Analisis Penilaian Sikap Kerja Awal Dengan Metode REBA

commit to user V - 1 BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dilakukan analisis dan interpretasi hasil yang telah dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil tersebut akan diuraikan dalam sub bab di bawah ini.

5.1 Analisis Penilaian Sikap Kerja Awal Dengan Metode REBA

Penilaian sikap kerja terbagi menjadi enam aktivitas pekerjaan, enam aktivitas tersebut yaitu accecories, cutting, sewing, quality control, steam, packing. Keenam aktivitas ini kemudian dibagi ke dalam fase-fase gerakan untuk memudahkan penilaian. Pembagian fase-fase gerakan ini berbeda untuk tiap aktivitas karena tiap pekerja memiliki sikap kerja yang berbeda untuk tiap aktivitas. Perbedaan aktivitas pekerjaan dan gerakan dari tiap operator menyebabkan penilaian sikap kerja tiap operator menjadi berbeda. Penilaian dengan metode REBA akan menghasilkan level kategori 0-4, akan tetapi untuk mengetahui level skor REBA didahului dengan mengetahui grand skor skor total dari tiap fase gerakan barulah dikelompokkan ke dalam level kategori tertentu. Untuk grand skor 1 termasuk kedalam level kategori 0 yang menunjukkan kondisi sikap kerja yang aman dan tidak diperlukan tindakan. Untuk grand skor 2-3 termasuk ke dalam level kategori 1 yang berarti mungkin diperlukan tindakan dalam beberapa waktu ke depan. Pada grand skor 4-7 termasuk ke level kategori 2 yang artinya perlu tindakan dalam beberapa waktu ke depan. Pada grand skor 8-10 termasuk ke dalam level kategori 3 yang artinya perlu tindakan secepatnya. Pada grand skor 11-15 termasuk ke dalam level kategori 4 yang artinya pemeriksaan dan perbaikan sekarang juga. Berikut ini hasil penilaian sikap kerja pada operator CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo menggunakan metode REBA. Stasiun kerja accecories berdasarkan perhitungan skor REBA berada pada level 3 dengan level resiko pada muskuloskeletal tinggi yaitu segera dilakukan perbaikan necessary soon untuk mengurangi resiko kerja, sedangkan cara kerja stasiun kerja accecories operator melakukan pengecekan aksesoris kebutuhan pakaian dengan sikap kerja duduk secara terus menerus sehingga kalau dibiarkan terlalu lama resiko yang diterima operator akan semakin besar. Pada stasiun kerja commit to user V - 2 cutting dengan level resiko pada muskuloskeletal sedang yaitu perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja, sedangkan cara kerja di stasiun kerja cutting adalah operator memotong kain dengan sikap kerja berdiri secara terus menerus sehingga kalau dibiarkan terlalu lama resiko yang diterima operator akan semakin besar. Pada stasiun kerja sewing dengan level 2 resiko pada muskuloskeletal sedang yaitu perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja, cara kerja di stasiun kerja sewing ini adalah menjahit dengan sikap kerja duduk secara terus menerus sehingga kalau dibiarkan terlalu lama resiko yang diterima operator akan semakin besar. Pada stasiun kerja quality control level tindakan yaitu level 1 dengan level resiko pada muskuloskeletal rendah yaitu mungkin perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja, stasiun kerja ini operator bertugas mengecek kualitas hasil material produksi dengan sikap kerja berdiri secara terus menerus sehingga kalau dibiarkan terlalu lama resiko yang diterima operator akan semakin besar. Pada stasiun kerja steam level tindakan yaitu level 2 dengan level resiko pada muskuloskeletal sedang yaitu perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja, stasiun kerja ini operator bertugas menyeterika dengan mesin setrika uap dengan sikap kerja berdiri secara terus menerus sehingga kalau dibiarkan terlalu lama resiko yang diterima operator akan semakin besar. Pada stasiun kerja packing level tindakan yaitu level 2 dengan level resiko pada muskuloskeletal sedang yaitu perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja, di stasiun kerja ini operator bertugas melakukan pengepakan material produksi ke dalam kardus dengan sikap kerja berdiri secara terus menerus sehingga kalau dibiarkan terlalu lama resiko yang diterima operator akan semakin besar.

5.2 Analisis Beban Kerja Berdasarkan Energi Expenditure