PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013.
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V
PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
Oleh
RIYANTI DINI LESTARI 0902843
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
Penerapan Metode Eksperimen
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Dalam Pembelajaran IPA
Kelas V Pada Materi Sifat-Sifat
Cahaya
Oleh
Riyanti Dini Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Riyanti Dini Lestari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V
PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
Riyanti Dini Lestari 0902843
Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I
Dra. Hj. Ani Hendriani, M.Pd. NIP. 19600624 198603 2 001
Pembimbing II
Drs. Nana Djumhana, M.Pd. NIP. 19590508 198403 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Babang Robandi, M.Pd. NIP. 19610814 198603 1 001
(4)
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF EXPERIMENTAL METHOD
TO INCREASE STUDENT’S LEARNING OUTCOME IN FIFTH GRADE
ESPECIALLY IN LEARNING THE CHARACTERISTICS OF LIGHT By
RIYANTI DINI LESTARI 0902843
This research is a teaching experience of PLP program in SDN Sukajaya, Lembang, West Bandung. Most teachers in SDN Sukajaya tend to use classical method, in which the teaching and learning activities are dominated by lectures from the teacher. In learning science, especially in the topic of characteristics of light, most students did not undesrtand the science concept as well as the materials
delivered. Consequently, the student’s score were still under the minimum
completeness criteria. Based on those problems this research aims to find out the
effectiveness of experimental method to increase student’s learning outcome in
the topic of characteristics of light in fifth grade. This methode consists of four steps: pre-experiment, the implementation of experiment, post-experiment, and evaluation and closing. This study involved 35 students in SDN Sukajaya in grade 5 year 2012-2013 with the minimum completeness criteria 65. The instruments applied in this research were test and non-test. The data of instrumentof test was
obtained from student’s learning outcome, while the data of non-test instrument was obtained from observation and reflection. The result of the research showed
the increase of studen’s learning outcome. In cycle I, the average score was 68,00
with the minimum completeness criteria percentage 54,28%. Whereas, the average score in cycle II was 78,57 with the minimum completeness criteria percentage 80%. Based on the result of the research, it can be conclude that the use of experimental method is effective to increase student’s learning outcome in learning science in the topic of characteristics of light. Therefore, it is suggested that teachers who use experimental method need to learn the theory and concept. Besides, the headmaster needs to motivate teachers to use experimental method by providing the facilities. In addition, for the other reseracher can apply the experimental method to the other basic competence or the other subject .
Keyword: experimental methode, learning outcome, classroom action research, characteristics of light.
(5)
ABSTRAK
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V
PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA Oleh
RIYANTI DINI LESTARI 0902843
Penelitian yang dilaksanakan merupakan pengalaman mengajar selama berlangsungnya kegiatan PLP (Pendidikan Latihan Profesi) di SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Di SD tempat mengadakan penelitian pada pembelajaran IPA umumnya para guru masih menggunakan metode klasikal yaitu metode ceramah. Pada saat pembelajaran IPA, khususnya materi sifat-sifat cahaya siswa kurang memahami konsep IPA dan materi yang disampaikan, sehingga berimbas kepada hasil belajar siswa yang masih berada dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat cahaya di kelas V. metode ekperimen ini terdiri atas empat tahapan, yaitu: Pra eksperimen, pelaksanaan eksperimen, pasca eksperimen, evaluasi dan penutup. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sukajaya tahun ajaran 2012-2013 dengan jumlah 35 siswa, dengan nilai KKM 65. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Instrumen yang digunakan adalah tes dan non test. Pada instrumen tes dilihat dari hasil belajar siswa, sedangkan instrumen non test dari hasil observasi aktifitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklusnya terdiri atas: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Melalui metode eksperimen ini hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan, yaitu pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 68,00 dan persentase KKM 54,28%. Sedangkan nilai rata-rata di siklus II adalah 78,57 dan 80% untuk pencapaian KKM nya. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Dengan begitu ada beberapa saran yang hendak disampaikan, yaitu: (1) bagi guru yang ingin mempelajari IPA dengan menerapkan metode eksperimen, perlu mempelajari teori dan prinsip, (2) bagi kepala sekolah hendaknya memberikan motivasi dalam menggunakan metode eksperimen dan menyediakan fasilitas pembelajaran, (3) bagi peneliti yang lain dapat menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar yang lain, bahkan pada mata pelajaran yang lain. Kata Kunci: Metode Eksperimen, Hasil Belajar, Penelitian Tindakan kelas, Sifat-sifat Cahaya
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 5
C.Hipotesis Tindakan ... 6
D.Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ...7
F. Definisi Operasional ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Eksperimen ... 10
B. Hasil Belajar ... 16
C. Hakikat IPA ... 22
(7)
BAB III METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian ... 33
B.Manfaat Penelitian Tindakan kelas (PTK) ... 35
C.Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang Dikembangkan ... 36
D.Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian ... 38
E. Prosedur Penelitian ... 38
F. Instrumen Penelitian ... 46
G.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Sekolah ... 50
B.Hasil Penelitian ... 50
C.Pembahasan ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan ... 90
B.Rekomendasi ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 95
Lampiran 2 Data Penelitian ...129
Lampiran 3 Surat-surat ...162
Lampiran 4 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ... 170
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Nilai Siswa Pra Siklus ... 54
Tabel 4.2 Daftar Nilai Siswa Siklus I ... 55
Tabel 4.3 Daftar Nilai Siswa Siklus II ... 56
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar siswa prasiklus dan Pos test siklus I ... 57
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar siswa Pos test siklus I dan II ... 72
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsep Cahaya ... 27
Gambar 2.2 Cahaya Merambat Lurus Yang Masuk Ke Celah Jendela ... 28
Gambar 2.3 Contoh Benda Bening Yang Dapat Ditembus Cahaya ... 29
Gambar 2.4 Pemantulan Baur/Difus ... 29
Gambar 2.5 Pemantulan Teratur ... 29
Gambar 2.6 Cermin Cekung ... 31
Gambar 2.7 Reflektor Pada Senter ... 31
Gambar 2.8 Kaca Spion Mobil ... 31
Gambar 2.9 Pembiasan Cahaya ... 32
(10)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perbandingan Persentase Pencapaian KKM Pra Siklus dan Siklus 1.. 59 Grafik 4.2 Perbandingan Nilai Rata-rata Pra Siklus dan Siklus 1 ... 59 Grafik 4.3 Perbandingan Persentase Pencapaian KKM Siklus 1 dan 2 ...74 Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Rata-rata Post Test Siklus 1 dan 2 ...74 Grafik 4.5 Perbandingan Persentase Pencapaian KKM Pra Siklus, Siklus 1 dan Post Test Siklus 2... 87 Grafik 4.6 Perbandingan Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus 1 dan 2 ... 88
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Intsrumen Penelitian ... 95
Analisis Materi Pelajaran Siklus I ... 96
Analisis Materi Pelajaran Siklus II ... 97
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 99
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 105
Kisi-kisi Post Test Siklus I ... 112
Kisi-Kisi Post Test Siklus II ... 117
Soal Evaluasi Siklus I ... 122
Soal Evaluasi Siklus II ... 124
Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 126
Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 127
Lampiran 2 Data Penelitian ... 129
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 130
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 132
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 134
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 136
Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus ... 138
Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 141
Hasil Soal Evaluasi Siswa Siklus I ... 147
Hasil Soal Evaluasi Siswa Siklus I ... 153
Daftar Nilai Siswa Pra Siklus ... 159
Daftar Nilai Siswa Siklus I ... 160
Daftar Nilai Siswa Siklus I ... 161
Lampiran 3 Surat-Surat ...162
Surat Pengangkatan Pembimbing ... 163
Surat Peromohonan Izin Penelitian dari Fakultas ... 164
(12)
Surat Keterangan dari Dispora ... 166
Surat Keterangan Penelitian dari sekolah ... 167
Surat Keterangan Bebas Pinjaman Perpus Jurusan ... 168
Surat Keteragan Bebas Pinjaman Perpus UPI ... 169
Surat Keterangan Bebas Kopma ... 170
Lampiran 4 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ... 171
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu pintu utama bagi siswa dalam memasuki gerbang pengetahuan, oleh karena itu kedudukan suatu pengetahuan itu sangatlah penting untuk diberikan dan diajarkan kepada anak sedini mungkin, karena semakin cepat anak memasuki dunia pendidikan baik formal maupun informal maka semakin cepat juga anak banyak mengetahui tentang kehidupan di luar. Sehingga pendidikan dini menjadi dasar utama untuk menuju jenjang pendidikan yang berikutnya.
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa melalui usaha sadar yang dilakukan secara terus menerus dan terencana agar dapat mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif bagi para peserta didik sehingga diharapkan mereka dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selain itu juga pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang. Orang yang dapat menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari merupakan hasil dari proses pendidikan.
Mandana( 2012: 1) menyatakan pendapatnya bahwa:
Dalam prakteknya masih banyak siswa yang belum mendapatkan fasilitas untuk menjadi cerdas, sistem pembelajaran yang masih bersifat masal tanpa memperlihatkan kebutuhan masing-masing siswa untuk dapat menerima pelajaran sesuai dengan karakter atau cara siswa dalam memahami materi yang disampaikan.
(14)
2
“Lembaga pendidikan merupakan sebuah lembaga yang menciptakan manusia untuk bertahan hidup dan bersaing dalam kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk dapat mengimbangi antara kemajuan teknologi dan pengetahuan maka pendidikan adalah jembatan yang mampu menghubungkan keduanya, peranan dan mutu pendidikan yang harus ditingkatkan baik dari tenaga pengajar maupun sistematis kurikulumnya.
Berkaitan dengan pembelajaran IPA yang cenderung hanya membahas mengenai pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep atau bahkan prinsip, kini diusahakan supaya para peserta didik dapat melakukan penemuan-penemuan secara sendiri dan terlibat langsung di dalamnya sehingga diharapkan peserta didik tersebut dapat lebih memahami diri dan lingkungannya” (Mandana, 2012: 2).
Menurut (BSNP, 2006: 534) prospek pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasikan, adapun dalam penerapannya perlu dilakukan secara bijaksana yang tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 485) menetapkan ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Makhluk hidup dengan lingkungannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.
3. Energi dan perubahannya meiputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
(15)
3
Dalam kurikulum KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 484) menetapkan tujuan mata pelajaran IPA di SD adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi, dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melesetarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan katerampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dalam pelaksanaan pendidikan di suatu sekolah yang melibatkan antara pendidik dan peserta didik diwujudkan dengan adanya interaksi belajar-mengajar. Dalam konteksnya pun pendidik secara sadar merencakan dan melaksanakan kegiatan pengajaranya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam kurikulum. Kaitannya dalam hal ini seorang pendidik (guru) harus dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif serta dapat membuat para peserta didiknya terlibat aktif di dalamnya. Sehingga dengan harapan tujuan pendidikan pun dapat tercapai secara maksimal.
Dewasa ini, pada faktanya proses pembelajaran di sekolah dirasakan masih kurang dalam hal keaktifan dan kreatifitas dari para peserta didik. Khusunya dalam pembelajaran IPA, karena pada umunya para siswa menganggap bahwa pembelajaran IPA hanyalah kumpulan penguasaan pengetahuan yang hanya berisi konsep-konsep atau fakta-fakta saja.
(16)
4
Padahal jika ditelaah secara mendalam IPA itu sangat penting dan berkaitan dengan kehidupan keseharian yang ada di sekitar lingkungan kita, seperti: tumbuhan, hewan dan lain-lain. Selain itu pembelajaran IPA juga berkaitan dengan suatu proses penemuan secara langsung sehingga diharapkan dpaat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
„Pada umumnya pembelajaran IPA di SD biasanya hanya mengandalkan dan menggunakan metode ceramah yang monoton dari para guru. Jelas ini membuat siswa cepat jenuh dan pada akhirnya tidak mengikuti ipa, yang pada akhirnya dapat berakibat menurunnya pada hasil belajar‟ (Sonya, 2002:5).
Berdasarkan hasil pengamatan yang terjadi di SDN Sukajaya Lembang pada pelajaran IPA di kelas V masih ada siswa yang tidak aktif dan kurang memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru, khususnya pada materi sifat-sifat cahaya. Siswa tidak bisa menyelesaikan soal latihan yang diberikan, selain itu juga dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM), hasil belajar siswa masih di bawah KKM. Masalah hasil belajar yang dialami siswa dikarenakan oleh beberapa faktor, misalnya yaitu: guru masih menggunakan metode konvesional yaitu metode ceramah dalam mengajarnya, dalam proses pembelajaran siswa hanya mendengarkan, mencatat penjelasan guru dan menjawab soal latihan, guru langsung menjelaskan materi dari buku sumber dan sedikit melakukan metode demonstrasi tanpa melakukan suatu percobaan langsung (eksperimen) yang mengajak siswa turut aktif dalam KBM. Sedangkan IPA itu sendiri merupakan suatu ilmu yang berlandaskan pada observasi dan pengamatan langsung. Kriteria Ketuntasan Minimum pada pelajaran IPA di SDN Sukajaya adalah 65. Hanya 34,28% atau sekitar 12 orang siswa yang mencapai KKM, sedangkan sisanya sekitar 65,72% atau sekitar 23 siswa yang memiliki nilai dibawah KKM yang ditentukan. Sedangkan nilai rata-rata siswa kelas V sendiri khususnya pada pelajaran IPA hanya sebesar
(17)
5
Berdasarkan kondisi tersebut dirasakan perlu adanya metode pembelajaran yang dapat mengembangkan keaktifan dan kreativitas peserta didik (siswa) dalam kompetensi belajarnya, maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang kondusif, inovatif dan menyenangkan dalam hal pemilihan metode pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan kurikulum dan pola pikir siswa. Sehingga diharapkan para siswa pun akan jauh lebih aktif dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.
Metode pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman penemuan secara langsung yang dirasakan oleh siswa, proses pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan merupakan suatu strategi belajar yang efektif.
Metode pembelajaran yang cocok dan sesuai untuk diterapkan dalam menanggapi masalah diatas adalah metode eksperimen. Dimana metode pembelajaran ini merupakan suatu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan secara langsung tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Sehingga dengan penerapan metode eksperimen ini melibatkan peran siswa secara aktif.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti terdorong untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Kelas V Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dikemukakan yang menjadi rumusan masalah secara umum adalah sebagai berikut “Bagaiamanakah penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V pada materi sifat-sifat cahaya “.
(18)
6
Selanjutnya rumusan masalah tersebut penulis jabarkan lebih spesifik lagi menjadi pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V SDN Sukajaya untuk meningkatkan hasil belajar siswadalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya?
b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V SDN Sukajaya untuk meningkatkan hasil belajar siswadalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya?
c. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Sukajaya pada pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen?
C.Hipotesis Tindakan
Apabila guru dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran dengan metode eksperimen secara efektif, maka hasil belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya di kelas V dapat meningkat.
D.Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini secara garis besar adalah untuk mengetahuitentang penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V pada materi sifat-sifat cahaya.
Selanjutnya tujuan tersebut dijabarkan lagi secara spesifik berdasarkan rumusan masalah yang ada sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V SDN Sukajaya untuk meningkatkan hasil belajar siswadalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya.
(19)
7
b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V SDN Sukajaya untuk meningkatkan hasil belajar siswadalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya.
c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Sukajaya pada pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen.
E.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini mencakup tiga aspek yaitu, manfaat teoretis, manfaat praktis, dan manfaat kelembagaan/sekolah.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat secara teoretis hasil penelitian adalah mengembangkan ilmu pengetahuan terkait penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas V pada materi sifat-sifat cahaya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
(1) Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan dalam pembelajaran IPA.
(2) Dapat menjadikan siswa lebih aktif dan termotivasi lagi dalam proses KBM khusunya tentang materi sifat-sifat cahaya.
(3) Penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya.
b. Manfaat bagi guru
(1) Memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA khusunya tentang sifat-sifat cahaya.
(2) Meningkatkan kemampuan guru dalam usaha penyediaan dan penerapan metode pembelajaran.
(3) Sebagai upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam mengajar.
(20)
8
c. Manfaat Bagi Sekolah
(1) Turut memberikan suatu kontribusi bagi peningkatan kualitas sekolah
(2) Memberikan masukan untuk selalu mendukung guru dalam rangka meningkatkan kualitas mengajarnya.
d. Manfaat Bagi Peneliti
(1) Memberikan informasi mengenai sistem, metode, dan keadaan yang sebenarnya di lapangan sehingga peneliti menjadi lebih termotivasi untuk lebih baik lagi.
(2) Menambah wawasan dan pengalaman tentang metode pembelajaran eksperimen baik dari segi penerapannya maupun dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa dari penerapan metode pembelajaran tersebut.
(3) Turut memberikan suatu kontribusi bagi peningkatan kualitas sekolah
(4) Memberikan masukan untuk selalu mendukung guru dala rangka meningkatkan kualitas mengajarnya.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka perlu dilaksanakan adanya penafsiran yang sama terhadap istilah-istilah yang digunakan tersebut. Oleh karena itu dalam bagian berikut ini, penulis akan mendefisinikan secara operasional terhadap istilah teknis yang didipandang penting untuk diketahui kejelasannya.
1. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan suatu metode dalam penyajian bahan mengajar dimana dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara individu/kelompok para siswa melakukan suatu percobaan atau praktikum
(21)
9
menggunakan alat dan bahan yang telah disediakan melalui bimbingan guru serta hasil akhirnya adalah menyimpulkan dan melakukan evaluasi.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu kemampuan atau kompetensi yang dimiliki dan diperoleh siswa setelah proses pembelajaran selesai untuk melihat sampai sejauh mana materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima dan dipahami oleh siswa yang biasanya ditunjukkan oleh hasil tes yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka yang berdasarkan kriteria penilaian.
Hasil belajar ini merefleksikan keluasan, kedalaman dan kompleksitas (secara bergradasi) dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Dengan melihat hasil belajar yang diperoleh, guru dapat mengukur sejauhmana kemapuan dirinya dalam menyampikan materi kepada siswa, juga dapat digunakan sebagai informasi untuk melihat kelebihan dan kekurangannya, yang dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan pengajuan selanjutnya,
3. Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang pada dasarnya bersifat eksakta serta bukan hanya berisi mengenai penguasaan konsep-konsep yang berupa fakta dan prinsip saja, melainkan juga diwujudkan dengan cara penemuan langsung serta sangat berkaitan dan berhubungan erat dengan kehidupan lingkungan alam sekitar kita yang dalam penerapannya diberikan dan diajarkan di sekolah (diwujudkan dalam interaksi antara pendidik dengan peserta didik) .
4. Sifat-sifat cahaya
Cahaya memiliki sifat-sifat tersendiri yaitu: cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dibelokkan atau dibiaskan, serta cahaya dapat dipantulkan.
