Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

Sheila Nanda Karina 110503013

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DAPERTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

Sheila Nanda Karina NIM: 110503013


(3)

ABSTRAK

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan (total aset, total penjualan) terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian kausal dan dilakukan pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA), variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan yang diukur dengan total asset dan total penjualan, variabel kontrol yang digunakan adalah leverage yang diukur dengan debt asset ratio, likuiditas yang diukur dengan current ratio, dan

inventory to total asset. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 29 perusahaan yang sesuai dengan kriteria. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dengan metode dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan uji asumsi klasik untuk analisis data yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Uji t dan uji koefisien determinasi digunakan dalam menguji hipotesis penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total aset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, hasil analisis regresi menunjukkan nilai thitung sebesar 4.426 > ttabel 1.66342 dan signifikansi 0.000 < 0.05, current ratio dan

debt to asset ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sedangkan inventory to total asset tidak mampu menjadi variabel kontrol karena nilai signifikansinya 0.920 > 0.05. Total sales memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, hasil analisis regresi menunjukkan nilai thitung sebesar 5.612 > ttabel 1.66342 dan signifikansi 0.000 < 0.05,current ratio dan

debt to asset ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sedangkan inventory to total asset tidak mampu menjadi variabel kontrol karena nilai signifikansinya 0.481 > 0.05.

Kata Kunci: ukuran perusahaan, total asset, total penjualan, profitabilitas, return on asset


(4)

ABSTRACT

EFFECT OF FIRM SIZE ON FIRM PROFITABILITY OF CONSUMER SECTOR FIRMS LISTED ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research aim is to analyse the effect of firm size (total assets, total sales)on firm profitability (ROA)of consumer goods sector firms listed on Indonesian Stock Exchange.

This is as casual research and used consumer sector firms listed on Indonesian Stock Exchange during 2011-2013. The dependent variable used in this study research is profitability as measured by return on asset (ROA), independent variable used were size firm as measured by total assets and total sales, controls variable used were leverage as measured by debt asset ratio, liquidity as measured by current ratio, and inventory to total assets. The sampling technique used was purposive sampling technique in which the number of samples obtained is 29 firms. The collected data is secondary data by the method of documentation. This research used is multiple liniear regression and classic assumption test for data analysis such as normality test, multicolliniearity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test. T test and coefficient determination test used in testing the research hypothesis.

The results shows that total assets have a positive and significant effect on profitability which of regression analysis results shows tvalue 4.426>ttable 1.66342 and significant 0.000 < 0.05, current ratio and debt to asset ratio have a negative and significant effect on profitability, then inventory to total asset is not a capable of being controlling variable because the significance value 0.920 > 0.05. Total sales have a positive and significant effect on profitability which of regression analysis results shows tvalue 5.612>ttable 1.66342 and significant 0.000 < 0.05, current ratio and debt to asset ratio have a negative and significant effect on profitability, then inventory to total asset not a capable of being controlling variable because the significance value 0.481 > 0.05.

Keywords: firm size, total assets, total sales, profitability, return on asset


(5)

KATA PENGANTAR Bismillahirahmannirrahim

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga peniliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Tak lupa salawat berangkaikan salam peneliti haturkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir peneliti dimungkinkan berkat bantuan berbagai pihak. Maka sudah pada tempatnya maka peneliti menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya pada pihak yang ikut membantu dan mendukung peneliti dalam menulis skripsi ini.

Pertama sekali peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada orang tua yakni Ayahanda Agus Ananda, SE dan Ibunda Hj. Azwani Agustina yang selalu ada sejak lahir untuk membimbing, memberikan semangat, cinta dan kasih sayang serta doa yang tak pernah putus untuk menjadikan kami anak yang terbaik. Untuk abang-abang saya Rheza dan Feby terimakasih atas motivasi yang diberikan untuk membantu peneliti menggapai gelar sarjana.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Begitu banyak pihak yang memberikan kontribusi, baik berupa materi, pikiran, maupun dorongan semangat dan motivasi. Oleh karena iu melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :


(6)

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M. Acc, Ak selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, dan masukan dalam membimbing penulisan ini.

3. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, Msi, Ak dan bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM juga para Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bernilai.

4. Teman-teman kuliah seperjuangan saya Nova, Fauzya, Dea, Dwi, Dian, Ella, Inggit, Masyruf dan teman-teman undangan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu - persatu yang tidak pernah bosan untuk selalu memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Teman-teman tersayang saya Ika, Siti, Windi, Rizha, Runy, Tita dan Andra yang selalu ada untuk membantu dan memotivasi peneliti.

6. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak disebutkan satu - persatu terimakasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Medan, Juni 2015 Peneliti

Sheila Nanda Karina NIM: 110503013


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1. Profitabilitas ... 9

2.1.1.1. Pengertian Profitabilitas ... 9

2.1.1.2. Manfaat Profitabilitas ... 12

2.1.2. Ukuran Perusahaan ... 12

2.1.2.1. Pengertian Ukuran Perusahaan ... 12

2.1.2.2. Klasifikasi Ukuran Perusahaan ... 15

2.1.3. Variabel Kontrol ... 16

2.1.3.1. Leverage ... 16

2.1.3.2. Inventory to Total Assets Ratio ... 17

2.1.3.3. Likuiditas ... 18

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ... 19

2.3. Kerangka Konseptual ... 21

2.4. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 24

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.3. Identifikasi Variabel ... 24

3.4. Definisi Operasional Variabel ... 24


(8)

3.4.3. Variabel Kontrol ... 26

3.5. Populasi dan Sampel ... 29

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 31

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 31

3.8. Teknik Analisis Data ... 31

3.8.1. Statistik Deskriptif ... 32

3.8.2. Uji Asumsi Klasik ... 32

3.8.2.1. Uji Normalitas ... 33

3.8.2.2. Uji Multikolinearitas ... 33

3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 34

3.8.2.4. Uji Autokorelasi ... 34

3.8.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 35

3.8.4. Uji Hipotesis ... 36

3.8.4.1. Uji Parsial (Uji-t) ... 36

3.8.4.1. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 37

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 37

4.1.2 Analisis Regresi dengan Variabel Kontrol Model I .... 38

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 38

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas ... 41

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 42

4.1.2.4 Uji Autokorelasi ... 44

4.1.2.5 Model Regresi Berganda ... 44

4.1.2.6 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 46

4.1.2.7 Uji Signifikansi Parameter Individual ... 47

4.1.3 Analisis Regresi dengan Variabel Kontrol Model II ... 49

4.1.3.1 Uji Normalitas ... 49

4.1.3.2 Uji Multikolinearitas ... 51

4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 52

4.1.3.4 Uji Autokorelasi ... 54

4.1.3.5 Model Regresi Berganda ... 55

4.1.3.6 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 57

4.1.3.7 Uji Signifikansi Parameter Individual ... 58

4.2. Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 61


(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN ... 65


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Kriteria Ukuran Perusahaan ... 16

