commit to user
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Ganyong adalah tanaman yang cukup potensial sebagai sumber karbohidrat, maka sudah sepatutnya untuk dikembangkan. Pada budidaya
ganyong yang harus diperhatikan adalah tempat tumbuh suhu, kelembaban, curah hujan, dan tanah, penyiapan bahan tanaman bibit, persiapan lahan,
penanaman, pemeliharaan tanaman penyiraman, penyiangan, penggemburan tanah dan pembumbunan, dan panen. Penelitian ini menggunakan perlakuan
jarak tanam 60x60 cm, 75x75 cm, 90x90 cm dan macam pupuk kandang ayam, kambing, sapi. Adapun pengamatan yang di lakukan pada penelitian
meliputi variabel tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun, jumlah daun anakan, jumlah anakan per rumpun, saat muncul bunga, berat kering
brangkasan, dan berat segar umbi. Pertumbuhan tanaman merupakan proses dalam kehidupan tanaman
yang mengakibatkan perubahan ukuran menjadi semakin besar serta menentukan hasil tanaman. Tinggi tanaman merupakan salah satu indikator
pertumbuhan yang mudah diamati Sitompul dan Guritno, 1995, dan pertumbuhan berarti pertambahan ukuran. Pertambahan ukuran volume dan
sel pada batang yang merupakan hasil perbesaran ke satu arah yaitu ke arah memanjangnya, sehingga tanaman bertambah tinggi dan besar Salisbury dan
Ross, 1995. Begitu juga pada pertumbuhan daun, salah satu organ tumbuhan yang
tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap
energi dari cahaya
matahari untuk
fotosintesis . Gardner 1991
menambahkan, organ tanaman yang utama dan yang menyerap radiasi matahari ialah daun. Untuk memperoleh laju pertumbuhan tanaman budidaya
yang maksimum harus terdapat cukup banyak daun dalam tajuk untuk menyerap sebagian besar radiasi matahari yang jatuh ke atas tajuk tanaman.
Sehingga semakin banyak jumlah tangkai daun maka jumlah daun yang
16
commit to user melakukan proses fotosintesis akan semakin bertambah untuk mendukung
pertumbuhan tanaman. Daun dianggap sebagai organ fotosintat utama, sehingga pengamatan daun sangat diperlukan selain sebagai indikator
pertumbuhan juga sebagai data penunjang untuk menjelaskan proses pertumbuhan tanaman Sitompul dan Guritno, 1995.
Tanaman ganyong memiliki bunga yang hampir mirip dengan tanaman ganyong hias yang sering disebut dengan bunga kana. Bunga ganyong tumbuh
dari ujung batang, tersusun dalam tangkai yang panjang, dan berbentuk seperti terompet. Rukmana 2004 menyatakan bunga ganyong termasuk bunga
sempurna hermaphrodite, tetapi kadang-kadang benang sari tidak mempunyai kepala sari anthera, sehingga benang sari mandul, dan bila
terjadi penyerbukan bunga akan dihasilkan buah. Penelitian ini juga mengamati saat muncul bunga pada tanaman ganyong, yang pada dasarnya
muncul bunga merupakan saat dimulainya fase generatif pada suatu tanaman. Variabel pengamatan yang lain pada penelitian yaitu berat kering
brangkasan dan berat segar rimpang. Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik, sehingga variabel
berat kering tanaman merupakan indikator pertumbuhan yang paling representatif dibandingkan yang lain. Sitompul dan Guritno 1995
menyebutkan bahwa untuk menghilangkan semua kandungan air bahan, pengeringan dilakukan pada suhu yang relatif tinggi dan dalam jangka waktu
tertentu sampai berat kering konstan. Sedangkan rimpang merupakan batang beserta daunya yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh
mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru, atau rimpang juga dapat diartikan
sebagai alat perkembangbiakan dan merupakan tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.
Berdasarkan analisis ragam yang telah dilakukan Lampiran 1.c, 2.c, 3.c, 4.c, 5.c, 6.c, 7.c, perlakuan jarak tanam dan macam pupuk kandang tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua variabel pengamatan pada tanaman ganyong, meliputi tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun, jumlah
commit to user anakan, jumlah daun anakan per rumpun, saat muncul bunga, berat kering
brangkasan, dan berat segar umbi. Hasil analisa juga menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara perlakuan jarak tanam dengan perlakuan macam
pupuk kandang. Hal ini berarti perlakuan jarak tanam dengan menggunakan jarak tanam berapapun dan penggunaan macam pupuk kandang apapun, tidak
memberikan pengaruh. Baik pada lahan yang diberi pupuk kandang ayam, kambing, maupun sapi, serta ditanam dengan jarak tanam 60 x 60 cm, 75 x 75
cm, maupun 90 x 90 cm, tidak terdapat pengaruh yang nyata terhadap semua variabel pengamatan pada tanaman ganyong. Diduga ini terjadi karena pupuk
kandang yang diberikan belum dapat terserap sepenuhnya oleh tanaman ganyong karena pupuk kandang sebagai salah satu jenis pupuk organik,
mempunyai kandungan hara makro dan mikro rendah sehingga perlu diberikan dalam jumlah banyak.
Kemungkinan lain yang dapat terjadi adalah pemberian dosis pupuk kandang yang masih kurang sehingga ketersediaan unsur N, P dan K masih
kurang untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen yang terdapat pada pupuk diubah dalam bentuk protein, persenyawaan amonium dan amoniak, sebagian
lagi langsung tersedia untuk diserap oleh tanaman dan sisanya tersedia secara berangsur-angsur sebagai akibat proses penguraian mikrobiologis dari protein
Rinsema, 1983. Salah satu unsur mikro yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah natrium Na. Faktor lain yang mempengaruhi adalah tingkat
curah hujan yang tinggi sehingga kandungan unsur hara yang ada dalam tanah akan mudah larut oleh air. Hal ini menyebabkan kandungan unsur hara yang
diserap oleh tanaman relatif rendah sehingga pertumbuhan tanaman ganyong tidak dapat optimal. Selain itu, pupuk kandang juga mempunyai kelemahan
lebih lambat direspon oleh tanaman dibanding pupuk anorganik.
B. Pembahasan