2.7 Hewan Coba Tikus
Hewan coba yang digunakan adalah tikus Rattus norvegicus yang dipelihara. Tikus merupakan hewan laboraorium yang sering digunakan dalam
berbagai macam penelitian karena telah diketahui sifat-sifatnya, mudah dipelihara, cepat berkembang biak, mudah ditangani, memiliki gen homolog dengan manusia,
karakter anatomi dan fisiologi telah diketahui secara baik Hubrecht dan Kirkwood, 2010. Klasifikasi ilmiah tikus Rattus norvegicus galur Wistar adalah
sebagai berikut Russel dkk., 2008: Kingdom
: Animalia Filum
: Chordata Kelas
: Mamalia Ordo
: Rodentia Family
: Muridae Genus
: Rattus Spesies
: Rattus norvegicus
2.7.1. Penggunaan tikus
Pada percobaan ini menggunakan tikus Rattus norvegicus karena tikus jenis ini mudah dipelihara dan cocok untuk berbagai mecam penelitian. Tikus
jenis ini panjangnya dapat mencapai 40 cm, berat antara 140-500 gram, dan dapat hidup hingga usia 4 tahun Kusumawati, 2004. Ciri khas tikus galur Wistar yaitu
kepala besar dan ekor pendek.
Penggunaan tikus sebagai bahan percobaan lebih menguntungkan daripada mencit karena ukurannya yang lebih besar, serta tikus jantan lebih jarang
berkelahi daripada mencit jantan. Sifat khas dari hewan percobaan tikus yaitu tidak mempunyai kantung empedu dan tidak mudah muntah. Secara umum, berat
tikus laboratorium lebih ringan daripada tikus liar. Saat berumur 4 minggu rata- rata memiliki berat 35-40 gram, dan saat dewasa 200-250 gram Rat Behaviour
dan Biology, 2012.
Tabel 2.2 Data Biologi Tikus
No. Kondisi Biologi
Jumlah
1. Berat badan:
-jantan 300-400 g
-betina 250-300 g
2. Lama hidup
2,5- 3 tahun 3.
Temperatur tubuh 37,5
C 4.
Kebutuhan: -air
8-11 ml100g BB -makanan
5g100g BB 5.
Pubertas 50-60 hari
6. Lama kehamilan
21-23 hari 7.
Tekanan darah: -sistolik
84-184 mmHg -diastolik
58-145 mmHg 8.
Frekuensi: -jantung
330-480menit -respirasi
66-114menit 9.
Tidal Volume 0,6-1,25mm
Russel dkk., 2008 2.7.2. Pemantauan keselamatan tikus
Tikus sebagai hewan coba harus diperhatikan pada saat penggunaan, yaitu kandang tikus harus kuat, tidak mudah rusak, mudah dibersihkan, mudah dipasang
lagi, tahan terhadap gigitan tikus, sehingga hewan tidak mudah lepas. Selain itu,
mudah dibersihkan dan hewan tampak jelas dari luar. Alas tempat tidur menggunakan sekam yang mudah menyerap air. Suhu, kelembaban dan
pertukaran udara di dalam kandang harus baik Ngatidjan, 2006. Setiap hari kandang dibersihkan dan alas tidur diganti, tangan perawat harus selalu bersih
ketika merawat tikus, memperhatikan bila muncul gejala sakit seperti berat badan
turun, sukar bernapas ataupun mencret.
37
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Perilaku merokok merupakan salah satu pola hidup yang tidak sehat yang hingga saat ini masih merupakan perilaku yang umum dapat diamati
baik pada orang dewasa maupun remaja. Asap rokok mengandung berbagai jenis bahan kimia, sebagian besar diantaranya bersifat toksik seperti nikotin,
karbonmonoksida dan tar. Asap rokok ini mengandung lebih dari 10
17
radikal bebas per gram dan lebih dari 10
15
radikal bebas setiap hisapannya. Radikal bebas yang terkandung dalam asap rokok antara lain aldehida, epoxida,
peroxida, nitrit oksida, radikal peroksil, dan radikal lain dengan kandungan karbon dalam fase gas.
Nitric Oxide NO, sebuah molekul kecil reaktif, merupakan bioregulator dan biomessenger yang ada di berbagai macam jenis organisme.
NO diketahui merupakan regulator utama otot polos. NO adalah salah satu faktor yang berperan dalam relaksasi sel otot polos pembuluh darah.
Penurunan bioavailabilitas NO diakibatkan oleh disfungsi endotel pada pembuluh darah. Merokok menurunkan aktivitas NO secara langsung dan tak
langsung. Merokok menurunkan produksi NO dengan menurunkan kadar BH4 tetrahidrobioprotein. Penurunan bioavailabilitas BH4 mengakibatkan
uncoupling pada eNOS endothelial Nitrit Oxide Syntase. Selain itu stress oksidatif yang diakibatkan oleh radikal bebas pada asap rokok dapat secara