2.2.1 Tahapan terbentuknya Radikal Bebas
Secara umum, tahapan reaksi pembentukan radikal bebas melalui 3 tahapan reaksi Winarsi, 2007 yaitu:
1. Tahap inisiasi, yaitu awal pembentukan radikal bebas.
2. Tahap propagasi, yaitu pemanjangan rantai radikal.
3. Tahap terminasi, yaitu bereaksinya senyawa radikal dengan radikal lain atau
penangkap radikal, sehingga potensi propagasi rendah. Reduksi oksigen memerlukan pengalihan empat elektron elektron transfer.
Pengalihan ini tidak dapat sekaligus tetapi dalam empat tahapan, yang setiap tahapan hanya melibatkan pengalihan satu elektron. Kendala yang mengharuskan
oksigen hanya dapat menerima satu elektron setiap tahap menyebabkan terjadinya dua hal yaitu :
1. Kurangnya reaktif oksigen
2. Terjadinya senyawa senyawa oksigen reaktif seperti O
2
• ion peroksida, H
2
O
2
hydrogen peroksida , • OOH radikal peroksil Reaksi
–reaksi di bawah ini merupakan pengalihan satu elektron senyawa- senyawa oksigen. Pembentukan senyawa oksigen reaktif tersebut secara singkat
dapat sebagai berikut : O
2
+ e- -------- O
2
- •
O
2
+ e- + H+ ------ • OOH
O
2
+ 2e- + 2 H + ------- H
2
O
2
O
2
+ 3 e- + 3H + -------- • OH + H
2
O O
2
+ 4 e- + 4H+ -------- 2 H
2
O
Dari reaksi –reaksi diatas terlihat bahwa ion superoksida, radikal peroksil,
hidrogen peroksida, dan radikal hidroksil terjadi karena pengalihan elektron yang kurang sempurna pada saat terjadi reduksi oksigen.
2.2.2 Peranan radikal bebas dalam proses penuaan
Saat usia muda terdapat keseimbangan antara radikal bebas dan pertahanan antioksidan, seiring dengan pertambahan usia keseimbangan terganggu, oleh
karena berkurangnya cadangan antioksidan dan produksi berlebih dari radikal bebas Saxena and Lal, 2006. Senyawa oksigen reaktif diproduksi terus menerus
di dalam organisme aerobik sebagai hasil dari metabolisme energi normal. Target utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh dan lipoprotein, serta
unsur DNA termasuk karbohidrat. Dari ketiga hal di atas yang paling rentan adalah asam lemak tak jenuh. Senyawa radikal bebas dalam tubuh dapat merusak
asam tak jenuh ganda pada membran sel, yang mengakibatnya sel menjadi rapuh Pasupathi, 2009.
Berbagai kemungkinan bisa diakibatkan oleh kerja radikal bebas.radikal bebas memiliki reaktivitas tinggi, sangat tidak stabil dan berumur singkat,
sehingga keberadaannya sulit dideteksi. Dengan reaktivitasnya yang tinggi, radikal bebas akan segera menyerang komponen seluler yang berada di
sekelilingnya, baik berupa senyawa lipid, lipoprotein, protein, karbohidrat, RNA maupun DNA. Senyawa radikal bebas dapat merusak asam lemak tak jenuh
ganda pada membran sel, sehingga mengakibatkan dinding sel menjadi rapuh. Senyawa ini juga berpotensi merusak basa DNA sehingga mengacaukan sistem
informasi genetika dan berlanjut pada pembentukan sel kanker, yang berkibat lebih jauh adalah terjadinya kerusakan struktur dan fungsi sel.
Akibat ketidakseimbangan antara jumlah antioksidan dan senyawa radikal bebas akan mengakibatkan kerusakan stres oksidatif Arief, 2010. Pada keadaan
inilah perusakan tubuh terjadi oleh radikal bebas. Senyawa radikal mengoksidasi dan menyerang komponen lipid membran, senyawa ini merusak tiga jenis
senyawa yang penting untuk mempertahankan integritas sel seperti asam lemak tak jenuh yang menyusun membran sel fosfolipid, DNA perangkat genetik dan
protein enzim, reseptor, antibodi Fouad, 2007. Radikal bebas yang bereaksi dengan komponen biologis dalam tubuh akan
menghasilkan senyawa teroksidasi. Banyaknya senyawa teroksidasi dapat digunakan sebagai indeks karakteristik stress oksidatif. Belleville-Nabet
melaporkan molekul DNA yang teroksidasi akan menyebabkan penuaan aging dan kanker. Jika yang teroksidasi protein baik berupa enzim yang terinaktivasi
atau protein yang terpolarisasi, akan terjadi inflamasi Winarsi, 2007 Radikal bebas menyebabkan kerusakan oksidatif pada lipid, protein, dan
asam nukleat. Ketidakseimbangan antara antioksidan dan senyawa oksigen reaktif menghasilkan stress oksidatif, penyebab kanker, penuaan, artherosclerosis, cedera
iskemik, peradangan dan penyakit degeneratif Parkinson dan Alzheimer Pangkahila,2007.
2.3 Endotelium