerusakan pada komputer-komputer di kantor Kebun Talunsantosa dan juga menjaga keberadaan data sedemikian rupa sehingga proses pengarsipan, pencarian, dan bagi pakai data (sharing) dapat terjaga. Maka penulis merasa perlu dibangunnya LAN dan sistem pengelolaan dan perawatan komputer beserta data-data penting perusahaan di Kebun Talunsantosa.

1.2. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang diatas, masalah-masalah yang dihadapi oleh Kantor Kebun Talun Santosa adalah sebagai berikut:

1. Kerusakan pada hardware ataupun software yang terdapat pada komputer-komputer.

2. Jaringan komputer (LAN) yang tidak optimal karena hanya lima komputer dari 16 komputer yang berhasil tersambung dengan jaringan.

3. Jaringan yang ada hanya menjalankan protokol Novell Netware versi 4 sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk sharing file dan hardware dalam jaringan.

4. Pengelolaan dan pengarsipan data tersebar pada beberapa komputer yang berbeda dikarenakan tidak adanya server khusus untuk menyimpan dan memusatkan data-data kantor.

1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Maksud dari kerja praktek yang dilakukan adalah membangun dan mengoptimalkan jaringan komputer di Kebun Talunsantosa PTPN VIII.


(10)

1.3.2 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan kerja praktek ini adalah:

1. Membangun kembali LAN dan sistem pengelolaan dan perawatan komputer beserta data-data penting perusahaan di Kebun Talunsantosa. 2. Mengkonfigurasi jaringan agar dapat dimanfaatkan untuk berbagi pakai

data, printer, fax, dan lain sebagainya.

3. Membangun server yang difungsikan untuk menyimpan data-data penting serta backup data baik berupa dokumen maupun software dari masing-masing komputer di seluruh jaringan. Server ini juga berperan penting untuk menerapkan keamanan jaringan.

1.4 Batasan Masalah

Agar kegiatan kerja praktek yang dilakukan lebih terarah sesuai dengan tujuanya maka ruang lingkup kegiatan kerja praktek dibatasi dan diasumsikan sebagai berikut:

- Protokol Novell Netware tetap dipertahankan dan berjalan seiring dengan protokol TCP/IP, dikarenakan software proprietary pengolahan database yang hanya dapat berjalan dalam lingkungan DOS dan protokol jaringan Novell Netware.

- Operating sistem yang digunakan di semua komputer adalah Windows XP SP3, kecuali di komputer server database yang masih memakai OS Novell.

1.5 Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyelesaian laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan langsung di tempat kerja praktek untuk mendata permasalahan yang terjadi baik pada hardware maupun software dalam komponen-komponen jaringan.


(11)

4

2. Wawancara

Wawancara dilaksanakan dengan melakukan dialog dengan pihak – pihak yang berkompeten dalam memberikan keterangan dan penjelasan mengenai informasi yang dibutuhkan, yang diantaranya adalah pembimbing di unit Administrasi serta unit-unit lain yang terkait.

3. Studi Literatur

Studi literatur, dilakukan dengan mencari pustaka-pustaka yang menunjang. Pustaka tersebut dapat berupa buku-buku atau mencari penjelasan yang berhubungan untuk pemecahan masalah melalui internet.

4. Experimen

Metode ini dilakukan dengan melakukan percobaan langsung terhadap obyek yang diamati. Dalam hal ini misalnya mengamati kecepatan transfer data pada jaringan dengan mengganti komponen konsentrator (hub) dengan switch.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, menentukan maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini memuat penjelasan mengenai teori-teori yang mendukung penyelesaian laporan tugas ini.


(12)

BAB III Pembahasan

Bab ini menguraikan analisis dan perancangan jaringan.

BAB IV Kesimpulan dan Saran

Bab ini membahas hasil akhir analisa yang didapat dalam bentuk kesimpulan serta saran untuk mengembangkan program yang telah dibuat untuk penelitian lebih lanjut.


(13)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Kebun Talunsantosa

PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII adalah salah satu di antara perkebunan milik negara yang didirikan dengan maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan usaha di bidang agro bisnis dan agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Kegiatan usaha perusahaan meliputi pembudidayaan tanaman, pengolahan/produksi, dan penjualan komoditi perkebunan Teh, Karet, Kelapa Sawit, Kina, dan Kakao. Pusat kegiatan usaha berada di Kantor Direksi Jl. Sindangsirna No. 4 Bandung, Jawa Barat dengan kebun/unit usaha yang dikelola sebanyak 41 kebun yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat. Di antara sekian banyak kebun tersebut, salah satunya adalah Kebun Talun Santosa yang terletak di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.

2.1.1 Sejarah Instansi

Perkebunan Talunsantosa didirikan pada tahun 1899 oleh pemerintahan Belanda. Sebelumnya hutan belukar yang pertama dibuka oleh Afdeling Cisabuk blok A yang sekarang di sebut Lebak yang kemudian mengalami perkembangan, di antaranya :

 Tahun 1901 mulai penanaman bibit teh. Yang ditanam adalah lelon biji yang didatangkan dari perkebunan gambung.

 Tahun 1905 mulai pelaksanan pembuatan jalan – jalan , pabrik darurat , Gedung Administratur gedung employe kebun Afdeling Cisabuk yang terdiri dari perumahan karyawan – karyawan.


(14)

 Tahun 1907 tanaman teh sebagian besar sudah mulai panen atau dipetik dan pabrik pun sudah mulai bisa berjalan meskipun kesempurnaan bangunan sebagian besar terdiri dari kayu – kayu hasil penebangan.

 Tahun 1912 pabrik – pabrik mengalami kebakaran.

 Tahun1913 pabrik didirikan lagi dengan memperluas ruang layanan, produksi dan mulai meningkat.

 Areal – areal mulai di buka yaitu : - Tanaman Teh : 320 Ha - Tanaman Kina : 88 Ha 408 Ha

 Tahun 1920 Pembuatan atau pemasangan turbin tenaga listrik atau kincir dilokasi hutan Cibutarua daerah Lebak.

