MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN BAGI SISWA KELAS V SDN 4 CIMANUK KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN BAGI SISWA KELAS V SDN 4 CIMANUK
KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN
(Skripsi)
Oleh SULAMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2014
(2)
ABSTRAK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN BAGI SISWA KELAS V SDN 4 CIMANUK
KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN Oleh
SULAMI
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui metode eksperimen di SDN 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kbupaten Pesawaran.
Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan hasil tes. Pengumpulan data tersebut menggunakan instrument berupa lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan kinerja guru pada proses pembelajaran, dan untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan tes tertulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran pada setiap siklus dari pertemuan 1 ke pertemuan berikutnya mengalami peningkatan. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus kedua sudah memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan.
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
PERSEMBAHAN
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan,dengan kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Suwardi suamiku, terima kasih atas doa restunya. 2. Kedua buah hatiku Septi Kurniasari dan Feby Ariani
3. Teman-teman sejawat yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, terima kasih atas motivasinya.
4. Semua keluarga besar serta teman-temanku 5. Almamaterku tercinta Universitas Lampung
Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
(8)
Moto
Kalau Anda Menginginkan Perubahan Kecil Dalam Hidup Rubalah Perilaku Anda
Tetapi
Bila Anda Menginginkan Perubahan Yang Besar Dan Mendasar Rubalah Pola Pikir Anda
(9)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Sulami, anak ke-3 dari 6 bersaudara, lahir di Bandar Lampung, 21 Nopember 1969 dari pasangan Ayahanda bernama Saring Ahmad Rajikan (Alm) dan Ibunda Musirah (Alm). Penulis lulus Sekolah Dasar Negeri 1 Sumberejo Kemiling pada tahun 1982, penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Segalamider lulus pada tahun 1985. Pada tahun 1988 penulis menyelesaikan Sekolah Pendidikan Guru di SPG Negeri 2 Tanjungkarang. Kemudian pada tahun 2011 penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi S1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.
(10)
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Tabel……… vi
Daftar Gambar……… vii
Daftar Lampiran………. viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Identifikasi Masalah……… .. 5
C. Pembatasan Masalah………. . 5
D. Rumusan Masalah……….. 6
E. Tujuan Penelitian……… 6
F. Manfaat Penelitian ………. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar……… 8
1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget………. 8
2. Teori Belajar Gagne……… 8
3. Teori Belajar Ausubel………. 9
B. Pengertian Belajar……… 9
1. Aktivitas Belajar……… 11
2. Hasil Belajar ……….. 12
C. Kinerja Guru……… 13
a. Kompetensi Pedagogis……… 14
b. Kompetensi Sosial……….. 14
c. Kompetensi Kepribadian……… 15
d. Kompetensi Profesional………. 16
D. Metode Eksperimen……….. 17
1. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Ekperimen….. 19
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen………. 19
E. Ilmu Pengetahuan Alam……….……… 20
F. Hipotesis ………..………. 21
BABIII METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………... 22
B. Subjek ……… . 22
C. Tempat dan Waktu Penelitian……… 22
D. Rencana Tindakan……… 23
E. Teknik Pengumpulan Data……… 23
1. Teknik Tes……… 23
(11)
2. Teknik Non Tes……… 24
F. Alat Pengumpul Data……… 24
1. Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG)…………. .. 25
2. Tes Hasil Belajar ……….. 27
G. Teknik Analisis Data……….. 27
1. Analisis Kualitatif……….. 27
2. Analisis Kuantitatif………. 28
H. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas……… 30
I. Indikator Keberhasilan……….. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ………. 35
B. Siklus I……… 36
a. Perencanaan……… 36
b. Pelaksanaan……… 36
c. Pengamatan………. 40
d. Refleksi……… 44
C. Siklus II……… 45
a. Perencanaan……… 45
b. Pelaksanaan……… 45
c. Pengamatan……… 48
d. Refleksi……… 52
D. Pembahasan………. 54
a. Aktivitas Belajar Siswa……… 54
b. Hasil Belajar Siswa……… 55
c. Kinerja guru……… 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 57
B. Saran………. 58
DAFTAR PUSTAKA ………. 59 LAMPIRAN
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alur Siklus Penelitian………. 23
(13)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Hasil Ulangan IPA Semester Ganjil Kelas V ……….. 3
3.1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ………. 23
3.2. Rubrik Pengamatan Aktivitas Siswa ……… 24
3.3. Kategori Penilaian Aktivitas Siswa ……….. 24
3.4. Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru ……… .. 25
3.5. Pedoman Penilaian Kinerja Guru ………. 26
3.6. Kategori Keberhasilan Kinerja Guru ……….…. 26
3.7. Lembar Hasil Belajar Siswa ………... 27
3.8. Skor Maksimal Kinerja Guru ………... 28
3.9. Kategori Kinerja Guru ………. 28
3.10.Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar………. 29
4.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan PTK ………. 34
4.2. Hasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ……… 39
4.3. Hasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ……… 40
4.4. Hasil Belajar Siswa Siklus I ………. 41
4.5. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ………… .. 42
4.6. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ………….. 43
4.7. Hasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ……… 49
4.8. Hasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ……… 50
4.9. Hasil Belajar Siswa Siklus II ……….. 52
4.10. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 ……... 52
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Ijin Penelitian dari Dekan FKIP……… 64
2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian……… 65
3. Silabus IPA Kelas V……… 66
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 68
5. LKS Siklus 1 Pertemuan 1……… 76
6. LKS Siklus 1 Pertemuan 2……… 77
7. LKS Siklus 2 Pertemuan 1………... 78
8. LKS Siklus 2 Pertemuan 2………... 79
9. Evaluasi Siklus I……… 80
10. Evaluasi Siklus II………. 81
11. Kunci Jawaban……… 82
12. Lembar Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1………. 83
13. Lembar Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2……… 85
14. Lembar Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 1………. 87
15. Lembar Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 2………. 89
16. Hasil Belajar Siswa Siklus 1………. 91
17. Hasil Belajar Siswa Siklus 2……….. 92
18. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ……… 93
19. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2……….. 95
20. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1……… 97
(15)
SANWACANA
Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Eksperimen Bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran TP 2013/2014” diselesaikan.
Sudah selayaknya penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, Selaku Dekan beserta jajaran Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Dr. Darsono, M.Pd selaku ketua program studi PGSD.
4. Ibu Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd selaku dosen pembimbing, yang telah membimbing sampai skripsi ini terselesaikan.
5. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd selaku dosen pembahas yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Universitas Lampung.
7. Bapak Juanda, S.Pd selaku Kepala SDN 4 Cimanuk yang telah memberi ijin penelitian.
(16)
8. Semua Dewan Guru SDN 4 Cimanuk Pesawaran, atas kerjasama dan bantuannya.
Pesawaran, April 2014
(17)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidik yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidik yang mampu mengembangkan potensi peserta didik dalam memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya.
Pencapaian pendidikan nasional, pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada berbagai jenis jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Pembelajaran yang terpusat pada guru masih banyak kita jumpai.
Masalah utama dalam pembelajaran pendidikan formal adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar siswa yang masih sangat memprihatinkan.
(18)
2
Untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam belajar, membutuhkan perhatian yang sungguh-sungguh dari guru, dan instansi pendidikan yang terkait. Dalam hal ini perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang menyenangkan, sehingga proses pembelajaran IPA dapat menjadi kegiatan yang diminati siswa. Menggunakan metode pembelajaran yang menarik bagi siswa tidaklah mudah, perlu kecermatan dari guru dalam menentukan dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang akan diberikan (diajarkan). Berdasarkan pengalaman di lapangan, khususnya dalam pembelajaran IPA persoalan belajar yang sering dijumpai adalah siswa sulit menerima materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini disebabkan karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang disampaikan, sulit dipahami dan terkesan kurang menarik, oleh karena itu, semakin baik suatu metode pembelajaran yang digunakan, maka semakin mudah tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar, salah satunya dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode percobaan yang dilakukan tidak selalu harus dilaksanakan di dalam laboratorium tetapi dapat dilakukan pada alam sekitar. Nasution (2007 : 5.24).
Metode eksperimen, media yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran harus sekonkret mungkin sehingga pelaksanaan metode ekperimen dapat menjembatani interaksi antara siswa, guru, media, dan sumber belajar.
Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran akan membuat kegiatan pembelajaran yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Siswa
(19)
3
secara langsung menyaksikan suatu peristiwa bukan hanya dihayalan berdasarkan ucapan semata.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2013/2014, diperoleh data bahwa, dalam pembelajaran IPA masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 65, terbukti dari nilai rata-rata kelas yang hanya mencapai 53. Sementara dilihat dari ketuntasan indvidu berdasarkan KKM, diperoleh hasil bahwa dari 17 orang siswa hanya 5 orang siswa (30%) yang telah tuntas, sedangkan 12 orang siswa (70%) belum tuntas atau belum mencapai KKM. Data selengkapnya ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 1 Hasil Ulangan IPA Semester Ganjil Siswa Kelas V No Rentang Nilai Banyaknya
Siswa
Persentase (%)
kreteria
1 ≥65 5 29,4% Tuntas
2 59-64 12 70,6% Belum Tuntas
Jumlah 17 orang 100,00
Sumber : Nilai IPA Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014
Berdasarkan observasi pembelajaran IPA diketahui aktivitas belajar siswa juga masih rendah terlihat dari siswa yang cenderung ribut, banyak mengobrol dan tidak menyimak materi yang disampaikan guru, juga proses timbal balik antara siswa dan guru kurang terlihat.
Mengatasi hal tersebut guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut, antara lain melalui pemilihan model, strategi dan metode yang sesuai. Salah satunya
(20)
4
dengan metode eksperimen. Djamarah (2002 : 90) menyebutkan metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
Metode eksperimen bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan melakukan percobaan sendiri. Lebih lanjut Djamarah menyebutkan kelebihan metode eksperimen yaitu menjadikan siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan.
Menurut Izzah (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa melalui metode eksperimen akativitas dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Sehubungan dengan hal tersebut peneliti akan memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui metode eksperimen bagi siswa kelas V SDN 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran”.
B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima masih rendah.
2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 4 Cimanuk masih rendah, terlihat hanya 5 orang siswa (30%) yang mencapai KKM 65.
