Kebutuhan Sehari-hari GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

b. Pendidikan

Keadaan hidup yang sulit dan pas-pasan membuat I Gusti Komang Merta tidak dapat menyelesaikan pendidikannya ketika kecil. Ia hanya berhasil mengecap pendidikan sampai kelas 5 SD. Begitupula dengan kedua anaknya, masih terhimpit oleh keadaan ekonomi yang sama. Hal itu lah yang menyebabkan kedua anaknya sama-sama terhenti dikelas 5 SD pula.

c. Kesehatan

Di usia yang telah mencampai setengah abad I Gusti Komang Merta telah menderita suatu penyakit kronis sejak ia muda. Ia menderita penyakit batu ginjal. Beberapa kali ia pernah menjalani perawatan di rumah sakit akibat penyakitnya itu. Menurut I Gusti Komang Merta kecintaanya akan minuman bewarna seperti kopi dan tehlah yang mengakibatkan penyakitnya tersebut. Selain itu I Gusti Komang Merta juga menderita rabun jauh. Seiring dengan proses ia menua mata I Gusti Komang Merta juga semakin terasa rabun. Hal ini terasa pada hari gelap, dimana I Gusti Komang Merta tidak dapat membaca tulisan dengan jelas.

d. Sosial, dll.

Dalam lingkup sosial, selaku warga pakraman adat dan pakraman dinas yang taat tentu I Gusti Komang Merta terlibat banyak hal kebersamaan. Dalam hal kebersamaan yang mencakup suka dan duka itu I Gusti Komang Merta memiliki kewajiban untuk membantu dan memberikan iuran ke banjar. Iuran pun dikutip selama sebulan sekali, sebesar Rp. 20.000,00. Selain kewajiban iuran, I Gusti Komang Merta dan anaknya juga diharuskan untuk mengayah atau melayani sesama warga banjar.

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan diperoleh setelah melakukan kunjungan ke rumah keluarga dampingan, identifikasi permasalahan tersebut menggunakan metode kekeluargaan dengan melakukan pendekatan ke keluarga Bapak I Gusti Komang Merta.

2.2 Prioritas Masalah

Prioritas masalah yang terdapat pada keluarga dampingan diperoleh setelah melakukan beberapa kali kunjungan dan wawancara. Kunjungan dilakukan hampir setiap hari pada jam tertentu yaitu rata-rata di sore hari saat pulang dari bekerja. Penulis melakukan pendekatan secara bertahap yaitu tidak langsung menanyakan masalah yang ada secara langsung tetapi secara bertahap menanyakan masalah yang terdapat dalam keluarga dampingan ini. Hal ini dilakukan agar keluarga dampingan tidak terkejut karena penulis menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi dan intern. Penulis berbincang-bincang dengan anggota keluarga baik tentang program KKN PPM, pekerjaan, maupun tentang kondisi keluarga. Terdapat beberapa masalah yang dialami oleh keluarga I Gusti Komang Merta sesuai dengan hasil pengamatan dan wawancara penulis. Permasalahan yang menjadi prioritas di keluarga Bapak I Gusti Komang Merta diantaranya adalah masalah ekonomi, dan kesehatan.

2.2.1 Masalah Ekonomi

Penghasilan keluarga Bapak I Gusti Komang Merta setiap bulannya tidak menentu dan tidak seimbang dengan pengeluaran setiap bulannya, terutama saat ada upacara keagaaman atau upacara adat. Seperti diketahui pula pada saat ini I Gusti Komang Merta juga sedang memngadakan persiapan untuk pernikahan anaknya yang kedua. Tentulah persiapan itu tidaklah semudah yang dikira, apalagi dari segi dananya.