2.2 Penelitian Terdahulu ... 20

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28

3.2 Jumlah Sampel ... 30

4.1 Statistik Deskriptif ... 37

4.2 Uji Kolmogorov Smirnov ... 41

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 41

4.4 Uji Autokorelasi ... 44

4.5 Hasil Analisis Regresi ... 45

4.6 Model Summary ... 47

4.7 Hasil Uji t ... 48

4.8 Uji Kolmogorov Smirnov ... 51

4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ... 52

4.10 Uji Autokorelasi ... 54

4.11 Hasil Analisis Regresi ... 56

4.12 Model Summary ... 57


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 22

4.1 Grafik Histogram ... 39

4.2 Normal Probability Plot ... 40

4.3 Grafik Scatterplot ... 43

4.4 Grafik Histogram ... 49

4.5 Normal Probability Plot ... 50


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Jadwal Penelitian ... 65

2 Data Penelitian ... 65

3 Statistik Deskriptif ... 68

4 Analisis Regresi Model I ... 68


(13)

ABSTRAK

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan (total aset, total penjualan) terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian kausal dan dilakukan pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA), variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan yang diukur dengan total asset dan total penjualan, variabel kontrol yang digunakan adalah leverage yang diukur dengan debt asset ratio, likuiditas yang diukur dengan current ratio, dan

inventory to total asset. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 29 perusahaan yang sesuai dengan kriteria. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dengan metode dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan uji asumsi klasik untuk analisis data yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Uji t dan uji koefisien determinasi digunakan dalam menguji hipotesis penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total aset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, hasil analisis regresi menunjukkan nilai thitung sebesar 4.426 > ttabel 1.66342 dan signifikansi 0.000 < 0.05, current ratio dan

debt to asset ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sedangkan inventory to total asset tidak mampu menjadi variabel kontrol karena nilai signifikansinya 0.920 > 0.05. Total sales memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, hasil analisis regresi menunjukkan nilai thitung sebesar 5.612 > ttabel 1.66342 dan signifikansi 0.000 < 0.05,current ratio dan

debt to asset ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sedangkan inventory to total asset tidak mampu menjadi variabel kontrol karena nilai signifikansinya 0.481 > 0.05.

Kata Kunci: ukuran perusahaan, total asset, total penjualan, profitabilitas, return on asset


(14)

ABSTRACT

EFFECT OF FIRM SIZE ON FIRM PROFITABILITY OF CONSUMER SECTOR FIRMS LISTED ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research aim is to analyse the effect of firm size (total assets, total sales)on firm profitability (ROA)of consumer goods sector firms listed on Indonesian Stock Exchange.

This is as casual research and used consumer sector firms listed on Indonesian Stock Exchange during 2011-2013. The dependent variable used in this study research is profitability as measured by return on asset (ROA), independent variable used were size firm as measured by total assets and total sales, controls variable used were leverage as measured by debt asset ratio, liquidity as measured by current ratio, and inventory to total assets. The sampling technique used was purposive sampling technique in which the number of samples obtained is 29 firms. The collected data is secondary data by the method of documentation. This research used is multiple liniear regression and classic assumption test for data analysis such as normality test, multicolliniearity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test. T test and coefficient determination test used in testing the research hypothesis.

The results shows that total assets have a positive and significant effect on profitability which of regression analysis results shows tvalue 4.426>ttable 1.66342 and significant 0.000 < 0.05, current ratio and debt to asset ratio have a negative and significant effect on profitability, then inventory to total asset is not a capable of being controlling variable because the significance value 0.920 > 0.05. Total sales have a positive and significant effect on profitability which of regression analysis results shows tvalue 5.612>ttable 1.66342 and significant 0.000 < 0.05, current ratio and debt to asset ratio have a negative and significant effect on profitability, then inventory to total asset not a capable of being controlling variable because the significance value 0.481 > 0.05.

Keywords: firm size, total assets, total sales, profitability, return on asset


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan perekonomian dunia dan semakin pesatnya perkembangan teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha semakin bersifat kompetitif disertai eliminasi bagi perusahaan yang tidak mampu bertahan. Seiring dengan perkembangan tersebut, maka setiap perusahaan dituntut untuk dapat mempertaruhkan kelangsungan usahanya dan melakukan strategi yang tepat agar dapat bersaing dengan perusahaan lain serta dapat mencapai tujuannya. Perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda tetapi pada umumnya tujuan utama dari setiap perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal.

Secara umum masyarakat luas mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan tersebut yang terlihat dari kinerja manajemen dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang. Strategi yang tepat sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan agar kinerja manajemennya akan semakin membaik yang kemudian akan meningkatkan laba suatu perusahaan.

Berbagai penelitian telah menguji variabel yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan sebagai kelangsungan hidup atau kesuksesan suatu bisnis, sebagian besar dipengaruhi oleh profitabilitas pada suatu perusahaan.

Salah satu indikator kinerja suatu perusahaan adalah laba atau profit.

Pertumbuhan laba yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun dapat memberikan sinyal positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang


(16)

kinerja perusahaan. Untuk mengukur laba dapat dilakukan dengan rasio profitabilitas, dengan mengetahui rasio profitabilitas yang dimiliki perusahaan dapat melihat bagaimana perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu karena laba perusahaan yang tinggi belum tentu menunjukkan profitabilitas yang tinggi, akan tetapi profitabilitas yang tinggi sudah dipastikan bahwa laba yang dihasilkan tinggi.

Profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Penelitian ini menggunakan return on assets

(ROA) sebagai proksi untuk mengukur profitabilitas karena ROA merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aset yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang aktivitas manajemen. ROA dapat diukur dengan membandingkan laba bersih terhadap total aset. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aset yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA negatif menunjukkan total aset yang dipergunakan tidak memberikan keuntungan atau rugi.

Bebarapa usaha yang sering dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukkan rasio yang menarik investor untuk tertarik berinvestasi di perusahaan dan menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi adalah dengan meningkatkan ROA.

Menurut Setiawan (2009:163) agar dapat meningkatkan profitabilitasnya, pihak manajemen perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi profitabilitas adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan


(17)

dianggap sebagai variabel fundamental dalam menjelaskan profitabilitas perusahaan dan sejumlah penelitian telah meneliti pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan (dalam Abiodun, 2013:90).

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi menjadi 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah

(medium firm), dan perusahaan kecil (small firm) yang biasanya dapat dilihat dari total aset dan total penjualan perusahaan. Dengan kata lain, semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar pula aset yang dimiliki. Jika, aset perusahaan dapat digunakan secara efektif dan efisien maka profitabilitas perusahaan juga akan meningkat.

Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan dibandingkan dengan perusahaan berukuran kecil. Perusahaan besar dapat menghasilkan produk dengan harga per unit yang rendah karena berproduksi pada skala ekonomis. Selain itu perusahaan yang besar diharapkan dapat meningkatkan penjualan dari barang yang diproduksi, karena semakin besar tingkat penjualan perusahaan maka semakin besar pula profitabilitas perusahaan tersebut.

Krisis keuangan di Amerika Serikat yang dimulai sejak awal tahun 2008 telah menimbulkan dampak secara global. Indonesia merupakan salah satu negara yang merasakan dampak kondisi makro-ekonomi global yang sulit serta meningkatnya situasi di dalam negeri yang penuh tantangan. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi harga BBM memicu lonjakan inflasi, sementara beberapa waktu sesudahnya, Bank Indonesia menaikkan tingkat suku


(18)

bunga dalam upaya untuk mengendalikan defisit neraca pembayaran dan melemahnya nilai rupiah. Hanya perusahaan yang mampu menghasilkan tingkat pengembalian modal yang tinggi serta dapat terus menerus mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya yang akan menjadi incaran para investor dalam menanamkan modalnya.

Mengantisipasi hal tersebut perusahaan dituntut untuk inovatif dan mampu melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi sehingga diperlukan suatu prinsip pengelolaan yang efektif, efisien dan produktif terhadap semua bagian yang ada di dalam perusahaan.

Perusahaan sektor barang konsumsi adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan dikonsumsi oleh masyarakat. Perusahaan sektor barang konsumsi merupakan salah satu sektor perusahaan yang dapat bertahan dan tidak terpengaruh terhadap krisis global yang terjadi di Indonesia karena perusahaan sektor barang konsumsi adalah perusahaan yang menawarkan kebutuhan dasar konsumen sehingga ditengah melemahnya industri yang ada di Indonesia, sektor industri barang konsumsi tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat konsumsi masyarakat yang diikuti dengan meningkatnya pendapatan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat.

Masyarakat tidak pernah bisa lepas dari barang konsumsi seperti makanan, minuman, peralatan rumah tangga, farmasi dan barang keperluan rumah tangga. Jumlah penduduk di Indonesia yang sangat besar akan mendukung tingkat penggunaan barang-barang konsumsi yang tinggi. Oleh karena itu, perusahaan


(19)

industri barang konsumsi memacu perusahaan untuk meningkatkan produksinya. Kebutuhan masyarakat akan barang konsumsi akan selalu ada karena merupakan kebutuhan dasar konsumen. Didasarkan pada kenyataan tersebut, perusahaan sektor barang konsumsi dianggap akan terus survive.

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas telah diteliti oleh Abiodun (2013) di Nigeria. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Nigeria pada tahun 2000-2009. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset dan total penjualan. Variabel dependen yang digunakan adalah profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA). Variabel kontrol yang digunakan antara lain leverage, inventory management, dan likuiditas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total aset dan total penjualan mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas dan variabel kontrol leverage

berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Doğan (2013) di Turkey. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Istanbul pada tahun 2008-2011. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan yang diukur dengan total asset, total penjualan dan jumlah karyawan. Variabel dependen yang digunakan adalah profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA). Variabel kontrol yang digunakan antara lain leverage, likuiditas dan umur perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas dan variabel kontrol umur perusahaan, leverage berpengaruh negatif


(20)

terhadap profitabilitas sedangkan likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh Niresh dan Velnampy (2014) di Sri Lanka. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset dan total penjualan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur dengan return on asset

(ROA) dan net profit. Variabel kontrol yang digunakan adalah asset turnover.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Colombo.

Di Indonesia penelitian yang menguji pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas telah dilakukan oleh Setiawan (2009) dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1999-2004 dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berbagai temuan dari penelitian yang telah diuraikan diatas mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mencoba melakukan penelitian kembali agar dapat lebih memahami mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas. Penelitian ini adalah penelitian replikasi dari penelitian terdahulu yang mengacu pada penelitian Abiodun (2013).


(21)

Berikut beberapa perbedaannya adalah:

1. Periode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah tahun 2011-2013, sedangkan penelitian yang sebelumnya menggunakan periode penelitian 2000-2009.

2. Objek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian yang sebelumnya meneliti pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Nigeria.

Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan (total aset) terhadap profitabilitas (ROA) ?

2. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan (total penjualan) terhadap profitabilitas (ROA) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui adanya pengaruh ukuran perusahaan (total aset)


(22)

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh ukuran perusahaan (total penjualan) terhadap profitabilitas (ROA).

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta sebagai bahan masukan apabila suatu saat dimintai pendapat mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas.

2. Bagi perusahaan/instansi, sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi pihak perusahaan baik dalam menjalankan aktivitas maupun dalam mengambil sebuah keputusan manajemen di masa yang akan datang. 3. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan

penelitian berikutnya bagi pihak lain sehingga dapat dijadikan perbandingan untuk di masa yang akan datang.

4. Bagi investor, sebagai tambahan masukan guna membantu investor dalam pengambilan keputusan apabila investor ingin menanamkan modalnya pada perusahaan industri barang konsumsi di Indonesia.


(23)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Landasan Teori

2.1.1. Profitabilitas

2.1.1.1. Pengertian Profitabilitas

Secara umum pengertian profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih atau laba yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Kinerja perusahaan seringkali dilihat melalui laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Dimana ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti kinerja perusahaannya baik, dan begitu juga sebaliknya. Setiap perusahaan selalu menginginkan profitabilitas yang tinggi untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Niresh dan Velnampy (2014:57) Profitabilitas adalah sejumlah uang perusahaan yang dapat dihasilkan dari sumberdaya apapun yang dimiliki perusahaan. Karena tujuan akhir dari setiap perusahaan adalah memaksimalkan profitabilitas.

Definisi lain yang dikemukakan oleh Fahmi (2012:68) bahwa

“rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka akan semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan”.

Pengertian profitabilitas menurut Kasmir (2010:196) adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan


(24)

menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Menurut Harahap (2007:304) “Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”.

Perkembangan profitabilitas mempunyai peran penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan dalam waktu jangka panjang, sebab profitabilitas menunjukkan apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik atau tidak di masa yang akan datang. Setiap perusahaan diharapkan mempunyai profitabilitas yang selalu meningkat, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.

Para investor di pasar modal juga sangat memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam melakukan jual beli saham. Karena setiap investor selalu menginginkan dana yang diinvestasikannya itu berada dalam keadaan aman dan terus berkembang. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen karena dapat menggambarkan posisi laba perusahaan.

