Penyebaran Tanaman Malapari Analisis Kekerabatan Tanaman

Pongamia pinnata Merr, Deris indica Lam Bennett. Klasifikasi Malapari menurut Kesari and Rangan, 2010 adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Pongamia Spesies : Pongamia pinnata L. Pierre

2.2 Penyebaran Tanaman Malapari

Pongamia pinnata L. Pierre Malapari adalah tanaman asli India dan Asia Tenggara dan telah berhasil disebarkan ke daerah – daerah tropis pada beberapa belahan dunia seperti Australia, Amerika, New Zeland dan Cina Scott et al., 2008. Peta penyebaran Malapari di dunia dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Penyebaran Malapari di dunia Murphy et al., 2012 Di Indonesia tanaman ini ditemukan tersebar luas dari Pulau Sumatera bagian timur Taman Nasional Berbak, Teluk Berikat – Pulau Bangka, Pantai di sekitar Tanjung Lesung Banten, Pantai Batu Karas Ciamis, Ujung Blambangan Taman Nasional Alas Purwo, Pantai Lovina Bali Utara, Pantai Sembelia Lombok Timur, dan Pantai Barat Pulau Seram Maluku Djam’an, 2009. Pohon Malapari termasuk cepat tumbuh dalam 4 – 5 tahun. Tinggi tanaman dapat mencapai 15 – 25 m dan sudah mulai berbuah pada ketinggian tersebut Heyne, 1987. Umumnya tumbuh di areal pesisir kawasan tropis karena sifatnya yang tahan terhadap salinitas, penggenangan dan udara yang terbuka. Pada persebaran alaminya tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian antara 0 – 1.200 mdpl. Cocok tumbuh di daerah tropis dan sub tropis dengan curah hujan tahunan antara 500 – 2.500 mm dengan kisaran suhu sedikit dibawah 0 o C - 38 o C Sangwan et al., 2010 .

2.3 Analisis Kekerabatan Tanaman

Tanaman yang ada di alam ini sangat beranekaragam sehingga menimbulkan kesadaran manusia untuk menyederhanakan obyek studi. Teknik yang digunakan adalah klasifikasi, identifikasi dan pemberian nama yang tepat untuk setiap kelompok tanaman dengan memanfaatkan karakter yang terdapat pada setiap tanaman dan menggolongkannya ke dalam kelompok - kelompok tertentu. Kesadaran manusia untuk menyederhanakan obyek studi tersebut kemudian melahirkan cabang ilmu hayati yang sekarang disebut taksonomi Tjitrosoepomo, 2002. Taksonomi tanaman selanjutnya tidak hanya melakukan klasifikasi dan pemberian nama saja, tetapi lebih mengarah pada pengelompokan yang menyatakan hubungan kekerabatan pada dunia tanaman. Hubungan kekerabatan pada tanaman dapat dinyatakan dengan metode fenetik maupun filogenetik. Metode fenetik didasarkan pada kesamaan karakter secara fenotip morfologi, anatomi, embriologi, fitokimia, sedangkan metode filogenetik lebih didasarkan pada nilai evolusi dari masing - masing karakter genetik. Kultivar dan lingkungan tumbuh merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan dan persamaan sifat. Ekspresi genetik suatu kultivar dapat terjadi secara optimal ketika tanaman berada pada lingkungan tumbuh yang sesuai Nurchayati, 2010. Sokal dan Sneath 1963 menyatakan bahwa semakin banyak persamaan karakter morfologi yang dimiliki maka semakin besar tingkat kemiripan berarti semakin dekat hubungan kekerabatannya. Sebaliknya semakin banyak perbedaan karakter yang dimiliki maka semakin kecil tingkat kemiripannya berarti semakin jauh hubungan kekerabatannya.

2.4 Manfaat Tanaman Malapari