 Tahun 1942 –1945 Jepang menguasai perkebunan Santosa , penguasa jepang perkebunan menjin kepada Nankoku Kabus Kiki Kaisha. Tanaman Teh banyak yang diganti dengan tanaman sepeti ubi , jagung, dan lain –lain.

 Tahun 1945 perkebunan santosa menjadi pusat kantor kantor terutama kantor kabupaten Bandung dengan Bupatinya R.Suryo Saputra beserta pejabat lainnya.

 Tahun 1947 –1950 masa belanda ke 2 pada awal oktober 1947 orang Belanda datang menguasai lagi perkebunan dan menginduk My Watering and laber.

 Tahun 1950 –1955 Administratur Perkebunan Santosa yang pada waktu itu Horders ( orang Belanda ) mengadakan perbaikan pembangunan Pabrik serta bangunannya , sehingga pabrik bisa berjalan kembali.

 Tahun 1968 Pimpinan Administratur telah dijabat oleh Indonesia dengan jumlah karyawan tiap tahun bertambah.

 Tahun 1968 –1971 pusat Induk perkebunan Santosa diubah dari PPN menjadi Aneka Taman PPN XIII dengan dasar sebagai berikut :


(15)

8

 Peraturan Pemerintah No .12 Tahun 1971 tanggal 14 Mei 1971

 Peraturan Pemerintah No .14 Tahun 1971 Tanggal 30 Mei 1971

 Akte notaris lumbang Tobing No.88 Tahun 1971 tanggal 30 Mei 1971 PTP VIII resmi berdiri dan dilantik pada saat itu direksi PT.Perkebunan yang dilantik pada awal itu .

 Tahun 1942 –1944 dijabat oleh WR.Willo ( Belanda )

 Tahun 1944-1945 masa penjajahan jepang dipimpin oleh oleh orang jepang Narana, Santoh ,Shotema.

 Tahun 1945-1947 setela jepang meninggalkan perkebunan maka pimpinan oleh orang Indonesia yang bernama Nata Atmaja.

 Tahun 1947 – 1955 masa kedudukan Belanda ke 2 dipimpin oleh orang Belanda yang bernama Hodres.

 Tahun 1961 – 1974 Administratur Perkebuana Santosa dijabat Oleh M.Ahmad Atmaja.

 Tahun 1969 – 1974 dijabat oleh RD.D.Jauhari

 Tahun 1975 – 1979 RD Jauhari diganti oleh Ir.Sugiat.

Tanggal 15 April 1983 Perkebunan Kina Cikembang digabung di Perkebunan Santosa dengan sebutan Perkebunan Santosa , sedangkan Cikembang dan Arjasari Menjadi Afdeling Cikembang.

Beberapa surat Keputusan Direksi PTP XIII No.DDLI / 89/1987 tanggal : 11 April 1983. Pada masa peralihan Administratur Perkebunan Santosa dari Sejak Belanda ke 2 sampai sekarang, sebagai pejabat yang pertama kali tahun 1901 / 1955 adalah sebaga berikut :

 Administratur : Shao Irin ( Belanda )  Kepala Pabrik : De Brop ( Belanda )  Mandor Besar : Abi Yasan ( Indonesia )  Juru Tulis : Angga Wira ( Indonesia )

- Tahun 1979 – 1983 Administratur dijabat oleh Kosasih Djenar. - Tahun 1982 – 1986 diganti oleh M.E.Ahmad.


(16)

- Tahun 1983 – 1986 Maret – Mei 1989 adalah Kosasih Djenar sebagai Administratur Perkebunan Santosa

- Tahun 1986 Bulan Juni – Agustus adalah E.D.Diharja - Bulan Juni – Agustus 1990 adalah S.Suryawidjaya.

- Pada tanggal 1 Januari 1993 Perkebunan Santosa digabung dengan perkebunan Talun sehingga menjadi Perkebunan Talunsantosa dijabat oleh H.Fadjar Gandamana KN. Sebagai Administratur.

Perkebunan Talunsantosa disingkat menjadi TALSAN ,berdasarkan SK Mentri C II /1693 / 1992.

- Tahun 1997 – 2000 Administratur Perkebunan Talunsantosa dijabat oleh H.Nandang Sudirman.Ir

- Tahun 2001 – Agustus 2003 Talunsantosa dijabat oleh H.Herry Budiawan, Ir . MM.

- 1 September 2003 - 31 Januari 2006 Perkebunan Talunsantosa Oleh H.Hudaya, Ir.

- 01 Pebruari 2006 – 30 Maret 2009 Administratur Kebun Talunsantosa Oleh H. Bambang Murtioso, Ir.

- 1 April 2009 sampai dengan sekarang Administrtur Kebun Talunsantosa Oleh Dede Kusdiman, Ir.

2.1.2 Badan Hukum

PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII adalah salah satu diantara perkebunan milik Negara yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta Notaris Harun Kamil, S.H., No. 41 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan C2-8336.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996. Akta pendirian ini selanjutnya mengalami perubahan sesuai dengan akta Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH., No. 05 tanggal 17 September 2002 dan telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-20857 HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 Oktober 2002.


(17)

10

2.1.4 Struktur Organisasi


(18)

2.2Landasan Teori

2.2.1 Local Area Network (LAN)

Suatu Local Area Network adalah jaringan komputer yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung, atau sebuah sekolah, dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 kilometer persegi. Sebuah jaringan komputer melibatkan satu atau lebih sistem komputer yang dihubungkan dengan jalur transmisi yang membentuk suatu sistem. Dengan jaringan, komputer yang satu dapat menggunakan data yang ada di komputer yang lain, mencetak laporan di printer komputer lain, dan mengirim berita ke komputer lain walaupun berbeda area atau tempat.

Jaringan merupakan cara yang sangat berguna untuk mengintegrasikan sistem informasi dan menyalurkan arus informasi dari satu area ke area lainnya. Dibandingkan dengan komputer yang berdiri sendiri (stand-alone), jaringan komputer memiliki beberapa keunggulan antara lain:

 Berbagi peralatan dan sumber daya; beberapa komputer dimungkinkan untuk saling memanfaatkan sumber daya yang ada, seperti printer, harddisk, serta perangkat lunak bersama, seperti aplikasi perkantoran, basis data (database), dan sistem informasi. Penggunaan perangkat secara bersama ini akan menghemat biaya dan meningkatkan efektivitas peralatan tersebut.

 Integrasi data; jaringan komputer memungkinkan pengintegrasian data dari atau ke semua computer yang terhubung dalam jaringan tersebut.

 Komunikasi; jaringan komputer memungkinkan komunikasi antar pemakai komputer, baik melalui e-mail, teleconference dsb.

 Keamanan (Security); jaringan komputer mempermudah dalam pemberian perlindungan terhadap data. Meskipun data pada sebuah komputer dapat diakses oleh komputer lain, tetapi kita dapat membatasi akses orang lain terhadap data tersebut. Selain itu kita juga bisa melakukan pengamanan terpusat atas seluruh komputer yang terhubung ke jaringan.


(19)

12

Pada jaringan Client-Server terdapat sebuah komputer yang berfungsi sebagai server sedangkan komputer-komputer lainnya sebagai client. Sesuai namanya, maka komputer server berfungsi dan bertugas melayani seluruh komputer yang terdapat dalam jaringan tersebut. Sedangkan komputer-komputer client sesuai dengan namanya, menerima pelayanan dari komputer server. Komputer-komputer ini disebut juga dengan workstation, yaitu komputer dimana pengguna jaringan dapat mengakses dan memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh komputer server.

Gambar 2. 2 Jaringan client-server

Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa komputer-komputer dalam jaringan (client) dapat saling berkomunikasi melalui perantara komputer server. Keunggulan model hubungan client-server:

 Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer server yang tidak dibebani dengan tugas lain sebagai workstation

 Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih baik, karena terdapat seorang pemakai yang bertugas sebagai administrator jaringan, yang mengelola administrasi dan sistem keamanan jaringan.

 Sistem backup data lebih baik, karena pada jaringan client server backup dilakukan terpusat di server, yang akan membackup seluruh data yang digunakan dalam jaringan.


(20)

2.2.2 Novell Netware

Bila seseorang mendengar kata Novell, kata itu biasanya dihubungkan dengan jaringan. Novell, Inc. adalah perusahaan yang menjual Netware, software sistem operasi yang banyak digunakan pada local area network (LAN). Jaringan Novell adalah LAN yang menggunakan software Netware dalam pengelolaan jaringannya. Local area network berarti menghubungkan sejumlah komputer dalam jarak yang berdekatan satu sama lain, sehingga orang dapat berbagi informasi.

Novell juga menjual DR-DOS, sistem operasi untuk komputer pribadi jenis IBM. DR-DOS kompatibel dengan MS-DOS yang pada masa 90-an lebih banyak digunakan orang.

2.2.3 Backup System

Istilah Backup dapat berfungsi sebagai kata kerja (misal: “Mem-backup file adalah penting”), sebagai kata sifat (misal: “apakah Anda telah membuat file backup?”), atau sebagai kata benda (misal: “Saya kehilangan backup saya”). Pengertian dasar dari ketiga makna tersebut adalah bahwa seseorang memiliki salinan setiap file penting, sebagai cadangan jika terjadi sesuatu pada file asli. Alasannya, data dalam file dapat hilang bila media penyimpanan rusak karena kegagalan hardware, gangguan fisik dari luar (panas, magnet, terkena air), komputer dicuri, atau kesalahan pengguna (tidak sengaja menghapus file).

Untuk data yang sangat penting, pengguna disarankan untuk memiliki satu atau lebih backup dan menyimpannya di lokasi terpisah. Seringkali terjadi sesuatu pada data yang asli, misal rusak, hilang, atau kejadian apa saja. Sebuah sistem backup yang baik mungkin tidak akan mencegah hal tersebut tetapi dapat mencegah semua informasi penting dari kemusnahan untuk selamanya.


(21)

14

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Pekerjaan

Kerja praktek dilaksanakan dari tanggal 26 Juli 2010 sampai dengan 3 September 2010 selama kurang lebih 6 minggu. Pada kegiatan kerja praktek ini penulis diberi pekerjaan untuk mengevaluasi dan memperbaiki kinerja jaringan komputer baik komponen-komponen yang bersifat hardware maupun software, dengan tujuan agar input data-data menuju database server dari semua bagian kantor dapat lebih cepat dan tanpa hambatan. Secara garis besar, pekerjaan yang telah dilakukan dapat dibagi dalam 4 tahap:

1. Observasi dan analisis, yaitu kegiatan mengamati berjalannya jaringan dan melakukan pengukuran dan pengujian terhadap kinerja jaringan tersebut beserta semua unit komputernya.

2. Pembangunan jaringan dengan memanfaatkan data-data hasil observasi dan analisis sebelumnya. Pembangunan jaringan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa tahap:

a. Pemilihan topologi dan perancangan jaringan dengan menggunakan alat bantu Cisco Packet Tracer.

b. Pemasangan hardware jaringan yang meliputi pembuatan kabel, pemasangan switch, penataan ulang tata letak unit-unit komputer di ruangan, termasuk perbaikan terhadap hardware dan software di unit-unit komputer tersebut..

c. Pengujian dan pengukuran terhadap kinerja jaringan secara keseluruhan.

3. Pelaporan kegiatan dan hasil kerja praktek, baik kepada Kebun Talunsantosa maupun kepada Sekretariat Jurusan Teknik Informatika UNIKOM. Pelaporan ini dilakukan baik melalui presentasi maupun pembuatan laporan kerja praktek.


(22)

3.2 Analisis Infrastrukur Jaringan

Analisis merupakan tahap untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam suatu sistem. Analisis dilakukan terhadap disain jaringan LAN di Kantor Talunsantosa, meliputi perangkat keras dan perangkat lunak yang berjalan di atas infrastruktur sistem jaringan di Kantor Talunsantosa. Hasil dari analisis dapat digunakan untuk menyusun solusi agar pemanfaatan perangkat keras dan lunak yang digunakan dapat memberikan hasil yang maksimal.

