commit to user
IV-4 4.1.2
Wawancara
Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan pada hari Rabu tanggal 16 Februari 2011 pukul 10.30 WIB. Wawancara tersebut dilakukan untuk
mendapatkan informasi awal yang dilakukan secara langsung dari masing-masing operator di tiap stasiun kerja, mengenai biodata, aktivitas jam kerja dan keluhan
secara umum yang dialami oleh operator. Berdasarkan hasil wawancara dengan operator CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo diketahui bahwa sebagian banyak
dari para pekerja mengeluh sakit pada otot terutama pegal, kesemutan, dan nyeri pada tulang. Pada kondisi kerja seperti ini perlu dilakukan penilaian sikap kerja
pada masing-masing stasiun kerja. Wawancara dilakukan dengan menanyakan data dan umur. Hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1.
Berikut ini data umur dan masa kerja operator dapat dilihat pada Tabel 4.8. dibawah ini:
Tabel 4.3 Data umur dan masa kerja karyawan CV. Cahyo Nugroho Jati
Sukoharjo Umur tahun
Masa Kerja tahun Range
22-39 4 sd 14
Rata-rata 29
8,6 4.1.3
Kuesioner
Penyebaran dan pengumpulan data melalui kuisioner dilakukan pada hari Kamis tanggal 3 Maret 2011 pukul 14.30 WIB. Kuisioner tersebut dibedakan
menjadi dua bagian, antara lain kuisioner Nordic Body Map dan kuisioner keluhan serta keinginan. Adapun penjabaran mengenai kedua macam kuisioner dapat
dilihat dibawah ini :
a. Kuisioner Nordic Body Map
Kuesioner Nordic Body Map diberikan kepada delapan belas orang operator di CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo. Tujuan pengisian kuisioner Nordic Body
Map adalah mengetahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman agak sakit sampai sangat sakit.
Pada pengisian kuisioner Nordic Body Map dilakukan langsung oleh dengan cara memberikan tanda silang × pada bagian tubuh yang mengalami keluhan.
Kuisioner Nordic Body Map dapat dilihat pada Lampiran 2.1.
commit to user
IV-5 b.
Kuisioner Keluhan dan Keinginan Operator di CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo.
Kuisioner keluhan dan keinginan diberikan kepada delapan belas orang operator di CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo. Tujuan pengisian kuisioner yaitu
untuk mengetahui keluhan operator pada saat melakukan aktivitas dan keinginan terhadap perbaikan metode kerja yang aman dan nyaman.
Pengisian kuisioner tersebut dilakukan langsung oleh dengan cara memberikan tanda silang × pada bagian jawaban kuisioner tertutup dan
pengisian jawaban keinginan pada bagian kuisioner terbuka. Kuisioner keluhan dan keinginan dapat dilihat dalam Lampiran 2.2.
4.1.4 Data Postur Kerja
Pencatatan data postur kerja operator dilakukan pada hari Minggu tanggal 15 Maret 2011. Sikap kerja yang dilakukan oleh operator di CV. Cahyo Nugroho
Jati Sukoharjo pada aktivitas bekerja dapat di lihat pada Tabel 4.9 – 4.14 menunjukkan enam postur kerja ketika melakukan aktivitas di tiap stasiun kerja.
Tabel 4.4 Postur kerja pada stasiun kerja accesories.
G G
a a
m m
b b
a a
r r
K K
e e
t t
e e
r r
a a
n n
g g
a a
n n
Posisi punggung tegak dengan
sudut 13
o,
pergerakan leher
menekuk dengan
sudut sebesar 17
o
, posisi
lengan atas
sebesar 47
, posisi
lengan bawah sebesar 88
, posisi
lutut menekuk
dengan sudut sebesar 115
commit to user
IV-6 Tabel 4.5
Postur kerja pada stasiun kerja sewing Gambar
Keterangan
Posisi punggung
membungkuk dengan sudut 19
o,
pergerakan leher menekuk dengan
sudut sebesar 21
o
, posisi
lengan atas
sebesar 42
, posisi
lengan bawah sebesar 87
, posisi
lutut menekuk dengan sudut
sebesar 73
Tabel 4.6 Postur kerja pada stasiun kerja quality control
Gambar Keterangan
Posisi punggung tegak dengan
sudut 8
o,
pergerakan leher
menekuk dengan sudut sebesar 20
o
, posisi lengan atas sebesar
20 ,
posisi lengan
bawah sebesar 93 ,
posisi lutut menekuk dengan sudut sebesar
31
commit to user
IV-7 Tabel 4.7
Postur kerja pada stasiun kerja cutting Gambar
Keterangan
Posisi punggung tegak dengan sudut 14
o,
pergerakan leher menekuk dengan sudut sebesar 24
o
, posisi lengan atas sebesar
24 , posisi lengan bawah
sebesar 37 , posisi lutut
menekuk dengan sudut sebesar 30
Tabel 4.8 Postur kerja pada stasiun kerja steam
Gambar Keterangan
Posisi punggung tegak dengan
sudut 15
o,
pergerakan leher menekuk dengan sudut sebesar 23
o
, posisi lengan atas sebesar
44 , posisi lengan bawah
sebesar 23 , posisi lutut
menekuk dengan sudut sebesar 37
commit to user
IV-8 Tabel 4.9
Postur kerja pada stasiun kerja packing
Gambar Keterangan
Posisi punggung tegak dengan sudut 12
o,
pergerakan leher menekuk dengan sudut sebesar 20
o
, posisi lengan atas sebesar
31 , posisi lengan bawah
sebesar 96 , posisi lutut
menekuk dengan sudut sebesar 35
4.1.5 Data Fisiologi
Pencatatan data fisiologi operator CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo dilakukan pada tanggal 16 sampai 19 Maret 2011. Pencatatan data fisiologi
operator tersebut meliputi nama, umur, penggolongan jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, pengukuran denyut jantung sebelum dan sesudah bekerja
menggunakan omronmeter. Pengukuran denyut jantung tersebut dilakukan satu kali tahap pengukuran. Pengukuran denyut jantung operator dapat dilihat pada
Lampiran 3.1 dan Lampiran 3.2. Pengukuran denyut jantung pada saat sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas bekerja dapat digunakan sebagai perhitungan energy expenditure yang dikeluarkan untuk melakukan aktivitas operator di CV. Cahyo Nugroho Jati
Sukoharjo. Pengukuran denyut jantung tersebut dilakukan melalui satu kali percobaan. Adapun data pengukuran denyut jantung dapat dilihat pada Lampiran
3.3.
commit to user
IV-9 4.2
TAHAP PENGOLAHAN DATA 4.2.1 Perhitungan Hasil Kuisioner
Nordic Body Map
Persentase keluhan yang dialami oleh delapan belas operator dapat dilihat pada Gambar 4.7.