(22)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
1. Defenisi Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan ini dapat digunakan untuk mengkaji permasalahan yang ada di kelas, sehingga dapat terciptanya pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Menurut MCNiff (1992) dalam Kusumah dan Dwitagama (2010: 8) menyatakan bahwa:
“Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK juga merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok sasaran”.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam literatur bahasa Inggris disebut juga dengan classroom action research, dari namanya sudah jelas bahwa isi yang terkandung di dalamnya menunjukkan sebuah kegiatan yang dilakukan di dalam kelas. Dengan Penelitian Tindakan Kelas, Hermawan, dkk (2007: 79) menyatakan bahwa:
guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang dilakukannya di kelas, penelitian terhadap siswa dari segi interaksi dalam proses pembelajaran, penelitian terhadap proses dan hasil pembelajaran secara replektif di kelas.
“Penelitian tindakan kelas merupakan kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut” (Elliot dalam Wiriaatmadja, Rochiati, 2008: 12).
(23)
34
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan upaya tindakan yang dilakukan oleh seorang guru di lingkungan yang sempit (hanya pada kelas saja) melalui serangkaian tahapan tindakan dalam proses pembelajaran, serta didalamnya guru melakukan penelitian terhadap proses dan hasil pembelajaran secara reflektif melalui penerapan suatu metode pengajaran tertentu sehingga diharapkan dapat memperbaiki kualitas kinerjanya di dalam kelas, terutama dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas, guru dapat melihat, merasakan, menghayati apakah pratek pembelajaran yang dilakukan memiliki efektivitas yang tinggi. Kalau tidak, guru dapat merumuskan tindakan untuk memperbaiki praktek-praktek pembelajarannya menjadi lebih efektif.
2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas menurut Herman, dkk (2007: 80) adalah “untuk perbaikan dan peningkatan layanan guru dalam proses belajar, yang dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan-tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan dikelas”. Jadi fokus Penelitian Tindakan Kelas adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan guru.
Menurut Bory (Hermawan, dkk, 2007: 80) tujuan utama PTK adalah: Pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru dikelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk mencapai pengetahuan ilmu dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan kutipan di atas maka tujuan dari PTK yaitu sebagai langkah awal tindakan perbaikan, peningkatan, dan pengembangan keterampilan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas berdasarkan pada persoalan pembelajaran yang dihadapi di kelasnya sehingga diharapkan adanya perubahan yang siginfikan dari tindakan penelitian tersebut yang pada intinya bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerjanya.
(24)
35
B.Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dalam Kusumah wijaya,dkk (2010: 14) beberapa manfaat umum PTK diantaranya yaitu:
a. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, b. Meningkatkan profesionalitas guru,
c. Meningkatkn rasa percaya diri guru,
d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.
Sedangkan beberapa manfaat khusus dari PTK (dalam Kusumah wijaya,dkk,2010: 14) diantaranya yaitu:
a. Menumbuhkan kebiasaan menulis
Dengan melakukan PTK, guru menjadi terbiasa menulis dan sangat baik dampaknya untuk meningkatkan kualitas kinerjanya.
b. Menumbuhkan budaya meneliti
Dengan adanya PTK maka akan menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru yang merupakan dampak dari pelaksanaan tindakan secara berkesinambungan.
c. Menggali ide baru
Dengan melaksanakan PTK maka diharapkan akan bermunculan suatu ide-ide guru dalam rangka inovasi dalam sistem mengajarnya.
d. Melatih pemikiran ilmiah
Dengan pelaksanaan PTK, guru diarahkan untuk berfikir ilmiah melalui masalah yang mereka temukan dalam penerapan PTK.
e. Mengembangkan keterampilan
PTK lazimnya dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru pembelajaran dan bermanfaat untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di ruang kelas.
f. Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwasanya manfaat PTK itu sendiri yaitu mengembangkan keterampilan-keterampilan guru berdasarkan suatu permasalahan yang ada di kelas dalam rangka peningkatan mutu/kualitas mengajarnya secara signifikan.
(25)
36
C. Model PTK Yang Dikembangkan
Model Penelitian Tindakan Kelas yang akan digunakan adalah model Kemmis dan McTaggart. Model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Dalam pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti telah mempunyai seperangkat rencana (yang didasarkan pada pengalaman) sehngga dapat langsung memulai tahap tindakan. Pada model ini pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian (siklus). Satu siklus terdiri atas empat tahap, yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) pengamatan (4) refleksi. Untuk PTK dilaksanakan paling sedikit dua siklus, satu siklus dapat diuraikan:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang di lakukan oleh guru ketika akan memulai tindakannya. Adapun uraian yang harus dikemukakan adalah menyusun sebuah rancangan kegiatan. Supaya rancangan ini lengkap dan mudah dipahami oleh semua siswa, guru membuat semacam panduan yang menggambarkan (a) apa yang harus dilakukan oleh siswa, (b) kapan dan berapa lama di lakuka, (c) dimana dilakukan, (d) jika diperlukan peralatan atau sarana wujudnya apa, (e) jika sudah selesai apa tindak lanjutnya.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat, untuk itu guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) apakah ada kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan, (b) apakah proses tindakan yang dilakukan siswa cukup lancar, (c) bagaimana situasi proses tindakan, (d) apakah siswa-siswa melakukan dengan penuh antusias, (e) bagaimana hasil keseluruhan dari tindakan guru.
(26)
37
Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang sudah disebutkan dalam pelaksanaan.
4. Refleksi
Refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa (tindakan yang sudah berlangsung).
Adapun model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3.1. Desain PTK Kemmis dan Mc.Taggart Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
(27)
38
penelitiannya apabila dalam siklus pertama dan kedua tidak berhasil maka dapat dilakukan lagi penelitian pada siklus berikutnya. Untuk pelaksanaan di lapangan, jumlah siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu di selesaikan. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun disarankan sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
D.Subyek Penelitian Dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian siswa kelas V SDN Sukajaya kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, yang berjumlah 35 anak: 25 laki-laki dan anak perempuan. Pada umumnya merupakan siswa-siswa yang berpotensi dalam bidang eksakta. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukajaya Jl. Kolonel Masturi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. SDN Sukajaya memiliki letak yang strategis, karena terletak di seberang jalan sehingga mudah untuk dijangkau di seluruh penjuru kecamatan. Disamping itu dari segi fasilitas SDN Sukajaya dapat memberikan rasa nyaman bagi para peserta didik untuk belajar disana. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah permasalahan mengenai hasil belajr dalam pembelajaran IPA khususnya mengenai materi sifat-sifat cahaya di kelas V.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap tindakan yang dilaksanakan merupakan hasil refleksi dari tindakan sebelumnya, perencanaan pada siklus berikutnya harus didasarkan atas masukan dari siklus sebelumnya, dengan menunjukkan apa saja kelemahan siklus tersebut, kemudian penjelasan tentang bagaimana hal tersebut akan diperbaiki. Ada empat tahapan
(28)
39
penting dalam penelitian tindakan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suhardjono, (2006:75) yaitu “ model PTK ini terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi”. Adapun rincian kegiatan pada setiap tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Dalam PTK tahap kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah membuat perencanaan. Tahap perencanaan yang dilakukan peneliti adalah: a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SDN Sukajaya selaku pemimpin
di SD tersebut.
b. Observasi dan wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran awal mengenai situasi dan kondisi serta proses pembelajaran IPA khususnya di kelas V, kegiatan observasi ini dilakukan meliputi: pengamatan kondisi kelas, sikap dan perilaku siswa saat belajar.
c. Identifikasi masalah dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang dirasakan perlu adanya perubahan.
d. Merumuskan metode dan media yang digunakan
e. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan LKS pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya untuk tiga siklus berdasarkan tahapan yang ada pada penerapan metode eksperimen.
f. Mempersiapkan alat peraga untuk melakukan percobaan
g. Menetapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk menilai aktivitas guru dan siswa ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, serta lembar evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan proses penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan penelitian terdiri dari proses pembelajaran, evaluasi, dan refleksi pada setiap siklus.
(29)
40
3. Tahap Observasi (Pengamatan)
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang digunakan dan terjadi selama proses tindakan berlangsung. Pada tahap observasi ini, tindakan yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data-data yang dibutuhkan melalui instrumen-instrumen pengumpul data yang direncanakan dan disiapkan berupa lembar observasi, dalam lembar observasi berisi tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen, dan juga pada lembar observasi siswa berisi tentang aktivitas siswa selama kegaiatan pembelajaran, alat evaluasi berupa soal-soal dan pendokumentasiannya. Dari hasil observasi ini, nantinya akan terlihat apakah tindakan penelitian sudah menunjukan hasil yang diharapkan atau belum dan dari hasil observasi ini pula akan terlihat sejauh mana pelaksanaan metode eksperimen dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru maupun oleh siswa sehingga dapat dijadikan rujukan untuk melangkah pada tahap tindakan selanjutnya.
4. Tahap Refleksi
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, maka peneliti melakukan refleksi. Tahap analisis dan refleksi dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti merupakan bagian pentig karena dengan melalui refleksi ini peneliti dapat memahami dan memperoleh gambaran yang jelas tentang proses dan hasil yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang telah dilakukan pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya melalui penerapan metode eksperimen. Hasil dari kegiatan refleksi merupakan sumber untuk pelaksanaan tindakan berikutnya.
Penelitian terdiri dari tiga siklus. Adapun penjabaran rencana setiap siklusnya adalah sebagai berikut:
(30)
41
a. Siklus I
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Membuat RPP, lembar observasi, dan evaluasi
Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk eksperimen (percobaan mengenai sifat cahaya merambat lur
2) Tahap pelaksanaan Tindakan Pendahuluan
Persiapan pendukung proses pembelajaran, seperti menyiapkan alat yang digunakan
Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo’a bersama
Mengecek kehadiran siswa
Guru mengkondisikan suasana belajar yang kondusif
Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang akan dipelajari. mencoba menggali pengalaman siswa tentang kegunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan memberi pertanyaan sebagai berikut:
“Dapatkah kalian melihat benda-benda di dalam ruangan yang gelap? “Apakah yang menyebabkan benda-benda terlihat jelas?” “Di sekitar kita banyak benda yang terlihat karena adanya cahaya. Cahaya tersebut berasal dari sumber cahaya. Apakah yang dimaksud dengan sumber cahaya? Coba siapa yang dapat menyebutkan contoh sumber cahaya?”
(31)
42
Pra Eksperimen
Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 orang.
Guru memberikan penjelasan mengenai materi mengenai sifat cahaya dapat merambat lurus
Sebelum siswa melaksanakan eksperimen, guru membagikan atau memberitahukan alat-alat atau perlengkapan yang akan digunakan dalam eksperimen.
Guru membagikan LKS
Guru memberikan petunjuk yang berkenaan dengan eksperimen melalui LKS.
Pelaksanaan Eksperimen
Siswa mengerjakan tugas melalui kegiatan percobaan sesuai dengan petunjuk melalui LKS
Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan seluruh siswa dan melakukan penilaian aspek afektif dan psikomotorik
Memberi saran atau pertanyaan yang menunjang jalannya eksperimen
Memberikan motivasi dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa
Pasca Eksperimen
Perwakilan siswa dari kelompok diberikan kesempatan untuk menyajikan informasi/ hasil eksperimennya di depan kelas
(32)
43
Memberikan umpan balik yang positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa Mendiskusikan masalah-masalah yang timbul selama bereksperimen Meminta siswa mengumpulkan lembar kegiatan eksperimen
Penutup dan evaluasi
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil percobaan serta merangkum butir-butir penting dalam pembelajaran
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi yang belum dipahami
Siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi (post test)
Memeriksa alat dan menyimpan kembali semua perlengkapan yang telah dipakai dan membersihkannya kembali apabila kotor.
Guru menyampaikan informasi bahwa materi pelajaran pada pertemuan berikutnya masih membahas mengenai sifat cahaya. 3) Tahap Observasi Tindakan
Guru mengamati pembelajaran dan perilaku siswa dalam pelaksanaan kegiatan percobaan mengenai sifat cahaya merambat lurus. Sedangkan peneliti/guru di amati oleh seorang observer melalui lembar observasi aktifat guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Tahap Refleksi Tindakan
Peneliti dibantu observer mendiskusikan kelemahan dan kelebihan yang terjadi di kelas, sehingga dapat diperbaiki di siklus berikutnya.
b. Siklus II
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Membuat RPP, lembar observasi, dan evaluasi berdasarkan hasil refleksi pada siklus I
(33)
44
benda bening yaitu pada percobaan ke 1 dan cahaya yang dapat dibiaskan pada percobaan ke 2).
