12
Parameter yang diukur adalah :
1. Kondisi babi 2.Berat badan
3. Jumlah E. coli cfuml.
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptip, selain itu juga dianalisis secara statistik dengan uji Time series Split time
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kondisi Babi Pada minggu pertama setelah diberikan perlakukan dengan tantangan bakteri dan
telur cacing, anak babi yang tanpa diberikan daun kelor tapi dilakukan uji tantang P6 menunjukkan gejala diare. Sedangkan babi lainnya belum menunjukkan gejala klinis yang
mengarah sakit. Pada minggu kedua tampak diare makin berat terjadi pada babi yang ditantang tapi tidak diberikan daun kelor P6, selain itu diare juga terjadi pada babi yang
tidak diberikan apa-apa P1, sedangkan babi lainnya tidak terjadi diare. Pada minggu ketiga diare terjadi pada P6, pada perlakuan P1 dan juga terjadi diare
ringan pada perlakuan P2, namun pada minggu keempat diare hanya masih terjadi pada perlakuan P6, yaitu pada babi yang ditantang dengan bakteri dan telur cacing, tapi tidak
dibrikan daun kelor. Diare secara umum tidak terjadi pada babi yang tidak ditantang dengan bakteri
dan telur cacing, serta pada babi yang diberikan daun kelor dengan konsentrasi 10 P3 dan P5
13
Tabel 1. Kondisi babi selama penelitian Perlakuan
Minggu 0 Minggu I
Minggu II Minggu III Minggu IV
P1 Normal
normal 1 ekor
diare diare
Normal P2
Normal normal
Normal Diare
ringan Normal
P3 Normal
normal Normal
Normal Normal
P4 Normal
normal 1 ekor
diare Normal
Normal P5
Normal normal
Normal Normal
Normal P6
Normal 1 ekor
diare 1 ekor
diare berat 2 ekor
diare 2 ekor
diare 5.2. Berat Badan Babi
Pada penelitian ini tampak bahwa terjadi peningkatan berat badan yang berbeda pada setiap perlakuan, setelah dianalisis ternyata perlakuan pemberian daun kelor
Moringa olifera berpengaruh terhadap berat badan babi P0,05. Dalam hal ini tampak bahwa peningkatan berat badan babi yang diberikan daun kelor lebih baik dibandingkan
dengan babi yang tidak diberikan kelor. Peningkatan berat badan yang terbaik terkihat pada perlakuan dengan pemberian daun kelor 10 tanpa dilakukan tantangan bakteri dan
cacing. Tabel 2 dan Gambar 1 Tabel 2. Berat Badan Babi Selama Penelitian
Perelakuan Minggu 0
Kg Minggu I
Kg Minggu II
Kg Minggu III
Kg Minggu IV
Kg P1
20.25 22.6
23.2 24.,8
25.5 P2
16.1 17.6
18.9 19,7
20.9 P3
16,7 19,65
22,25 25.15
26.4 P4
17.67 19.03
22.93 26.53
27.6 P5
19.57 26.03
26.77 28.97
30 P6
15.9 17.35
18.2 20.75
21.3
14
5 10
15 20
25 30
35
M 0 M 1
M 2 M 3
M 4 P1
P2 P3
P4 P5
P6
Gambar. 1. Grafik Perkembangan Berat Badan Babi Selama Penelitian 5.3. Jumlah bakteri E.coli
Pada penelitian ini tampak bahwa ada pengaruh yang nyata P0,005 pemberian daun kelor terhadap perkembangan bakteri E.coli pada babi. Perkembangan bakteri yang
mencolok tampak pada babi yang tidak diberikan daun kelor, tapi diinfeksi dengan bakteri dan cacing. Pada babi yang tidak diinfeksi , tapi diberikan daun, tampak bahwaterjadi
penekanan terhadap perkembangan bakteri yang telah ada sebelumnya. Sedangkan pada babi yang diinfeksi dengan bakteri dan selanjutnya diberikan daun kelor, tampak bahwa
terjadi penekanan terhadap perkembangan bakteri tersebut. Tabel.2 dan Gambar 2 Tabel 3. Jumlah E.coli dalam tinja Babi
Perelakuan Minggu 0
cfuml Minggu I
cfuml Minggu II
cfuml P1
700.000 155.000
250.000 P2
260 150.000
600 P3
100.000 55.000
40.000 P4
840 480.000
6.800 P5
140.000 230.000
230.000 P6
150.000 750.000
1700.000
15
200000 400000
600000 800000
1000000 1200000
1400000 1600000
1800000
M 1 M 2
M 3 P1
P2 P3
P4 P5
P6
Gambar 2. Perkembangan Jumlah E.coli pada tinja Babi 5.5. Pembahasan
Daun kelor dapat berperan pada kondisi, berat badan babi serta in eksi bakteri dan parasit, karena daun kelor ini mengandung baha-bahan yang bermanfaat, diantaranya
senyawa gula sederhana seperti rhamnosa, glukosinalat dan isothiocyanat Fahey, 2005. Selain itu , menurut Moyo et al 2011 dan Sirimongkolvorakul et al 2012, tanaman
kelor juga mengandung vitamin E, vitamin A, vitamin C dan β karoten yang dapat berperanan sebagai antioksidan terhadap proses detoksifikasi. Oluduro 2012 pada
penelitiannya melaporkan bahwaterdapat beberapa beberapa kandungan dari kelor yang dapat berperanan terhaaaadap terjadi infeksi bakteri atau parasit, yaitu saponin, alkaloid
dan flavonoid.
16
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN