2.2.1 Sekam Padi
Sekam padi digunakan sebagai bahan bakar, untuk kompor biomassa. Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut
lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam
dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar. Gambar 2.3 merupakan
sekam padi.
Gambar 2.3 Sekam Padi
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30 dari bobot gabah. Sekam padi memiliki komponen utama seperti selulosa 31,4-36,3, hemiselulosa
2,9-11,8, dan lignin 9,5-18,4 NOUL. Selulosa dan hemiselulosa adalah suatu polisakarida yang dapat dipecah menjadi monosakarida untuk selanjutnya dapat
dimanfaatkan untuk produksi senyawa-senyawa yang berguna, salah satunya adalah etanol. Ditinjau dari data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia
penting seperti dapat dilihat pada Tabel 2.2, dan tabel 2.3.
Tabel 2.2 Hasil Analisa Proksimat dan Ultimate Sekam Padi
Sumber: Grover, 1996
Tabel 2.3 Komposisi Kimia Sekam Padi
Sumber: Anonim, Balai Penelitian Pasca Panen, 2006
2.2.2 Sekam Padi Sebagai Sumber Energi Alternatif
Dari sisi momentum saat ini adalah saat yang paling tepat untuk mempromosikan sekam padi sebagai salah satu sumber energi alternatif. Jika ini dilakukan, bukan saja
memberikan pilihan pada masyarakat menyangkut pemenuhan sumber energi yang murah meriah, pada saat yang sama, juga memberi solusi mengelola sekam padi dengan
mengedepankan asas manfaat. Momentumnya juga dapat dikatakan tepat karena masyarakat kini tengah dihadapkan pada pilihan sulit dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari mereka, menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak. Naiknya harga bahan bakar minyak, jelas menuntut tambahan biaya rumah tangga. Sementara pada saat yang
sama, sumber penghasilan masyarakat pada saat ini cenderung tidak ada perubahan. Ini jelas sangat memberatkan, terutama bagi masyarakat pedesaan yang sangat menghandalkan
minyak tanah sebagai sumber bahan bakar utama mereka.
Memang selain minyak tanah, masih ada sumber energi lain seperti: kayu bakar dan turunannya. Namun, menggunakan kayu bakar secara missal member resiko besar,
kelestarian hutan terancam. Demikian pula dengan batu bara yang penggunaannya hanya cocok untuk sistem pembakaran siklus tertutup pada boiler dan mesin uap sejenisnya,
sangat rentan mengancam kesehatan bila digunakan sebagai sumber bahan bakar sistem
skala rumah tangga.
Dengan alasan tersebut, sangat tepat jika kemudian menjadikan sekam padi yang notabene masih dianggap limbah dan tersedia melimpah sebagai bahan bakar alternatif,
khususnya bagi masyarakat pedesaan. Caranya, dengan memodifikasi dalam bentuk kompor biomassa sekam padi yang praktis dan murah, sehingga mudah terjangkau oleh
masyarakat luas. Fungsi kompor biomassa sekam padi, bisa sebagai alat substitusi menggantikan 100 minyak tanah. Namun, bisa juga sebagai komplementasi, yang bisa
mengurangi biaya pembelian minyak tanah. Mustika, 2006.
2.3 Pengenalan Sistem Pengeringan
2.3.1 Prinsip Dasar Pengeringan
Pada dasarnya pengeringan adalah suatu proses pemindahan panas dan uap air secara simultan yang memerlukan energi untuk menguapkan kandungan air yang
dipindahkan dari permukaan bahan yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas. Biasanya proses pengeringan merupakan suatu proses akhir dari suatu
deretan operasi proses dan setelah pengeringan bahan siap untuk disimpan, dijual, atau diolah kembali.
Berdasarkan sumbernya, faktor yang mempengaruhi pengeringan dibedakan menjadi 2 yaitu: