Bahan dan Alat Penelitian Cara Kerja Penelitian Rancangan Penelitian

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2010 sampai selesai yang bertempat di Desa Papahan, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar dengan ketinggian 140 m diatas permukaan laut, curah hujan rata-rata yaitu 2500 mmth, suhu 27 C, dan kelembaban udara 75 .

B. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi umbi ganyong Canna edulis Ker serta macam pupuk kandang ayam, kambing dan sapi. 2. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cangkul, patok sampel, tali rafia, meteran, alat tulis, timbangan analitik, oven dan lain- lain.

C. Cara Kerja Penelitian Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap RAKL, yang disusun secara faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah populasi tanaman, yang terdiri dari 3 taraf : jarak tanam 60 x 60 cm, jarak tanam 75 x 75 cm, dan jarak tanam 90 x 90 cm, masing- masing petak luasnya 16 m 2 . Faktor kedua adalah jenis pupuk kandang, yang terdiri dari 3 taraf : pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing, dan pupuk kandang sapi. Dosis masing-masing pupuk kandang yang diberikan sebesar 25 tonha setara dengan 40 kgpetak. Sehingga dari rancangan tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan yang masing-masing kombinasi diulang sebanyak 3 kali. 10 commit to user a. Faktor pertama adalah populasi tanaman, yang terdiri dari 3 taraf : - J 1 = Jarak tanam 60 x 60 cm 36 tanamanpetak - J 2 = Jarak tanam 75 x 75 cm 25 tanamanpetak - J 3 = Jarak tanam 90 x 90 cm 16 tanamanpetak b. Faktor kedua adalah jenis pupuk kandang, yang terdiri dari 3 taraf : - P 1 = Pupuk kandang ayam 25 tonha - P 2 = Pupuk kandang kambing 25 tonha - P 3 = Pupuk kandang sapi 25 tonha Adapun 9 kombinasi perlakuan tersebut adalah : 1 J 1 P 1 = Jarak tanam 60 x 60 cm + Pupuk kandang ayam 2 J 1 P 2 = Jarak tanam 60 x 60 cm + Pupuk kandang kambing 3 J 1 P 3 = Jarak tanam 60 x 60 cm + Pupuk kandang sapi 4 J 2 P 1 = Jarak tanam 75 x 75 cm + Pupuk kandang ayam 5 J 2 P 2 = Jarak tanam 75 x 75 cm + Pupuk kandang kambing 6 J 2 P 3 = Jarak tanam 75 x 75 cm + Pupuk kandang sapi 7 J 3 P 1 = Jarak tanam 90 x 90 cm + Pupuk kandang ayam 8 J 3 P 2 = Jarak tanam 90 x 90 cm + Pupuk kandang kambing 9 J 3 P 3 = Jarak tanam 90 x 90 cm + Pupuk kandang sapi Pelaksanaan Penelitian Penyiapan Bahan Tanaman Bibit Tanaman ganyong dapat di perbanyak secara generatif dan vegetatif. Secara generatif yaitu dengan menggunakan bijinya, namun sangat jarang dilakukan petani kecuali oleh peneliti, dimana jumlah biji relatif sedikit dan umur lebih lama. Perbanyakan yang dilakukan oleh petani adalah dengan cara vegetatif dengan rimpang dan anakan. Untuk mencegah kerusakan bibit akibat penyakit busuk rimpang, sebelum ditanam dapat dilakukan pencelupan bibit pada larutan CuSO 4 10 . Kebutuhan bibit per petak tergantung pada jarak tanam. Cara penyiapan bibit ganyong adalah sebagai berikut : commit to user 1. Bibit berasal dari rimpang - Tanaman atau rumpun induk berumur cukup tua ± 10 – 15 bulan. - Tumbuh sehat, subur, dan normal. - Telah membentuk akar tongkat bonggol dan tunas rimpang. 2. Bibit berasal dari anakan - Berumur cukup tua ± 10 – 15 bulan. - Beranak cukup banyak. - Pertumbuhan tanaman sehat dan normal. Persiapan Lahan Lahan untuk kebun ganyong sebaiknya terlebih dahulu diolah dengan baik agar pertumbuhan tanaman dan produksi rimpang optimal. Mula-mula tanah dicangkul sedalam 30 cm, agar tanah terbalik sehingga dapat menciptakan kondisi tanah yang memiliki aerase dan draenase yang baik. Selanjutnya tanah dicangkul lagi kemudian dibuat guludan-guludan atau bedengan untuk penanaman ganyong. Setelah itu dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang sapi, kambing dan ayam sesuai dengan kombinasi perlaakuan. Cara pemupukan adalah dengan menaburkan pupuk yang akan ditanami tanaman ganyong, kemudian dicampur dengan tanah dengan menggunakan cangkul. Setelah itu, lahan disirami dan didiamkan agar pupuk kandang bisa tercampur baik dengan tanah. Penanaman Setelah lahan siap, dibuat lubang tanam pada bedengan yang tersedia dengan cangkul sedalam 12,5 – 15 cm dibuat secara lajur atau berbaris, sedangkan jarak tanam yang digunakan disesuaikan dengan jarak tanam pada kombinasi perlakuan. Bibit yang ditanam secara langsung pada lahan berupa rimpang ganyong. Rimpang ganyong yang digunakan adalah berupa rimpang yang sudah terlihat mata tunasnya. Penanaman dilakukan dengan membenamkan commit to user rimpang yang sudah tumbuh tunas diletakkan dibagian atas permukaan tanah. Cara menanam bibit ganyong yang baik meliputi tahap-tahap sebagai berikut : 1. Pilih bibit yang baik, yaitu bibit asal rimpang atau anakan. 2. Tanam bibit satu persatu ke dalam lubang tanam dengan letak tunas menghadap ke atas. 3. Tutup timbun bibit dengan tanah setebal 12,5 cm – 15 cm sambil merapikan guludan. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman ganyong meliputi beberapa kegiatan pokok, diantaranya adalah : 1. Penyiraman Penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari pada awal penanaman, karena pada saat awal penanaman tanaman membutuhkan cakupan air untuk pertumbuhan. Setelah tanaman berumur sekitar 4 bulan, penyiraman atau pemberian air dilakukan seperlunya, karena jika jumlah air terlalu banyak rimpang akan menjadi busuk. 2. Penyiangan Kebersihan bedengan atau areal tanaman dari gangguan gulma perlu sekali diperhatikan, terutama pada masa awal pertumbuhannya. Karena pada masa ini bibit yang mulai bertunas banyak memerlukan air, udara dan unsur-unsur hara serta sinar matahari yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya terutama untuk memperbanyak akar. Apabila banyak gulma yang tumbuh, tentu saja sejumlah unsur-unsur hara tersebut digunakan oleh gulma, sehingga pertumbuhan ganyong yang masih muda akan terhambat. Cara penyiangan adalah dengan membersihkan rumput liar. Alat bantu menyiang dapat berupa cangkul. Bersama-sama penyiangan dilakukan penggemburan tanah dan pengguludan. commit to user 3. Penggemburan tanah dan Pembumbunan Penggemburan dan pembumbunan tanah bertujuan untuk memudahkan pembentukan tunas-tunas baru dan rimpang secara produktif, sehingga hasil panen maksimum. Tanah di sekeliling rumpun ganyong di gemburkan dengan cangkul, kemudian ditimbunkan pada bidang pangkal batang tanaman ganyong, sehingga membentuk guludan. Panen Tanaman dipanen pada saat biji telah mencapai masak fisiologis, yaitu ditandai dengan hilangnya cairan dan berganti tepung saat biji dihancurkan dengan jari. Selain itu, tanaman ganyong yang siap di panen ditandai dengan mengeringnya batang dan daun-daun tanaman. Cara pemanenan bisa dilakukan dengan cara pencabutan apabila batang tanaman ganyong belum rapuh, bila telah rapuh dapat dengan cara mencongkelnya dengan tongkat besi, kayu atau sejenisnya. Variabel Pengamatan a. Tinggi Tanaman cm Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada interval 1 minggu sekali pada tanaman sampel, dimulai dari saat tanaman barumur 1 bulan setelah tanam sampai akhir pertumbuhan fase vegetatif. Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar sampai dengan bagian tertinggi tanaman, dengan cara menguncupkan daun. b. Jumlah Daun per Rumpun Pengamatan jumlah daun dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan dan selanjutnya dilakukan pengamatan setiap interval 1 minggu sekali. Pengamatan dilakukan dengan menghitung daun yang sudah membuka penuh dari setiap tanaman sampel. c. Jumlah Anakan per Rumpun commit to user Pengamatan jumlah anakan per rumpun dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan dan selanjutnya dilakukan pengamatan setiap interval 1 minggu sekali. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung banyaknya jumlah anakan yang muncul pada setiap tanaman sampel. d. Jumlah Daun Anakan Pengamatan jumlah daun anakan dilakukan setelah tanaman ganyong berumur 1 bulan dan selanjutnya dilakukan pengamatan setiap interval 1 minggu sekali. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung banyaknya daun yang tumbuh pada setiap anakan tanaman sampel. e. Saat Muncul Bunga HST Pengamatan saat muncul bunga dilakukan dengan mencatat umur tanaman pada saat memunculkan bunga pertama sejak dari awal tanam. f. Beran Kering Brangkasan per Rumpun Sampel g Berat kering brangkasan diukur setelah panen dengan menimbang tajuk dan batang tanaman, setelah tanaman dikeringkan dengan cara menjemur atau dioven pada suhu 80 o C. pengukuran berat brangkasan kering diukur setelah berat brangkasan mencapai keadaan konstan. g. Berat Segar Umbi per Rumpun g Berat umbi di lakukan pada saat setelah panen dengan menimbang berat semua rimpang. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengamatan atau penelitian ini dianalisis dengan uji keragaman Uji F dengan taraf 5. Jika perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata terhadap variabel yang diukur maka analisis dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan DMRT pada taraf 5. commit to user

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN