Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

31 Resa Sindi Harja, 2014 Pengetahuan lokal mengenai botani dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan kajian antropolinguistik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bentuk lain dari analisis dokumen ini adalah content analysis and semiotic analysis . Kuswarno 2008: 60 mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan content analysis dalam penelitian etnografi komunikasi adalah upaya-upaya menginterpretasikan makna dari teks, selain mengadakan perhitungan terhadap kode dan kategori-kategori yang khusus. Lalu, yang dimaksud dengan semiotic analysis adalah upaya untuk menangkap makna dari kata. Tidak semua dokumen dapat menjadi bahan analisis, dokumen yang dimaksud haruslah dokumen yang dapat mengungkapkan bagaimana subjek penulisan mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan dan situasi yang dihadapinya pada suatu saat, dan bagaimana kaitan antara definisi diri tersebut dalam hubungannya dengan orang-orang di sekelilingnya dengan tindakan-tindakannya itu Kuswarno, 2008: 59. Selanjutnya, teknik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Teknik ini sama dengan teknik wawancara tidak berstruktur. Oleh sebab itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada narasumber tidak memiliki alternatif respon yang ditentukan sebelumnya Kuswarno, 2008: 54. Untuk mengumpulkan data sekunder, penulis akan menyebarkan lembaran format pertanyaan dengan teknik simple random sampling pengambilan sampel secara acak sederhana Fraenkel dan Wallen: 1990. Sesuai dengan batasan masalah, penulis mengambil populasi dari sekolah menengah atas negeri di Kota Bandung. Dari 27 sekolah menengah atas negeri di Kota Bandung, penulis akan mengundi sekolah tersebut berdasarkan rayon. Selanjutnya, penulis akan mendapatkan empat nama sekolah menengah atas negeri dan mengampil 25 siswa-siswi dari masing-masing sekolah tersebut sehingga berjumlah 100 responden. Penulis menggunakan teknik simple random sampling tersebut karena penulis menganggap bahwa populasi siswa-siswa sekolah menengah atas atau sederajat itu homogen. Pernyataan penulis tersebut dilatarbelakangi oleh tidak masuknya peribahasa bahasa Indonesia sebagai kurikulum saat ini. Oleh sebab itu, penulis menganggap bahwa pada umumnya siswa-siswi sekolah menengah atas 32 Resa Sindi Harja, 2014 Pengetahuan lokal mengenai botani dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan kajian antropolinguistik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu negeri tidak mengetahui peribahasa bahasa Indonesia, khususnya peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan.

G. Teknik Pengolahan Data

Pada tahap ini, setelah penulis mengumpulkan data melalui analisis dokumen, penulis akan melakukan hal-hal berikut. 1 Proses pemilihan data didasarkan pada data peribahasa yang hanya menggunakan unsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan. 2 Setelah itu, penulis akan memperoleh data yang diinginkan dan akan dilanjutkan pada pengisian kartu data yang meliputi, bentuk peribahasa, unsur pembentuk, makna, dan karakter tumbuhan. 3 Kemudian, penulis akan mendeskripsikan data-data tersebut yang meliputi bentuk peribahasa, makna, dan karakter tumbuhan. 4 Tahap selanjutnya, penulis akan mendeskripsikan fungsi sosial-budaya yang terdapat dalam peribahasa tersebut dan cerminan pengetahuan lokal mengenai botani yang meliputi karakter tumbuhan atau unsur tumbuhan tersebut. 5 Untuk mengolah data sekunder, penulis akan mengklasifikasikan jawaban- jawaban yang dipilih dari format pertanyaan tersebut. 6 Kemudian, pada akhirnya, penulis akan mengetahui persepsi penutur bahasa Indonesia saat ini mengenai peribahasa bahasa Indonesia. 7 Dari pendeskripsian-pendeskripsian tersebut, penulis akan mengambil simpulan dan membuat rekomendasi. Resa Sindi Harja, 2014 Pengetahuan lokal mengenai botani dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan kajian antropolinguistik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 251

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data pada bagian sebelumnya, penulis dapat mengambil simpulan sebagai berikut. 1 Peribahasa bahasa Indonesia yang terbentuk oleh unsur tumbuhan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan struktur atau unsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan. Ada 19 struktur atau unsur tumbuhan yang membentuk peribahasa bahasa Indonesia. Kesembilan belas unsur tersebut adalah akar, batang, benih, biji, buah, bunga, daun, duri, gagang, mayang, miang, mumbang, pucuk, ranting, ruas, buku, seludang, tunas, dan ulam. Selanjutnya, ada 8 jenis tumbuhan yang membentuk peribahasa bahasa Indonesia, yaitu bambu, biji-bijian, buah-buahan, palem, rumput, sayur-sayuran, umbi-umbian, dan jenis tumbuhan lain . Kemudian, ada 7 hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan yang membentuk peribahasa bahasa Indonesia, yaitu ampas, getah, kayu, punggur, santan, sekam, dan sepah. Dari pernyataan tersebut, unsur akar lebih banyak hadir dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa orang Melayu sangat dekat dengan unsur akar. Selain itu, fungsi sintaksis yang sering hadir adalah fungsi subjek. Hal tersebut menunjukkan bahwa posisi struktur atau unsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan dianggap penting oleh orang Melayu. Pernyataan tersebut didasari oleh posisi fungsi subjek yang merupakan inti penceritaan atau tema yang diceritakan. 2 Fungsi-fungsi peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan meliputi fungsi sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga