Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

(1)

THE INFLUENCE OF FIRM SIZE AND LEVERAGE ON EARNING MANAGEMENT

(Case Study On The Agricultural Sector Which Is Listed In The Indonesia Stock Exchanges)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Jenjang Sarjana (S1) Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh :

ROY HAMDANI SIMARMATA 21110121

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

Nama Lengkap : Roy Hamdani Simarmata Tempat tanggal lahir : Cimahi, 13 April 1993

Agama : Kristen Protestan

Jenis Kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Komp. Cilame Permai Jl.Perisai Blok E No. 1 Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat

DATA PENDIDIKAN

SDN Marga Jaya 1999-2004

SMPN 6 Cimahi 2004-2007

SMAN 3 Cimahi 2007-2010


(5)

ABSTRAK ... iii

ABSTRACK ... iv

MOTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7

1.2.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Peneletian ... 8

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 8

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 8


(6)

HIPOTESIS ... 11

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Ukuran Perusahaan ... 11

Pengertian Ukuran Perusahaan ... 11

2.1.2 Leverage ... 13

2.1.2.1 Tujuan dan Manfaat Rasio Hutang ... 14

2.1.3 Manajemen Laba ... 15

2.1.3.1 PengertianManajemen Laba ... 15

2.1.3.2 Bentuk Bentuk manajemen laba ... 17

2.1.3.3 Motivasi manajemen laba ... 19

2.1.3.4 Pendekatan Manajemen Laba ... 20

2.2 Kerangka Pemikiran ... 25

2.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba ... 27

2.2.2 Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba ... 28

2.3 Hasil Penelitian Sebelumnya... 29

2.4 Hipotesis ... 31

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Objek Penelitian ... 33


(7)

3.2.3.1 Sumber Data ... 39

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 40

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 45

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 45

3.2.5.2 Uji Hipotesis ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1 Hasil Penelitian ... 60

4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 60

4.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 68

4.1.3 Uraian Tugas (Job Description) ... 70

4.1.4 Aktivitas Bursa Efek Indonesia ... 80

4.2 Pembahasan ... 81

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 81

4.2.1.1 Perkembangan ukuran perusahaanpada Perusahaan Sektor Pertanian ... 81

4.2.1.2 Perkembangan Leverage pada Perusahaan Sektor Pertanian ... 84

4.2.1.3 Perkembangan Manajemen Laba pada Perusahaan Sektor Pertanian ... 87


(8)

4.2.2.2 Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba ... 100

4.2.2.4 Pengaruh ukuran perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen Laba ... 104

BABV KESIMPULAN DAN SARAN ... 108

5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN ... 114

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 132

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Waktu Penelitian ... 10

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 38

Tabel 3.2 Perusahaan Yang Menjadi Populasi Sasaran Penelitian ... 41

Tabel 3.3 Kriteria Penentuan Sampel ... 42

Tabel 3.4 Perusahaan yang akan dijadikan Sampel ... 43


(9)

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ... 95

Table 4.5 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas ... 97

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ... 98

Tabel 4.7 Nilai Durbin-Waston Untuk Uji Autokorelasi ... 98

Tabel 4.8 Hasil Estimasi Model Regresi ... 100

Tabel 4.9 Koefisien Korelasi Pasrsial ukuran perusahaan dengan Manajemen laba ... 101

Tabel 4.10 Uji Parsial (Uji t) ... 102

Tabel 4.11 Koefisien Korelasi Parsial leverage dengan Manajemen laba ... 105

Tabel 4.12 Uji Parsial (Uji t) ... 106

Tabel 4.13 Korelasi dan Determinasi Berganda ... 109

Table 4.14 Anova Untuk Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama ... 110


(10)

Gambar 2.1 Pradiagma Penelitian ... 31

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis secara Parsial ... 57

Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis secara Simultan ... 59

Gambar 4.1 Grafik Data ukuran perusahaan ... 83

Gambar 4.2 Grafik Data Leverage ... 85

Gambar 4.3 Grafik Data Manajemen Laba ... 88

Gambar 4.4 Grafik Normal P.Plot (Asumsi Normalitas) ... 91

Gambar 4.5 Grafik Daerah Permintaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial (Pengaruh Ukuran Perusahaan) ... 99

Gambar 4.6 Grafik Daerah Permintaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial (Pengaruh Leverage) ... 103

Gambar 4.7 Grafik Daerah Permintaan dan Penolakan Ho Pada Uji Simultan ... 107


(11)

Lampiran Nama Lampiran Hal

Lampiran 1 Surat Rekomendasi Penelitian dari Unikom ... 115

Lampiran 2 Kartu Bimbingan Skripsi ... 116

Lampiran 3 Lembar Revisi Usulan Penelitian ... 117

Lampiran 4 Surat Balasan ... 118

Lampiran 5 Perhitungan Ukuran Perusahaan ... 119

Lampiran 6 Perhitungan Leverage ... 120

Lampiran 7 Perhitungan Manajemen Laba ... 121


(12)

Agnes Utari Widyaningdyah, 2001. Analisis Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public Di indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3

Ahmad Riahi Belkoui, 2007. Teori Akuntansi Edisi 5 Buku 2 Jakarta : Salemba Empat

Arri Wiryadi, Nurzi Sebrina. 2013 Pengaruh Asimetri Informasi, kualitas audit dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba.

Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2008). Investments (7th Edition ed.). New York: McGraw-Hill.

Dian Agustia. 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leverage terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15 No.1, 27-42 (ISSN 2338-8137)

Dini., Masodah. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi, Struktur Kepemilikan Manajerial, dan Leverage terhadap Praktik Manajemen Laba dalam Industri Perbankan Di Indonesia. Proceeding PESAT Universitas Gunadarma Vol 4 ISSN 1858-2559

Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Harahap, Sofyan Syafri, (2007), Teori Akuntansi, ed Revisi, Pt Grafindo Persada, Jakarta

Husein Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta PT.Gramedia Pustaka Utama, Indra Satya Prasavita Amertha. 2013. Pengaruh Return On Asset pada Praktik

manajemen laba dengan moderasi Corporate Governance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.2 ISSN 2302-8556

Ira Novianti 2009. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktek Manajemen Laba dan Implikasinya Terhadao Biaya Modal Ekuitas. Jurnal Ekonomi Insentif Kopwil4, Volume 3 No.1,ISSN 1907-064


(13)

Kieso, D.E., J.J. Weigandt, dan T.D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edition. Hoboken Willey

Lukman Syamsuddin 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan., Raja Grafindo Prada, Jakarta

Mahendra taufiq dan P Basuki. 2013. Analisis pengaruh tata kelola Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Diponegoro journal of accounting vol 2 nomer 2, ISSN 2337-3806

M. Hanafi. (2004) Manajemen Keuangan, Edisi 2004/2005. Yogyakarta: BPPF. Martono dan Agus Harjito., 2005., Manajemen Keuangan. Yogyakarta : EKONISIA Ompusunggu dan I.R.Bawono.2007.“Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Job

Relevant Information (JRI) terhadap Informasi Asimetris”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik,Vol.08,No.01,Februari 2007

Rahmawati. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba pada perusahaan perbankan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. 1-28.

Regina Reizky Ifone. 2012. Pengaruh Asimetri Informasi dan manajemen laba terhadap Cost of equity capital pada perusahaan real estate yang terdaftar di bursa efek indonesia. Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi - Vol 1

Rina dan Aprilia. 2011. Pengaruh ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BEI. The Indonesia Accounting Review Volume 1. No 2, ISSN 2086-3802

Said Kelana Aswani,2005. Riset Keuangan : Pengujian Pengujian Empiris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sensi, W. Ludovicus, 2006. Memahami Akuntansi Asuransi Kerugian. Jakarta : Prima Mitra Edukarya.


(14)

Sri Sulistyanto 2008. Manajemen Laba : Teori dan Empiris. Jakarta : PT. Grasindo Tatang Ary Gumianti, (2000) Earning Management: Suatu Telaah Pustaka

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media.

Widjaja 2004. Pengaruh Profitabilitas terhadap manajemen Laba ISSN 2806-3812 Wiwik Tiswiyanti, Dewi Fitriyani dan Wiralestari. 2012. Analisis pengaruh komisaris

independen, Komite Audit dan Kepemilikan Intitusional terhadap manajemen laba. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora vol 14 no 1 ISSN 0852-835

Zumrotun Nafiah. 2013. Manajemen Laba ditinjau dari sudut pandang praktisi dan akademisi. Jurnal STIE Semarang VOL 5, NO 2 (ISSN : 2252-7826)

http://www.tempo.co/read/news/2009/09/17/087198536/Kasus-Laba-Waskita-Belum-Ada-Unsur-Pidana

http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol18207/garagara-informasi-tak-benar-bapepam-denda-pt-agis

http://www.tempo.co/read/news/2006/06/19/05679113/Kasus-Great-River-ke-Kejaksaan

http://akuntanonline.com/showdetail.php?mod=art&id=876&t=Kaji%20Ulang,%20T emuan%20Rekayasa%20Akuntansi%20%20di%20BUMN&kat=Auditing www.idx.co.id


(15)

anugerah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul:

“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA”. Penelitian ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang pada program studi akuntansi fakultas ekonomi, universitas komputer Indonesia.

Peneliti menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan baik dari segi waktu, biaya maupun ilmu. Namun peneliti mencoba untuk memaksimalkannya dengan segala kemampuan yang dimiliki. Selain itu, peneliti berkeyakinan bahwa penelitian ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan do’a dan dukungan serta petunjuk dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, dan adik terima kasih atas do’a dan kasih sayangmu selalu menjadi kekuatan dan motivasi bagi peneliti dalam menyusun usulan penelitian ini, semoga anakmu ini dapat menjadi kebanggaan keluarga.

2. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc.,selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(16)

ilmu yang telah diberikan kepada peneliti.

6. Wati Aris Astuti, S.E., M.Si., selaku Dosen Wali Program Studi Akuntansi kelas Ak 3.

7. Sahabatku Buddy Hendrawan, dan Ade Joko Budiono atas dukungan, kebersamaan, saran dan telah memberikan semangat dalam menyelesaikan laporan ini. Serta untuk teman-teman Ak 3 terimakasih atas kebersamaannya. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan usulan penelitian ini

yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga semua bantuan, bimbingan, dan dorongan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat imbalan dari Tuhan yang maha kuasa. Amien. Akhir kata semoga penelitian ini dapat memenuhi harapan dan bermanfaat bagi yang memerlukannya dan segala kelapangan hati penulis menerima segala saran dan kritik terhadap penulisan penelitian ini untuk perbaikan selanjutnya.

Bandung, Juli 2014 Peneliti

Roy Hamdani Simarmata 21110121


(17)

2.1.KAJIAN PUSTAKA 2.1.1.Ukuran Perusahaan

2.1.1.1. Pengertian Ukuran Perusahaan

Menurut Machfoedz (1994) Ukuran perusahaan paling banyak digunakan untuk menggambarkan karakteristik suatu perusahaan. Untuk menilai suatu perusahaan bisa didasarkan pada jumlah aktiva, jumlah tenaga kerja, volume penjualan, dan nilai kapitalisasi pasar.

Menurut Agnes Sawir (2004 : 102) ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan berbeda. Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun mereka mempunyai akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian rupa agar investor memperoleh hasil yang memberikan return lebih tinggi secara signifikan.

Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk utang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan dibandngkan


(18)

yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang terlibat, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua belah pihak sebagai ganti penggunaan kontrak standar utang.

Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Akhirnya, ukuran diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi struktur keuangan, yaitu perusahaan kecil sering tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu sistem informasi manajemen.

Menurut Said Kelana Aswani (2005 : 274) ukuran perusahaan merupakan variabel kontrol yang dipertimbangkan dalam banyak penelitian keuangan. Hal ini disebabkan dengan banyaknya keputusan atau hasil keuangan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan secara umum biasanya ukuran perusahaan diproksi dengan total aset. Karenanya nilai total aset biasanya sangat besar dibanding dengan variabel keuangan lainnya.

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa Ukuran Perusahaan adalah variabel yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik suatu perusahaan.

Menurut Harahap (2002:307) dalam menganalisis ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut :


(19)

Ukuran Perusahaan dihitung menggunakan Logaritma dari total asset. Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim, untuk menghindari data yang tidak normal tersebut maka total asset perlu di logaritma kan. Total asset diperoleh dari laporan posisi keuangan.

2.1.2 Leverage

Menurut Lukman Syamsuddin (2002:89) mendefinisikan leverage adalah sebagai berikut :

Leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunaan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik perusahaan”.

Menurut Martono dan Agus Harjito (2005:53) mendefinisikan leverage ratio adalah sebagai berikut :

Leverage adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman).”

Menurut Sri Sulistyanto (2008:189) mendefinisikan leverage adalah sebagai berikut : “leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan total asset. Semakin besar rasioleverage,berarti semakin tinggi utang perusahaan”.

Menurut Kasmir (2009:113) mendefinisikan leverage adalah sebagai berikut :

“rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang”.


(20)

Menurut Irham Fahmi (2011:62) mendefinisikan leverage adalah sebagai berikut : “rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang”.

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwaLeverage adalah rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan dana dari hutang.

2.1.2.1 Tujuan dan Manfaat Rasio Hutang (Leverage)

Menurut Kasmir (2010:153-154) tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio hutang (leverage) yakni:

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor).

2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga)

3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal

4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.

5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva.

6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka pendek

7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.

Sementara itu, manfaat rasio solvabilitas atau Leverage ratio adalah :

1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.

2. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

3. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

4. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. 5. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap


(21)

6. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

7. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri.

2.1.2.2 Indikator Leverage

Menurut Kasmir (2010:156) secara umum jumlah leverage dapat diukur dengan formula sebagai berikut:

Keterangan :

Rasio Leverage yang digunakan adalah Debt to Asset ratio, yaitu perbandingan total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) dengan total aset yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun. Total hutang dan total aset diperoleh dari laporan posisi keuangan.

2.1.3 Manajemen Laba

Menurut Islahuzzaman (2012:257) mendefinisikan Manajemen Laba adalah sebagai berikut :

Manajemen Laba adalah proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikkan dan menurunkan laporan laba, dimana manajemen dapat menggunakan kelonggaran penggunaan metode akuntansi.”


(22)

Menurut Scott (2006:344) mendefinisikan manajemen laba adalah sebagai berikut :

“Manajemen Laba merupakan suatu tindakan manajer yang memilih kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan yang spesifik dan kebijakan akuntansi yang dimaksud adalah penggunaan accrual dalam menyusun laporan keuangan”.

Menurut Kieso (2011: 145) mendefinisikan manajemen laba sebagai berikut:

“Earning management is often defined as the planned timing of revenues, expenses, gains, and losses to smooth out bumps in earnings”.

Menurut Sri Sulistyanto (2008:6) Mendefinisikan Manajemen Laba Sebagai berikut:

“Manajemen laba adalah upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan”.

Menurut Schiper dalam Tatang (2001) Pengertian Manajemen Laba adalah sebagai berikut :

“Manajemen Laba adalah suatu intervensi yang sengaja dilakukan dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi”.

Menurut Widjaja (2004), Manajemen laba adalah :

“Suatu tindakan yang dilakukan oleh manajemen yang menaiki atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit menjadi tanggung jawabnya, yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang”.


(23)

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa manajemen laba adalah suatu penyusunan laporan yang sengaja dilakukan oleh manajemen yang ditujukan pada pihak eksternal dengan cara meratakan, menaikkan dan menurunkan laporan laba untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi.

2.1.3.2 Bentuk-Bentuk Manajemen laba

Menurut Sri Sulistyanto (2008:33) ada beberapa bentuk rekayasa laba yang sering dilakukan pihak manajemen agar laba yang dilaporkan sesuai dengan yang dikehendaki, yaitu:

“1. Taking a Bath 2. Income Minimization 3. Income Maximization 4. Income Smoothing

5. Timing Revenue and Expense Recognition”.

Penjelasan dari bentuk-bentuk manajemen laba diatas adalah sebagai berikut:

1. Taking a Bath

Disebut juga big baths, bisa terjadi selama periode dimana terjadi tekanan dalam organisasi atau terjadi reorganisasi, misalnya pergantian direksi. Bila teknik ini digunakan maka biaya-biaya yang ada pada periode yang akan datang diakui pada periode berjalan. Ini dilakukan bila kondisi yang tidak menguntungkan tidak bisa dihindari. Akibatnya laba pada periode yang akan datang menjadi tinggi meski kondisi sedang tidak menguntungkan.


(24)

2. Income Minimization

Cara ini hampir sama dengan taking a bath namun tidak ekstrim. Cara ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud mengurangi kemungkinan munculnya biaya politis. Kebijakan yang diambil dapat berupa penghapusan barang modal dan aktiva tidak berwujud, pembebanan pengeluaran iklan, serta pembebanan biaya riset.

3. Income Maximization

Maksimalisasi laba bertujuan untuk memperoleh bonus yang lebih besar. Selain itu tindakan ini juga bisa dilakukan untuk menghindari pelanggaran terhadap kontrak hutang jangka panjang.

4. Income Smoothing

Perusahaan cenderung lebih memilih untuk melaporkan trend pertumbuhan laba yang stabil dari pada perubahan laba yang meningkat atau menurun secara drastis. Perataan laba dapat dicapai dengan suatu ketentuan yang tinggi untuk hutang dan bertentangan dengan nilai asset pada tahun yang baik sehingga ketentuan itu dapat dikurangi. Hal ini dapat mempengaruhi laba yang dilaporkan pada masa yang buruk.

5. Timing Revenue and Expense Recognition

Teknik ini dilakukan dengan membuat kebijakan tertentu yang berkaitan dengan timing suatu transaksi. Misalnya pengakuan prematur atas pendapatan.


(25)

2.1.3.3 Motivasi Manajemen Laba

Sri Sulistyanto (2008:63) mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba:

”1. Bonus Scheme Hypothesis

2. Contracting Incentive 3. Political Motivation 4. Taxation Motivation

5. Incentive Chief Executive Officer (CEO)

6. Initial Public Offering (IPO”

Penjelasan dari motivasi terjadinya manajemen laba diatas adalah sebagaiberikut: 1. Bonus Scheme Hypothesis

Kompensasi (bonus) yang didasarkan pada besarnya laba yang dilaporkan akan memotivasi manajemen untuk memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan keuntungan yang dilaporkan demi memaksimalkan bonus mereka. Bonus minimal hanya akan dibagikan jika laba mencapai target laba minimal tertentu dan bonus maksimal dibagikan jika laba mencapai nilai tertentu atau lebih besar.

2. Contracting Incentive

Motivasi ini muncul ketika perusahaan melakukan pinjaman hutang yang berisikan perjanjian untuk melindungi kreditur dari aksi manajer yang tidak sesuai dengan kepentingan kreditur, seperti deviden yang berlebihan, pinjaman tambahan, atau membiarkan modal kerja atau laporan ekuitas berada di bawah tingkat yang ditetapkan, yang semuanya dapat meningkatkan risiko bagi kreditur, karena pelanggaran perjanjian dapat mengakibatkan


(26)

biaya yang tinggi sehingga manajer perusahaan berharap untuk menghindarinya. Jadi manajemen laba dapat muncul sebagai alat untuk mengurangi kemungkinan pelanggaran perjanjian dalam kontrak hutang. 3. Political Motivation

Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.

4. Taxation Motivation

Perpajakan merupakan motivasi yang paling jelas untuk melakukan manajemen laba. Manajemen berusaha untuk mengatur labanya agar pembayaran pajak lebih rendah dari yang seharusnya sehingga didapat penghematan pajak.

5. Incentive Chief Executive Officer (CEO)

CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.

6. Initial Public Offering (IPO)

Perusahaan yang akan go publik belum memiliki nilai pasar, dan menyebabkan manajer perusahaan yang akan go publik melakukan manajemen laba dalam prospectus mereka dengan harapan dapat menaikan harga saham perusahaan.


(27)

2.1.2.3 Pendekatan Manajemen Laba

Pada umumnya pendeteksian manajemen laba dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan accruals. Pendekatan ini akan menggunakan pengukuran berbasis akrial (accrual based measures)dalam mendeteksi ada tidaknya manipulasi. Menurut Sri Sulistyanto, 2008:211 yaitu:

1. Model berbasis Aggregate Accrual

Model berbasis Aggregate Accrual yaitu Model yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas rekayasa ini dengan menggunakan discertionary accrual Sebagai proksi manajemen laba.

2. Model Berbasis Spesific Accruals

Model Berbasis Spesific Accruals yaitu pendekatan yang menghitung akrual sebagai proksi manajemen laba dengan menggunakan item atau komponen laporan keuangan tertentu dari industri tertentu, misalnya piutang tak tertagih dari sektor industri tertentu atau cadangan kerugian piutang dari industri asuransi. 3. Model Berbasis Distribution Of Earning After Management

Pendekatan ini dikembangkan dengan melakukan pengujian secara statistik terhadap komponen-komponen laba untuk mendeteksi faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan laba.

2.1.2.4 Indikator Manajemen Laba

Menurut Sri Sulistyanto (2008:165) manajemen laba dapat diukur dengan discretionary accrual. Dalam penelitian ini discretionary accrual digunakan sebagai


(28)

TA = NI - CFO

proksi karena merupakan komponen yang dapat dimanipulasi oleh manajer seperti penjualan kredit.

discretionary accrual dapat dihitung melalui beberapa langkah sebagai berikut : 1. terlebih dahulu akan mengukur total akrual. Secara sistematis, total accruals

untuk periode tes dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

keterangan : TA = total akrual NI =Laba bersih

CFO =Arus Kas Dari Operasi

Nilai total akrual diperoleh dari selisih antara Laba Bersih dan Arus kas dari operasi. Laba bersih diperoleh dari laporan laba rugi dan arus kas dari operasi diperoleh dari laporan arus kas.

2. Menentukan Nilai ΔSales dan ΔREC. ΔSales = Penjualan Tahun t – Penjualan t-1 ΔREC = Piutang t – Piutang t-1

ΔSales diperoleh dari selisih penjualan tahun tes dengan penjualan tahun sebelumnya. Sedangkan ΔREC diperoleh dari selisih piutang tahun tes dengan piutang tahun sebelumnya. Nilai penjualan diperoleh dari laporan laba rugi dan piutang diperoleh dari laporan posisi keuangan.


(29)

3. Menentukan Parameter β1 β2 β3.

β1 β2 β3 yang dihitung dengan persamaan regresi linear berganda yang berbasis Ordinary least square (OLS) sebagai berikut:

Keterangan:

TA/Ait-1 = Total Akrual/total aset tahun sebelumnya

1/ Ait-1 = 1/ total aset tahun sebelumnya

ΔSalesit/Ait-1 = Perubahan Penjualan/ total aset tahun sebelumnya

PPEit/ Ait-1 = Aset tidak lancar/ total aset tahun sebelumnya

Untuk mendapatkan β1 β2 β3 yang diperoleh dari hasil regresi TA/Ait-1 digunakan

sebagai variabel Y, 1/Ait-1 digunakan sebagai variabel X1, ΔSales/Ait-1 digunakan

sebagai variabel X2 dan PPEit/ Ait-1 digunakan sebagai variabel X3.

4. Setelah mendapatkan nilai β1 β2 β3, langkah selanjutnya adalah menghitung Nondiscretionary accrual. Nondiscretionary accrual akan diukur dengan menggunakan persamaan :

dimana :

NDAit = Nondiscretionary Accrual perusahaan pada periode t β1β2β3 = Koefisien regresi

Ait-1 = Total Asset tahun sebelumnya ΔSales = Perubahan Penjualan t-1 ke tahun t

ΔREC = Perubahan Piutang dati tahun t-1 ke tahun t PPEit = Aset tetap pada perusahaan i pada periode t

NDAit= β1(1/Ait-1) + β2(ΔSales/Ait-1–ΔREC/Ait-1) + β3(PPEit/Ait-1)


(30)

5. Setelah mendapat nilai Nondiscretionary accrual maka discretionary accrual (DAC) dihitung dengan cara mengurangkan TA/Ait-1 terhadap NDAit dengan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

DAC = Discretionary accrual

TA/Ait-1 = total akrual/total Asset tahun Sebelumnya NDAit = Nondiscretionary accrual

Di dalam melakukan pendeteksian adanya manipulasi laba, pada umumnya akan ditemukan dua jenis discretionary accruals, yaitu discretionary accruals positif dan negatif Saiful (2004) yang dikutip oleh Tatang (2001) discretionary accruals positif mencerminkan manipulasi yang dilakukan manajer dengan pola income increasing, sedangkan negatif akan menunjukkan manipulasi income decreasing. Bentuk bentuk discreationary accruals tersebut disesuaikan dengan motivasi yang dilakukan oleh manajemen. Misalnya apabila manajemen bermaksud untuk memaksimalkan bonus, jika ditemukan nilai discretionary accrualspositif maka manajemen melakukan manipulasi laba dengan pola income increasing.

Menurut Sri Sulistyanto (2008:165) yang mengatakan bahwa secara empiris nilai discretionary accrual bisa nol, positif, atau negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan selalu melakukan manajemen laba dalam melakukan dan menyusun informasi keuangannya. nilai positif menunjukkan bahwa manajemen laba


(31)

dilakukan dengan pola penaikkan laba (Income increasing), sedangkan nilai negative menunjukkan manajemen laba dengan pola penurunan laba (income decreasing).

2.2 KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset (Umar, 2002:242)

Laporan keuangan juga merupakan output akhir dari sekian panjang transaksi bisnis yang terjadi dalam sebuah entitas atau perusahaan. Laporan ini memuat kondisi ekonomi perusahaan, yang dapat dijadikan media komunikasi bisnis oleh intern perusaahaan kepada pihak ekstern perusahaan. Komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (PSAK No. 1 Revisi 2009).

Menurut Sri Sulistyanto (2008: 21) Apabila manajer menginginkan kinerja terlihat lebih bagus dari pada kinerja sesungguhnya maka manajer akan menaikkan informasi labanya lebih tinggi dibanding laba sesungguhnya. Selain itu Sri Sulistyanto (2008: 21) juga berkata apabila manajer menginginkan kinerja perusahaan lebih rendah maka manajer akan mengatur labanya lebih rendah dibanding kinerja sesungguhnya. upaya untuk mempermainkan informasi dalam laporan keuangan dengan menyembunyikan, menunda pengungkapan, dan mengubah informasi inilah disebut dengan manajemen laba (Sri Sulistyanto, 2008 : 21).


(32)

Menurut Scoot (2003) Dalam hal pelaporan keuangan, manajer dapat melakukan manajemen laba (earnings management) untuk menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Masih menurut Scoot (2003) Tindakan earnings management telah memunculkan dalam beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi. Salah satu bentuk upaya manajer dalam melakukan manajemen laba adalah dengan cara income smoothing yaitu pihak manajemen dengan sengaja menurunkan dan meningkatkan laba untuk mengurangi gejolak dalam laporan laba, sehingga perusahaan terlihat stabil atau tidak beresiko tinggi (Scoot, 2003).

Menurut Rina dan Aprilia (2012) ukuran perusahaan mempengaruhi manajemen laba dikarenakan adanya anggapan manajer selama ini masih percaya bahwa para pemakai lapoan keuangan masih mendasarkan penilaiannya mengenai perushaan pada nilai total aktiva. Rina dan Aprilia (2012) juga menambahkan bahwa para manajer yang mengelola perusahaan besar akan termotivasi untuk melakukan tindakan tersebut dengan tujuan untuk menimbulkan kesan yang lebih baik mengenai perusahaannya kepada para pemakai laporan keuangan.

Menurut Irham Fahmi (2011:62) rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. Menurut scoot (2011:426) salah satu motivasi yang mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba adalah Perjanjian Hutang, berkaitan dengan persyaratan perjanjian hutang yang harus dipenuhi, laba yang tinggi diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggarang syarat perjanjian hutang. Menurut Dian Agustia (2013) bahwa


(33)

perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba.