(21)
5
3. Pembelajaran di kelas V SDN 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima, terpusat pada guru.
4. Siswa cenderung ribut dan tidak menyimak materi yang disampaikan guru. 5. Proses timbal balik antara guru dan siswa kurang terlihat.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka penelitian ini hanya dibatasi pada : Aktivitas dan hasil belajar IPA peserta didik kelas kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran, pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar IPA melalui metode eksperimen bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran?
2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar IPA melalui metode eksperimen bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :
(22)
6
1. Meningkatkan aktivitas belajar IPA melalui metode eksperimen bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran?
2. Meningkatkan hasil belajar IPA melalui metode eksperimen bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran?
F. Manfaat Penelitian a. Bagi Peserta didik
1. Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
2. Siswa menjadi senang atau menyukai pembelajaran sehingga aktivitas dan hasil belajarnya meningkat.
b. Bagi Guru
1. Guru menjadi lebih profesional dalam mengolah proses pembelajaran, sehingga meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik di kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.
2. Meningkatkan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.
c. Bagi Sekolah
Meningkatkan tanggung jawab dalam meningkatkan kwalitas pembelajaran dan kwalitas kelulusan di SD Negeri 4 Cimanuk Kewamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.
(23)
7
d. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode eksperimen.
(24)
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
Teori belajar merupakan suatu pemikiran ideal untuk menerangkan apa, bagaimana, dan mengapa belajar. Teori belajar dikembangkan dari kenyataan bahwa manusia secara alami memiliki kemampuan dan kemauan untuk belajar. Teori merupakan sekumpulan dalil yang berkaitan secara sistematis yang berhubungan dengan psikologi, terutama berhubungan dengan situasi belajar. Keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermakaan bahan ajar yang dipelajari.
1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman interaksi mereka. Menurut Piaget setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru lahir sampai menginjak usia dewasa menalami empat tingkat perkembangan kognitif. Yaitu sensorimotor dari lahir sampai 2 tahun, praoperasional 2-7 tahun, operasi konkret 7-11 tahun dan operasi formal 11 tahun sampai dewasa. (Trianto. 2009 : 29).
2. Teori Belajar Gagne
Seperti yang dikutip oleh Mariana, 1999 : 25 (dalam Trianto, 2009 : 27) menyatakan untuk terjadinya belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun kondisi eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Memori siswa yang terdahulu merupakan komponen kemampuan yang baru dan ditempatkannya bersama-sama. Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran.
(25)
9
1. Teori Belajar Ausubel
David Ausubel merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermakaan bahan ajar yang dipelajari. Suatu bahan ajar, informasi, atau pengalaman baru seseorang akan bermakna jika pengetahuan yang baru dikenal itu dapat disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. (Ruminiati.2008 : 10).
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa teori belajar adalah perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman interaksi mereka baik kondisi internal maupun kondisi eksternal yang ditentukan oleh kebermakaan bahan ajar yang dipelajari.
B. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, dengan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan berkat latihan dan pengalaman.
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. (Djamarah. 2006 : 11).
Robert M. Gagne (dalam Djamarah. 2006 : 14) membedakan pola-pola belajar siswa ke dalam delapan tipe,
a. Signal Learning (Belajar Isyarat), yaitu proses penguasaan pola-pola dasar perilaku yang bersifat tidak sengaja dan tidak disadari tujuannya.
b. Stimulus-Response (Belajar Stimulus-Respons), yaitu kemampuan tidak diperoleh dengan tiba-tiba, akan tetapi melalui latihan-latihan.
c. Chaining (Rantai atau Rangkaian), yaitu belajar menghubungkan satuan ikatan stimulus-respons yang satu dengan yang lain.
(26)
10
d. Verbal Association (Asosiasi Verbal), yaitu belajar menghubungkan satu ikatan stimulus-respons yang satu dengan yang lain.
e. Discrimination Learning (Belajar Diskriminasi), yaitu belajar membedakan atau seleksi dan pengujian di antara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang diterimanya, kemudian memilih pola-pola respons yang dianggap paling sesuai.
f. Concept Learning (Belajar Konsep), yaitu belajar berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan objek-objeknya yang membentuk suatu pengetian atau konsep, kondisi utama adalah menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya.
g. Rule Learning (Belajar Aturan), yaitu belajar membuat generalisasi, hukuman, dan kaidah.
Menurut Rusman (2008 : 27) Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik.
William Burton (dalam Hamalik. 2008 : 31) mengatakan bahwa proses belajar ialah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui (under going) serangkaian kegiatan belajar di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan, yang menghasilkan perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan yang dapat berubah-ubah Prawiradilaga (2008 : 136) mengartikan pembelajaran sebagai suatu system yang terdiri atas tujuan,kajian isi/materi ajar, strategi pembelajaran (metode, media, waktu, sistem penyampaian) serta asesmen belajar.
Dimyati dan Mudjiono (2002) Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang berproses. Belajar adalah proses yang berporos pada siswa, karena siswa yang mengalami, melakukan, dan beraktivitas belajar. Pembelajaran adalah proses yang berporos pada guru, karena dalam pembelajaran pihak gurulah yang berperan dalam merancang serta menentukan langkah-langkah belajar yang teratur dan terarah secara sistematis dengan memperhatikan berbagai aspek.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu cara untuk mengalami, berbuat, mereaksi, mempengaruhi, melakukan, dan beraktivitas, yang berporos pada guru, dengan menentukan langkah-langkah belajar yang teratur dan terarah secara sistematis.