2) Tahap pelaksanaan Tindakan Pendahuluan
Persiapan pendukung proses pembelajaran, seperti menyiapkan alat yang digunakan
Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo’a bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing
Pendataan siswa
Guru mengkondisikan suasana belajar yang kondusif
Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang akan dipelajari. Yaitu misalnya dengan memberi pertanyaan: “Mengapa ruangan kelas terlihat terang benderang?” “Jendela yang ada di rumah atau bangunan-bangunan di sekitar kita banyak yang menggunakan kaca sebagai bahannya, mengapa demikian?”“Pernahkah kalian berenang di air yang jernih?” mengapa kaki kita terlihat lebih pendek ketika berada di air?”
Pra Eksperimen
Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 orang. Agar dapat mengintensifkan waktu, maka pembagian kelompok berdasarkan dengan kelompok sebelumnya yaitu pada saat pembagian kelompok di siklus I.
(34)
45
Guru memberikan penjelasan mengenai materi
Sebelum siswa melaksanakan eksperimen, guru membagikan atau memberitahukan alat-alat atau perlengkapan yang akan digunakan dalam eksperimen.
Guru membagikan LKS
Guru memberikan petunjuk yang berkenaan dengan eksperimen melalui LKS.
Siswa mengerjakan tugas melalui kegiatan percobaan sesuai dengan petunjuk melalui LKS
Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan seluruh siswa dan melakukan penilaian aspek afektif dan psikomotorik
Memberi saran atau pertanyaan yang menunjang jalannya eksperimen
Memberikan motivasi dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa
Pasca Eksperimen
Perwakilan siswa dari kelompok diberikan kesempatan untuk menyajikan informasi/ hasil eksperimennya di depan kelas
Memberikan umpan balik yang positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa Mendiskusikan masalah-masalah yang timbul selama bereksperimen Meminta siswa mengumpulkan lembar kegiatan eksperimen
Penutup dan evaluasi
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil percobaan mengenai sifat cahaya yang dapat menembus benda bening serta
(35)
46
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi yang belum dipahami
Siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi (post test)
Memeriksa alat dan menyimpan kembali semua perlengkapan yang telah dipakai dan membersihkannya kembali apabila kotor.
Guru menyampaikan informasi bahwa materi pelajaran pada pertemuan berikutnya masih membahas mengenai sifat cahaya.
3) Tahap Observasi Tindakan
Guru mengamati pembelajaran dan perilaku siswa dalam pelaksanaan kegiatan percobaan mengenai sifat cahaya yang dapat menembus benda bening dan sifat cahaya yang dapat dibiaskan.sedangkan guru atau peneliti sendiri diamati oleh seorang observer melalui lembar observasi aktifitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah: 1) RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP adalah proyeksi tindakan yang akan dilaksanakan pada proses kegiatan pembelajaran sehingga komponen-komponen pembelajaran dapat terkoordinasi dan mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu RPP memuat hal yang akan dilaksanakan oleh siswa pada saat pembelajaran berdasarkan SK dan KD yang telah ditetapkan.
2) Lembar kerja siswa (LKS)
Lembar kerja siswa merupakan hasil kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan setiap siswa dalam kerja kelompok. Lks berisi soal-soal yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok. Jawaban soal ditulis langsung di lembar LKS berdasarkan hasil kerja kelompok. Jawaban soal ditulis langsung di lks berdasarkan hasil kerja
(36)
47
kelompok. Lks diberikan untuk memperdalam pemahaman bahan materi pokok dalam buku rujukan (LKS terlampir).
3) Lembar Tes
Tes ini dilaksanakan guna mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang telah dilaksanakan pada setiap siklusnya. Dalam hal ini tes yang digunakan berupa isian yang diberikan pada setiap akhir siklus.
4) Lembar observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan ataupun observer untuk mengetahui situasi penelitian yang sedang berlangsung.
5) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk pengumpulan data-data sebagai bukti terlaksananya penelitian tindakan kelas dengan menggunakan kamera.
G.Teknik Pengolahan Dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Pada tahap ini data mentah yang diperoleh dari berbagai instrumen yang meliputi observasi, tes hasil belajar dan wawancara dirangkum serta dikumpulkan untuk dikelompokkan dalam pengolahannya. Berikut adalah pengelompokannya:
a) Data kualitatif
Data yang dianalisis melalui jalur kualitatif adalah data dari observasi, baik Hasil observasi dari guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan siswa kurang memahami pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Penilaian lembar observasi ini dinilai secara naratif/deskripstif. Analisis data setiap kegiatan dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
(37)
48
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan terhadap data itu.
Triangulasi yang digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber menurut Denzin (meleong, 2000) dalam Rusmiati (2009) berupa membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil diperoleh dari lembar observasi, LKS, dan hasil evaluasi. Untuk memperoleh data tersebut peneliti melakukan diskusi dengan observer dalam membandingkan dan mengecek data penelitian.
b) Data kuantitatif
Pengolahan data secara kuantitatif bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sesudah pembelajaran. Untuk mendapatkan nilai rata-rata yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai rata-rata siswa
x = Rata-rata
∑x = Jumlah seluruh Skor n = Jumlah siswa
Sedangkan untuk presentase siswa yang mencapai KKM menggunakan rumus sebagai berikut:
2. Analisis Data
Pada dasarnya pengolahan data dan analisis data dilakukan sepanjang penelitian secara terus-menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan program
jumlah siswa yang mencapai KKM x 100% jumlah siswa secara keseluruhan
x = ∑x n
(38)
49
tindakan. Setelah data yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian terkumpul, data tersebut disaring dan ditarik kesimpulan. Data kualitatif di analisis melalui lembar obsevasi aktifitas guru dan siswa yang dinilai oleh seorang observer dalam pelaksanaan pembelajaran.
Sehingga dengan lembar observasi tersebut diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang nantinya akan dijadikan sebuah refleksi (perbaikan) di siklus selanjutnya. Penilaian lembar observasi ini dinilai secara naratif/deskriptif.
Data kuantitatif di analisis melalui hasil penilaian dari lembar evaluasi, yaitu hasil post test siswa. Sehingga dengan evaluasi di akhir test ini dapat diketahui tingkat nilai keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, apabila hasilnya kurang maksimal maka dapat diperbaiki untuk siklus berikutnya.
(39)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data-data hasil penelitian di lapangan serta pembahasan maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya di kelas V SDN Sukajaya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA mengenai materi sifat-sifat cahaya di kelas V SDN Sukajaya diantaranya yaitu guru dapat mengembangkan pembelajaran dengan membuat kelompok-kelompok siswa dengan pembagian anggota kelompok diatur oleh guru secara heterogen (acak dan campur berdasarkan tingkat prestasi setiap siswa) dengan jumlah anggota kelompok tidak lebih dari 6 orang. Pemilihan alat dan bahan disesuaikan dengan lingkungan dan dapat dibuat sederhana menggunakan bahan dan alat yang mudah didapat. Dengan kegiatan eksperimen ini anak dibimbing dan dipandu untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, semua siswa tanpa terkecuali harus ikut dalam kegiatan eksperimen secara berkelompok dengan harapan mereka pun akan lebih aktif dan termotivasi dalam proses KBM yang berlangsung. Proses metode eksperimen terdiri atas empat tahapan yaitu: pra eksperimen, pelaksanaan eksperimen, pasca eksperimen, evaluasi dan penutup.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA mengenai sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V SDN Sukajaya dilakukan dengan memperhatikan tahapan-tahapan pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan sampai dengan kegiatan penutup harus disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya, serta harus diperhatikan pula mengenai alokasi waktu yang telah disusun dalam RPP,
(40)
91
selanjutnya dalam kegiatan akhir melakukan analisis dan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada tindakan siklus I pelaksanaan pembelajaran belum berjalan dengan efektif sesuai dengan harapan, siswa masih belum siap dan belum terbiasa dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen. namun pada pelaksanaan pembelajaran di siklus II, siswa sudah terlihat aktif, antusias dalam mengikuti pembelajaran melalui penerapan metode eksperimen.
3. Dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA mengenai sifat-sifat cahaya, hasil belajar siswa dapat terlihat dari perolehan nilai rata-rata Pra Siklus = 62,28 Siklus I = 68,00, dan Siklus II = 78,58 sedangkan untuk persentase siswa yang mencapai KKM pada Pra Siklus hanya berkisar 34,28% atau sekitar 12 siswa yang mencapai KKM, dan 65,72% atau sekitar 23 siswa masih belum tuntas atau dibawah KKM, dari hasil Siklus I persentase KKM meningkat menjadi 54,28% atau sekitar 19 siswa yang mencapai KKM, sedangkan yang masih belum tuntas atau berada dibawah KKM sebesar 45,72% atau 16 siswa. Dari hasil Siklus II persentase KKM meningkat menjadi 80% atau sekitar 28 siswa sedangkan sisanya 20% atau sekitar 7 siswa masih belum tuntas atau berada di bawah KKM yang ditentukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Rekomendasi
Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya yang dilaksanakan di kelas V SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, ada beberapa hal yang didapat peneliti untuk direkomendasikan dari hasil penelitian, yaitu sebagai berikut:
(41)
92
1. Bagi guru
Bagi guru yang ingin menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA, perlu mempelajari teori dan prinsip. Selain itu, Sebaiknya guru lebih cermat dan teliti dalam membuat soal-soal test untuk siswa karena tidak semua siswa dalam satu kelas tersebut pengetahuannya sama. Karena hal tersebut akan berdampak pada hasil belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa. Serta dalam membuat petunjuk langkah-langkah percobaan di LKS, seyogyanya mempergunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.
2. Bagi siswa
Dengan meningkatnya hasil belajar IPA di SDN Sukajaya melalui penerapan metode eksperimen mengenai materi sifat-sifat cahaya, diharapkan para siswa agar pengetahuan dan pemahamannya bisa dikembangkan di jenjang yang lebih tinggi.
3. Bagi kepala sekolah sekolah
Bagi kepala sekolah hendaknya memberikan motivasi dalam menggunakan metode eksperimen dan menyediakan fasilitas pembelajaran yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan yang lebih lanjut pada pembelajaran IPA melalui penerapan metode mengajar yang inovatif dan variatif, sehingga pada pembelajaran IPA tidak lagi dirasakan membosankan bagi siswa, namun mereka akan lebih termotivasi lagi dalam kegiatan pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Peneliti yang lain dapat menggunakan metode ekpserimen pada pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar yang lain, bahkan mata pelajaran yang lain.
(42)
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.
Dimyati. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Kusumah, Wijaya. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta Barat: PT. Indeks.
Hermawan, Ruswandi, dkk. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Mikrodo Gordo, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas 5 semester 2.
Jakarta: Erlangga.
Purwanto, M. Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
---. 2004. Kurikulum 2004 Kerangka Dasar. Jakarta : Depdiknas.
Hapsari, yunis (2012). Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya di kelas V SDN IV Ciharashas Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat semester II Tahun Ajarn 2011-2012. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Bandung: tidak terbitkan. Mandana, Susan. (2012). Meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas V di
(43)
Fakultas Ilmu Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Bandung: tidak terbitkan.
Megawati (2012). Penerapan metode eskperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran ipa tentang sifat-sifat cahaya di kelas V SDN Caringin Kecamatan Bandung Kulon kota Bandung Semester II Tahun 2011-2012. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Bandung: tidak terbitkan.
Purnama. Susan (2012). Penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Bandung: tidak terbitkan.
[online].
tersedia: http://laporanipa.wordpress.com/tag/fungsi-mata-pelajaran-ipa/ [12 April 2013]
[online].
tersedia: http://dhiasuprianti.wordpress.com/ penggunaan-metode-eksperimen-dalam pembelajaran-ipa/ [14 April 2013]
[online].
tersedia:http://www.bakharuddin.net/2012/03/ penelitian-tindakan-kelas-ptk-tujuan.html [15 April 2013]
[online].
tersedia:http://vhiemoet.blogspot.com/2013/03 pengertian-metode-pembelajaran-ceramah [5 Mei 2013]
[online].
tersedia:http:renny 12395.blogspot.com/2013/02metode-eksperimen.html [5 Mei 2013]
(1)
49
tindakan. Setelah data yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian terkumpul, data tersebut disaring dan ditarik kesimpulan. Data kualitatif di analisis melalui lembar obsevasi aktifitas guru dan siswa yang dinilai oleh seorang observer dalam pelaksanaan pembelajaran.
Sehingga dengan lembar observasi tersebut diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang nantinya akan dijadikan sebuah refleksi (perbaikan) di siklus selanjutnya. Penilaian lembar observasi ini dinilai secara naratif/deskriptif.