Pada tahap analisis ini akan dijelaskan lebih jauh tentang rancangan sistem jaringan pada Kantor Talunsantosa serta analisisnya.

3.2.1 Denah Ruangan

Berdasarkan tugas kerja dari masing-masing unit kerja yang terdapat di kantor Talunsantosa maka dibuatlah rancangan/denah yang digunakan. Denah ini berguna untuk menentukan konfigurasi jaringan komputer untuk keseluruhan gedung. Komponen-komponen yang terlibat antara lain yaitu komputer desktop, komputer server, printer dan hub. Gambar berikut menerangkan pembagian ruangan berdasarkan unit-unit kerja yang terdapat di Kantor Talunsantosa per 15 Agustus 2010.


(23)

16


(24)

3.2.2 Spesifikasi Perangkat Keras

Unit-unit komputer, termasuk Server Database, yang terdapat di Kantor Talunsantosa mempunyai spesifikasi perangkat keras sebagai berikut

Tabel 3.1 Spesifikasi Perangkat Keras Komputer

Komponen Spesifikasi

Prosesor Intel Pentium4 2.6 GHz

Memory DDR2 512 MB

Hardisk Seagate 80 GB

VGA Onboard Intel 16 MB

Kartu Jaringan Realtek 100 mbps

Spesifikasi perangkat keras tersebut telah mencukupi untuk menjalankan sistem operasi Windows XP Professional dan aplikasi perkantoran seperti MS Office 2007 pada unit-unit kerja di Kantor Talunsantosa. Tersedianya kartu jaringan adalah syarat bagi setiap unit komputer untuk dapat terkoneksi dengan jaringan.

3.2.3 Spesifikasi Perangkat Lunak

Spesifikasi perangkat lunak di unit-unit komputer di Kantor Talunsantosa umumnya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat Lunak

Jenis Spesifikasi Komputer Client

Operating System Windows XP Pro SP3

Software Antivirus Esset NOD 4.1

Office Suite Microsoft Office 2007


(25)

18

Novell Netware versi 4 dibutuhkan oleh setiap komputer untuk mengakses aplikasi database Borland Clipper pada komputer Server yang berjalan pada protokol Novell.

Sedangkan spesifikasi perangkat lunak pada komputer server database adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Spesifikasi Komputer Server Database

Jenis Spesifikasi Database Server

Operating System OS Novell DRDOS 4.1

Database Server Borland Clipper 5

Software Jaringan Novell Netware 4.1

3.2.4 Disain Jaringan

Jaringan LAN yang terdapat di Kantor Talunsantosa menggunakan standar Ethernet 10BaseT dan topologi star. Dari 16 komputer, hanya 7 yang memiliki sambungan dengan jaringan, tapi hanya 5 buah komputer yang dapat terkoneksi dengan baik dengan jaringan.

Berikut adalah peta jaringan LAN yang telah berjalan di Kantor Talunsantosa.


(26)

(27)

20

3.2.5 Analisis Design Jaringan

Jaringan 10BaseT di Kantor Talunsantosa dihubungkan dengan menggunakan topologi star ke sebuah hub yang berada di tengah-tengah jaringan. Seperti terlihat pada gambar 3.2, dari 16 buah komputer yang berada di kantor tersebut, hanya 7 buah yang memiliki sambungan ke hub. Dari 7 buah komputer tersebut, yang dapat berfungsi normal menginput data ke database server hanya 5 buah komputer, yaitu:

- Komputer di Unit Pengupahan (dua buah) - Komputer di Unit TUP (dua buah)

- Komputer di Unit Keuangan (1 buah)

Kuantitas yang kurang memadai tersebut menyebabkan kegiatan input dan re-index data ke database setiap akhir bulan berlangsung intensif dan terasa lambat sehingga proses tutup buku yang seharusnya selesai tanggal 1 – 2 menjadi terlambat sampai dengan tangal 5 setiap awal bulan berikutnya.

Dari pengamatan di atas, diusulkan agar komputer yang dapat terkoneksi ke jaringan ditambah, kualitas sambungan diperbaiki, dan kecepatan jaringan dioptimalkan.

3.2.5.1 Analisis Topologi Star

Topologi star yang dipilih untuk jaringan di kantor Talunsantosa telah tepat karena memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Sangat mudah dikembangkan, sebab cukup mudah untuk mengubah dan menambah komputer ke dalam jaringan yang menggunakan topologi star tanpa mengganggu aktvitas jaringan yang sedang berlangsung.

 Jika salah satu ethernet card rusak, atau salah satu kabel pada terminal putus, maka keseluruhan jaringan masih tetap bisa berkomunikasi atau tidak terjadi down pada jaringan keseluruhan tersebut.


(28)

3.2.5.2 Analisis Standar Ethernet 10BaseT

10BaseT adalah sebuah standar yang digunakan untuk mengimplementasikan jaringan berbasis teknologi Ethernet. 10BaseT menggunakan kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) untuk menghubungkan komputer, dan menggunakan hub untuk membentuk sebuah jaringan. 10BaseT mendukung kecepatan hingga 10 mbps, tapi dalam kenyataannya kecepatan yang dapat diraihnya kurang dari nilai tersebut, karena adanya beberapa halangan seperti kolisi (tumbukan) paket data dalam jaringan. Standar ini dibangun berdasarkan spesifikasi IEEE 802.3 yang dikembangkan oleh Project 802.

Jarak terjauh dari komputer server dimiliki oleh komputer di Unit Pengupahan dengan jarak kabel 20 meter. Jarak tersebut masih memadai karena masih berada di bawah batas maksimal 100 meter yang diperbolehkan oleh topologi star dengan menggunakan standar 10BaseT.