2.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba

Menurut Sri Sulistyanto (2007:208) perusahaan besar akan lebih diperhatikan oleh pihak luar dibandingkan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil. Para manager yang mengelola perusahaan besar tidak termotivasi untuk melakukan rekayasa dalam laporan keuangannya dan memilih untuk mengutamakan kepentingan pemegang saham, sedangkan perusahaan kecil lebih leluasa untuk mengubah laporan keuangannya karena kurangnya perhatian dari pihak luar.

Sedangkan menurut Silvia dan Siddharta (2005) menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan diduga mampu mempengaruhi besaran pengelolaan laba perusahaan, dimana jika pengelolaan laba tersebut oportunis maka semakin besar perusahaan semakin kecil pengelolaan laba tapi jika pengelolaan laba efisien maka semakin besar ukuran perusahaan semakin tinggi pengelolaan labanya.

Teori ini didukung oleh penelitian Halim, dkk (2005) yang menyatakan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi manajemen laba dimana semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin kecil kesempatan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Selain itu semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan juga semakin dituntut untuk memenuhi kepentingan investor.


(34)

2.2.2 Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba

Sri Sulistyanto (2008:63) menyatakan bahwa praktik perataan laba yang merupakan salah satu bentuk manajemen laba sering dilakukan oleh perusahaan ketika mereka menghadapi paksaaan dari kreditor dengan cara mengubah metode akuntansinya. Semakin besarnya rasio leverage mengakibatkan resiko yang ditanggung oleh pemilik modal juga akan semakin meningkat.

M.Hanafi (2004:333) juga menyatakan bahwa leverage yang tinggi akan menyebabkan nilai pembiayaan yang juga tinggi dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja jangka panjang. Dengan kinerja tersebut, diharapkan kreditur juga akan tetap memiliki kepercayaan terhadap manajemen perusahaan. Dengan demikian, hal tersebut dapat menyuburkan perilaku opportunistic pihak manajemen terhadap laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba.

Achmad et al.(2007) menunjukkan bahwa peningkatan motivasi perjanjian hutang (debt covenant) meningkatkan praktik manajemen laba.Dalam teori keagenan yang dinyatakan oleh Watts dan Zimmerman dalam Dian (2013) menyatakan bahwa semakin dekat perusahaan dengan pelanggaran perjanjian utang yang berbasis akuntansi, lebih memungkinkan manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang memindahkan laba yang dilaporkan dari periode masa datang ke periode saat ini.

Menurut Widyaningsih (2001) perusahaan memiliki rasio leverage yang lebih tinggi diduga melakukan manajemen laba, karena perusahaan terancam gagal dalam memenuhi kewajiban utang pada waktunya.


(35)

2.2.1 Penelitian Sebelumnya

Adapun tabel yang menjelaskan mengenai perbedaan dan perbandingan penelitian dengan penelitian terdahulu yaitu seperti dibawah ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No PENULIS JUDUL HASIL SUMBER

1 Yuliati, Sifrid dan Victorina UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2011 Ukuran perusahaan terbukti berpengaruh signifikan negatif terhadap manajemen laba JURNAL UNIVERSITAS SAMRATULANGI ISSN 2303-1174

2 Eni

Wuryani

COMPANY SIZE IN RESPONSE TO

EARNINGS MANAGEMENT AND COMPANY PERFORMANCE

The result of this study show a significant negatif effect of firm size on earning management

Capital Market Review. Vol 18, No 1 & 2. Pp. 1-21, 2010

3 Rina Moestika dan Aprillia Yunita Sari (2011) Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Food And Beverages yang Go Public di BEI

Peningkatan asimetri informasi memberikan kontribusi nyata terhadap manajemen laba (diproksikan dengan Diecreationary Accruals). Sedangkan pada ukuran perusahaan memberikan kontribusi negatif terhadap manajemen laba.

The indonesian Accounting Review Volume I, No.2 July 2011, Pages 83-96 ISSN 2086-3802

4 Dini Tri Wardani

dan

Pengaruh Asimetri Informasi, Struktur

Kepemilikan

Hasil Penelitian Menunjukan bahwa secara parsial asimetri

Proceeding PESAT (Psikologi,


(36)

Masodah Manajerial, dan Leverage terhadap Praktik Manajemen Laba Dalam Industri Perbankan Di Indonesia

informasi dan leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, dan struktur kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Arsitektur & Sipil Univ.Gunadarma Vol.4 Oktober 2011 ISSN: 1858-2559

5 Welvin I guna dan Arleen Herawati (2010) Pengaruh Mekanisme good corporate governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit, dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba

Hasil Penelitian menunjukan bahwa :

1. Independensi auditor tidak berpengaruh terhadap manajemen laba

2. Kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba 3. Leverage berpengaruh

terhadap manajemen laba

4. Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba

5. Komite Audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba

JURNAL AKUNTANSI

DAN BISNIS

Vol.12, No.1, April 2010, hlm.53-68

6 Raudhatul Husni (2011) Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Leverage dan profitabilitas Terhadap Manajemen Laba

Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemilikan

institusional, leverage, dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Jurnal Akuntansi

dan Keuangan

Vol.15, No 1, Mei 2013 ISSN 1411-0288

Dari uraian dan kerangka pemikiran diatas maka secara sistematis paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :


(37)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Kata hipotesis berasal dari kata “hipo” yang artinya lemah dan “tesis” berarti pernyataan. Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah, disebut demikian karena masih berupa dugaan yang belum teruji kebenarannya.

Menurut Sugiyono (2011:64), hipotesis penelitian adalah:

“Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data ststistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telahterkumpul sebagaimana adanya. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif”.

Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.

Variabel X1

Ukuran Perusahaan

Said Kelana Aswani (2005 : 274)

Variabel X2 Leverage

Sri Sulistyanto (2008:189)

Variabel Y Manajemen Laba

Scott (2006:344) Sri Sulistyanto (2008:11)


(38)

Bedasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut: H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.

H2: Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.


(39)

3.1 Objek Penelitian

Menurut Husein Umar (2005:303) menjelaskan bahwa “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan dengan hal-hal lain yang dianggap perlu”.

Penjelasan objek penelitian menurut Sugiyono (2010:410) yaitu :

“Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan dibelakang meja, dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian”. Objek dari penelitian adalah Ukuran Perusahaan, Leverage dan Manajemen Laba.

3.2 Metode Penelitian

Pengertian metode penelitian menurut Umi Narimawati (2008:127) adalah cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode tersebut untuk membuktikan, mengungkapkan, dan mengumpulkan


(40)

permasalahan menjadi satu jawaban dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan secara sistematis.

Menurut Moch. Nasir (2005:54) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti ststus kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system, pemikiran, atau pun suatu kel as peristiwa pada masa sekarang.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah satu sampai tiga. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat dikumpulkan, dianalisis, dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang telah dipelajari.

Sedangkan menurut Mashuri (2009:45) pengertian metode verifikatif adalah sebagai berikut :

“Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalh yang serupa dengan kehidupan”.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Menurut Umi Narimawati (2010:30) langkah langkah yang peneliti terapkan dalam penelitian yaitu:


(41)

1. Menetetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian yaitu Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Manajemen Laba.