10 20
30 40
50 60
70 80
Pr o
se n
ta se
Bagian tubuh
Grafik kuisioner Nordic Body Map NBM
Gambar 4.7 Grafik persentase keluhan tubuh operator
Berdasarkan Gambar 4.7 mengenai prosentase keluhan pada tiap anggota tubuh dapat diketahui bahwa delapan belas mengalami keluhan yang berbeda di
setiap bagian tubuhnya. Dapat diperoleh hasil tingkat keluhan terbesar terjadi pada organ tubuh leher bagian atas sebesar 61 , organ tubuh bagian punggung sebesar
61 pinggul kebelakang sebesar 39 , pada bagian bahu sebesar 72 , pergelangan tangan kanan sebesar 28 dan pinggang kebelakang sebesar 28 ,
telapak kaki kiri dan kanan 61 . Hasil dari perhitungan prosentase keluhan dapat dilihat pada Lampiran 4.
Dari hasil kuesioner Nordic Body Map, untuk sikap kerja operator, dan sikap kerja beban dengan posisi berdiri secara terus menerus dan duduk secara
terus menerus merupakan sikap kerja yang dapat menimbulkan kelelahan dan dapat menimbulkan cedera otot muscolosceletal.
4.2.2 Perhitungan Hasil Kuisioner Keluhan dan Keinginan
Perhitungan hasil kuisioner dan prosentase keluhan operator CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo mengenai keluhan, ketidaknyamanan dan kesulitan pada
sikap kerja masing-masing stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 4.9 – 4.14
commit to user
IV-10
Berikut merupakan pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi keluhan ketidaknyamanan dan kesulitan pada aktivitas operator.
1. Ketidaknyamanan seperti apa yang anda rasakan ketika melakukan aktivitas ? 2. Kesulitan apa saja yang anda alami ketika sedang melakukan aktivitas ?
3. Kesulitan apa yang anda rasakan ketika melakukan aktivitas ? Berikut data keluhan dari operator CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo dapat
di lihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Data keluhan operator
Bagian Operator
1 Sakit pada leher
2 Sakit pada lengan
3 Sakit pada punggung
4 Sakit pada bahu
5 Pergelangan kaki
6 Terlalu lama duduk
7 Sakit pada leher
8 Sakit pada telapak kaki
9 Sakit pada lengan
10 Terlalu lama berdiri
11 Debu kain
Bagian pinggul, punggung, bahu terasa pegel-pegel, kepala sering pusing
13 Sering sakit pada bagian kaki
14 Sakit pada bagian leher
15 Sakit pada betis
16 Sakit pada paha
17 Pergelangan kaki
18 Sakit pada telapak kaki
19 Terlalu lama duduk
20 Terlalu lama berdiri
21 Sakit pada pinggang belakang
22 Sakit pada bagian paha
23 Sakit pada leher
24 Sakit pada paha
25 Sakit pada betis
26 Sakit pada lengan
Quality Control 12
No Keluhan
Accessories
Cutting
Sewing
commit to user
IV-11 Lanjutan Tabel 4.10 Data keluhan operator
Bagian Operator
27 Panas
28 Sakit pada bahu
29 Sakit pada lutut
30 Sakit pada paha
31 Sakit pada leher
32 Sakit pada telapak kaki
33 Sakit pada punggung
34 Sakit pada pinggul
35 Sakit pada betis
36 Pergelangan kaki
37 Terlalu lama berdiri
38 Debu kain
39 Sakit pada leher
40 Sakit pada lengan
41 Sakit pada pergelangan tangan
42 Sakit pada telapak tangan
43 Pergelangan kaki
44 Sakit pada telapak kaki
Steam
Packing No
Keluhan
Selain itu pengisian kuisoner juga dilakukan untuk mengetahui keinginan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan dalam rekomendasi perbaikan. Tabel
4.21. menunjukkan beberapa pernyataan keinginan operator mengenai perbaikan sikap kerja operator CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo, berikut data keinginan
dari operator CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo dapat di lihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11. Keinginan operator
Bagian Operator
1 Masker Accessories
2 Masker 3 Kursi
4 Masker 5 Gunting Cekris
6 Kursi 7 Cukit
8 Kursi 9 Gunting Cekris
10 Masker No
Keinginan
Cutting
Sewing
Quality Control
commit to user
IV-12 Lanjutan Tabel 4.11.
Keinginan operator
Bagian Operator
11 Kipas Angin 12 Masker
13 Kursi 14 Kipas Angin
15 Masker 16 Kursi
Packing No
Keinginan Steam
4.2.3 Perhitungan Postur Kerja Operator Menggunakan Metode Rapid
Entrie Body Assessment REBA
Pada tahap ini akan dilakukan penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA Rapid Entire Body Assesment dilakukan dengan menggunakan bantuan
software REBA dan REBA worksheet. Untuk menentukan sudut, digunakan cara pengukuran sudut dengan menggunakan software Autocad. Berikut ini contoh
pengkodean dengan metode REBA salah satu fase gerakan pada operator accesories dapat dilihat pada gambar 4.8.
Fase gerakan pada operator accesories
Gambar 4.8
Aktivitas di stasiun kerja accessories Hasil kode REBA dari postur kerja operator pada stasiun kerja accesories tersebut
adalah sebagai berikut :
commit to user
IV-13 1.
Grup A a
Punggung Trunk
Dari gambar 4.8 dapat diketahui bahwa pergerakan punggung termasuk dalam posisi tegak, tetapi punggung memutar kesamping dengan sudut
13
o
, sehingga dikenai skor 1 Skor REBA untuk pergerakan punggung adalah 2+1 = 3
b Leher Neck
Dari gambar 4.8 dapat diketahui bahwa pergerakan leher dengan sudut sebesar 17
o
terhadap sumbu tubuh. Skor REBA untuk pergerakan leher adalah 1
c Kaki Legs
Dari gambar 4.8 dapat diketahui bahwa berdiri, tetapi lutut menekuk 115 Skor REBA untuk pergerakan kaki adalah 2
Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada REBA WorkSheet.
Langkah – langkah penentuan skor untuk grup A yaitu : Ø Kode REBA adalah :
Punggung trunk : 3
Leher neck : 1
Kaki legs : 2
Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk punggung trunk yaitu 3 kemudian tarik garis ke arah kanan.
Ø Pada baris neck, masukkan kode untuk leher yaitu 1 dan dilanjutkan ke baris legs dibawahnya, masukkan kode pergerakan kaki yaitu 2.
Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk punggung trunk.