Tiap komputer yang terdapat di kantor Talunsantosa telah dapat mendukung standar Fast Ethernet 100BaseT yang memiliki kecepatan 100 Mbit/detik, sehingga diusulkan agar standar yang sebelumnya adalah ethernet 10BaseT diganti dengan standar Fast Ethernet 100BaseT. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengganti Hub dengan Switch yang mendukung Fast Ethernet 100BaseT.

3.2.5.3 Analisis Perangkat Jaringan Hub

Perangkat keras jaringan yang berfungsi sebagai konsentrator di Kantor Talunsantosa adalah stackable hub (hub yang dapat ditumpuk) dengan merk 3Com tipe 2 x 8 port (total 16 port) dengan kecepatan 10 mbps.


(29)

22

Gambar 3. 3 Hub 3Com (Stackable) 2 x 8 port

Hub pada dasarnya adalah sebuah pemisah sinyal (signal splitter). Ia mengambil bit-bit yang datang dari satu port dan mengirimkan copy-nya ke tiap-tiap port yang lain. Setiap-tiap host yang tersambung ke hub akan melihat paket ini tapi hanya host yang ditujukan saja yang akan memprosesnya. Ini dapat menyebabkan masalah lalulintas jaringan (network traffic) karena paket yang ditujukan ke satu host sebenarnya dikirimkan ke semua host (meskipun ia hanya diproses oleh salah satu yang ditujukannya saja).

Kecepatan yang sempat terukur pada test transfer data menggunakan software DUMeter yang dilakukan dari salah satu komputer di ruang pengupahan dengan jarak 20 meter ke komputer server adalah sebesar 800Kbyte atau 6,4 mbps (catatan: 1 byte = 8 bit). Jadi, jauh dari kemampuan maksimum hub. Kemampuan maksimum tiap komputer itu sendiri adalah 100 Mbit/detik, namun semua itu terhambat (bottleneck) oleh kecepatan perangkat hub yang digunakan.

Kelemahan hub muncul pada kondisi di mana semakin banyak komputer yang tersambung ke jaringan, kecepatan transaksi data dari client ke server pun semakin menurun. Ini dicontohkan dengan proses reindex data pengupahan pada kegiatan tutup buku yang memakan waktu hampir 2,5 jam. Padahal pada saat itu hanya enam buah komputer yang dapat tersambung ke dalam jaringan.

Solusi yang diusulkan adalah penggantian perangkat Hub dengan Switch. Switch adalah hub pintar yang mempunyai kemampuan untuk menentukan tujuan MAC address dari packet. Daripada melewatkan packet ke semua port/komputer, switch meneruskannya ke port/komputer dimana ia dialamatkan. Jadi, switch


(30)

dapat secara drastis mengurangi traffic network. Switch memelihara daftar MAC address yang dihubungkan ke port-portnya yang ia gunakan untuk menentukan kemana harus mengirimkan paketnya.

3.2.5.4 Analisis Pengkabelan Jaringan

Kabel UTP yang digunakan adalah kabel UTP Kategori 5, yang diberi ujung konektor RJ-45. Kualitas kabel pada jaringan sebenarnya sudah mendukung 100BaseT (Fast Ethernet) atau bahkan Gigabit Ethernet (1000BaseT). Merk kabel yang direkomendasikan karena mempunyai reputasi yang bagus adalah AMP dan Belden. Sebagian besar kabel yang digunakan di kantor telah menggunakan dua merk kabel tersebut. Namun ada beberapa jalur yang ternyata menggunakan merk yang tidak jelas (tak terbaca merknya). Setelah diteliti, kabel tersebut memiliki kualitas tembaga dan selubung yang kurang baik. Ditemukan putusnya kabel di tengah, yang secara kasat mata tak terlihat, namun dapat dibuktikan dengan alat tester jaringan. Penyebabnya adalah karena kabel pernah terlipat dan pada kondisi tersebut kabel yang kualitasnya kurang baik akan mudah putus. Solusi yang diusulkan adalah adalah digantinya kabel-kabel tersebut dengan merk AMP atau Belden.

Hal yang tak kurang pentingnya adalah kualitas konektor RJ-45 yang digunakan. Teknik pemasangan konektor ternyata kurang baik. Hasil pengamatan menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

 Kabel dikupas terlalu panjang (2 cm, seharusnya cukup 1,5 cm) sehingga leher konektor tidak menjepit selubung kabel. Akibatnya sambungan konektor longgar, kurang kokoh dan mudah lepas.

 Urutan warna yang tidak sesuai standar. Walapun kabel tetap dapat digunakan dengan urutan warna yang tidak standar (asal koneksi antar ujung tetap stright : 1-1, 2-2, 3-3, 4-4, 5-5, 6-6, 7-7, 8-8) namun akan menyulitkan saat jaringan akan di-upgrade karena orang yang selanjutnya hendak melakukan perwatan terhadap jaringan akan sulit menentukan apakah kabel bertipe straight atau cross.


(31)

24

mengikuti teknik penyambungan yang baik dan sesuai standar. Konektor yang digunakan sebaiknya dipilih dari yang telah memiliki kualitas dan reputasi yang bagus, misalnya merk AMP.

3.3. Perancangan Jaringan Dan Implementasinya 3.3.1 Kebutuhan Perangkat Keras

Kebutuhan perangkat keras untuk tiap komputer di Kantor Talunsantosa secara keseluruhan telah mencukupi. Spesifikasi komputer di Kantor Talunsantosa umumnya sebagai berikut:

Tabel 3.4 Spesifikasi Komputer

Komponen Spesifikasi

Prosesor Intel Pentium4 2.6 GHz

Memory 512 MB

Hardisk 80 GB

VGA 32 MB

Kartu Jaringan Realtek 100 mbs

3.3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak

Kebutuhan perangkat lunak untuk tiap komputer di Kantor Talunsantosa secara keseluruhan agar dapat menjalankan fungsinya sebagai workstation dan ditambah fungsi tambahan agar dapat melakukan backup dan perlindungan terhadap data dan sistem adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Spesifikasi Komputer Client

Jenis Spesifikasi Komputer Client

Operating System Windows XP Pro SP3


(32)

Office Suite Microsoft Office 2007 Software Backup Norton Ghost 12, Shadow

Defender Software Remote Desktop Radmin 3.2

3.3.3 Perancangan Jaringan

Sesuai hasil analisis, untuk membantu komputasi data dan kelancaran input data ke server database, diperlukan lebih banyak komputer yang tersambung ke jaringan. Terkoneksinya setiap komputer ke jaringan akan memudahkan perawatan perangkat lunak yang terdapat di tiap komputer tersebut.