2. Mengidentifikasi Permasalahan yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;

4. Menetapkan tujuan penelitian;

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori; 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang

digunakan;

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data;

8. Melakukan analisis data;

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian

Berdasarkan penjelasan diatas, maka desain dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian yaitu Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Manajemen Laba

2. Mengidentifikasi Permasalahan yang terjadi. Identifikasi Masalah terbagi menjadi 2, yaitu :


(42)

1. Adanya dugaan bahwa direksi periode sebelumnya melakukan rekayasa keuangan sejak tahun buku 2004-2008 dengan memasukan proyeksi pendapatan multitahun ke depan sebagai pendapatan tertentu 2. Adanya penggelembungan dana pada PT.Great River yang diduga

karena kesulitan membayar hutang-hutangnya.

3. Adanya rekayasa akuntansi pada perusahaan-perusahaan besar saat terjadi pelemahan nilai rupiah.

4. Adanya rekayasa akuntansi di BUMN dengan tujuan meningkatkan laba supaya mendapatkan bonus lebih besar.

3. Menetapkan Rumusan Masalah

Berdasarkan pengidentifikasian masalah maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba

2. Seberapa besar pengaruh Leverage terhadap manajemen Laba.

3. Seberapa besar pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Manajemen Laba.

4. Menetapkan tujuan penelitian;

Sesuai dengan latar belakang dan maksud yang telah diuraikan, penelitian ini memiliki tujuan antara lain :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba.


(43)

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Manajemen Laba.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan;

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data;

8. Melakukan analisis data;

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel kedalam suvariabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.

Pengertian variabel penelitian menurut sugiyono (2010:38) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, atau objek atau kegiatan yang mempunyai


(44)

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Menurut Jonathan Sarwono (2006:67) menjelaskan bahwa “variabel harus didefinisikan secara operasional agar mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan variabel lainnya dan pengukurannya”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator serta skala dari variable-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai Ukuran Perusahaan dan Laverage terhadap manajemen laba, maka operasionalisasi variabel penelitian dapat disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Ukuran Perusahaan X1 Ukuran perusahaan merupakan variabel kontrol yang mempertimbangkan dalam banyak penelitian keuangan. Said Kelana Asnawi (2005:274)

Ukuran Perusahaan = Log (Total Asset)

(Harahap 2002 : 307)

Rasio

Leverage (X2)

rasio leverage adalah mengukur seberapa besar

perusahaan dibiayai dengan hutang Irham Fahmi (2011:62)

(Kasmir, 2010:156)

Rasio

Manajemen Laba (Y)

Manajemen Laba adalah proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga

Discretionary accruals dengan mengurangi total akrual dengan

akrual nondiskresioner.


(45)

dapat meratakan, menaikkan dan menurunkan pelaporan laba, dimana manajemen

dapat menggunakan kelonggaran penggunaan

metode akuntansi (Islahuzzaman 2012:257)

DAC = TA/Ait-1 - NDAit

Komponen yang digunakan : laba bersih, arus kas operasi, total asset, penjualan bersih, asset tetap

dan piutang.

(Sri Sulistyanto 2008:165)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Data-data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data tersebut bersifat kuantitatif mengenai laporan keuangan tahunan Adapun sumber data pada penelitian ini diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id).

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri Laporan Keuangan (Net Income, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas dan Sales), periode pengamatan empat tahun dari tahun 2010 - 2013. Data-data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id). Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan sektor Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(46)

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, terlebih dahulu harus mengidentifikasi dan mempelajari mengenai populasi yang akan diteliti. Apakah populasi tersebut memerlukan sampel atau tidak dan bagaimana cara pengambilan sampel tersebut.

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:80) dalam bukunya mengemukakan mengenai populasi yaitu:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan Sektor Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2013, yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca. Yaitu dari 8 perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau sebanyak 32 laporan keuangan perusahaan.

Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:


(47)

Tabel 3.2

Perusahaan yang Menjadi Populasi Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 AALI PT.Astra Agro Lestari Tbk.

2 ANJF PT. Austindo Nusantara Jaya Tbk.

3 UNSP PT.Bakrie Sumatra Plantations Tbk

4 BISI PT. Bisi International Tbk

5 BWPT PT.Bw Plantation Tbk

6 DSFI PT.Dharma Samudra fishing industries Tbk

7 DSNG PT.Dharma Satya Nusantara Tbk

8 GZCO PT.Gozco Plantations Tbk

9 IIKP PT.Inti Agri Rersources Tbk

10 JAWA PT.Jaya Agra Wattie Tbk

11 MAGP PT.Multi Agro Gemilang Plantation Tbk

12 LSIP PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk

13 PALM PT.Provident Agro Tbk

14 SIMP PT.Salim Ivomas Pratama Tbk

15 SRGO PT.Sampoerna Agro Tbk

16 WAPO PT.Wahana Pronatural Tbk

b) Sampel

Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi.

Sugiyono (2010:81) menjelaskan mengenai sampel yaitu:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.


(48)

Teknik pengambilan sample yang digunakan penulis yaitu dengan menggunakan nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2010:84) menyatakan bahwa: ”Nonprobability sampling yaitu pengambilan sample yang tidak memberi peluang/kesempatan sama sekali bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample”. Teknik nonprobability sampling yaitu digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik sampling menjelaskan purposive. Menurut Sugiyono (2010:85), menyatakan bahwa ”Sampling purposive adalah teknik penentian sample dengan pertimbangan tertentu”.

Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan pertanian yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010–2013.

2. Perusahaan dimaksud menyampaikan datanya secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan, yaitu laporan keuangan per 31 Desember yang telah diaudit.

Berdasarkan kriteria tersebut pemilihan sampel akan dijelaskan pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.3 Pemilihan Sampel N

o Kode Nama Perusahaan

LAPORAN KEUANGAN 2010 2011 2012 2013

1 AALI PT.Astra Agro Lestari Tbk.    

2 ANJF PT. Austindo Nusantara Jaya Tbk.    

3 UNSP PT.Bakrie Sumatra Plantations Tbk    


(49)

5 BWPT PT.Bw Plantation Tbk    

6 DSFI PT.Dharma Samudra fishing Tbk    

7 DSNG PT.Dharma Satya Nusantara Tbk    

8 GZCO PT.Gozco Plantations Tbk    

9 IIKP PT.Inti Agri Rersources Tbk    

10 JAWA PT.Jaya Agra Wattie Tbk    

11 MAGP PT.Multi Agro Gemilang Plantation Tbk    

12 LSIP PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk    

13 PALM PT.Provident Agro Tbk    

14 SIMP PT.Salim Ivomas Pratama Tbk    

15 SRGO PT.Sampoerna Agro Tbk    

16 WAPO PT.Wahana Pronatural Tbk    

Dari kriteria yang telah ditentukan, diperoleh sebanyak 8 perusahaan yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Nama-nama perusahaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Perusahaan yang akan dijadikan sample No Kode Nama Perusahaan

1 AALI PT.Astra Agro Lestari Tbk.

2 UNSP PT.Bakrie Sumatra Plantations Tbk 3 BISI PT. Bisi International Tbk

4 BWPT PT.Bw Plantation Tbk

5 DSFI PT.Dharma Samudra fishing industries Tbk 6 GZCO PT.Gozco Plantations Tbk

7 LSIP PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk 8 SRGO PT.Sampoerna Agro Tbk


(50)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik penentuan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan khususnya yaitu berupa Laporan keuangan (Laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan laporan arus kas) dari Penelitian Kepustakaan (Library Reaserch)

Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini penulis juga menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini penulis juga menggunakan media internet sebagai penelusurab informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.