Ø Diketahui skor untuk grup A adalah 4. Berikut ini hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A.
commit to user
IV-14 Tabel 4.12
Skor REBA grup A untuk Gambar 4.8
Trunk Leg
s
1
2
3 4
1
2
3 4
1 2
3 4
1 1
2 3
4 1
2 3
4 3
3 5
6 2
2 3
4 5
3 4
5 6
4 5
6 7
3 2
4 5
6 4
5 6
7 5
6 7
8
4 3
5 6
7 5
6 7
8 6
7 8
9 5
4 6
7 8
6 7
8 9
7 8
9 9
Table A Neck
1 2
3
2. Grup B a
Lengan atas upper arm
Dari gambar 4.8 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan atas kedepan sebesar 47
terhadap sumbu tubuh. Skor REBA untuk pergerakan lengan atas adalah 3.
b Lengan bawah lower arm
Dari gambar 4.8 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan bawah membentuk sudut 88
. Skor REBA untuk pergerakan lengan bawah adalah 1.
c Pergelangan tangan wrist
Dari gambar 4.8 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan pergelangan tangan ke depan flexion terhadap lengan bawah termasuk dalam range
pergerakan 15° Flexion. Skor REBA untuk pergerakan pergelangan tangan adalah 2.
Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA WorkSheet.
Langkah – langkah penentuan skor untuk grup B yaitu : Ø Kode REBA adalah :
Lengan atas upper arm : 3
Lengan bawah lower arm : 1
Pergelangan tangan wrist : 2
Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk upper arm yaitu 3 kemudian tarik garis ke arah kanan.
commit to user
IV-15
Ø Pada baris lower arm, masukkan kode untuk lengan bawah yaitu 1 dan dilanjutkan ke baris wrist dibawahnya, masukkan kode pergelangan tangan
yaitu 2. Selanjutnya tarik garis ke bawah sampai bertemu dengan kode untuk upper arm.
Ø Diketahui skor untuk grup B adalah 4. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan
Tabel B.
Tabel 4.13 Skor REBA grup B untuk Gambar 4.8
Upper Arm Wrist
1 2
3 1
2 3
1 1
2 3
1 2
3 2
1 2
3 1
2 4
3 3
4 5
4 5
5 4
4 5
5 5
6 7
5 6
7 8
7 8
8 6
7 8
8 8
9 9
Tabel B Lower Arm
1 2
Penentuan skor
total untuk
fase gerakan
dilakukan dengan
menggabungkan skor grup A dan skor grup B dengan menggunakan tabel C. Skor A = 4
Skor B = 4 Pada kolom skor A masukkan kode 4 dan tarik garis ke kanan. Kemudian
pada baris skor B masukkan kode 4 dan tarik ke bawah sampai bertemu kode untuk skor A sehingga diketahui skor C adalah 8.
commit to user
IV-16 Tabel 4.14
Tabel REBA skor C untuk Gambar 4.8
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 1
1 1
2 3
3 4
5 6
7 7
7 2
1 2
2 3
4 4
5 6
6 7
7 8
3 2
3 3
3 4
5 6
7 7
8 8
8
4
3 4
4
4
5 6
7 8
8 9
9 9
5 4
4 4
5 6
7 8
8 9
9 9
9 6
6 6
6 7
8 8
9 9
10 10
10 10
7 7
7 7
8 9
9 9
10 10 11
11 11
8 8
8 8
9 10 10 10 10 10
11 11
11 9
9 9
9 10
10 10 11 11 11 12
12 12
10 10
10 10
11 11 11 11 12 12
12 12
12 11
11 11
11 11
12 12 12 12 12 12
12 12
12 12
12 12
12 12 12 12 12 12
12 12
12
Score A score from teble
A+loadforce score
Table C Score B, table B value + coupling score
Nilai REBA didapatkan dari hasil penjumlahan skor C dengan skor aktivitas. Dalam melakukan aktivitas, posisi tubuh operator mengalami
pengulangan gerakan dalam waktu singkat diulang lebih dari 1 kali per menit. Berdasarkan tabel 4.14, kegiatan tersebut memperoleh skor aktivitas sebesar 1.
Skor REBA = Skor C + skor aktivitas = 4 + 1
= 5 Rekapitulasi hasil penilaian total dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut:
+ =
Lengan bawah 1
Pergelangan tangan
2 Kopling
Skor B 4
Batang tubuh 3
Leher 1
Kaki 2
Tabel A 4
Beban Skor A
4
Lengan atas 3
Tabel B 4
Skor C 4
Skor aktivitas 1
Final Skor 5
+ =
+ =
Gambar 4.9 Bagan rekapitulasi penilaian total
commit to user
IV-17
Berdasarkan perhitungan skor REBA tersebut dapat diketahui level tindakan yaitu level 3 dengan level resiko pada muskuloskeletal tinggi yaitu segera
dilakukan perbaikan necessary soon untuk mengurangi resiko kerja.
Berikut ini contoh pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase gerakan pada stasiun kerja cutting pada gambar 4.10
Fase gerakan pada stasiun kerja cutting
Gambar 4.10 Aktivitas pada stasiun kerja cutting
Hasil kode REBA dari postur kerja operator tersebut adalah sebagai berikut :
1. Grup A
a Punggung Trunk
Dari gambar 4.10 dapat diketahui bahwa pergerakan punggung termasuk dalam posisi tegak, tetapi punggung memutar kesamping dengan sudut
14
o
, sehingga di kenai skor 1 Skor REBA untuk pergerakan punggung adalah 2+1 = 3
Skor REBA untuk pergerakan punggung adalah 3
b Leher Neck
Dari gambar 4.10 dapat diketahui bahwa pergerakan leher memutar ke samping dengan sudut sebesar 24
o,
sehingga di kenai skor 1 Skor REBA untuk pergerakan leher adalah 2 + 1 = 3
c Kaki Legs
Dari gambar 4.10 dapat diketahui bahwa berdiri, tetapi lutut menekuk 30
commit to user
IV-18
Skor REBA untuk pergerakan kaki adalah 1 Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada
REBA WorkSheet. Langkah–langkah penentuan skor untuk grup A yaitu : Ø Kode REBA adalah :
Punggung trunk : 3
Leher neck : 3
Kaki legs : 1
Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk punggung trunk yaitu 3 kemudian tarik garis ke arah kanan.
Ø Pada baris neck, masukkan kode untuk leher yaitu 3 dan dilanjutkan ke baris legs dibawahnya, masukkan kode pergerakan kaki yaitu 1.
Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk punggung trunk.
Ø Diketahui skor untuk grup A adalah 5.
Berikut ini hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A.
Tabel 4.15 Skor REBA grup A untuk Gambar 4.10
Trunk Legs
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 1
2 3
4 1
2 3
4 3
3 5
6 2
2 3
4 5
3 4
5 6
4 5
6 7
3 2
4 5
6 4
5 6
7 5
6 7
8 4
3 5
6 7
5 6
7 8
6 7
8 9
5 4
6 7
8 6
7 8
9 7
8 9
9
2 3
Table A Neck
1
2. Grup B a Lengan atas upper arm
Dari gambar 4.10 dapat diketahui bahwa susut pergerakan lengan atas kedepan sebesar 24
terhadap sumbu tubuh. Skor REBA untuk pergerakan lengan atas adalah 2.
b Lengan bawah lower arm
Dari gambar 4.10 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan bawah membentuk sudut 37
. Skor REBA untuk pergerakan lengan bawah adalah 2.
c Pergelangan tangan wrist
commit to user
IV-19
Dari gambar 4.10 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan pergelangan tangan ke depan flexion terhadap lengan bawah termasuk dalam range
pergerakan 0°-15° Flexion. Skor REBA untuk pergerakan pergelangan tangan adalah 1.
Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA WorkSheet. Langkah–langkah penentuan skor untuk grup B yaitu :
Ø Kode REBA adalah : Lengan atas upper arm
: 2 Lengan bawah lower arm
: 2 Pergelangan tangan wrist
: 1 Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk upper arm yaitu 2 kemudian
tarik garis ke arah kanan. Ø Pada baris lower arm, masukkan kode untuk lengan bawah yaitu 2 dan
dilanjutkan ke baris wrist dibawahnya, masukkan kode pergelangan tangan yaitu 1. Selanjutnya tarik garis ke bawah sampai bertemu dengan kode
untuk upper arm. Ø Diketahui skor untuk grup B adalah 1.
Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan Tabel B.
Tabel 4.16 Skor REBA grup B untuk Gambar 4.10
Upper Arm Wrist
1 2
3 1
2 3
1 1
2 3
1 2
3
2
1 2
3
1
2 4
3 3
4 5
4 5
5 4
4 5
5 5
6 7
5 6
7 8
7 8
8 6
7 8
8 8
9 9
Tabel B Lower Arm
1 2
Skor grup B adalah 1, Penentuan skor total untuk fase gerakan dilakukan dengan menggabungkan skor grup A dan skor grup B dengan menggunakan tabel
C. Skor A = 5
Skor B = 1
commit to user
IV-20
Pada kolom skor A masukkan kode 5 dan tarik garis ke kanan. Kemudian pada baris skor B masukkan kode 1 dan tarik ke bawah sampai bertemu kode
untuk skor A sehingga diketahui skor C adalah 4.
Tabel 4.17 Tabel REBA skor C untuk Gambar 4.10
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 1
1 1
2 3
3 4
5 6
7 7
7 2
1 2
2 3
4 4
5 6
6 7
7 8
3 2
3 3
3 4
5 6
7 7
8 8
8 4
3 4
4 4
5 6
7 8
8 9
9 9
5 4
4 4
5 6
7 8
8 9
9 9
9 6
6 6
6 7
8 8
9 9
10 10
10 10
7 7
7 7
8 9
9 9
10 10
11 11
11 8
8 8
8 9
10 10
10 10
10 11
11 11
9 9
9 9
10 10
10 11
11 11
12 12
12 10
10 10
10 11
11 11
11 12
12 12
12 12
11 11
11 11
11 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
Score A score from teble
A+loadforce score
Table C Score B, table B value + coupling score
Nilai REBA didapatkan dari hasil penjumlahan skor C dengan skor aktivitas. Dalam melakukan aktivitas, posisi tubuh operator mengalami
pengulangan gerakan dalam waktu singkat diulang lebih dari 1 kali per menit. Berdasarkan tabel 4.17, kegiatan tersebut memperoleh skor aktivitas sebesar 1.
Skor REBA = Skor C + skor aktivitas = 4 + 1
= 5 Rekapitulasi hasil penilaian total dapat dilihat pada gambar 4.11 berikut:
+ =
Lengan bawah 2
Pergelangan tangan
1 Kopling
Skor B 1
Batang tubuh 3
Leher 3
Kaki 1
Tabel A 5
Beban Skor A
5
Lengan atas 2
Tabel B 1
Skor C 4
Skor aktivitas 1
Final Skor 5
+ =
+ =
Gambar 4.11 Bagan rekapitulasi penilaian total
commit to user
IV-21
Berdasarkan perhitungan skor REBA tersebut dapat diketahui level tindakan yaitu level 2 dengan level resiko pada muskuloskeletal sedang yaitu perlu
dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja. Berikut ini contoh pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase
gerakan pada stasiun kerja sewing pada gambar 4.12.
Fase gerakan pada stasiun kerja sewing
Gambar 4.12 Aktivitas pada stasiun kerja sewing
Hasil kode REBA dari postur kerja tersebut adalah sebagai berikut :
1. Grup A
a Punggung Trunk
Dari gambar 4.12 dapat diketahui bahwa pergerakan punggung termasuk dalam membungkuk , tetapi punggung memutar kesamping dengan sudut
19
o
, sehingga di kenai skor 1 Skor REBA untuk pergerakan punggung adalah 2+1 = 3 Skor REBA untuk pergerakan punggung adalah 3
b Leher Neck
Dari gambar 4.12 dapat diketahui bahwa pergerakan leher memutar ke samping dengan sudut sebesar 24
o,
sehingga di kenai skor 1 Skor REBA untuk pergerakan leher adalah 2 + 1 = 3
commit to user
IV-22 c Kaki Legs
Dari gambar 4.12 dapat diketahui bahwa berdiri, tetapi lutut menekuk 73 Skor REBA untuk pergerakan kaki adalah 2
Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada REBA WorkSheet. Langkah–langkah penentuan skor untuk grup A yaitu :
Ø Kode REBA adalah : Punggung trunk
: 3 Leher neck
: 3 Kaki legs
: 2 Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk punggung trunk yaitu 3
kemudian tarik garis ke arah kanan. Ø Pada baris neck, masukkan kode untuk leher yaitu 3 dan dilanjutkan ke
baris legs dibawahnya, masukkan kode pergerakan kaki yaitu 2. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk
punggung trunk. Ø Diketahui skor untuk grup A adalah 6.
Berikut ini hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A.
Tabel 4.18 Skor REBA grup A untuk Gambar 4.12
Trunk Legs
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 1
2 3
4 1
2 3
4 3
3 5
6 2
2 3
4 5
3 4
5 6
4 5
6 7
3
2 4
5 6
4 5
6 7
5 6
7 8
4 3
5 6
7 5
6 7
8 6
7 8
9 5
4 6
7 8
6 7
8 9
7 8
9 9
Neck 1
2 3
Table A
2. Grup B a Lengan atas upper arm
Dari gambar 4.12 dapat diketahui bahwa susut pergerakan lengan atas kedepan sebesar 42
terhadap sumbu tubuh. Skor REBA untuk pergerakan lengan atas adalah 2.
commit to user
IV-23 b Lengan bawah lower arm
Dari gambar 4.12 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan bawah membentuk sudut 37
. Skor REBA untuk pergerakan lengan bawah adalah 2.
c Pergelangan tangan wrist
Dari gambar 4.12 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan pergelangan tangan ke depan flexion terhadap lengan bawah termasuk dalam range
pergerakan 0° -15° Flexion. Skor REBA untuk pergerakan pergelangan tangan adalah 1.
Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA WorkSheet. Langkah–langkah penentuan skor untuk grup B yaitu :
Ø Kode REBA adalah : Lengan atas upper arm
: 2 Lengan bawah lower arm
: 2 Pergelangan tangan wrist
: 1 Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk upper arm yaitu 2 kemudian
tarik garis ke arah kanan. Ø Pada baris lower arm, masukkan kode untuk lengan bawah yaitu 2 dan
dilanjutkan ke baris wrist dibawahnya, masukkan kode pergelangan tangan yaitu 1. Selanjutnya tarik garis ke bawah sampai bertemu dengan kode
untuk upper arm. Ø Diketahui skor untuk grup B adalah 1.
Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan Tabel B.
Tabel 4.19 Skor REBA grup B untuk Gambar 4.12
Upper Arm Wrist
1 2
3 1
2 3
1 1
2 3
1 2
3
2 1
2 3
1 2
4 3
3 4
5 4
5 5
4 4
5 5
5 6
7 5
6 7
8 7
8 8
6 7
8 8
8 9
9
Tabel B Lower Arm
1 2
commit to user
IV-24
Skor grup B adalah 1, Penentuan skor total untuk fase gerakan dilakukan dengan menggabungkan skor grup A dan skor grup B dengan menggunakan tabel
C. Skor A = 6
Skor B = 1 Pada kolom skor A masukkan kode 6 dan tarik garis ke kanan. Kemudian
pada baris skor B masukkan kode 1 dan tarik ke bawah sampai bertemu kode untuk skor A sehingga diketahui skor C adalah 6.
Tabel 4.20 Tabel REBA skor C untuk Gambar 4.12
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 1
1 1
2 3
3 4
5 6
7 7
7 2
1 2
2 3
4 4
5 6
6 7
7 8
3 2
3 3
3 4
5 6
7 7
8 8
8 4
3 4
4 4
5 6
7 8
8 9
9 9
5 4
4 4
5 6
7 8
8 9
9 9
9
6 6
6 6
7 8
8 9
9 10
10 10
10 7
7 7
7 8
9 9
9 10
10 11
11 11
8 8
8 8
9 10
10 10
10 10
11 11
11 9
9 9
9 10
10 10
11 11
11 12
12 12
10 10
10 10
11 11
11 11
12 12
12 12
12 11
11 11
11 11
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12
Score A score from teble A+loadforce
score Table C
Score B, table B value + coupling score
Nilai REBA didapatkan dari hasil penjumlahan skor C dengan skor aktivitas. Dalam melakukan aktivitas, posisi tubuh operator mengalami
pengulangan gerakan dalam waktu singkat diulang lebih dari 1 kali per menit. Berdasarkan tabel 4.20, kegiatan tersebut memperoleh skor aktivitas sebesar 1.
Skor REBA = Skor C + skor aktivitas = 6 + 1
= 7 Rekapitulasi hasil penilaian total dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut:
commit to user
IV-25
+ =
Lengan bawah 2
Pergelangan tangan
1 Kopling
Skor B 1
Batang tubuh 3
Leher 3
Kaki 2
Tabel A 6
Beban Skor A
6
Lengan atas 2
Tabel B 1
Skor C 6
Skor aktivitas 1
Final Skor 7
+ =
+ =
Gambar 4.13 Bagan rekapitulasi penilaian total
Berdasarkan perhitungan skor REBA tersebut dapat diketahui level tindakan yaitu level 2 dengan level resiko pada muskuloskeletal sedang yaitu perlu
dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja. Berikut ini contoh pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase
gerakan pada stasiun kerja quality control pada gambar 4.14
Fase gerakan pada stasiun kerja quality control
Gambar 4.14 Aktivitas pada stasiun kerja quality control
commit to user
IV-26
Hasil kode REBA dari postur kerja tersebut adalah sebagai berikut :
1. Grup A
a Punggung Trunk
Dari gambar 4.14 dapat diketahui bahwa pergerakan punggung termasuk dalam posisi tegak dengan sudut 8
o
, Skor REBA untuk pergerakan punggung adalah 1
Skor REBA untuk pergerakan punggung adalah 1
b Leher Neck
Dari gambar 4.14 dapat diketahui bahwa pergerakan leher memutar ke samping dengan sudut sebesar 20
o,
Skor REBA untuk pergerakan leher adalah 1
c Kaki Legs
Dari gambar 4.14 dapat diketahui bahwa berdiri, tetapi lutut menekuk 31 Skor REBA untuk pergerakan kaki adalah 1
Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada REBA WorkSheet. Langkah–langkah penentuan skor untuk grup A yaitu :
Ø Kode REBA adalah : Punggung trunk
: 1 Leher neck
: 1 Kaki legs
: 1 Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk punggung trunk yaitu 1
kemudian tarik garis ke arah kanan. Ø Pada baris neck, masukkan kode untuk leher yaitu 1 dan dilanjutkan ke
baris legs dibawahnya, masukkan kode pergerakan kaki yaitu 1. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk
punggung trunk. Ø Diketahui skor untuk grup A adalah 1.
Berikut ini hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A.
commit to user
IV-27 Tabel 4.21
Skor REBA grup A untuk Gambar 4.14
Trunk Legs
1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4
1 1
2 3
4 1
2 3
4 3
3 5
6 2
2 3
4 5
3 4
5 6
4 5
6 7
3 2
4 5
6 4
5 6
7 5
6 7
8 4
3 5
6 7
5 6
7 8
6 7
8 9
5 4
6 7
8 6
7 8
9 7
8 9
9
Table A Neck
1 2
3
2. Grup B a Lengan atas upper arm
Dari gambar 4.14 dapat diketahui bahwa susut pergerakan lengan atas kedepan sebesar 20
terhadap sumbu tubuh. Skor REBA untuk pergerakan lengan atas adalah 1.
b Lengan bawah lower arm
Dari gambar 4.14 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan bawah membentuk sudut 97
. Skor REBA untuk pergerakan lengan bawah adalah 1.
c Pergelangan tangan wrist
Dari gambar 4.14 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan pergelangan tangan ke depan flexion terhadap lengan bawah termasuk dalam range
pergerakan 0° -15° Flexion. Skor REBA untuk pergerakan pergelangan tangan adalah 1.
Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA WorkSheet. Langkah–langkah penentuan skor untuk grup B yaitu :
Ø Kode REBA adalah : Lengan atas upper arm
: 1 Lengan bawah lower arm
: 1 Pergelangan tangan wrist
: 1 Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk upper arm yaitu 1 kemudian
tarik garis ke arah kanan.
commit to user
IV-28
Ø Pada baris lower arm, masukkan kode untuk lengan bawah yaitu 1 dan dilanjutkan ke baris wrist dibawahnya, masukkan kode pergelangan tangan
yaitu 1. Selanjutnya tarik garis ke bawah sampai bertemu dengan kode untuk upper arm.
Ø Diketahui skor untuk grup B adalah 1. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan
Tabel B.
Tabel 4.22 Skor REBA grup B untuk Gambar 4.14
Upper Arm Wrist
1 2
3 1
2 3
1 1
2 3
1 2
3 2
1 2
3 1
2 4
3 3
4 5
4 5
5 4
4 5
5 5
6 7
5 6
7 8
7 8
8 6
7 8
8 8
9 9
Tabel B Lower Arm
1 2
Skor grup B adalah 1, penentuan skor total untuk fase gerakan dilakukan dengan menggabungkan skor grup A dan skor grup B dengan menggunakan tabel
C. Skor A = 1 Skor B = 1
Pada kolom skor A masukkan kode 1 dan tarik garis ke kanan. Kemudian pada baris skor B masukkan kode 1 dan tarik ke bawah sampai bertemu kode
untuk skor A sehingga diketahui skor C adalah 1.
Tabel 4.23
Tabel REBA skor C untuk Gambar 4.14
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 1
1 1
2 3
3 4
5 6
7 7
7 2
1 2
2 3
4 4
5 6
6 7
7 8
3 2
3 3
3 4
5 6
7 7
8 8
8 4
3 4
4 4
5 6
7 8
8 9
9 9
5 4
4 4
5 6
7 8
8 9
9 9
9 6
6 6
6 7
8 8
9 9
10 10
10 10
7 7
7 7
8 9
9 9
10 10
11 11
11 8
8 8
8 9
10 10
10 10
10 11
11 11
9 9
9 9
10 10
10 11
11 11
12 12
12 10
10 10
10 11
11 11
11 12
12 12
12 12
11 11
11 11
11 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
Score A score from teble
A+loadforce score
Table C Score B, table B value + coupling score
commit to user
IV-29
Nilai REBA didapatkan dari hasil penjumlahan skor C dengan skor aktivitas. Dalam melakukan aktivitas, posisi tubuh operator mengalami
pengulangan gerakan dalam waktu singkat diulang lebih dari 1 kali per menit. Berdasarkan tabel 4.23, kegiatan tersebut memperoleh skor aktivitas sebesar 1.
Skor REBA = Skor C + skor aktivitas = 1 + 1
= 2 Rekapitulasi hasil penilaian total dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut:
+ =
Lengan bawah 1
Pergelangan tangan
1 Kopling
Skor B 1
Batang tubuh 1
Leher 1
Kaki 1
Tabel A 1
Beban Skor A
1
Lengan atas 1
Tabel B 1
Skor C 1
Skor aktivitas 1
Final Skor 2
+ =
+ =
Gambar 4.15 Bagan rekapitulasi penilaian total
Berdasarkan perhitungan skor REBA tersebut dapat diketahui level tindakan yaitu level 1 dengan level resiko pada muskuloskeletal rendah yaitu
mungkin perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja. Berikut ini contoh pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase
gerakan pada stasiun kerja steam pada gambar 4.16.
commit to user
IV-30 Fase gerakan pada stasiun kerja
steam
Gambar 4.16 Aktivitas pada stasiun kerja steam
Hasil kode REBA dari postur kerja tersebut adalah sebagai berikut :
1. Grup A
a Punggung Trunk
Dari gambar 4.16 dapat diketahui bahwa pergerakan punggung termasuk dalam posisi tegak, tetapi punggung memutar kesamping dengan sudut
15
o
, sehingga di kenai skor 1 Skor REBA untuk pergerakan punggung adalah 2+1 = 3.
b Leher Neck
Dari gambar 4.16 dapat diketahui bahwa pergerakan leher memutar kesamping dengan sudut sebesar 23
o
terhadap sumbu tubuh, sehingga di kenai skor 1 Skor REBA untuk pergerakan leher adalah 2+1 = 3.
c Kaki Legs
Dari gambar 4.16 dapat diketahui bahwa posisi berdiri, tetapi lutut menekuk 37
Skor REBA untuk pergerakan kaki adalah 1 Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada
REBA WorkSheet.
commit to user
IV-31
Langkah – langkah penentuan skor untuk grup A yaitu : Ø Kode REBA adalah :
Punggung trunk : 3
Leher neck : 3
Kaki legs : 1
Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk punggung trunk yaitu 3 kemudian tarik garis ke arah kanan.
Ø Pada baris neck, masukkan kode untuk leher yaitu 3 dan dilanjutkan ke baris legs dibawahnya, masukkan kode pergerakan kaki yaitu 1.
Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk punggung trunk.
Ø Diketahui skor untuk grup A adalah 5. Berikut ini hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A.
Tabel 4.24 Skor REBA grup A untuk Gambar 4.16
Trunk Legs
1 2
3 4
1 2
3 4
1
2 3
4 1
1 2
3 4
1 2
3 4
3 3
5 6
2 2
3 4
5 3
4 5
6 4
5 6
7
3 2
4 5
6 4
5 6
7 5
6 7
8 4
3 5
6 7
5 6
7 8
6 7
8 9
5 4
6 7
8 6
7 8
9 7
8 9
9
Table A Neck
1 2
3
2. Grup B a
Lengan atas upper arm
Dari gambar 4.16 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan atas kedepan sebesar 44
terhadap sumbu tubuh. Skor REBA untuk pergerakan lengan atas adalah 2.
b Lengan bawah lower arm
Dari gambar 4.16 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan bawah membentuk sudut 23
. Skor REBA untuk pergerakan lengan bawah adalah 2.
c Pergelangan tangan wrist
commit to user
IV-32
Dari gambar 4.16 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan pergelangan tangan ke depan flexion terhadap lengan bawah termasuk dalam range
pergerakan 15° Flexion. Skor REBA untuk pergerakan pergelangan tangan adalah 2.
Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA WorkSheet.