(33)

26


(34)

3.3.4 Konfigurasi IP Kelas C

Berikut adalah detail konfigurasi pada jaringan LAN yang dibangun: Tabel 3.6 Pembagian IP Address kelas C

Kelas IP Address Kelas C

Network Address 192.168.16.0

Subnet Mask (Masking) 255.255.255.0 / 24 bit Broadcast Address 192.168.16.255

First Usable 192.168.16.1

Last Usable 192.168.16.254

Jumlah Host Usable 254

Jumlah Host Actual 16

Next Network Address 192.168.17.0

Range IP 192.168.16.0 - 192.168.16.255

Dari tabel di atas, terlihat pemilihan Kelas IP mengambil kelas C yang umumnya digunakan untuk jaringan lokal yang ukurannya kecil, di mana secara teori banyak komputer per network yang dapat ditangani adalah maksimal 254 host.

Tabel 3.7. Pembuatan Nama Komputer Dan Pembagian IP

No.

Nama

Komputer Lokasi IP

1 Komp-1 Unit TUP 192.168.16.1

2 Komp-2 Unit TUP 192.168.16.2

3 Komp-3 Unit TUP 192.168.16.3

4 Komp-4 Unit Administrasi 192.168.16.4 5 Komp-5 Unit Administrasi 192.168.16.5 6 Komp-6 Unit Administrasi 192.168.16.6


(35)

28

8 Komp-8 Unit Pengupahan 192.168.16.8

9 Komp-9 Unit Pengupahan 192.168.16.9

10 Komp-10 Unit Pengupahan 192.168.16.10

11 Komp-11 PIK 192.168.16.11

12 Komp-12 Unit Tanaman 192.168.16.12

13 Komp-13 Unit Tanaman 192.168.16.13

14 Komp-14 Unit Tanaman 192.168.16.14

15 Komp-15 Unit Pengadaan 192.168.16.15

16 Komp-16 Unit Keuangan 192.168.16.16


(36)

(37)

30

Dalam implementasinya, dari 16 komputer yang berada di Kantor Talunsantosa (belum termasuk Server), sejumlah 13 komputer berhasil disambungkan dengan jaringan. Komputer yang belum disambungkan dengan jaringan adalah:

- Komputer di Unit Tanaman, sebanyak dua buah - Komputer di Unit Pengadaan, sebanyak satu buah

Hal ini dikarenakan bahan kabel telah habis. Sementara itu tujuan perbaikan jaringan, yaitu menyambungkan unit-unit komputer yang vital dalam input database telah tercapai, sehingga rencana penyambungan komputer-komputer tersebut akan diteruskan dalam rencana perawatan jaringan seterusnya.

3.3.4.1Langkah Konfigurasi IP (protokol TCP/IP)

Untuk mengimplementasikan rencana pembagian IP Address, maka pada tiap komputer yang telah terpasang sistem operasi Windows XP Professional perlu dikonfigurasikan setting alamat IP pada konfigurasi TCP/IP-nya. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

 Buka jendela Control Panel, kemudian klik kanan pada Network dan pilih Open.


(38)

 Pada jendela Network Connections yang terbuka, klik kanan pada Local Area Connection dan pilih Properties.

Gambar 3.7 Tampilan Ikon LAN

 Selanjutnya pilih Internet Protocol (TCP/IP) dan klik tombol Properties.


(39)

32

 Masukkan IP Address dan Subnet mask. Pada contoh gambar di bawah, IP Address yang diisikan untuk komputer nomor 2 adalah 192.168.16.2. Subnet mask (IP Adrress kelas C) adalah 255.255.255.0. Lalu tekan tombol OK.

Gambar 3.9 Jendela Properties Protokol TCP/IP

 Ulangi untuk komputer lainnya dengan mengisi IP Address dengan Net ID yang sama dan Host ID yang berbeda.

3.3.4.2Pengujian TCP/IP

Lakukan pengujian dengan intruksi IPCconfig. Perintah IPconfig digunakan untuk melihat indikasi pada konfigurasi IP yang terpasang pada komputer kita.


(40)

Gambar 3.10 Hasil IPConfig

Untuk menguji apakah komputer yang dipakai sudah dapat melakukan koneksi terhadap komputer lain yang berada pada jaringan yang sama, jalankan perintah PING, misalnya dari komputer nomor 3 hendak melakukan ping terhadap komputer nomor 2. Perintahnya adalah PING 192.168.16.2


(41)

34

3.3.4.3Langkah Pemberian Nama Komputer

Proses akhir adalah mengidentifikasi masing-masing nama komputer, group, dan deskripsi tentang komputer tersebut. Prosedur untuk mengkonfigurasi nama komputer dan workgroup-nya adalah sebagai berikut:

 Dari Jendela control Panel, buka System, dan pilih tab “Computer

Name”. Untuk memberi atau mengubah nama komputer, klik tombol

“Change”.

,

Gambar 3.12 Tabulasi “Computer Name” Pada Jendela System Properties

 Pemberian nama komputer haruslah unik. Sesuai dengan tabel perencanaan nama komputer, misalnya pada komputer nomor 3 yang

diambil sebagai contoh, diberikan nama “Komp-3”. Sedangkan untuk nama workgroupnya harus sama agar setiap komputer dapat melihat


(42)

nama komputer lainnya dalam satu group. Pada implementasi ini untuk

jaringan Kantor Talunsantosa diberikan nama workgroup “TALSAN”.

