commit to user
38
60, “…Karakteristik persahabatan remaja adalah dipengaruhi oleh kesamaan usia, jenis kelamin dan ras“.
i. Indikator Pergaulan Peer Group
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu peer group dengan indikator-indikatornya sebagai berikut:
1 Pergaulan disekolah 2 Pergaulan dengan teman bermain
3 Pergaulan dalam organisasi Karang Taruna Jadi yang dimaksud pergaulan peer group atau pergaulan kelompok
sebaya remaja yang terjadi dengan teman disekolah, dengan teman bermain, dalam organisasi karang taruna.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Siti Maryam 2002 Judul : Peer Group dan Aktivitas Harian Belajar pengaruhnya Terhadap Prestasi
Belajar Remaja Studi Kasus Pada SMU Bina Bangsa Sejahtera Plus di Kota Bogor Tahun 2002.
Bedasarkan penelitian tersebut variabel X
1
Peer group, X
2
Aktivitas Harian Belajar, dan Y Prestasi Belajar Remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1
mengidentifikasi karakteristik keluarga prestasi belajar remaja; dan 2 menganalisis peer group dan aktifitas harian belajar serta hubungannya dengan
prestasi belajar remaja. Uji korelasi Spearman antara peer group dengan prestasi belajar memperlihatkan hubungan positif pada selang kepercayaan 90 rs =
0,261; p = 0,104. Sedangkan aktifitas belajar dengan prestasi belajar siswa tidak memperlihatkan hubungan yang signifikan pada selang kepercayaan 95 rs =
0,197; p = 0,223. 2. Pudji Hastuti 2002
commit to user
39
Judul : Hubungan Antara Kesan Anak Tentang Pola Asuh Orang Tua, Sikap Sosial, Minat Karier, dan Pilihan Karier : Pengujian Teori Roe Dalam Konteks
Sosial-kultural Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tersebut 1 hubungan antara kesan
anak tentang pola asuh orang tua dan sikap sosial anak, 2 hubungan antara sikap sosial dan pilihan karier, 3 hubungan kesan anak tentang pola asuh orang tua dan
pilihan karier, 4 hubungan antara sikap sosial dan minat karier, 5 hubungan antara kesan anak tentang pola asuh orang tua dengan minat karier, 6 hubungan
yang signifikan antara minat karier dan pilihan karier. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, tetapi juga dapat dikatagorikan penelitian expost
fakto atau causal comparative. Pengumpulan data dengan metode wawancara, tes, dan angket. Analisis data dengan korelasi product moment pearson untuk menguji
hipotesis, analisis t untuk hipotesis kedua, ketiga, kelima, dan keenam. Analias X
2
digunakan untuk menguji hipotesis keempat. Dari hasil penelitian tersebut 1 ada hubungan antara kesan anak tentang pola asuh orang tua dan sikap sosial anak, 2
tidak ada hubungan antara sikap sosial dan pilihan karier, 3 tidak ada hubungan kesan anak tentang pola asuh orang tua dan pilihan karier, 4 tidak ada hubungan
antara sikap sosial dan minat karier, 5 tidak ada hubungan antara kesan anak tentang pola asuh orang tua dengan minat karier, 6 ada hubungan yang
signifikan antara minat karier dan pilihan karier. 3. Irzan Tahar dan Enceng 2003
Judul : Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar Pada Pendidikan Jarak Jauh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar mata kuliah Manajemen Keuangan pada pendidikan
jarak jauh. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan hasil belajar mata kuliah Manajemen
Keuangan ry=0,80, dengan persamaan garis regresi X 0,15 7,89 - Yˆ = + signifikan pada
α = 0,05. Koefisien determinasi yang mengindikasikan 63,91
commit to user
40
variansi yang terjadi pada hasil belajar peserta ajar dapat dijelaskan melalui kemandirian belajar mereka.
4. Teresa D. LaFromboise, Dan R. Hoyt, Lisa Oliver Les B. Whitbeck 2006. Judul : Family, Community, and School Influences on Resilience Among
American Indian Adolescents in the Upper Midwest. This study examines resilience among a sample of American Indian adolescents
living on or near reservations in the upper Midwest. Data are from a baseline survey of 212 youth 115 boys and 97 girls who were enrolled in the 5th through
8th grades. Based upon the definition of resilience, latent class analyses were conducted to identify youth who displayed pro-social outcomes 60.5 as
opposed to problem behavior outcomes. A measure of family adversity was also developed that indicated only 38.4 percent of the youth lived in ‘low adversity’
households. Defining resilience in the context of positive outcomes in the face of adversity, logistic regression was used to examine the predictors of pro-social
outcomes among youth who lived in moderate to high adversity households. The analyses identified key risk and protective factors. A primary risk factor appeared
to be perceived discrimination. Protective factors were from multiple contexts: family, community and culture. Having a warm and supportive mother, perceiving
community support, and exhibiting higher levels of enculturation were each associated with increased likelihood of pro-social outcomes.
5. Tuppett M. Yates, A Jelena Obradovic , and Byron Egeland Judul : Transactional Relations Across Contextual Strain, Parenting Quality, And
Early Childhood Regulation And Adaptation In A High-Risk Sample. This investigation examined transactional relations across contextual strain,
parenting quality, and child adjustment in 209 mothers and children at 24, 42, and 72 months of age. Independent ratings of mothers’ stressful life events, social
support, and relationship quality provided an objective measure of maternal contextual strain. Observers evaluated parenting quality during parent–child
interactions at each time point. Child regulatory functioning during laboratory tasks at 24 and 42 months was evaluated by independent observers based on both
commit to user
41
behavioral e.g., noncompliance, distractibility and emotional e.g., frustration, anger indices. At 72 months, teachers reported on children’s externalizing
behaviors, and children completed objective measures of academic achievement. Nested path analyses were used to evaluate increasingly complex models of
influence, including transactional relations between child and parent, effects from contextual strain to parenting and child adaptation, and reciprocal effects from
child and parent behavior to contextual strain. Over and above stability within each domain and cross-sectional cross-domain covariation, significant paths
emerged from maternal contextual strain to subsequent child adjustment. Bidirectional relations between parenting and child adjustment were especially
prominent among boys. These findings counter unidirectional models of parent- mediated contextual effects by highlighting the direct influences of contextual
strain and parent–child transactions on early childhood behavioral and academic adjustment, respectively.
C. Kerangka Berfikir