(51)

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan dokumen yang berhubungan dengan rasio keuangan perusahaan pertanian di www.idx.co.id dan

www.finance.yahoo.com.

Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan yaitu dengan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan bacaan-bacaan lain yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Selain itu, pada tahap ini juga perlu dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran cara pengolahan data. Selanjutnya adalah tahap penelitian pokok yang digunakan untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literature untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh. Dalam hal ini peneliti juga menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan. 3.2.2 Rancangan Analisis Dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh


(52)

sendiri maupunm oleh orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode:

1) Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Menurut Sugiyono (2011:30) Analisis kualitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka (numeric). Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada laporan keuangan yang terdapat pada perusahaan Pertanian yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil analisis tersebut akan di dapat analisis pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Manajemen Laba. 2) Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Menurut Sugiyono (2011:31) penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan”.

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisi data yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal, karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia. Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Linier Berganda (Multipel)

Menurut Sugiyono (2012:192) analisis regresi linear digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikan/diturunkan.


(53)

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Manajemen laba.

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2). Persamaan regresinya sebagai berikut:

Bentuk persamaan dari regresi linier berganda ini yaitu :

Sumber: Sugiyono (2012:192) Keterangan :

Y = Manajemen Laba

α = konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel bebasnya adalah 0 (X1, X2= 0)

β1 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X1 terikat Y, apabila

variabel bebas X2diangap konstan.

β2 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X2 terikat Y, apabila

variable bebas X1diangap konstan.

X1 = Ukuran Perusahaan

X2 = Leverage


(54)

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik.

A. Pengujian Asumsi Klasik Regresi

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Beberapa asumsi klasik regresi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Linear Regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti terdiri atas :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable dependen (Manajemen Laba) dan variable independen (Ukuran Perusahaan dan Leverage) mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal/mendekati normal. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik.

Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Sedangkan analisis statistic adalah pendeteksian normalitas data yang dapat dilakukan melalui analisis statistik yang salah satunya dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov test (K-S).


(55)

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian signifikansi koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

a) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. b) Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara

normal

Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk


(56)

menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.

 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:

a) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

b) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variable independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan:menggunakan Variance Inflation Factors (VIF).

(Gujarati, 2004: 351)

Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan


(57)

nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas (Gujarati, 2003: 362)

 Uji Heteroskedastisitas

Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi.

Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing- masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen) (Gujarati, 2003: 406).

Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(58)

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin Watson (D-W):

(Gujarati, 2003: 467)

Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:

a) Jika D-W < dL atau D-W > 4-dL, maka pada data tersebut terdapat

autokorelasi.

b) b) Jika dU < D-W < 4-dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat

autokorelasi

c) Tidak ada kesimpulan jika dL D-W ≤ dU atau 4-dU D-W ≤ 4-dL

2. Analisis Koefisien Korelasi Pearson

Analisis koefisen korelasi pearson digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).


(59)

Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukan arah hubungan antara variable dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan hubungan. Menurut Umi Narimawati (2011:49), pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variable X dan Y, dapat menggunakan pendekatan korelasi Pearson dengan rumus dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah data

X = Variabel Bebas (Independen) Y= Variabel Terikat (Dependen)

Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤ r ≤ +1 dimana :

a. Apabila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik sebesar 1 atau sebaliknya.

b. Apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.


(60)

c. Apabila r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun sebesar 1 atau sebaliknya.

Ketentuan untuk melihat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel 3.5 dibawah ini.

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Korelasi Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Kolersi Rendah

0,400 – 0,599 Kolerasi Sedang

0,600 – 0,799 Korelasi Kuat

0,800 – 1,000 Kolerasi Sangat Kuat sumber: Sugiono (2011:184)

3. Koefisien Determinasi

Analisis koefisiensi determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.

Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi yang sering disebut koefisien penentu, karena besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r2). Sehingga koefisien ini berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Manajemen Laba.


(61)

Sumber: Umi Narimawati (2007:89)

Keterangan :

Kd = Koefisien Determinasi r2 = Koefisien Korelasi

3.2.5.2Uji Hipotesis

Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian hipotesis menyatakan bahwa :

“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji parameter populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu”.

Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya (Hi).

Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut : 1. Pengujian Secara Parsial

Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t dengan langkah-langakh sebagai berikut:


(62)

a. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas Ukuran Perusahaan terhadap variabel terikat Manajemen laba. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah:

H0: β1 = 0 Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap Manajemen Laba

Ha: β1≠ 0 Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap Manajemen Laba

b. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas Leverage terhadap Manajemen laba. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah:

H0: β2 = 0 Leverage tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap

Manajemen Laba

Ha : β2 ≠ 0 Leverage berpengaruh signifikan dan positif terhadap

Manajemen Laba

c. Menentukan tingkat signifikan. Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk)=(n-k-1), untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan

penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.

d. Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi


(63)

Dimana:

r = koefisien korelasi parsial k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel n-k-1 = derajat bebas

e. Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel

 Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima

artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

 Jika thitung ≤ ttabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak

artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya f. Menentukan kesimpulan berdasarkan Probabilitas

Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas

kurang dari 0,05.

Sumber : Andi Supangat (2007:295) Gambar 3.1


(64)

2. Pengujian Secara Simultan

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variable bebas secara simultan terhadap variable terikat.

a. Rumus uji F yang digunakan adalah:

R = koefisien kolerasi ganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F-kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung> Fkritis,

maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variable bebas tidak

dapat menjelaskan perubahan nilai variable terikat ditolak dan sebaliknya. b. Hipotesis Pengujian

H0; ρ = 0, Secara simultan Ukuran Perusahaan dan Leverage tidak


(65)

H1; ρ ≠ 0, Secara simultanUkuran Perusahaan dan Leverage berpengaruh

terhadap Manajemen Laba.

c. Menentukan nilai signifikansi α yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (dk=k; n-k-1), untuk mengetahui daerah Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan

penolakan.

d. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria:

 Jika Fhitung > Ftabel, variable independen secara simultan berpengaruh

terhadap variabel dependen

 Jika Fhitung < Ftabel,m variabel independen secara simultan tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen e. Menentukan kesimpulan berdasarkan probabilitas

Dengan menggunakan nilai probabilitas, H1 akan diterima jika

probabilitas kurang dari 0.05.

Gambar 3.1


(66)

ABSTRACT

The financial statements are expected to provide information about the financial performance of the company and how the company management responsible to the owner. The purpose of this study was to determine the effect of Firm Size and leverage of the earning management and partially simultaneously. Discretionary accrual is the proxy of earning management.

In the sampling method proposive sampling using the Company annual financial statements 8 agricultural sector Listed in Indonesia Stock Exchange from 2010 to 2013 and as many as 32 samples using multiple linear analysis for hypothesis testing. The process of statistical analysis using SPSS for Windows software.

Results showed that firm size negatively affect of the earning management and the leverage does not affect of the earning management partially. Simultaneously Firm Size and leverage significant effect on earning management.