(27)
11
1. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diingikan. Tanpa adanya aktivitas, belajar tidak akan berjalan dengan baik. Aktivitas merupakan proses belajar mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis yang meliputi : mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-hubungan angka. Menurut Esler dan Esler (1984) aktivitas adalah keterampilan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat dari objek-objek atau kejadian-kejadian. Abruscato (1988) aktivitas artinya menggunakan segenap panca indera untuk memperoleh informasi atau data mengenai benda atau kejadian yang menjadi dasar akan suatu objek atau kejadian dengan menggunakan segenap panca indera atau alat bantu untuk mengidentifikasi sifat dan karakteristik. Menurut Semiawan dkk, 1992 (dalam Noehi, 2007 : 1.8) aktivitas adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga menemukan sesuatu yang baru.
Carin (dalam Rachmat, 2007 : 1.7) menyampaikan beberapa alasan penting keterampilan proses IPA yeng merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dengan cara mengumpulkan fakta, membuat penafsiran atau kesimpulan dengan menggunakan prosedur empiris dan analitis untuk menjelaskan misteri dari alam semesta.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah keterampilan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengobservasi, klasifikasi, merencanakan percobaan, dan menggunakan alat dengan belajar sepanjang hayat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
(28)
12
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Sudjana, (2004 :22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Ahmadi (1984) hasil belajar dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan kwalitas pembelajaran. Kemampuan peserta didik menyerap atau memahami bahan yang telah diajarkan dapat diketahui berdasarkan penilaian yang dilakukan guru berdasarkan tes. Hamalik (2001 :30) hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek : pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.
Dari beberapa pengertian di atas hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok, setelah menerima pengalaman belajarnya.
C. Kinerja Guru
Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh
(29)
13
setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran.
Menurut Kusmianto (1997 : 49) dalam buku panduan penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan bahwa : Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti : (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru.
Ada empat kompetensi kinerja guru, yaitu : a. Kompetensi Pedagogis
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogis. Penguasaan kompetensi pedagogis tidak dapat dicapai apabila guru masih menjaga jarak (jauh) dengan peserta didiknya. Selama guru tidak mau berperan sebagai orangtua yang baik, maka pemahaman terhadap karakter peserta didiknya hanya sebuah terkaan belaka. Menurut Robandi (2007 : 23) karakteristik kompetensi pedagogis meliputi :
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultur, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar yang mendidik
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu
4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
5. Memanfaatkan teknologi informatika dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
7. Berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun dengan peserta didik 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran 10. Melakukan tindakan refleksi untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
(30)
14
b. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, 14ndica pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Ketika guru tidak memiliki kemampuan pergaulan, maka pergaulannya akan menjadi kaku dan kurang bisa diterima oleh masyaraka.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008, kompetensi sosial meliputi : 1. Berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan, dan isyarat.
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi.
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dan memperhatikan aturan yang berlaku dalam masyarakat.
5. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan c. Kompetensi Kepribadian
Guru adalah pendidik yang bertugas untuk mengembangkan kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakteristik siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok yang digugu dan ditiru, secara psikologi anak cenderung akan merasa yakin dengan apa yang sedang dibelajaran gurunya.
Menurut Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa kompetensi kepribadian guru yaitu : (1) mantap, (2)
(31)
15
stabil, (3) dewasa, (4) arif dan bijaksana, (5) berwibawa, (6) berakhlak mulia, (7) menjadi teladan, (8) mengevaluasi kinerja sendiri, dan (9) mengembangkan diri secara berkelanjutan.
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional adalah kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet, mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan.
Menurut Sudrajat (2012 : 22) kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran dapat diamati dari aspek-aspek berikut ini :
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang diampu. b. Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
e. Memanfaatkan teknilogi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, dalam kompetensi kinerja guru, guru hendaknya mengupayakan pengembangan kecerdasan sosialnya, karena kecerdasan sosial guru akan membantu memperlancar jalannya pembelajaran serta dapat menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar.
(32)
16
Eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti. Eksperimen mempunyai tujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian, memprediksi kejadian atau peristiwa, menarik generalisasi hubungan antar variabel.
Sagala (2005 : 220) mengatakan, “metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”.
Syah (2006 : 32) mengatakan bahwa “metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan”. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.
Djamarah (2002 : 90) menyebutkan bahwa, “metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan”.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
1. Teori Belajar Eksperimen
Menurut Djamarah (1995) metode eksperimen adalah cara penyajian pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipalajari. Sumantri (1999) mengatakan bahwa metode eksperimen diartikan sebagai cara pembelajaran yang melibatkan siswa dengan mengalami
(33)
17
dan membuktikan sendiri proses hasil percobaan. Roestiyah (2001 : 80) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Ramli (2011 : 3).
Menurut Schoenherr (1996) metode eksperimen adalah metode yang sesuai dengan pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreatif secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya. Selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Yarmiadoko (2011 : 13).
Metode eksperimen menurut Al-Farisi adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegangan pada prinsip metode ilmiah. Metode ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapi dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa membuktikan kebenaran teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Al-Farisi (2005 : 2).
Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan proses pembelajaran eksperimen adalah proses pembelajaran dimana siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai sesuatu objek tertentu.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Eksperimen
Menurut Fathurrahman (2008 : 82), Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode eksperimen adalah :
a) Perencanaan
Perencanaan yaitu meliputi kegiatan menerangkan metode eksperimen, membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang dapat diangkat, menetapkan
(34)
18
alat-alat yang diperlukan, menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu dicatat dan variabel yang harus dikontrol.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu melaksanakan pembelajaran dengan metode eksperimen, mengumpulkan laporan, memproses kegiatan dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman siswa. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode eksperimen menurut Fathurrahman (2008 : 84) adalah sebagai berikut : a) persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan, b) usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen, c) sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen yang akan dilakukan, d) lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya, e) setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara tertulis.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
a. Kelebihan Metode Eksperimen
1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. 3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia.
b. Kekurangan Metode Eksperimen
1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi
2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
(35)
19
3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian (Djamarah, 2002 : 95).
E. Ilmu Pengetahuan Alam
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala kebendaan yang berdasarkan pengamatan dan induksi yang didapatkan dengan cara observasi dan eksprimen yang sistimatik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa.
IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi IPA adalah ilmu yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. (Dampier, 2002 : 12).
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah Sains yang berasal dari bahasa Latin yaitu scienta yang berarti saya tahu. Dalam bahasa Inggris science yang beratri pengetahuan. IPA merupakan ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi modern untuk berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sains dilandasi bidang teori fisika, kimia dan biologi.(Sriwahyu widyaningsi, 2012 :34).
Suyoso (2002 : 23) IPA atau sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tidak henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematik, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal.
(36)
20
Abdullah (2002 :18) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, yang saling kait mengkait. Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan IPA merupakan ilmu yang mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa dan gejala-gejala yang muncul dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah.
F. Hipotesi Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas, hipotesis dalam penelitian yang penulis ajukan adalah :
“Jika pembelajaran IPA dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen dengan langkah-langkah yang tepat maka aktivitas dan hasil belajar IPA akan meningkat.”
(37)
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tujuan penelitian ini adalah mencari jalan keluar bagi metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan profesionalisme guru, membantu guru mengatasi masalah-masalah pembelajaran di dalam dan di luar kelas, meningkatkan keterampilan guru dalam melakukan PTK.
B. Subjek
Subjek penelitain ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk yang berjumlah seluruh siswa 17 orang yang terdiri dari 8 orang putera dan 9 orang puteri dengan tingkat kemampuan dan daya pikir berbeda.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk yang beralamat di Desa Sukamandi Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawara. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada semester genap, dari bulan Februari-April Tahun Pelajaran 2013/2014.
(38)
22
Rencana tindakan dilakukan beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan meliputi kegiatan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Hasil dari refleksi suatu siklus yang telah dilakukan digunakan untuk merevisi rencana atau menyusun perencanaan pada siklus berikutnya. Adapun prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Arikunto (2009 : 137). E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Tes
Teknik tes merupakan penilaian dalam bentuk pertanyaan baik lisan, tertulis, maupun unjuk kerja. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes diberikan pada akhir pertemuan setiap siklus dalam bentuk soal tes formatif.
2. Teknik Non-tes
Teknik non-tes merupakan teknik penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa dengan tidak menguji siswa melainkan melalui pengamatan/observasi dan Perencanaan Siklus I Pelaksanaan Siklus II Perencanaan Siklus II Pelaksanaan Siklus I Pengamatan Siklus I Refleksi Siklus I Refleksi Siklus II Pengamatan Siklus II Dan seterusnya
(39)
23
Data teknik non-tes diperoleh dari aktivitas siswa dan kinerja guru. Pada lembar aktivitas siswa, observasi dengan skor dengan skala 1-4 pada kolom penilaian aktivitas siswa, sedangkan pada lembar Instrument Penilaian Kinerja Guru (IPKG) digunakan skor 1-4 juga.