Data kuantitatif di analisis melalui hasil penilaian dari lembar evaluasi, yaitu hasil post test siswa. Sehingga dengan evaluasi di akhir test ini dapat diketahui tingkat nilai keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, apabila hasilnya kurang maksimal maka dapat diperbaiki untuk siklus berikutnya.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data-data hasil penelitian di lapangan serta pembahasan maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya di kelas V SDN Sukajaya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA mengenai materi sifat-sifat cahaya di kelas V SDN Sukajaya diantaranya yaitu guru dapat mengembangkan pembelajaran dengan membuat kelompok-kelompok siswa dengan pembagian anggota kelompok diatur oleh guru secara heterogen (acak dan campur berdasarkan tingkat prestasi setiap siswa) dengan jumlah anggota kelompok tidak lebih dari 6 orang. Pemilihan alat dan bahan disesuaikan dengan lingkungan dan dapat dibuat sederhana menggunakan bahan dan alat yang mudah didapat. Dengan kegiatan eksperimen ini anak dibimbing dan dipandu untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, semua siswa tanpa terkecuali harus ikut dalam kegiatan eksperimen secara berkelompok dengan harapan mereka pun akan lebih aktif dan termotivasi dalam proses KBM yang berlangsung. Proses metode eksperimen terdiri atas empat tahapan yaitu: pra eksperimen, pelaksanaan eksperimen, pasca eksperimen, evaluasi dan penutup.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA mengenai sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V SDN Sukajaya dilakukan dengan memperhatikan tahapan-tahapan pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan sampai dengan kegiatan penutup harus disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya, serta harus diperhatikan pula mengenai alokasi waktu yang telah disusun dalam RPP,
(3)
91
selanjutnya dalam kegiatan akhir melakukan analisis dan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada tindakan siklus I pelaksanaan pembelajaran belum berjalan dengan efektif sesuai dengan harapan, siswa masih belum siap dan belum terbiasa dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen. namun pada pelaksanaan pembelajaran di siklus II, siswa sudah terlihat aktif, antusias dalam mengikuti pembelajaran melalui penerapan metode eksperimen.
3. Dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA mengenai sifat-sifat cahaya, hasil belajar siswa dapat terlihat dari perolehan nilai rata-rata Pra Siklus = 62,28 Siklus I = 68,00, dan Siklus II = 78,58 sedangkan untuk persentase siswa yang mencapai KKM pada Pra Siklus hanya berkisar 34,28% atau sekitar 12 siswa yang mencapai KKM, dan 65,72% atau sekitar 23 siswa masih belum tuntas atau dibawah KKM, dari hasil Siklus I persentase KKM meningkat menjadi 54,28% atau sekitar 19 siswa yang mencapai KKM, sedangkan yang masih belum tuntas atau berada dibawah KKM sebesar 45,72% atau 16 siswa. Dari hasil Siklus II persentase KKM meningkat menjadi 80% atau sekitar 28 siswa sedangkan sisanya 20% atau sekitar 7 siswa masih belum tuntas atau berada di bawah KKM yang ditentukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Rekomendasi
Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya yang dilaksanakan di kelas V SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, ada beberapa hal yang didapat peneliti untuk direkomendasikan dari hasil penelitian, yaitu sebagai berikut:
(4)
92
1. Bagi guru
Bagi guru yang ingin menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA, perlu mempelajari teori dan prinsip. Selain itu, Sebaiknya guru lebih cermat dan teliti dalam membuat soal-soal test untuk siswa karena tidak semua siswa dalam satu kelas tersebut pengetahuannya sama. Karena hal tersebut akan berdampak pada hasil belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa. Serta dalam membuat petunjuk langkah-langkah percobaan di LKS, seyogyanya mempergunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.
2. Bagi siswa
Dengan meningkatnya hasil belajar IPA di SDN Sukajaya melalui penerapan metode eksperimen mengenai materi sifat-sifat cahaya, diharapkan para siswa agar pengetahuan dan pemahamannya bisa dikembangkan di jenjang yang lebih tinggi.
3. Bagi kepala sekolah sekolah
Bagi kepala sekolah hendaknya memberikan motivasi dalam menggunakan metode eksperimen dan menyediakan fasilitas pembelajaran yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan yang lebih lanjut pada pembelajaran IPA melalui penerapan metode mengajar yang inovatif dan variatif, sehingga pada pembelajaran IPA tidak lagi dirasakan membosankan bagi siswa, namun mereka akan lebih termotivasi lagi dalam kegiatan pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Peneliti yang lain dapat menggunakan metode ekpserimen pada pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar yang lain, bahkan mata pelajaran yang lain.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.
Dimyati. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Kusumah, Wijaya. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta Barat: PT. Indeks.
Hermawan, Ruswandi, dkk. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Mikrodo Gordo, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas 5 semester 2.
Jakarta: Erlangga.
Purwanto, M. Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
---. 2004. Kurikulum 2004 Kerangka Dasar. Jakarta : Depdiknas.
Hapsari, yunis (2012). Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya di kelas V SDN IV Ciharashas Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat semester II Tahun Ajarn 2011-2012. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Bandung: tidak terbitkan. Mandana, Susan. (2012). Meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas V di
SDN Suntenjaya dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Skripsi
(6)
Fakultas Ilmu Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Bandung: tidak terbitkan.
Megawati (2012). Penerapan metode eskperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran ipa tentang sifat-sifat cahaya di kelas V SDN Caringin Kecamatan Bandung Kulon kota Bandung Semester II Tahun 2011-2012. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Bandung: tidak terbitkan.
Purnama. Susan (2012). Penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Bandung: tidak terbitkan.
[online].
tersedia: http://laporanipa.wordpress.com/tag/fungsi-mata-pelajaran-ipa/ [12 April 2013]
[online].
tersedia: http://dhiasuprianti.wordpress.com/penggunaan-metode-eksperimen-dalam pembelajaran-ipa/ [14 April 2013]
[online].
tersedia:http://www.bakharuddin.net/2012/03/penelitian-tindakan-kelas-ptk-tujuan.html [15 April 2013]
[online].
tersedia:http://vhiemoet.blogspot.com/2013/03pengertian-metode-pembelajaran-ceramah [5 Mei 2013]
[online].
tersedia:http:renny 12395.blogspot.com/2013/02metode-eksperimen.html [5 Mei 2013]