Gambar 3.13 Perubahan Nama Komputer

3.3.5 Pengkabelan LAN

Untuk kebutuhan pengkabelan jaringan di Kantor Talunsantosa menggantikan kabel-kabel lama yang tidak berfungsi dengan baik, dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut:

- Kabel UTP Cat-5 merk AMP sepanjang 300 meter. - Konektor RJ-45 sebanyak 32 buah.

Peralatan yang dibutuhkan untuk pemasangan serta pengujian kabel tersebut adalah sebagai berikut:

- Crimping tool - LAN Tester


(43)

36

Penyusunan warna kabel pada konektor RJ-45 mengikuti standar internasional berikut:

Gambar 3.14. Konfigurasi kabel pada Konektor RJ-45

Gambar 3. 15 Pemasangan konektor RJ-45 Yang Baik

3.4 Uji Transfer Data

Switch yang sekarang digunakan di kantor adalah Switch bermerk D-Link 24 port dengan kecepatan 100 Mbit/detik. Jumlah komputer yang dapat terhubung ke jaringan adalah maksimal 24 buah. Namun realisasinya, jumlah komputer di kantor yang telah dapat menikmati akses ke jaringan baru 13 buah dari total 16


(44)

buah yang ada. Uji penambahan komputer pada jaringan menghasilkan catatan tidak adanya penurunan kinerja jaringan secara keseluruhan sebagai manfaat dari digunakannya Switch.

Switch tersebut menggantikan Hub yang sebelumnya digunakan digunakan di kantor. Pada kondisi awal di mana hub masih digunakan, kecepatan yang sempat terukur pada test transfer data yang dilakukan dari salah satu komputer di ruang pengupahan ke komputer server adalah 800Kbyte atau 6,4

mbps (catatan: 1 byte = 8 bit). Jadi, jauh dari kemampuan maksimum hub. Semakin banyak komputer yang tersambung ke jaringan maka kecepatan transaksi data dari client ke server akan semakin menurun. Ini dicontohkan dengan proses reindex data pengupahan pada kegiatan tutup buku yang memakan waktu hampir 2,5 jam dengan 6 komputer yang aktif, dari yang seharusnya hanya 1 jam bila hanya satu komputer yang aktif melakukan transaksi data.

Setelah penggunaan Switch dan penggantian serta penambahan kabel LAN untuk mengkoneksikan 13 komputer yang ada di Kantor Talunsantosa, kecepatan transfer data dari salah satu komputer di ruang pengolahan terhadap salah satu komputer di ruang tabin adalah 9,8 Mbyte/detik atau sama dengan 80 Mbit/detik. Sedangkan kecepatan transaksi data dengan server database adalah 3,1 Mbyte/detik atau 24,8 Mbit/detik. Dari pengujian tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa:

- Transfer data antar komputer meningkat lebih dari 9 kali lipat.

- Transaksi database dari ruang pengolahan ke server meningkat lebih dari

4 kali lipat. Walaupun hasil ini cukup bagus (ditandai oleh proses reindex data pengupahan yang hanya memakan waktu kurang dari setengah jam), namun ini menandakan ada masalah lain yaitu hambatan kini berada di software database (Borland Clipper 1995) yang berada di server dan software antar muka (interface-nya) yaitu Novell Software v4 (copyright tahun 2000).


(45)

38

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembangunan LAN di Kantor Talunsantosa, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji transfer data, penggunaan Switch D-Link 24 port menggantikan Hub konvensional 3Com stackable 2x8 port memberikan keuntungan sebagai berikut:

- Kecepatan jaringan meningkat

- Keandalan jaringan meningkat, terutama saat komputer-komputer client jumlahnya bertambah dan atau melakukan kegiatan transfer data secara bersamaan.

- Komputer yang dapat dikoneksikan secara teoritis dapat mencakup 24 buah komputer maksimal.

2. Koneksi komputer dengan jaringan ditentukan pertama-tama oleh kualitas sambungan kabel dan konektornya. Putusnya kabel walau secara kasat mata tak terlihat adalah penyebab utama pada kondisi awal kegiatan kerja praktek di mana hanya enam buah komputer yang tersambung dengan jaringan dari sepuluh buah yang harusnya tersambung dengan database server. Solusi yang dilakukan adalah mengganti kabel yang rusak tersebut dan mengganti konektor pada seluruh kabel yang ada menggunakan teknik penyambungan konektor yang baik dan mengikuti standar pengkabelan internasional.

3. Protokol yang berjalan pada jaringan LAN di Kantor Talunsantosa ada dua buah, yaitu protokol Novell Netware dan protokol TCP/IP. Protokol Novell Netware tetap dipertahankan demi jalannya aplikasi database Borland Clipper yang berbasis client-server. Sedangkan protokol TCP/IP dibutuhkan untuk jalannya fungsi-fungsi networking dasar berbasis TCP/IP pada Windows XP seperti file dan printer sharing dan remote desktop connection.


(46)

4. Perlindungan dan perawatan terhadap jaringan memerlukan kemampuan SDM yang terlatih. Hal ini telah dilakukan dengan melatih dua orang pegawai yang diberi tanggungjawab merawat jaringan beserta sistemnya serta membuat lembar panduan yang berisi dokumentasi konfigurasi jaringan dan langkah-langkah prosedur troubleshooting jaringan dan prosedur backup.

4.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan untuk meningkatkan efektifitas penggunaan sistem jaringan di Kantor Talunsantosa:

1. Dilakukannya perawatan dan manajemen jaringan secara periodik dan cermat.

2. Terus ditingkatkannya pengetahuan bagi staff dalam bidang jaringan khususnya untuk penguasaan teknik konfigurasi dan troubleshooting jaringan.


(47)

40

DAFTAR PUSTAKA

Hunt, Craig. TCP/IP Network Administration. O'Reilly Publishing, Cambridge, 1999.

Sopandi, Dede. Instalasi Dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Penerbit Informatika, Bandung, 2008.

Stallings, Williams. Data And Computer Communications Fifth Edition. Prentice Hall, New Jersey, 1997.


(1)

35

nama komputer lainnya dalam satu group. Pada implementasi ini untuk jaringan Kantor Talunsantosa diberikan nama workgroup “TALSAN”.