Langkah – langkah penentuan skor untuk grup B yaitu : Ø Kode REBA adalah :
Lengan atas upper arm : 2
Lengan bawah lower arm : 2
Pergelangan tangan wrist : 1
Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk upper arm yaitu 2 kemudian tarik garis ke arah kanan.
Ø Pada baris lower arm, masukkan kode untuk lengan bawah yaitu 2 dan dilanjutkan ke baris wrist dibawahnya, masukkan kode pergelangan tangan
yaitu 1. Selanjutnya tarik garis ke bawah sampai bertemu dengan kode untuk upper arm.
Ø Diketahui skor untuk grup B adalah 1. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan
Tabel B
Tabel 4.25 Skor REBA grup B untuk Gambar 4.16
Upper Arm Wrist
1 2
3 1
2 3
1 1
2 3
1 2
3
2
1 2
3 1
2 4
3 3
4 5
4 5
5 4
4 5
5 5
6 7
5 6
7 8
7 8
8 6
7 8
8 8
9 9
Tabel B Lower Arm
1 2
Skor grup B adalah 1, Penentuan skor total untuk fase gerakan dilakukan dengan menggabungkan skor grup A dan skor grup B dengan menggunakan tabel
C.
Skor A = 5
commit to user
IV-33
Skor B = 1 Pada kolom skor A masukkan kode 5 dan tarik garis ke kanan. Kemudian
pada baris skor B masukkan kode 1 dan tarik ke bawah sampai bertemu kode untuk skor A sehingga diketahui skor C adalah 4.
Tabel 4.26 Tabel REBA skor C untuk Gambar 4.16
1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 1
1 1
1 2
3 3
4 5
6 7
7 7
2 1
2 2
3 4
4 5
6 6
7 7
8 3
2 3
3 3
4 5
6 7
7 8
8 8
4 3
4 4
4 5
6 7
8 8
9 9
9
5 4
4 4
5 6
7 8
8 9
9 9
9 6
6 6
6 7
8 8
9 9
10 10
10 10
7 7
7 7
8 9
9 9 10 10
11 11
11 8
8 8
8 9
10 10 10 10 10 11
11 11
9 9
9 9
10 10 10 11 11 11
12 12
12 10
10 10
10 11
11 11 11 12 12 12
12 12
11 11
11 11
11 12 12 12 12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12 12 12 12 12
12 12
Score A score from teble A+loadforce
score Table C
Score B, table B value + coupling score
Nilai REBA didapatkan dari hasil penjumlahan skor C dengan skor aktivitas. Dalam melakukan aktivitas, posisi tubuh operator mengalami
pengulangan gerakan dalam waktu singkat diulang lebih dari 1 kali per menit. Berdasarkan tabel 4.26, kegiatan tersebut memperoleh skor aktivitas sebesar 1.
Skor REBA = Skor C + skor aktivitas = 4 + 1
= 5 Rekapitulasi hasil penilaian total dapat dilihat pada gambar 4.17 berikut:
commit to user
IV-34
+ =
Lengan bawah 2
Pergelangan tangan
1 Kopling
Skor B 1
Batang tubuh 3
Leher 3
Kaki 1
Tabel A 5
Beban Skor A
5
Lengan atas 2
Tabel B 1
Skor C 4
Skor aktivitas 1
Final Skor 5
+ =
+ =
Gambar 4.17 Bagan rekapitulasi penilaian total
Berdasarkan perhitungan skor REBA tersebut dapat diketahui level tindakan yaitu level 2 dengan level resiko pada muskuloskeletal sedang yaitu perlu
dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja. Berikut ini contoh pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase
gerakan pada stasiun kerja packing pada gambar 4.18
Fase gerakan pada stasiun kerja packing
Gambar 4.18 Aktivitas pada stasiun kerja packing
commit to user
IV-35 1.
Grup A a
Punggung Trunk
Dari gambar 4.18 dapat diketahui bahwa pergerakan punggung termasuk dalam posisi tegak, dengan sudut 12
o
, Skor REBA untuk pergerakan punggung adalah 2
b Leher Neck
Dari gambar 4.18 dapat diketahui bahwa pergerakan leher memutar kesamping dengan sudut sebesar 20
o
terhadap sumbu tubuh, sehingga di kenai skor 1 Skor REBA untuk pergerakan leher adalah 1+1 = 2
c Kaki Legs
Dari gambar 4.18 dapat diketahui bahwa posisi berdiri, tetapi lutut menekuk 35
Skor REBA untuk pergerakan kaki adalah 1 Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada
REBA WorkSheet. Langkah – langkah penentuan skor untuk grup A yaitu :
Ø Kode REBA adalah : Punggung trunk
: 2 Leher neck
: 2 Kaki legs
: 1 Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk punggung trunk yaitu 2
kemudian tarik garis ke arah kanan. Ø Pada baris neck, masukkan kode untuk leher yaitu 2 dan dilanjutkan ke
baris legs dibawahnya, masukkan kode pergerakan kaki yaitu 1. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk
punggung trunk. Ø Diketahui skor untuk grup A adalah 3.
Berikut ini hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A.
commit to user
IV-36 Tabel 4.27
Skor REBA grup A untuk Gambar 4.18
Trunk Legs
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 1
2 3
4 1
2 3
4 3
3 5
6
2 2
3 4
5 3
4 5
6 4
5 6
7 3
2 4
5 6
4 5
6 7
5 6
7 8
4 3
5 6
7 5
6 7
8 6
7 8
9 5
4 6
7 8
6 7
8 9
7 8
9 9
Table A Neck
1 2
3
2. Grup B 2.3.3
Lengan atas upper arm
Dari gambar 4.18 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan atas kedepan sebesar 31
terhadap sumbu tubuh. Skor REBA untuk pergerakan lengan atas adalah 2.
3.3.3 Lengan bawah
lower arm
Dari gambar 4.18 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan lengan bawah membentuk sudut 96
. Skor REBA untuk pergerakan lengan bawah adalah 2.
4.3.3 Pergelangan tangan
wrist
Dari gambar 4.18 dapat diketahui bahwa sudut pergerakan pergelangan tangan ke depan flexion terhadap lengan bawah termasuk dalam range
pergerakan 15° Flexion. Skor REBA untuk pergerakan pergelangan tangan adalah 2.
Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA WorkSheet.
Langkah – langkah penentuan skor untuk grup B yaitu : Ø Kode REBA adalah :
Lengan atas upper arm : 2
Lengan bawah lower arm : 2
Pergelangan tangan wrist : 2
Ø Pada kolom pertama, masukkan kode untuk upper arm yaitu 2 kemudian tarik garis ke arah kanan.
commit to user
IV-37
Ø Pada baris lower arm, masukkan kode untuk lengan bawah yaitu 2 dan dilanjutkan ke baris wrist dibawahnya, masukkan kode pergelangan tangan
yaitu 2. Selanjutnya tarik garis ke bawah sampai bertemu dengan kode untuk upper arm.
Ø Diketahui skor untuk grup B adalah 2. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan
Tabel B.
Tabel 4.28 Skor REBA grup B untuk Gambar 4.18
Upper Arm Wrist
1 2
3 1
2 3
1 1
2 3
1 2
3
2 1
2 3
1 2
4 3
3 4
5 4
5 5
4 4
5 5
5 6
7 5
6 7
8 7
8 8
6 7
8 8
8 9
9
Tabel B Lower Arm
1
2
Skor grup B adalah 2, penentuan skor total untuk fase gerakan dilakukan dengan menggabungkan skor grup A dan skor grup B dengan menggunakan tabel
C. Skor A = 3
Skor B = 2 Pada kolom skor A masukkan kode 3 dan tarik garis ke kanan. Kemudian
pada baris skor B masukkan kode 2 dan tarik ke bawah sampai bertemu kode untuk skor A sehingga diketahui skor C adalah 3.
commit to user
IV-38 Tabel 4.29
Tabel REBA skor C untuk Gambar 4.18
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12 1
1 1
1 2
3 3
4 5
6 7
7 7
2 1
2 2
3 4
4 5
6 6
7 7
8
3 2
3 3
3 4
5 6
7 7
8 8
8 4
3 4
4 4
5 6
7 8
8 9
9 9
5 4
4 4
5 6
7 8
8 9
9 9
9 6
6 6
6 7
8 8
9 9
10 10 10 10
7 7
7 7
8 9
9 9
10 10 11 11 11
8 8
8 8
9 10 10 10 10 10 11
11 11 9
9 9
9 10 10 10 11 11 11 12
12 12 10
10 10
10 11 11 11 11 12 12 12 12 12
11 11
11 11 11 12 12 12 12 12 12
12 12 12
12 12
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Score A score from teble
A+loadforce score
Table C Score B, table B value + coupling score
Nilai REBA didapatkan dari hasil penjumlahan skor C dengan skor aktivitas. Dalam melakukan aktivitas, posisi tubuh operator mengalami
pengulangan gerakan dalam waktu singkat diulang lebih dari 1 kali per menit. Berdasarkan tabel 4.29, kegiatan tersebut memperoleh skor aktivitas sebesar 1.
Skor REBA = Skor C + skor aktivitas = 3 + 1
= 4 Rekapitulasi hasil penilaian total dapat dilihat pada gambar 4.19 berikut:
+ =
Lengan bawah 2
Pergelangan tangan
2 Kopling
Skor B 2
Batang tubuh 2
Leher 2
Kaki 1
Tabel A 3
Beban Skor A
3
Lengan atas 2
Tabel B 2
Skor C 4
Skor aktivitas 1
Final Skor 5
+ =
+ =
Gambar 4.19 Bagan rekapitulasi penilaian total
commit to user
IV-39
Berdasarkan perhitungan skor REBA tersebut dapat diketahui level tindakan yaitu level 2 dengan level resiko pada muskuloskeletal sedang yaitu perlu
dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja.
4.2.4 Perhitungan Fisiologi a.
Perhitungan Enegy Expenditure Menurut Sanders et al, 1993
Menurut Sanders, 1993 bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut :
Y = 1,80411 – 0,0229038X + 4,71733 x 10
-4
X
2
dimana : Y = energi kilokalori per menit
X = kecepatan denyut jantung denyut per menit Untuk mengetahui konsumsi energi operator saat melakukan aktivitas
operator di CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo, penghitungan dilakukan pada kecepatan denyut jantung sebelum bekerja X
b
dan kecepatan denyut jantung sesudah bekerja X
t
. Sehingga didapatkan persamaan berikut ini : Energi sebelum bekerja :
Y
b
= 1,80411 – 0,0229038X
b
+ 4,71733 x 10
-4
X
b 2
Energi setelah bekerja : Y
t
= 1,80411 – 0,0229038X
t
+ 4,71733 x 10
-4
X
t 2
Sehingga persamaan konsumsi energinya adalah : KE = Y
b
- Y
t
kilokalori per menit Ø Contoh perhitungan manual energy expenditure Sri Sejati 27 tahun.
v Energi sebelum bekerja : Y
b
= 1,80411 – 0,0229038X
b
+ 4,71733 x 10
-4
X
b 2
= 1,80411 – 0,0229038 x 70 + 4,71733 x 10
-4
x 70
2
= 1,80411 – 1,603266 + 2,3114917 = 2,5123 kkalmenit
v Energi setelah bekerja : Y
t
= 1,80411 – 0,0229038X
t
+ 4,71733 x 10
-4
X
t 2
= 1,80411 – 0,0229038 x 142 + 4,71733 x 10
-4
x 142
2
= 1,80411 – 3,2523396 + 9,512024212 = 8,0638
kkalmenit
commit to user
IV-40
Sehingga persamaan energy expenditure adalah : EE = Y
t
– Y
b
kilokalori per menit = 8,0638
kkalmenit – 2,5123 kkalmenit = 5,5515 kkalmenit
Hasil perhitungan energy expenditure untuk seluruh operator di setiap masing-masing stasiun kerja, dapat dilihat dalam Tabel 4.30. dibawah ini :
Tabel 4.30 Perhitungan energy expenditure operator
Kategori penggolongan kriteria beban kerja berdasarkan energy expenditure dari masing–masing dapat dilihat dalam Lampiran 5.1. Berdasarkan Tabel 4.30
diatas, besarnya energy expenditure yang dikeluarkan pada aktivitas operator di setiap stasiun kerja ini termasuk kategori kerja berat heavy work kecuali Unik
Susanti, Sri Nandang Sih, Hartatik, Is Cahyowati, Sri Wijini, Suparmi, termasuk jenis kerja sedang moderate work .
Berdasarkan perhitungan denyut jantung, dapat diketahui bahwa denyut jantung yang paling besar dialami oleh Ibu Sulati dengan usia 39 tahun. Besarnya
pengukuran denyut jantung sebelum bekerja sebesar 89 denyutmenit, sedangkan besarnya denyut jantung setelah bekerja setelah aktivitas sebesar 155
denyutmenit. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor psikologis yang berupa umur. Grafik perbandingan denyut jantung sebelum dan sesudah bekerja dapat
digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4.20.
commit to user
IV-41 Gambar 4.20
Grafik perbandingan denyut jantung sebelum dan sesudah bekerja Penjelasan kriteria kerja berdasar denyut jantung dan energy expenditure
menurut Sanders, 1993 dapat dilihat dalam Lampiran 5.2.
b. Perhitungan Besarnya Pengeluaran Energi Energy Cost.