Agency Teory dan Stakeholder Teory Ownership Structure

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

A. Agency Teory dan Stakeholder Teory

Jensen dan Meckling, 1976 dalam Li, et al 2006 menyatakan agen dituntut untuk bertindak sesuai dengan keinginan pemilik, untuk mencegah masalah keagenan dimana timbul konflik karena agen akan cenderung bertindak untuk kepentingan pribadi maka akan timbul biaya keagenan. Di dalam suatu perusahaan, adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dengan pihak stakeholder menyebabkan terjadinya agency cost. Agency teory menunjukkan bahwa level pengungkapan informasi secara sukarela berfungsi untuk menghubungkan pemilik perusahaan dan pihak manajemen perusahaan. IC juga didasari teori stakeholder dimana teori ini mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull. Riahi-Belkaoui dalam Ulum 2008 menyatakan bahwa kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan danatau tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan. Dalam pandangan teori stakeholder, perusahaan memiliki stakeholders dan bukan hanya sekedar shareholders. Kelompok-kelompok stake tesebut meliputi pemegang saham, karyawan, customers, suppliers, kreditor, pemerintah dan masyarakat. commit to user Teori ini mengungkapkan bahwa manajemen diharapkan melakukan aktivitas yang dilakukan pemegang saham dan pemegang saham berhak untuk mengetahui informasi tentang aktivitas perusahaan yang mempengaruhi mereka Guthrie et al 2004.

B. Ownership Structure

Kepemilikan saham oleh pemegang saham dalam suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain dalam hal sruktur kepemilikannya. Perbedaan ini dapat mempengaruhi hubungan agensi dalam perusahaan tersebut Damayanti, 2009. Agency cost meningkat ketika ownership structure menjadi lebih tersebar. Hal ini disebabkan,perusahan yang memiliki ownership structure tersebar menjadi subyek konflik kepentingan dibandingkan perusahaan yang memiliki ownership structure terkonsentrasi Oliviera,et al, 2008 dan biaya keagenan dapat ditekan dengan kepemilikan saham oleh manajer Eng dan Mak, 2003. Dalam perusahaan, pihak manajemen dapat memiliki peran ganda yaitu peran sebagi pemegang saham selain sebagi pengelola perusahaan. Managerial ownership atau disebut juga insider ownership adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan Hadinata, 2008. commit to user C. Intellectual Capital IC.