1
Riyanti Dini Lestari, 2013 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA
Kelas V Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu pintu utama bagi siswa dalam memasuki gerbang pengetahuan, oleh karena itu kedudukan suatu pengetahuan itu
sangatlah penting untuk diberikan dan diajarkan kepada anak sedini mungkin, karena semakin cepat anak memasuki dunia pendidikan baik formal maupun
informal maka semakin cepat juga anak banyak mengetahui tentang kehidupan di luar. Sehingga pendidikan dini menjadi dasar utama untuk menuju jenjang
pendidikan yang berikutnya. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengembangkan potensi yang
ada dalam diri siswa melalui usaha sadar yang dilakukan secara terus menerus dan terencana agar dapat mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
yang aktif bagi para peserta didik sehingga diharapkan mereka dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selain itu juga pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang. Orang yang dapat menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari
merupakan hasil dari proses pendidikan. Mandana 2012: 1 menyatakan pendapatnya bahwa:
Dalam prakteknya masih banyak siswa yang belum mendapatkan fasilitas untuk menjadi cerdas, sistem pembelajaran yang masih bersifat
masal tanpa memperlihatkan kebutuhan masing-masing siswa untuk dapat menerima pelajaran sesuai dengan karakter atau cara siswa dalam
memahami materi yang disampaikan.
2
Riyanti Dini Lestari, 2013 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA
Kelas V Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
“Lembaga pendidikan merupakan sebuah lembaga yang menciptakan manusia untuk bertahan hidup dan bersaing dalam kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Untuk dapat mengimbangi antara kemajuan teknologi dan pengetahuan maka pendidikan adalah jembatan yang mampu
menghubungkan keduanya, peranan dan mutu pendidikan yang harus ditingkatkan baik dari tenaga pengajar maupun sistematis kurikulumnya.
Berkaitan dengan pembelajaran IPA yang cenderung hanya membahas mengenai pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep atau bahkan prinsip, kini
diusahakan supaya para peserta didik dapat melakukan penemuan-penemuan secara sendiri dan terlibat langsung di dalamnya sehingga diharapkan peserta
didik tersebut dapat lebih memahami diri dan lingkungannya ” Mandana, 2012:
2. Menurut BSNP, 2006: 534 prospek pembelajaran IPA menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah IPA diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasikan, adapun dalam penerapannya perlu dilakukan
secara bijaksana yang tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP tahun 2006 Depdiknas,
2006: 485 menetapkan ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Makhluk hidup dengan lingkungannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2.
Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.
3. Energi dan perubahannya meiputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana.
3
Riyanti Dini Lestari, 2013 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA
Kelas V Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Dalam kurikulum KTSP tahun 2006 Depdiknas, 2006: 484 menetapkan tujuan mata pelajaran IPA di SD adalah agar siswa memiliki kemampuan
sebagai berikut: 1.
Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi, dan
masyarakat. 4.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melesetarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan
katerampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dalam pelaksanaan pendidikan di suatu sekolah yang melibatkan antara pendidik dan peserta didik diwujudkan dengan adanya interaksi belajar-
mengajar. Dalam konteksnya pun pendidik secara sadar merencakan dan melaksanakan kegiatan pengajaranya secara sistematis dan berpedoman pada
seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam kurikulum. Kaitannya dalam hal ini seorang pendidik guru harus dapat
menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif serta dapat membuat para peserta didiknya terlibat aktif di dalamnya. Sehingga dengan harapan tujuan
pendidikan pun dapat tercapai secara maksimal. Dewasa ini, pada faktanya proses pembelajaran di sekolah dirasakan
masih kurang dalam hal keaktifan dan kreatifitas dari para peserta didik. Khusunya dalam pembelajaran IPA, karena pada umunya para siswa
menganggap bahwa pembelajaran IPA hanyalah kumpulan penguasaan pengetahuan yang hanya berisi konsep-konsep atau fakta-fakta saja.
4
Riyanti Dini Lestari, 2013 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA
Kelas V Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Padahal jika ditelaah secara mendalam IPA itu sangat penting dan berkaitan dengan kehidupan keseharian yang ada di sekitar lingkungan kita, seperti:
tumbuhan, hewan dan lain-lain. Selain itu pembelajaran IPA juga berkaitan dengan suatu proses penemuan secara langsung sehingga diharapkan dpaat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. „Pada umumnya pembelajaran IPA di SD biasanya hanya mengandalkan
dan menggunakan metode ceramah yang monoton dari para guru. Jelas ini membuat siswa cepat jenuh dan pada akhirnya tidak mengikuti ipa, yang pada
akhirnya dapat berakibat menurunnya pada hasil belajar ‟ Sonya, 2002:5.
Berdasarkan hasil pengamatan yang terjadi di SDN Sukajaya Lembang pada pelajaran IPA di kelas V masih ada siswa yang tidak aktif dan kurang
memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru, khususnya pada materi sifat-sifat cahaya. Siswa tidak bisa menyelesaikan soal latihan yang diberikan,
selain itu juga dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimum KKM, hasil belajar siswa masih di bawah KKM. Masalah hasil belajar yang dialami siswa
dikarenakan oleh beberapa faktor, misalnya yaitu: guru masih menggunakan metode konvesional yaitu metode ceramah dalam mengajarnya, dalam proses
pembelajaran siswa hanya mendengarkan, mencatat penjelasan guru dan menjawab soal latihan, guru langsung menjelaskan materi dari buku sumber
dan sedikit melakukan metode demonstrasi tanpa melakukan suatu percobaan langsung eksperimen yang mengajak siswa turut aktif dalam KBM.
Sedangkan IPA itu sendiri merupakan suatu ilmu yang berlandaskan pada observasi dan pengamatan langsung. Kriteria Ketuntasan Minimum pada
pelajaran IPA di SDN Sukajaya adalah 65. Hanya 34,28 atau sekitar 12 orang siswa yang mencapai KKM, sedangkan sisanya sekitar 65,72 atau sekitar 23
siswa yang memiliki nilai dibawah KKM yang ditentukan. Sedangkan nilai rata-rata siswa kelas V sendiri khususnya pada pelajaran IPA hanya sebesar
62,28.
5
Riyanti Dini Lestari, 2013 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA
Kelas V Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Berdasarkan kondisi tersebut dirasakan perlu adanya metode pembelajaran yang dapat mengembangkan keaktifan dan kreativitas peserta
didik siswa dalam kompetensi belajarnya, maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang kondusif, inovatif dan menyenangkan dalam
hal pemilihan metode pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan kurikulum dan pola pikir siswa. Sehingga diharapkan para siswa pun akan jauh lebih aktif
dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman penemuan
secara langsung yang dirasakan oleh siswa, proses pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan merupakan suatu strategi belajar yang efektif.
Metode pembelajaran yang cocok dan sesuai untuk diterapkan dalam menanggapi masalah diatas adalah metode eksperimen. Dimana metode
pembelajaran ini merupakan suatu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan secara langsung tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Sehingga dengan penerapan metode eksperimen
ini melibatkan peran siswa secara aktif. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti terdorong untuk
melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Penerapan Metode
Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Kelas V Pada Materi Sifat-
Sifat Cahaya”.
B. Rumusan Masalah