Gambar 3.13 Perubahan Nama Komputer

3.3.5 Pengkabelan LAN

Untuk kebutuhan pengkabelan jaringan di Kantor Talunsantosa menggantikan kabel-kabel lama yang tidak berfungsi dengan baik, dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut:

- Kabel UTP Cat-5 merk AMP sepanjang 300 meter. - Konektor RJ-45 sebanyak 32 buah.

Peralatan yang dibutuhkan untuk pemasangan serta pengujian kabel tersebut adalah sebagai berikut:

- Crimping tool - LAN Tester


(2)

Penyusunan warna kabel pada konektor RJ-45 mengikuti standar internasional berikut:

Gambar 3.14. Konfigurasi kabel pada Konektor RJ-45

Gambar 3. 15 Pemasangan konektor RJ-45 Yang Baik

3.4 Uji Transfer Data

Switch yang sekarang digunakan di kantor adalah Switch bermerk D-Link 24 port dengan kecepatan 100 Mbit/detik. Jumlah komputer yang dapat terhubung ke jaringan adalah maksimal 24 buah. Namun realisasinya, jumlah komputer di kantor yang telah dapat menikmati akses ke jaringan baru 13 buah dari total 16


(3)

37

buah yang ada. Uji penambahan komputer pada jaringan menghasilkan catatan tidak adanya penurunan kinerja jaringan secara keseluruhan sebagai manfaat dari digunakannya Switch.

Switch tersebut menggantikan Hub yang sebelumnya digunakan digunakan di kantor. Pada kondisi awal di mana hub masih digunakan, kecepatan yang sempat terukur pada test transfer data yang dilakukan dari salah satu komputer di ruang pengupahan ke komputer server adalah 800Kbyte atau 6,4 mbps (catatan: 1 byte = 8 bit). Jadi, jauh dari kemampuan maksimum hub. Semakin banyak komputer yang tersambung ke jaringan maka kecepatan transaksi data dari client ke server akan semakin menurun. Ini dicontohkan dengan proses reindex data pengupahan pada kegiatan tutup buku yang memakan waktu hampir 2,5 jam dengan 6 komputer yang aktif, dari yang seharusnya hanya 1 jam bila hanya satu komputer yang aktif melakukan transaksi data.

Setelah penggunaan Switch dan penggantian serta penambahan kabel LAN untuk mengkoneksikan 13 komputer yang ada di Kantor Talunsantosa, kecepatan transfer data dari salah satu komputer di ruang pengolahan terhadap salah satu komputer di ruang tabin adalah 9,8 Mbyte/detik atau sama dengan 80 Mbit/detik. Sedangkan kecepatan transaksi data dengan server database adalah 3,1 Mbyte/detik atau 24,8 Mbit/detik. Dari pengujian tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa:

- Transfer data antar komputer meningkat lebih dari 9 kali lipat.

- Transaksi database dari ruang pengolahan ke server meningkat lebih dari 4 kali lipat. Walaupun hasil ini cukup bagus (ditandai oleh proses reindex data pengupahan yang hanya memakan waktu kurang dari setengah jam), namun ini menandakan ada masalah lain yaitu hambatan kini berada di software database (Borland Clipper 1995) yang berada di server dan software antar muka (interface-nya) yaitu Novell Software v4 (copyright tahun 2000).


(4)

38

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembangunan LAN di Kantor Talunsantosa, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji transfer data, penggunaan Switch D-Link 24 port menggantikan Hub konvensional 3Com stackable 2x8 port memberikan keuntungan sebagai berikut:

- Kecepatan jaringan meningkat

- Keandalan jaringan meningkat, terutama saat komputer-komputer client jumlahnya bertambah dan atau melakukan kegiatan transfer data secara bersamaan.

- Komputer yang dapat dikoneksikan secara teoritis dapat mencakup 24 buah komputer maksimal.

2. Koneksi komputer dengan jaringan ditentukan pertama-tama oleh kualitas sambungan kabel dan konektornya. Putusnya kabel walau secara kasat mata tak terlihat adalah penyebab utama pada kondisi awal kegiatan kerja praktek di mana hanya enam buah komputer yang tersambung dengan jaringan dari sepuluh buah yang harusnya tersambung dengan database server. Solusi yang dilakukan adalah mengganti kabel yang rusak tersebut dan mengganti konektor pada seluruh kabel yang ada menggunakan teknik penyambungan konektor yang baik dan mengikuti standar pengkabelan internasional.

3. Protokol yang berjalan pada jaringan LAN di Kantor Talunsantosa ada dua buah, yaitu protokol Novell Netware dan protokol TCP/IP. Protokol Novell Netware tetap dipertahankan demi jalannya aplikasi database Borland Clipper yang berbasis client-server. Sedangkan protokol TCP/IP dibutuhkan untuk jalannya fungsi-fungsi networking dasar berbasis TCP/IP pada Windows XP seperti file dan printer sharing dan remote desktop connection.


(5)

39

4. Perlindungan dan perawatan terhadap jaringan memerlukan kemampuan SDM yang terlatih. Hal ini telah dilakukan dengan melatih dua orang pegawai yang diberi tanggungjawab merawat jaringan beserta sistemnya serta membuat lembar panduan yang berisi dokumentasi konfigurasi jaringan dan langkah-langkah prosedur troubleshooting jaringan dan prosedur backup.

4.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan untuk meningkatkan efektifitas penggunaan sistem jaringan di Kantor Talunsantosa:

1. Dilakukannya perawatan dan manajemen jaringan secara periodik dan cermat.

2. Terus ditingkatkannya pengetahuan bagi staff dalam bidang jaringan khususnya untuk penguasaan teknik konfigurasi dan troubleshooting jaringan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hunt, Craig. TCP/IP Network Administration. O'Reilly Publishing, Cambridge, 1999.

Sopandi, Dede. Instalasi Dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Penerbit Informatika, Bandung, 2008.

Stallings, Williams. Data And Computer Communications Fifth Edition. Prentice Hall, New Jersey, 1997.