Latar Belakang Masalah PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJADI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI ) Pengambilan Keputusan Untuk Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Tangga PRT sebanyak 27 orang dan semuanya adalah berjenis kelamin perempuan, dan tiga orang bekerja sebagai karyawan pabrik,berjenis kelamin laki-laki. Alasan utama untuk menjadi TKI dari 30 responden 99 menjawab yaitu untuk mencari uang, mencari pengalaman kerja dan memperbaiki ekonomi keluarga. Pengalaman yang mereka dapat selama bekerja ke luar negeri yaitu pengalaman yang menyenangkan majikan memberi waktu libur , di percayai oleh majikan , di ajak umroh bersama majikan dan keluarga. Pengalaman yang tidak menyenangkan adalah jika pekerjaan tidak sesuai di marahi dan di bentak- bentak oleh majikan, kerja sampai larut malam, jadi sasaran amaran majikan dan anak-anak nya, persaingan dengan pekerja lama, potong gaji langsung jika ada kesalahan kerja, gaji lembur yang tidak sesuai. Bekerja ke luar negeri bagi tenaga kerja Indonesia TKI sangat menguntungkan. Standar upah jauh lebih tinggi dari paada standar yang ada di dalam negeri dan perbedaan kurs mata uang membuat tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri mendapat uang yang berlipat- lipat dari upah yang diterima pada pekerjaan sama di dalam negeri. Pendapatan yang berlipat-lipat inilah yang yang membuat faktor utama para tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Melihat beberapa fenomena tentang tenaga kerja Indonesia TKI di atas, tidak mudah untuk memutuskan pergi ke luar negeri menjadi tenaga kerja indonesia TKI. Salah satunya adala pengambilan keputusan untuk menjadi tenaga kerja indonesa TKI, menjadi hal penting untuk bsa pergi kerja ke luar negeri . Unsur yang utama dan mungkin yang terpenting di dalam proses pengambilan keputusan adalah masalah atau problema yang harus di hadapi dan mengendaki ada nya keputusan dari diri seseorang. Bila tidak ada keputusan, maka seseorang akan bersikap dan berbuat apa adanya,dengan kerugian besar yang tdak tampak. Dengan keputusan yang ngawur akan timbul reaksi- reaksi yang negatf, dengan akibat kerugian besar yang lebih tampak. Atmosudirdjo,1995. Keputusan yang baik adalah suatu keputusan yang membawa kepada hari depan yang di senangi oleh si pengambil keputusan. Keputusan-keputusan baik dalam kehidupan, hanya dapat di evaluasi setelah melalui waktu yang relatif lama. Berhubung sulitnya menimbang baik buruk nya suatu keputusan, di lihat dari segi akibat yang di senangi atau tidak, maka sebaiknya keputusan di nilai berdasarkan proses yang di pakai dalam pengambilan keputusan. Manulang, 1994. Pengambilan keputusan pada dasarnya berkaitan erat dengan pemecahan masalah. Agresi seringkali digunakan manusia sebagai jalan untuk mengungkapkan perasaan dan menyelesaikan persoalan hidup mereka Nashori, 2008. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengambilan keputusan untuk menjadi tenaga kerja Indonesia yang berasal dari kabupaten Ponorogo. Maka dari itu peneliti mengambil ju dul “Pengambilan Keputusan untuk menjadi Tenaga Kerja TKI”

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengambilan keputusan sesorang menjadi Tenaga Kerja Indonesia TKI. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah, lebih memperhatikan nasib para tenaga kerja Indonesia TKI yang bekerja di luar negeri agar para Tenaga Kerja Indonesia tidak mengalami kekerasan dan terjamin keselamatannya. 2. Bagi para Tenaga Kerja Indonesia TKI. Penelitian ini memberikan informasi pentingnya dalam hal pengambilan keputusan untuk bekerja ke luar negeri 3. Bagi para Ilmuwan psikologi. Penelitian ini menambah wawasan terhadap bidang psikologi, khususnya psikologi sosial yang berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk menjadi tenaga kerja Indonesia TKI.

4. Bagi penelitian lain. Penelitian ini

diharapkan bermanfaat bagi peneliti lain sebagai bahan informasi dan referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengambilan Keputusan

1. Pengertian Pengambilan

Keputusan Setiap hari menurut Suharnan 2005, orang terlibat di dalam tindakan pengambilan keputusan. Mulai dari masalah-masalah yang sederhana sampai dengan masalah- masalah yang kompleks dan menuntut banyak pertimbangan serta mendalam. Aktivitas pengambilan keputusan tersebut dapat dilakukan secara disadari atau tidak disadari. Di samping dilakukan orang dalam kaitannya dengan kehidupan sehari- hari, pengambilan keputusan juga dilakukan dalam bidang-bidang seperti psikologi, kedokteran, ekonomi, pendidikan, ilmu politik, teknologi-rekayasa, manajemen, dan geografi. Halpern. Greebreg dan Baron Sarwono dan Mainarno, 2009 mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses membuat pilihan di antara beberapa pilihan. Sweeney dan McFarlin Sarwono dan Mainarno,2009 mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses dalam mengefaluasi sesuatu atau lebih pilihan dengan tujuan untuk meraih hasil terbaik yang di harapkan. Kinicki dan Kreitner Sarwono dan Mainarno,2009 mendevinisikan pengambilan keputusan sebagai proses mengidentifikasi dan memilih solusi yang mengarah pada hasil yang di inginkan. Menurut Robbins 2006 menyatakan bahwa kebnyakan individu mencari pemecahan masalah yang lebih bersifat memuaskan bukannya optimal, memasukkan bias dan prasangka kedalam proses keputusan dan mengandalkan pada intuisi. Menurut Suharnan 2005 memaparkan definisi pengambilan keputusan seperti pada kutipan berikut, Pengambilan keputusan atau decision making adalah proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan di antara situasi-situasi yang tidak pasti. Pengambilan keputusan terjadi di dalam situasi- situasi yang meminta seseorang harus: a Membuat prediksi ke depan, b Memilih salah satu di antara dua pilihan atau lebih, atau c Membuat estimasi perkiraaan mengenai frekuensi kejadian berdasarkan bukti-bukti yang terbatas. Pengambilan keputusan pada dasarnya berhubungan dengan pemecahan masalah. Menurut Robbins 2006 pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi terhadap masalah. Menurut Syamsi 2000 Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Menurut Moordiningsih dan Faturochman 2000 berpendapat bahwa pengambilan keputusan dalam pemahaman luas, dapat di samakan dalam pemecahan masalah problem solving. Pengambilan keputusan dalam devinisi lebih sempit di nyatakan sebagai kegiatan internal mental dalam melakukan pilihan dari beberapa alternatif. Pengambilan keputusan dalam pengertian yang lebih lengkap mencakup pula penerapan atau konseskuensi secara nyata dari keputusan yang di ambil.

2. Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Faktor-faktor yamg mempengaruhi Pengambilan Keputusan adalah Menurut Ridho, Verplanken, Holland dan Wilson Moordiningsih dan Faturochman, 2006 menjelaskan tentang Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan individu dapat dibedakan menjadi dua faktor utama yaitu faktor internal, yang berasal dari dalam diri individu dan faktor eksternal, yang berasal dari luar individu. a. Faktor internal meliputi kreativitas individu, persepsi,nilai-nilai yang dimiliki individu, motivasi dan kemampuan analisis permasalahan. b. Faktor eksternal meliputi rentang waktu dalam membuat keputusan, informasi dan