Perusahaan dituntut untuk dapat mengelola aset atau sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga mampumenghasilkan


(25)

laba yang tinggi. Melalui rasio profitabilitas, perusahaan dapat mengukur kemampuan dalam menghasilkan laba melalui pengelolaan aset yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio profitabilitas suatu perusahaan maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, aset dan modal saham tertentu untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang terpenting dari rasio profitabilitas yang ada. Dalam penelitian ini profitabilitas perusahaan diukur menggunakan Return On Assets (ROA) dengan rumus sebagai berikut:

ROA merupakan penilaian profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih (sesudah pajak) berdasarkan tingkat aset yang tertentu dengan cara membandingkan laba bersih sesudah pajak dengan total aset.

ROA memberikan suatu dasar yang berguna untuk menunjukkan efektivitas perusahaan dalam mengelola aset baik dari modal sendiri

���=����������


(26)

maupun dari modal pinjaman, investor akan melihat seberapa efektif suatu perusahaan dalam mengelola aset.

2.1.1.2. Manfaat Profitabilitas

Rasio profitabilitas memiliki beberapa manfaat bagi pihak-pihak yang memiliki hubungan dan kepentingan dengan perusahaan. Menurut Kasmir (2010:198) manfaat yang diperoleh dari penggunaan rasio profitabilitas adalah untuk:

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. 6. Manfaat lainnya.

2.1.2. Ukuran Perusahaan

2.1.2.1. Pengertian Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai suatu skala yang mengklasifikasikan besar atau kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aset, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain.

Menurut Riyanto (2008:313) “ukuran perusahan adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva”.

Menurut Niresh (2014:57) “ukuran perusahaan adalah faktor utama untuk menentukan profitabilitas dari suatu perusahaan dengan konsep


(27)

yang biasa dikenal dengan skala ekonomi”. Maksudnya skala ekonomi menunjuk kepada keuntungan biaya rendah yang didapat oleh perusahaan besar karena dapat menghasilkan produk dengan harga per unit yang rendah. Perusahaan dengan ukuran besar membeli bahan baku (input produksi) dalam jumlah yang besar sehingga perusahaan akan mendapat potongan harga (quantity discount) lebih banyak dari pemasok.

Menurut Setiawan (2009) dilihat dari sisi kemampuan memperoleh dana untuk ekspansi bisnis, perusahaan besar mempunyai akses yang besar ke sumber-sumber dana baik ke pasar modal maupun perbankan, untuk membiayai investasinya dalam rangka meningkatkan labanya.

Perusahaan yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber sehingga untuk mendapatkan pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri.

Adapun perhitungan ukuran perusahaan menurut Abiodun (2013) dan Niresh (2014) diukur dengan menggunakan dua rumus yaitu:

1) Ukuran perusahaan = Ln Total Aset

Aset adalah harta kekayaan atau sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2008:31) komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aset dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:

• Aset lancar yaitu aset-aset yang relatif mudah untuk dikonversi menjadi uang, dijual atau digunakan dalam jangka waktu satu tahun. Aset lancar meliputi; kas, piutang, persediaan, biaya dibayar dimuka.


(28)

• Aset tetap adalah harta kekayaan milik perusahaan yang dapat diukur dengan jelas (tangible) dan yang bersifat permanen. Aset tetap dibeli

dengan tujuan dipakai sendiri ole

kembali. Aset tetap dapat dibagi menjadi 2 yaitu: aset tetap berwujud (gedung, tanah, mesin, peralatan, dan kendaraan) dan aset tetap tidak berwujud (goodwill, hak cipta, hak paten, franchise dan merek dagang)

• Aset lainnya adalah aset yang tidak termasuk dalam aset lancar dan aset tetap yang tidak bisa dikelompokan ke dalam kriteria di atas.

Semakin besar aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka perusahaan dapat melakukan investasi baik untuk aset lancar maupun aset tetap dan juga memenuhi permintaan produk. Hal ini akan semakin memperluas pangsa pasar yang akan dicapai yang kemudian akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

2) Ukuran perusahaan = Ln Total Penjualan

Penjualan adalah salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Kasmir (2008:305) “penjualan adalah omzet barang atau jasa yang dijual, baik dalam unit ataupun dalam rupiah”. Menurut Reeve, dkk (2009:280) “penjualan adalah total jumlah yang dibebankan pada pelanggan atas barang terjual, baik penjualan kas maupun kredit”.

Dalam sebuah perusahaan diharapkan mempunyai penjualan yang terus meningkat, karena ketika penjualan semakin meningkat perusahaan dapat menutup biaya yang keluar pada saat proses produksi. Dengan begitu, laba perusahaan akan meningkat yang selanjutnya juga akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.


(29)

Variabel ukuran perusahaan diukur dengan Logaritma Natural

(Ln) dari total aset dan total penjualan. Hal ini dikarenakan besarnya total aset dan total penjualan masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total aset dan total penjualan perlu di Ln kan.

2.1.2.2. Klasifikasi Ukuran Perusahaan

Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.

Menurut UU No. 20 Tahun 2008 ukuran perusahaan diklasifikasikan ke dalam 4 kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Pengklasifikasian ukuran perusahaan tersebut didasarkan pada total aset yang dimiliki dan total penjualan tahunan perusahaan tersebut.

Adapun kriteria ukuran perusahaan yang diatur dalam UU No.20 tahun 2008 Pasal 6 adalah sebagai berikut:


(30)

Tabel 2.1.

Kriteria Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan Kriteria

Aset (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)

Penjualan Tahunan

Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta

Usaha Kecil > 50 juta – 500 juta > 300 juta – 2,5 M

Usaha Menengah > 10 juta – 10 M 2,5 M – 10 M

Usaha Besar > 10 M > 50 M

Sumber: UU No.20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah

2.1.3. Variabel Kontrol

Menurut Jogiyanto (2004:157) “variabel kontrol atau dikenal sebagai variabel pelengkap merupakan variabel yang digunakan untuk melengkapi atau mengkontrol hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk didapatkan model empiris yang lebih lengkap dan lebih baik. Variabel kontrol bukanlah variabel utama yang diteliti dan diuji tetapi lebih ke variabel lain yang mempunyai efek pengaruh”.

Penelitian ini berfokus untuk meneliti pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas, namun aspek yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan tidak hanya ukuran perusahaan karena itu dimunculkan variabel-variabel yang diduga ikut mempengaruhi profitabilitas diperlakukan sebagai variabel kontrol. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah leverage, inventory to total asset, dan likuiditas.

2.1.3.1. Leverage

Secara umum pengertian leverage adalah jumlah utang yang diperoleh dari kreditur dengan tujuan membiayai aset perusahaan. Perusahaan, sebagai debitur berkepentingan untuk menjaga kepercayaan kreditur dalam hal kemampuan membayar utang.