F. Alat Pengumpul Data
1. Lembar Panduan Observasi
Instrument ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru mitra. Lembar panduan observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen. Lembar observasi aktivitas siswa sebagai berikut :
Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas siswa
No Nama
Siswa
Aspek Yang Diamati
Total
Skor Nilai Kategori Observasi Klasifikasi Merencanakan
Percobaan
Menggunakan Alat
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 AH
2 An
3 Ang
4 BK
Tabel 3.2 Rubrik Pengamatan Aktivitas Siswa
No Aspek yang Diamati Indikator
1 Observasi
1. Menggunakan sebanyak mungkin indera 2. Mengumpulkan data
3. Kelengkapan bahan dan alat 2 Klasifikasi 1. Mencatat setiap pengamatan
(40)
24
3. Menghubungkan hasil pengamatan 3 Merencanakan
percobaan
0. Meneliti alat/bahan
1. Menentukan apa yang diamati dan dicatat 3. Menentukan langkah-langkah percobaan 4
Menggunakan alat
1. Menentukan alat/bahan
2. Mengetahui cara menggunakan alat 3. Mengetahui alasan menggunakan alat Sumber Rustaman (2011 : 1.28)
Petunjuk : Berilah skor sesuai dengan indikator yang muncul Skor : 4 ketika 3 indikator tampak/muncul
Skor : 3 ketika 2 indikator tampak/muncul Skor : 2 ketika 1 indikator tampak/muncul
Skor : 1 apabila tidak ada satupun indikaor yang muncul
Tabel 3.3 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa
Rentang Nilai Kategori
76-100 Aktif
51-75 Cukup Aktif
26-50 Kurang Aktif
1-25 Tidak Aktif
2. Instrumen Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru pada penelitian ini menggunakan lembar instrument seperti pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru
No Aspek yang Diamati Skor Nilai Kategori 1 2 3 4
I Pra-Pembelajaran
1. Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran
2. Memeriksa kesiapan siswa
II Membuka Pembelajaran
1. Memberi pre-test
2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan kegiatan serta memotivasi siswa
(41)
25
3. Memberi motivasi
III Kegiatan Inti Pembelajaran A.Penguasaan Materi
1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 2.Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar
B Model Pembelajaran
1. Pembagian Kelompok Secara hiterogen 2. Pemberian tugas pada masing-masing kelompok 3.Kelompok berpikir bersama dalam menyelesaikan tugas yang guru berikan
4. Siswa memberi jawaban yang telah didiskusikan dalam kelompok
5. Siswa memberi tanggapan atas jawaban kelompok lain
6. Siswa diarahkan guru untuk menyimpulkan jawaban setiap pertanyaan
C Media Pembelajaran
1.Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
2. Pesan yang dimuat dalam media jelas 3. Media rancangan guru
4. Relevan dengan pesan yang akan disampaikan 5. Melibatkan siswa dalam penggunaan media 6.Terbaca dan mudah dipahami
7. Menarik perhatian siswa 8. Warna realistic
D Kemampuan IPA
1. Mendemonstrasikan penggunaan media IPA dalam bentuk fakta, konsep dan prosedur 2.Mengembangkan kemampuan berkomunikasi
atau menyampaikan informasi melalui media 3. Membantu siswa dalam membentuk sikap
cermat dan kritis
E Penilaian
1. Memantau kemajuan belajar
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
IV Penutup
1. Menyimpulkan bersama siswa
2.Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
3. menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 4.Melaksanakan tindak lanjut
Jumlah Skor IPKG Nilai
Sumber Arikunto (2009 : 56)
b. Petunjuk
Berilah tanda cheklis (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keterangan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Kinerja Guru Nilai
Angka Nilai mutu Indikator
(42)
26
sangat baik, guru melakukan dengan sempurna, dan guru terlihat profesional
3 Baik Aspek yang diamati : dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru melakukannya tanpa kesalahan, dan guru tampak menguasai
2 Cukup Baik Aspek yang diamati : dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik, guru melakukannya dengan sedikit kesalahan, dan guru tampak cukup menguasai
1 Kurang Aspek yang diamati : tidak dilaksanakan oleh guru, guru melakukannya dengan banyak kesalahan, dan guru tampak tidak menguasai
Tabel 3.6 Kategori Keberhasilan Kinerja Guru
No Nilai Kategori
1 ≥75 Sangat Baik
2 51-75 Baik
3 26-50 Cukup
4 0-25 Kurang
3.Tes Hasil Belajar
Untuk mengetahui keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran digunakan tes tertulis, bentuk soal isian. Tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap konsep dan materi yang dikuasai oleh siswa, dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
Tabel 3.7 Lembar Hasil Belajar siswa
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 AH 2 An 3 Ang 4 BK
Jumlah Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
(43)
27
G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari data aktivitas siswa dan kinerja guru, selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar kinerja guru. Data aktivitas siswa dan guru diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dan relevan dengan kegiatan pembelajaran. Aktivitas siswa akan dianalisis dengan rumus di bawah ini.
JS
NA= X 100
SM Keterangan :
NA = Nilai aktivitas yang diharapkan JS = Jumlah skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati 100 = Bilangan tetap
2. Analisis kualitatif kinerja guru digunakan rumus : JS
NK = X 100
SM Keterangan :
NK = Nilai kinerja yang diharapkan JS = Jumlah skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati 100 = Bilangan tetap
Aqib dkk (2009 : 41)
Setelah diperoleh persentase mengenai kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi pada tabel berikut :
(44)
28
No Aspek yang Diamati Skor Maksimal
1 Prapembelajaran 8
2 Membuka pelajaran 12
3 Kegiatan inti pembelajaran 88
4 Penutup 16
Total Skor 124
Sumber Arikunto (2009 : 70)
Nilai tersebut akan dikategorikan dalam kategori keberhasilan guru dalam menerapkan metode eksperimen sebagai berikut.
Tabel 3.9 Kategori Keberhasilan Kinerja Guru
No Nilai Kategori
1 ≥75 Sangat Baik
2 51-75 Baik
3 26-50 Cukup
4 0-25 Kurang
3. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif akan digunakan untuk menganalisis data dari instrument tes, dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individu dengan rumus sebagai berikut.
a. Ketuntasan Individu Jumlah Skor Perolehan
NS= X 100%
Skor Maksimal NS = Nilai Siswa b. Ketuntasan Klasikal
Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar
S= X 100%
(45)
29
Berdasarkan KKM mata pelajaran IPA yang digunakan di SD Negeri 4 Cimanuk, siswa dikatakan berhasil apabila memperoleh nilai ≥65, kemudian hasil tersebut akan didistribusikan ke dalam tabel berikut :
Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa
No Nilai f f(x) Kategori
1 2 3 4 dst
H. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas Langkah-langkah Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Pembuatan silabus, RPP, membuat lembar observasi, membuat lembar kerja siswa, lembar kinerja guru, mempersiapkan alat peraga. membagi siswa kedalam kelompok kooperatif yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi :
1. Kegiatan awal
a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan persepsi
(46)
30
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan dikelas yaitu jenis-jenis pesawat sederhana dan kegunaannya.