Keywords: firm size, leverage, and earning management

1. Pendahuluan 1. Latar Belakang

Laporan keuangan diharapkan dapat menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dan bagaimana pihak manajemen perusahaan bertanggungjawab pada pemilik (principal) (Arri dan Nurzi 2013).Laporan keuangan yang menjadi suatu media penghubung antara manajemen dengan pemilik perusahaan tidak akan mampu sepenuhnya mencerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya apabila pihak manajemen perusahaan memainkan angka-angka akuntansi yang disajikan, terlebih lagi pihak manajemen melakukan tindakan tersebut guna memenuhi tujuan tertentu (Indra, 2013). Seringkali informasi yang diberikan pada pemilik belum dapat dijamin bahwa informasi tersebut mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh adanya keinginan manajemen untuk dapat memenuhi kepentingan mereka sendiri (Wiwik, Dewi, Wiralestari, 2012). Upaya-upaya yang dilakukan oleh manajer guna mempengaruhi informasi keuangan dengan tujuan tertentu merupakan tindakan manajemen laba (Indra 2013).

Menurut Healy dan Wahlen dalam Zumrotun (2013), menyatakan bahwa manajemen laba terjadi kerika manajer menggunakan pertimbangan (judgment) dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan, dengan tujuan untuk memanipulasi besaran (magnitude) laba kepada beberapa stakeholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (contract) yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Menurut Rina dan Aprillia (2011) salah satu faktor yang mempengaruhi manajemen laba adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan yang sering digunakan adalah nilai aktiva perusahaan. Nilai aktiva dipakai sebagai ukuran perusahaan karena selama ini masih terdapa Compounding Effect yang timbul karena perusahaan yang besar selalu diidentikkan dengan nilai aktiva yang besar pula. Keadaan ini membuat manajer termotivasi untuk melakukan manajemen laba karena manajer percaya bahwa para pemakai laporan keuangan masih mendasarkan salah satu peinilaiannya mengenai perusahaan pada angka nilai aktiva. Faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya manajemen laba adalah

Leverage. Menurut Scoot (2000), rasio leverage dapat melihat seberapa jauh perusahaan yang dibiayai oleh hutang pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal


(1)

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi.

Bandung: Agung Media.

Widjaja 2004. Pengaruh Profitabilitas terhadap manajemen Laba ISSN 2806-3812

Wiwik Tiswiyanti, Dewi Fitriyani dan Wiralestari. 2012. Analisis pengaruh komisaris independen,

Komite Audit dan Kepemilikan Intitusional terhadap manajemen laba.

Jurnal Penelitian

Universitas Jambi Seri Humaniora vol 14 no 1 ISSN 0852-835.

Zumrotun Nafiah. 2013. Manajemen Laba ditinjau dari sudut pandang praktisi dan akademisi.

Jurnal STIE Semarang VOL 5, NO 2 (ISSN : 2252-7826)

Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran Penelitian No Kode Nama Perusahaan No Kode Nama Perusahaan

1 AALI PT.Astra Agro Lestari Tbk. 9 IIKP PT.Inti Agri Rersources Tbk 2 ANJF

PT. Austindo Nusantara Jaya

Tbk. 10 JAWA PT.Jaya Agra Wattie Tbk

3 UNSP

PT.Bakrie Sumatra

Plantations Tbk 11 MAGP

PT.Multi Agro Gemilang Plantation Tbk

4 BISI PT. Bisi International Tbk 12 LSIP

PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk

5 BWPT PT.Bw Plantation Tbk 13 PALM PT.Provident Agro Tbk 6 DSFI

PT.Dharma Samudra fishing

industries Tbk 14 SIMP

PT.Salim Ivomas Pratama Tbk

7 DSNG

PT.Dharma Satya Nusantara

Tbk 15 SRGO PT.Sampoerna Agro Tbk

8 GZCO PT.Gozco Plantations Tbk 16 WAPO PT.Wahana Pronatural Tbk Perusahaan yang akan dijadikan sample

No Kode Nama Perusahaan

1 AALI PT.Astra Agro Lestari Tbk.

2 UNSP PT.Bakrie Sumatra Plantations Tbk 3 BISI PT. Bisi International Tbk

4 BWPT PT.Bw Plantation Tbk

5 DSFI PT.Dharma Samudra fishing industries Tbk 6 GZCO PT.Gozco Plantations Tbk

7 LSIP PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk 8 SRGO PT.Sampoerna Agro Tbk


(2)

Hasil Pengujian Asumsi Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 32

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .05058202

Most Extreme Differences

Absolute .124

Positive .124

Negative -.104

Kolmogorov-Smirnov Z .700

Asymp. Sig. (2-tailed) .712

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1

Ukuran Perusahaan .909 1.100

Leverage .909 1.100

a. Dependent Variable: Manajemen Laba Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas


(3)

Nilai Durbin-Watson Untuk Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .436a .190 .134 .052297145 1.098

a. Predictors: (Constant), Leverage, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Manajemen Laba

Hasil Estimasi Model Regressi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .250 .117 2.139 .041

Ukuran Perusahaan -.044 .017 -.455 -2.598 .015

Leverage -.024 .044 -.096 -.546 .589

a. Dependent Variable: Manajemen Laba

Koefisien Korelasi Parsial Ukuran Perusahaan Dengan Manajemen Laba

Correlations

Control Variables Manajemen Laba Ukuran Perusahaan

Leverage

Manajemen Laba

Correlation 1.000 -.435

Significance (2-tailed) . .015

df 0 29

Ukuran Perusahaan

Correlation -.435 1.000

Significance (2-tailed) .015 .


(4)

Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .250 .117 2.139 .041

Ukuran Perusahaan -.044 .017 -.455 -2.598 .015

Leverage -.024 .044 -.096 -.546 .589

a. Dependent Variable: Manajemen Laba

Gambar 4.5

Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial (Pengaruh Ukuran Perusahaan)

Koefisien Korelasi Parsial Leverage Dengan Manajemen Laba

Correlations

Control Variables Manajemen Laba Leverage

Ukuran Perusahaan

Manajemen Laba

Correlation 1.000 -.101

Significance (2-tailed) . .589

df 0 29

Leverage

Correlation -.101 1.000

Significance (2-tailed) .589 .

df 29 0

Penolakan Ho Daerah

Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

0


(5)

Gambar 4.6

Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial (Pengaruh leverage)

Korelasi dan Determinasi Berganda Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .436a .190 .134 .052297145 1.098

a. Predictors: (Constant), Leverage, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Manajemen Laba

Anova Untuk Pengujian Koefisien Regresi secara Bersama-sama ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .019 2 .009 3.406 .047b

Residual .079 29 .003

Total .098 31

a. Dependent Variable: Manajemen Laba

b. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan ,Leverage

Daerah Penolakan Ho Daerah

Penolakan Ho

0

t0,025;27 = 2,045


(6)

Gambar 4.7

Grafik Daerah penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Simultan Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho

F0,05(2;27)= 3,33 0


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

72 527 91

Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 40 99

Analisis Pengaruh Praktek Manajemen Laba dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Penawaran Saham Perdana yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010

0 83 97

Pengaruh diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba : studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013

1 12 111

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 9

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILTAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 11 104

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

3 81 9