(31)

Menurut Weston dan Brigham (dalam Jumingan, 2006:122) rasio

leverage bertujuan untuk mengukur sejauh mana kebutuhan keuangan perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman. Leverage dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan debt to asset ratio.

Debt to assets ratio adalah rasio yang menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Abiodun (2013) dan Doğan (2013) ditunjukkan bahwa debt to assets ratio

mempunyai hubungan yang negatif dengan profitabilitas.

2.1.3.2. Inventory to total assets ratio

Inventory to total assets ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur persediaan sebagai persentase dari total aset yang digunakan untuk memantau tingkat persediaan. Inventory to total assets ratio dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

���������������� =����������������

����������� x 100%

���������������������������= ����������������


(32)

Jika inventory to total assets ratio meningkat menunjukkan tingkat persediaan meningkat, yang mungkin merupakan tanda bahwa permintaan rendah dan lebih banyak pasokan aset diinventarisasi. Sebaliknya, jika rasio menurun, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan permintaan yang dapat meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adebayo (2013) menunjukkan bahwa inventory to total assets ratio mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas.

2.1.3.3. Likuiditas

Likuiditas adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya ketika jatuh tempo. Likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Current ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat megetahui dan menduga sampai dimanakah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mendapat kredit itu kira-kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan

������������= �������������


(33)

pada tanggal yang sudah ditentukan. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor.

Menurt Fraser (2008:223) Current ratio menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar. Kewajiban lancar digunakan sebagai penyebut rasio karena dianggap menggambarkan hutang yang paling mendesak, harus dilunasi dalam satu tahun atau satu siklus operasi. Dengan kata lain dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Doğan (2013) menunjukkan bahwa current ratio mempunyai hubungan yang positif terhadap profitabilitas.

2.2. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian sebelumnya dan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian terdahulu ini akan dijadikan bahan acuan agar dapat membandingkan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(34)

Tabel 2.2. Penelitian terdahulu NO Peneliti

dan Tahun

Judul Penelitian Variabel Hasil

Penelitian

1. Abiodun

(2013)

The Effect of Firm Size on Firms Profitability in Nigeria

Variabel Independen:

Ukuran perusahaan (Total aset dan total penjualan)

Variabel Dependen:

Profitabilitas (ROA)

Variabel Kontrol: leverage, inventory to total assets ratio, likuiditas

Total aset dan total penjualan berpengaruh positif terhadap profitabilitas. 2. Niresh dan Velnampy (2014)

Firm Size and Profitability: A Study of Listed Manufacturing Firms in Sri Lanka

Variabel Independen:

Ukuran perusahaan (Total aset dan total penjualan) Variabel Dependen: Profitabilitas (ROA) Variabel Kontrol: Asset turnover Tidak ada hubungan antara ukuran perusahaan dan profitabilitas. 3. John dan Adebayo (2013)

Effect of Firm Size on Profitability: Evidence from Nigerian Manufacturing Sector Variabel Independen: Ukuran perusahaan (Total aset dan total penjualan)

Variabel Dependen:

Profitabilitas (ROA)

Variabel Kontrol: leverage, inventory to total assets ratio, likuiditas

Total aset dan total penjualan berpengaruh positif terhadap profitabilitas. 4. Jonsson (2007)

Does the size matter? The relationship between size and

Variabel Independen: Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh


(35)

Icelandic firms Profitabilitas terhadap profitabilitas perusahaan 5. Doğan (2013)

Does Firm Size Affect The Firm Profitability? Evidence from Turkey Variabel Independen: Ukuran perusahaan Variabel Dependen: Profitabilitas Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. 6. Setiawan (2009)

Pengaruh Growth Opportunity dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri Manufaktur di Indonesia Variabel Independen:

Growth opportunity, ukuran perusahaan Variabel Dependen: Profitabilitas Growth opportunity berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Sumber : Data yang diolah penulis, 2015

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dirancang untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Berikut kerangka konseptual penelitian dilihat pada gambar 2.1.


(36)

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Sumber : Data yang diolah penulis, 2015

Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengklasifikasikan besar atau kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain.

Semakin besar aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka perusahaan dapat melakukan investasi untuk ekspansi bisnis baik untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap dan juga memenuhi permintaan produk. Hal ini akan semakin memperluas pangsa pasar yang akan dicapai yang kemudian akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

Begitu juga dengan penjualan, ketika penjualan semakin meningkat, perusahaan dapat menutup biaya yang keluar pada saat proses produksi. Jadi, semakin besar total penjualan maka laba perusahaan akan meningkat yang selanjutnya juga akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

Ln Total Assets (X1)

Ln Total Sales (X2)

Ukuran Perusahaan

ROA (Y)

Debt to assets ratio

Inventory to total assets ratio

Current ratio

H1 H2


(37)

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1= Ukuran perusahaan (total aset) berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

H2= Ukuran perusahaan (total penjualan) berpengaruh terhadap profitabilitas


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat kausal. Kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui atau membuktikan hubungan sebab dan akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs resmi BEI. Adapun waktu bagi penulis melakukan penelitian ini yaitu mulai dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan selesai, dimana ada kesenjangan waktu oleh peneliti untuk mengolah data penelitian. Jadwal penelitian dapat dilihat pada daftar lampiran

3.3. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu variabel independen, satu variabel dependen dan tiga variabel kontrol. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan. Variabel dependen yang digunakan adalah profitabilitas dan variabel kontrol yang digunakan adalah leverage, inventory to total asset, dan likuiditas

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi-definisi yang akan dipergunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memberikan arah dan batasan dalam penyelesaian masalah. Pada bagian ini dijelaskan berbagai variabel


(39)

penelitian yang ada di dalam penelitian ini. Selain itu, di bagian ini juga dijelaskan definisi operasional variabel yang akan digunakan di dalam penelitian.

3.4.1. Variabel Dependen

Variabel terikat (dependent variable) adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas diukur dengan rasio Return on Asset (ROA) yang dihitung berdasarkan laba bersih dibagi dengan total aset.

3.4.2. Variabel Independen

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan maupun timbulnya variabel dependen (terikat).

a) Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan yang dinyatakan dalam total aset dan total penjualan.

1) Total Aset

Aset adalah harta kekayaan atau sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Aset terbagi menjadi 2 yaitu: aset lancar dan aset tetap.


(40)

2) Total Penjualan

Penjualan adalah salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Kasmir (2008:305) “penjualan adalah omzet barang atau jasa yang dijual, baik dalam unit ataupun dalam rupiah”.

3.4.3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol atau dikenal sebagai variabel pelengkap merupakan variabel yang digunakan untuk melengkapi atau mengkontrol hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk didapatkan model empiris yang lebih lengkap dan lebih baik. Variabel kontrol bukanlah variabel utama yang diteliti dan diuji tetapi lebih ke variabel lain yang mempunyai efek pengaruh (dalam Jogiyanto, 2004:157). Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah leverage, inventory to total asset, dan likuiditas. Penjelasan variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Leverage

Leverage adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana suatu perusahaan mendanai dengan hutang, leverage diproksikan dengan debt to asset ratio.

Debt to asset ratio menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Kredit lebih menyukai rasio hutang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin rendah perlindungan terhadap kreditur dalam peristiwa likuidasi.


(41)

b) Inventory to Total Assets Ratio

Inventory to Total Assets adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar total aset yang terikat dalam persediaan dengan membandingkan jumlah persediaan dengan total aset. Jika rasio meningkat, tingkat persediaan meningkat, dapat dikatakan bahwa permintaan rendah sehingga lebih banyak pasokan aset diinventarisasi. Sebaliknya, jika rasio menurun dapat dikatakan bahwa permintaan meningkat yang akan mengakibatkan profitabilitas juga ikut naik.

c) Likuiditas

Likuiditas adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya ketika jatuh tempo. Current ratio menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar. Kewajiban lancar digunakan sebagai penyebut rasio karena dianggap menggambarkan hutang yang paling mendesak, harus dilunasi dalam satu tahun atau satu siklus operasi.

Untuk mempermudah mendapatkan data yang diperlukan bagi penelitian masalah yang diteliti, perlu adanya operasional variabel. Operasionalisasi variabel yaitu memecah variabel-variabel yang terkandung dalam penelitian tersebut diatas menjadi bagian-bagian yang paling kecil, sehingga dapat diketahui klasifikasi ukurannya.


(42)

Tabel 3.1.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel

Penelitian

Definisi Operasional Indikator Pengukuran Variabel Skala Variabel Dependen Profitabilitas (ROA) Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki.

���= ���������ℎ

��������� �100%

Rasio Variabel Independen Ukuran Perusahaan Skala yang mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aset dan total penjualan.

• Ln Total Aset • Ln Total Penjualan

Rasio Variabel Kontrol Debt to Asset Ratio Inventory to Total Assets Current Ratio Rasio yang menunjukkan

beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.

Rasio yang digunakan untuk mengukur persediaan sebagai persentase dari total aset yang digunakan untuk memantau tingkat persediaan. Rasio yang digunakan untuk mengukur aktiva yang dimiliki perusahaan dalam hutang lancar.

��� =����������������

����������� �100%

���= ���������

����������� �100%

�� = �������������

������������������

Rasio

Rasio

Rasio


(43)

3.5. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan adalah keseluruhan subjek dalam penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah seluruh perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013.

Sampel merupakan bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011:82). Adapun perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling

yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Semua perusahaan tergolong perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Data yang diambil merupakan laporan keuangan audit yang memberikan data secara lengkap selama 3 tahun berturut-turut (2011-2013).

3. Perusahaan yang tidak delisting dari Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan (tahun 2011-2013).

4. Mempunyai laba pada periode penelitian dan tidak mengalami laba negatif selama periode pengamatan.


(44)

Berdasarkan informasi diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2. Jumlah Sampel

NO Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3 4

1. Akasha Wira International Tbk. ADES 1

2. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 2

3. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO 3

4. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA 4

5. Davomas Abadi Tbk. DAVO X X

6. Delta Djakarta Tbk. DLTA 5

7. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

ICBP 6

8. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 7

9. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 8

10. Mayora Indah Tbk. MYOR 9

11. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN X X

12. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI 10

13. Sekar Bumi Tbk. SKBM 11

14. Sekar Laut Tbk. SKLT 12

15. Siantar Top Tbk. STTP 13

16. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.

ULTJ 14

17. Gudang Garam Tbk. GGRM 15

18. HM Sampoerna Tbk. HMSP 16

19. Bentoel Internasional Investama Tbk.

RMBA X X

20. Wismilak Inti Makmur Tbk. WIIM 17

21. Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA 18

22. Indofarma (Persero) Tbk. INAF X X

23. Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF 19

24. Kalbe Farma Tbk. KLBF 20

25. Merck Tbk. MERK 21

26. Pyridam Farma Tbk PYFA 22

27. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk.

SCPI X X


(45)

Muncul Tbk.

29. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

SQBB 23

30. Taisho Pharmaceutical Indonesia (PS) Tbk.

SQBI X X

31. Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC 24

32. Martina Berto Tbk. MBTO 25

33. Mustika Ratu Tbk. MRAT X X

34. Mandom Indonesia Tbk. TCID 26

35. Unilever Indonesia Tbk. UNVR 27

36. Kedawung Setia Industrial Tbk. KDSI 28

37. Kedaung Indah Can Tbk. KICI 29

38. Langgeng Makmur Industri Tbk. LMPI X X

Sumber : Data yang diolah penulis, 2015

3.6. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang peneliti gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder dari perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua yang memiliki informasi atau data yang sudah jadi, yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan berupa neraca dan laporan laba rugi yang diambil dari website resmi Bursa Efek Indonesia dan referensi dari jurnal ilmiah dan peneliti sebelumnya.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu metode mengumpulkan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian. Data yang


(46)

digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengunduh data-data yang diperlukan dari www.idx.co.id.

3.8. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis data digunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik, yaitu uji asumsi klasik, pengujian hipotesis dan analisis regresi berganda.

3.8.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini menjabarkan jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.

3.8.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan uji analisis regresi linear berganda, maka hal yang pertama dilakukan adalah uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, and Estimator), yang artinya nilai estimator yang terbaik, estimator yang linear, dan estimator yang tidak bias, maka data-data yang digunakan dalam analisis regresi terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.


(47)

3.8.2.1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk proses awal di dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal, gunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal.

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Apabila data tersebar di area garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal (menyerupai lonceng), maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

3.8.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Korelasi antar variabel independen yang satu dengan yang lainnya disebut dengan multikolinieritas. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF>10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.


(48)

3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Erlina, 2011:106). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik, park glejser, rank spearman dan barlett.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di Studentized ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

3.8.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam satu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk


(49)

mendiagnosis adanya autokorelasi dalam model digunakan pengujian durbin watson (uji DW). Menurut Nawari (2010:225) adapun kriteria dalam penentuan autokorelasi adalah sebagai berikut :

1) Jika Dw < Dl atau Dw > 4-Dl maka terdapat autokorelasi.

2) Jika Dl < Dw < Du atau 4-Du < Dw < 4-Dl maka status autokorelasi tidak dapat dijelaskan (inconclusive).

3) Jika Du < Dw < 4-Du maka tidak terjadi autokorelasi (Non Autokorelasi).

3.8.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah pengaruh antara satu atau lebih variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Analisis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Adapun rumus persamaannya adalah sebagai berikut:

ROA = a + β1 SIZE_TA + β2 LEV + β3 INV + Β4 LIQ + ε Model I

ROA = a + β1 SIZE_TS + β2 LEV + β3 INV + Β4 LIQ + ε Model II Keterangan:

SIZE_TA =Ln Total Assets SIZE_TS = Ln Total Sales

LEV = Total liabilities/total assets INV = inventory/total assets

LIQ = Current asset/current liabilities ROA = Return on Assets

β = Koefisien regresi

a = Constant


(50)

3.8.4. Uji Hipotesis

3.8.4.1. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.

Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 diterima bila ttabel > thitung, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila > 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat,

Ha diterima bila thitung> ttabel, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila < 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat (Ghozali, 2009:88).

3.8.4.2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan model penelitian dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kelemahan penggunaan R square adalah setiap penambahan variabel independen dalam model penelitian akan meningkatkan nilai R square walaupun variabel independen yang ditambahkan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Penelitian ini memiliki lebih dari satu variabel independen jadi untuk menghindari kelemahan R square, persentase yang dipakai adalah persentase adjusted R square.


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Statistik Deskriptif

Pada bagian ini akan digambarkan data dari masing-masing variabel yang telah diolah berdasarkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen yaitu Ukuran Perusahan yang diukur menggunakan Total Assets (X1), dan Ukuran Perusahaan yang diukur menggunakan Total Sales (X2), kemudian variabel dependen yaitu Profitabilitas yang diproksikan ke dalam Return on Asset

(ROA) (Y), serta variabel kontrol yaitu Leverage yang diukur menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR), Inventory to Total Asset Ratio (ITA), dan Likuiditas yang diukur menggunakan Current Ratio. Hasil pengujian statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LNTA 87 11.38 18.17 14.3731 1.65274

LNTS 87 11.38 18.13 14.5967 1.71835

ROA 87 -.90 4.20 2.3139 .92334

CR 87 -.54 2.46 .7269 .61883

ITA 87 .63 4.27 2.9130 .69595

DAR 87 2.28 4.22 3.6029 .43113

Valid N (listwise) 87

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Maret 2015)

Berdasarkan pengujian statistik deskriptif pada Tabel 4.1 dapat dijelaskan: 1. Rata-rata nilai Ln Total Asset adalah 14.3731, dengan standar deviasi


(52)

2. Rata-rata nilai Ln Total Sales adalah 14.5967, dengan standar deviasi 1.71835, nilai minimum 11.38 dan maksimum 18.13.

3. Rata-rata nilai ROA adalah 2.3139, dengan standar deviasi 0.92334, nilai minimum -0.90, dan nilai maksimum 4.20

4. Rata-rata nilai CR adalah 0.7269, dengan standar deviasi 0.61883, nilai minimum -0.54, dan nilai maksimum 2.46.

5. Rata-rata nilai ITA adalah 2.9310, dengan standar deviasi 0.69595, nilai minimum 0.63 dan maksimum 4.27.

6. Rata-rata nilai DAR adalah 3.6029, dengan standar deviasi 0.43113, nilai minimum 2.28, dan nilai maksimum 4.22.

7. Jumlah data sebanyak 87 data, dengan penjelasan 29 perusahaan dan selama 3 tahun periode yakni 2011-2013.

4.1.2. Analisis Regresi dengan Variabel Kontrol Model I

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Adapun uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi; Uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan memiliki distribusi normal atau mendekati normal dengan melihat normal probability plot. Uji normalitas yang pertama dilakukan adalah berdasarkan grafik secara histogram yang terlihat pada gambar 4.1.


(53)

Gambar 4.1

Grafik Histogram (Data Asli)

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Maret 2015)

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa pola distribusi normal, akan tetapi jika kesimpulan normal atau tidaknya data hanya dilihat dari grafik histogram, maka hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat


(54)

Gambar 4.2

Normal Probability Plot (Data Asli)

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Maret 2015)

Berdasarkan grafik profitabilitas pada gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal karena distribusi data residualnya mengikuti arah garis diagonal (garis normal). Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov. Data yang terdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0.05. Sedangkan, data yang tidak berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi dibawah 0.05 (Ghozali, 2007:12).


(55)

Tabel 4.2

Uji Kolmogorov-Smirnov

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Maret 2015)

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (Data Asli) diatas, terlihat bahwa data telah terdistribusi dengan normal yang mana terlihat bahwa nilai signifikansi diatas 0.05 yaitu sebesar 0.056 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1.337.

4.1.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi dimana prasyarat dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada uji multikolinearitas ini dapat dilihat melalui nilai inflation factor (VIF) dan

Tolerance.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas Variabel

Collinearity Statistics

Keputusan

Tolerance VIF

LNTA .960 1.043 Tidak terjadi Multikolinearitas

CR .470 2.128 Tidak terjadi Multikolinearitas

ITA .947 1.056 Tidak terjadi Multikolinearitas

DAR .478 2.094 Tidak terjadi Multikolinearitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Maret 2015)

Berdasarkan aturan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance,

N 87

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std.

Deviation .73741722 Most Extreme

Differences

Absolute .143

Positive .143

Negative -.075

Kolmogorov-Smirnov Z 1.337


(56)

terjadi gejala multikolinearitas, sebaliknya apabila VIF kurang dari 10 atau

Tolerance lebih dari 0.10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Dalam penelitian ini data yang digunakan dalam uji multikolinearitas ini adalah data dari variabel independen. Berdasarkan tabel 4.3. diatas diketahui masing-masing nilai VIF berada dibawah 10, dan nilai Tolerance diatas 0.1, maka dapat dipastikan data dari variabel independen tidak terjadi multikolinearitas.

4.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Erlina, 2011:106). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar analisis (Ghozali, 2005:139).

1. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot


(57)

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Maret 2015)

Pada grafik scatterplot diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.

4.1.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya (Ghozali, 2005). Jika terjadi korelasi dinamakan ada masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan Durbin-Watson (DW test). Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang


(58)

variabel bebas dan n = jumlah sampel. Jika nilai DW berada diantara nilai du hingga (4-du), berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi. Menurut Nawari (2010:225) adapun kriteria dalam penentuan autokorelasi adalah sebagai berikut :

4) Jika Dw < Dl atau Dw > 4-Dl maka terdapat autokorelasi.

5) Jika Dl < Dw < Du atau 4-Du < Dw < 4-Dl maka status autokorelasi tidak dapat dijelaskan (inconclusive).

6) Jika Du < Dw < 4-Du maka tidak terjadi autokorelasi (Non Autokorelasi).

Tabel 4.4 digunakan untuk melihat nilai Durbin Watson yang didapat dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 20. Tabel DW menunjukkan bahwa dengan n = 87, K = 1, maka akan diperoleh nilai dl = 1.6258 dan du = 1.6728 dan 4-du = (4 – 1.6728 ) = 2.3272.

Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .602a .362 .331 .75519 2.282

a. Predictors: (Constant), DAR, ITA, LNTA, CR b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Maret 2015)

Berdasarkan hasil pengujian Durbin-Watson dengan menggunakan SPSS maka diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1.6258 < 2.282< 2.3272 yang berarti berdasarkan kriteria Durbin-Watson hasil tersebut tidak terjadi autokorelasi.

4.1.2.5 Model Regresi Berganda

Hasil regresi linear berganda pengaruh ukuran perusahaan yang diukur dengan Total Assets terhadap profitabilitas perusahaan pada perusahaan sektor


(59)

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013 yang ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 5.153 1.239 4.158 .000

LNTA .223 .050 .398 4.426 .000

CR -.812 .192 -.544 -4.232 .000

ITA -.012 .120 -.009 -.101 .920

DAR -1.502 .273 -.701 -5.496 .000

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Maret 2015)

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B pada baris pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan tabel 4.5 diatas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

ROA = 5.153 +0.223LNTA – 0.812CR – 0.012ITA – 1.502DAR + e

Dari persamaan regresi diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 5.153 menyatakan bahwa jika nilai Ukuran Perusahaan dan Variabel Kontrol (CR, ITA, dan DAR) adalah nol maka Return on Asset adalah 5.153


(60)

b. Koefisien regresi Ukuran Perusahaan (Ln Total Asset) sebesar 0.223 menyatakan bahwa apabila variabel Ukuran Perusahaan (Ln Total Asset) ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka Return on Asset akan meningkat sebesar 0.223 satuan.

c. Koefisien variabel kontrol Current Ratio sebesar -0.812, yang menjelaskan bahwa variabel Current Ratio merupakan variabel kontrol yang memiliki pengaruh negatif antara ukuran perusahaan yang diukur menggunakan Ln Total Asset dengan Profitabilitas (ROA).

d. Koefisien variabel kontrol Inventory to Total Asset sebesar -0.012, menjelaskan bahwa variabel Inventory to Total Asset tidak merupakan variabel kontrol dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0.920 > 0.05. e. Koefisien variabel kontrol Debt to Asset Ratio sebesar -1.502, yang

menjelaskan bahwa variabel Debt to Asset Ratio merupakan variabel kontrol yang memiliki pengaruh negatif antara ukuran perusahaan yang diukur menggunakan Ln Total Asset dengan Profitabilitas (ROA).

4.1.2.6 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan model menjelaskan variasi yang terjadi dalam variabel dependen (Ghozali, 2005). Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua


(61)

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .602a .362 .331 .75519 2.282

a. Predictors: (Constant), DAR, ITA, LNTA, CR b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Maret 2015)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan koefisien korelasi R dan koefisien determinasi (R Square). Nilai R menunjukkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen. Dari hasil olah data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.602 atau sebesar 60.2% artinya hubungan antara variabel Ukuran Perusahaan yang diukur menggunakan Ln Total Asset terhadap

Return on Asset adalah erat.

Berdasarkan tabel diatas ditunjukkan nilai Adjusted R Square. Dari hasil perhitungan nilai Adjusted R Square sebesar 0.331 atau sebesar 33.1% artinya 33.1% variabel Return on Asset dipengaruhi oleh Ukuran Perusahaan (Ln Total Asset) dengan variabel kontrol berupada Current Ratio, Debt to Asset Ratio, dan Inventory to Asset Ratio.

4.1.2.7 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh pada masing-masing variabel independen Ukuran Perusahaan (Ln Total Asset) terhadap Return on Asset dengan variabel kontrol Current Ratio, Debt to Asset Ratio, dan Inventory to Total Asset Ratio. Untuk menguji pengaruh parsial tersebut dapat dilakukan dengan cara


(1)

NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=RES_1

/MISSING ANALYSIS.

NPar Test s

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 87

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .73741722

Most Extreme Differences

Absolute .143

Positive .143

Negative -.075

Kolmogorov-Smirnov Z 1.337

Asymp. Sig. (2-tailed) .056

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

5. Analisis Regresi Model II

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables Removed

Method

1 DAR, ITA,

LNTS, CRb . Enter

a. Dependent Variable: ROA b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .655a .429 .401 .71450 2.270

a. Predictors: (Constant), DAR, ITA, LNTS, CR b. Dependent Variable: ROA

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 31.459 4 7.865 15.406 .000b

Residual 41.861 82 .511

Total 73.320 86

a. Dependent Variable: ROA

b. Predictors: (Constant), DAR, ITA, LNTS, CR

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4.721 1.165 4.052 .000

LNTS .260 .046 .485 5.612 .000

CR -.770 .182 -.516 -4.235 .000

ITA -.082 .115 -.061 -.708 .481


(3)

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

LNTS .934 1.071

CR .468 2.135

ITA .924 1.082

DAR .479 2.086

a. Dependent Variable: ROA

Coefficient Correlationsa

Model DAR ITA LNTS CR

1

Correlations

DAR 1.000 -.120 -.090 .708

ITA -.120 1.000 -.176 -.221

LNTS -.090 -.176 1.000 .066

CR .708 -.221 .066 1.000

Covariances

DAR .067 -.004 -.001 .033

ITA -.004 .013 -.001 -.005

LNTS -.001 -.001 .002 .001

CR .033 -.005 .001 .033

a. Dependent Variable: ROA

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) LNTS CR ITA DAR

1

1 4.565 1.000 .00 .00 .01 .00 .00

2 .384 3.449 .00 .00 .43 .00 .00

3 .038 10.890 .01 .02 .04 .99 .01

4 .010 21.732 .02 .86 .04 .00 .20

5 .003 40.151 .97 .12 .49 .00 .78


(4)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .9209 3.8275 2.3139 .60481 87

Std. Predicted Value -2.303 2.503 .000 1.000 87

Standard Error of Predicted

Value .092 .353 .163 .052 87

Adjusted Predicted Value 1.1055 3.9594 2.3175 .60984 87

Residual -1.82090 1.57478 .00000 .69768 87

Std. Residual -2.549 2.204 .000 .976 87

Stud. Residual -2.718 2.274 -.002 1.010 87

Deleted Residual -2.07084 1.68737 -.00364 .74628 87

Stud. Deleted Residual -2.832 2.335 .000 1.023 87

Mahal. Distance .423 20.034 3.954 3.495 87

Cook's Distance .000 .203 .014 .027 87

Centered Leverage Value .005 .233 .046 .041 87

a. Dependent Variable: ROA


(5)

(6)

NPar Test s

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 87

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .69768164

Most Extreme Differences

Absolute .140

Positive .140

Negative -.079

Kolmogorov-Smirnov Z 1.309

Asymp. Sig. (2-tailed) .065

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 13 91

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 8

ABSTRAK PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12