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 2. Kegiatan inti
a. Menjelaskan materi.
b. Membentuk kelompok belajar tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. c. Membagikan lembar kerja kelompok, tiap kelompok mendapat soal yang
berbeda.
d. Meminta siswa membaca soal dan petunjuk yang harus dilakukan. e. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.
f. Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk mendemonstrasikan penggunaan alat peraga (pengungkit atau tuas)
3. Kegiatan akhir
a. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
b. Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas dan memberikan tugas rumah (PR).
c. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan membaca doa. c. Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap siswa, saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar kinerja guru dan hasil belajar siswa.
(47)
31
Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai temuan di lapangan antara lain : aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil tes siswa, dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.
2. Langkah-langkah Penelitian Siklus 2 a. Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus 1, peneliti menyusun rancangan tindakan siklus 2 dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus 1. Kegiatan dalam proses perencanaan meliputi : menyusun Lembar Kerja Siswa yang akan diberikan kepada siswa saat belajar kelompok, mempersiapkan alat peraga.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi :
1. Kegiatan awal
a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan persepsi
b. Guru menjelaskan pesawat sederhana bidang miring c. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
2. Kegiatan inti
a. Menjelaskan materi.
b. Membentuk kelompok belajar tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. c. Meminta beberapa siswa mendemonstrasikan penggunaan bidang miring
(48)
32
d. Bertanya jawab tentang materi pembelajaran e. Membagikan lembar kerja kelompok.
f. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal. 3. Kegiatan akhir
a. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
b. Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas dan memberikan tugas rumah (PR)
c. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap siswa dan guru saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar aktivitas siswa, dan lembar aktivitas guru.
(49)
33
3. Refleksi
Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai temuan di lapangan antara lain : aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil tes siswa, dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.
I. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila
1. Siswa dikatakan aktif jika ≥80% dari seluruh jumlah siswa melakukan semua aspek kegiatan.
(50)
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen dengan menggunakan media lingkungan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran. Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan metode eksperimen menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu maupun kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA pada siklus I dengan rata-rata 60,58 dan pada siklus II menjadi 81,17 atau naik 20,58 poin.
3. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang positif antara aktivitas belajar dengan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran. Dari aktivitas belajar memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut. 1. Bagi Siswa
(51)
61
Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan metode eksperimen, untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajaran siswa.
3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk mengembangkan metode eksperimen supaya pembelajaran lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.
4. Bagi Peneliti
Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan penggunaan metode eksperimen pada SK atau KD yang lain maupun mata pelajaran lainnya.
(52)
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2002. Definisi Ilmu Pengetahuan alam.http :/ilmu-pengetahuan-alam-ipa-sd
Ahmadi. 1984. http ://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/2012/02/definisi-belajar-pembelajaran-hasilbeelajar-html
Ahmat, Sudrajat. 2012. Kompetensi Kinerja Guru. Jakarta. Balai Lintang Agama Al-Farisi. 2005. Wordpress.com/2011/03/21/keterampolan –proses-sains.
Arikunto Suharsimi.2009.Prosedur Penelitian.Jakarta. Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pengajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada Carin, A. A. 2012. http
://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/2012/02/definisi-ilmu-pengetahuan-alam-ipa.html
Dampier. 2002.Definisi Ilmu Pengetahuan alam.http :/ilmu-pengetahuan-alam-ipa-sd
Dimyati, Mujjiono. 2002. Hasil Belajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah S.B. Zain Aswan.1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah. S.B. 2002. Metode Pembelajaran. Jakarta. Rineka
Fathur.Rahman.2008.MetodeEksperimen. http
://gudangilmuabdi.blogspot.com/2011/03/metode-eksperimen.html Hamalik Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara. Kusmiant0. 1997. Karakteristik Penelitian Eksperimen. Jakarta. Bumi aksara Muhtar, Martini Yamin. 2005. Motode Pembelajaran yang Berhasil.Jakarta. PT
Rakasta Samasta
Mulyani, Sumantri. 1999. Wordpress.com/2011/03/21/keterampolan – proses-sains.
Nasution, N. 2007. Evaluasi Pembelajaran. Jakatra. Universitas Terbuka.
Ramli. 2011. Metode Eksperimen. http :// blogspot.com/2014/03/metode-eksperimen.html
(53)
63
Robandi. 2007. Kompetensi Kinerja Guru. Jakarta. Balai Lintang Agama.
Rochman Natawijaya. 2005. Aktivitas Belajar dan Pembelajran. Jakarta.Grafindo. Roestiya. 2001. Metode Eksperimen. http ://
blogspot.com/2014/03/metode-eksperimen.html
Ruminiati.2008.Motode Pembelajaran.Jakarta. PT Rakasta Samasta Rusman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Nuryani, Rustaman. 2011. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Universitas Terbuka
Sagala. 2005. Metode Eksperimen.
http ://gudangilmuabdi.blogspot.com/2011/03/metode-eksperimen.html
Semiawan. 1992. Metode Eksperimen. http :// blogspot.com/2011/03/metode-eksperimen.html
Syah, Muhibbin. 2006. Metode Eksperimen.
http ://gudangilmuabdi.blogspot.com/2011/03/metode-eksperimen.html Sudjana. 2004. Pengertian Hasil Belajar. Bandung.Tarsio
Immaratul, Izzah .2011. Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada MI Al-Husna Jakarta Utara 2011/2012/
Suyoso. 2002. Definisi Ilmu Pengetahuan alam.http :/ilmu-pengetahuan-alam-ipa-sd
Trianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya.Kencana Yoyok, Yarmiadoko. 2011. Wordpress.com/2011/03/21/keterampolan –
proses-sains.
(1)
d. Bertanya jawab tentang materi pembelajaran e. Membagikan lembar kerja kelompok.
f. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal. 3. Kegiatan akhir
a. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
b. Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas dan memberikan tugas rumah (PR)
c. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap siswa dan guru saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar aktivitas siswa, dan lembar aktivitas guru.
(2)
Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai temuan di lapangan antara lain : aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil tes siswa, dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.
I. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila
1. Siswa dikatakan aktif jika ≥80% dari seluruh jumlah siswa melakukan semua aspek kegiatan.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen dengan menggunakan media lingkungan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran. Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan metode eksperimen menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu maupun kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA pada siklus I dengan rata-rata 60,58 dan pada siklus II menjadi 81,17 atau naik 20,58 poin.
3. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang positif antara aktivitas belajar dengan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cimanuk Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran. Dari aktivitas belajar memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut. 1. Bagi Siswa
(4)
sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar. 2. Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan metode eksperimen, untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajaran siswa.
3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk mengembangkan metode eksperimen supaya pembelajaran lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.
4. Bagi Peneliti
Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan penggunaan metode eksperimen pada SK atau KD yang lain maupun mata pelajaran lainnya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2002. Definisi Ilmu Pengetahuan alam.http :/ilmu-pengetahuan-alam-ipa-sd
Ahmadi. 1984. http ://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/2012/02/definisi-belajar-pembelajaran-hasilbeelajar-html
Ahmat, Sudrajat. 2012. Kompetensi Kinerja Guru. Jakarta. Balai Lintang Agama Al-Farisi. 2005. Wordpress.com/2011/03/21/keterampolan –proses-sains.
Arikunto Suharsimi.2009.Prosedur Penelitian.Jakarta. Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pengajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada Carin, A. A. 2012. http
://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/2012/02/definisi-ilmu-pengetahuan-alam-ipa.html
Dampier. 2002.Definisi Ilmu Pengetahuan alam.http :/ilmu-pengetahuan-alam-ipa-sd
Dimyati, Mujjiono. 2002. Hasil Belajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah S.B. Zain Aswan.1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah. S.B. 2002. Metode Pembelajaran. Jakarta. Rineka
Fathur.Rahman.2008.MetodeEksperimen. http
://gudangilmuabdi.blogspot.com/2011/03/metode-eksperimen.html Hamalik Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara. Kusmiant0. 1997. Karakteristik Penelitian Eksperimen. Jakarta. Bumi aksara Muhtar, Martini Yamin. 2005. Motode Pembelajaran yang Berhasil.Jakarta. PT
Rakasta Samasta
Mulyani, Sumantri. 1999. Wordpress.com/2011/03/21/keterampolan – proses-sains.
Nasution, N. 2007. Evaluasi Pembelajaran. Jakatra. Universitas Terbuka.
Ramli. 2011. Metode Eksperimen. http :// blogspot.com/2014/03/metode-eksperimen.html
(6)
Rochman Natawijaya. 2005. Aktivitas Belajar dan Pembelajran. Jakarta.Grafindo. Roestiya. 2001. Metode Eksperimen. http ://
blogspot.com/2014/03/metode-eksperimen.html
Ruminiati.2008.Motode Pembelajaran.Jakarta. PT Rakasta Samasta Rusman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Nuryani, Rustaman. 2011. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Universitas Terbuka
Sagala. 2005. Metode Eksperimen.
http ://gudangilmuabdi.blogspot.com/2011/03/metode-eksperimen.html
Semiawan. 1992. Metode Eksperimen. http :// blogspot.com/2011/03/metode-eksperimen.html
Syah, Muhibbin. 2006. Metode Eksperimen.
http ://gudangilmuabdi.blogspot.com/2011/03/metode-eksperimen.html Sudjana. 2004. Pengertian Hasil Belajar. Bandung.Tarsio
Immaratul, Izzah .2011. Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada MI Al-Husna Jakarta Utara 2011/2012/
Suyoso. 2002. Definisi Ilmu Pengetahuan alam.http :/ilmu-pengetahuan-alam-ipa-sd
Trianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya.Kencana Yoyok, Yarmiadoko. 2011. Wordpress.com/2011/03/21/keterampolan –
proses-sains.