ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN METODE EOQ ( ECONOMIC ORDER QUANTITY ) PADA CV. CAHYO NUGROHO JATI SUKOHARJO

(1)

commit to user

i

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN METODE EOQ ( ECONOMIC ORDER QUANTITY )

PADA CV. CAHYO NUGROHO JATI SUKOHARJO

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Manajemen Industri

Disusun oleh: Dewi Setyorini

(F3508065)

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 MANAJEMEN INDUSTRI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

i

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul :

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kain Dengan Metode

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Pada CV. Cahyo Nugroho Jati

Sukoharjo

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir untuk dijadikan topik dalam penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Program D3 Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Surakarta, 21 Mei 2011

Disetujui dan diterima oleh Pembimbing

Drs. Karsono, Msi


(3)

commit to user

i

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan judul:

" Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kain Dengan

Metode EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) Pada CV. Cahyo

Nugroho Jati Sukoharjo ”.

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 4 Juli 2011

Tim Penguji Tugas Akhir

Dra. Soemarjati Tj. MM

NIP:19510809 198503 2 001 Sebagai Penguji

Drs. Karsono, Msi


(4)

commit to user

i

MOTTO

Berjuanglah untuk kebahagiaan orang yang kita sayangi dan sadarilah

betapa berartinya itu.

Orang bodoh mencari kekayaan dan orang bijak mencari

kesempurnaan

(SMANIG)

Raihlah mimpi setinggi langit hingga nafas berhenti dan jangan takut

untuk bermimpi

( J-Rocks; Meraih Mimpi)

Berbuat baiklah karena perbuatan baik akan membawa kebajikan dan

kebajikan akan membawa ke surge

(Sunnah Rosul)

Hanya Alloh yang menjadikan segala yang tak mudah menjadi mudah

dan hanya Alloh yang menjadikan segala urusan dan kesukaranku

menjadi mudah

Jika Alloh menolongmu, maka tidak ada seorangpun yang dapat

mengalahkanmu


(5)

commit to user

i

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini Aku persembahkan untuk : · Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret · Beliau – Beliau yang merawat, mendidik, dan

menyayangiku.

Beliau adalah Ibu, Ibu, Ibu dan bapakku · Kedua Adikku yang tercinta dan Aku sayangi · Seseorang yang selalu ada dihatiku

· Sahabat – Sahabatku yang selalu mendukungku · Almamaterku


(6)

commit to user

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “ Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kain Dengan Metode EOQ

(ECONOMIC ORDER QUANTITY ) Pada CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo ”.

Tugas Akhir ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pendidikan program D III Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Wisnu Untoro, M. S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun Tugas Akhir.

2. Ibu Sinto Sunaryo, SE., MSi selaku ketua Program Studi Manajemen Industri yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang sebagai syarat penyusunan Tugas Akhir.

3. Bapak Drs. Karsono, MSi selaku pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir.

4. Bapa dan Ibu Dosen Manajemen Industri yang telah membimbing selama masa kuliah.

5. Bapak Bambang Taufik selaku Manager HRGA CV. Cahyo Nuhroho Jati Sukoharjo yang telah member ijin magang dan telah banyak membantu dalam proses magang kerja.


(7)

commit to user

i

6. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas kasih sayang, doa, dan semua pengorbanan selama ini demi Ananda, semoga selalu dalam lindungan Alloh SWT.

7. Kedua adikku tersayang Dyah dan Bayu “ Gapailah impianmu, wujudkan cita – citamu, dan jangan mudah menyerah”.

8. Teman - teman Manajemen Industri yang tiga tahun bersama dengan segala suka dukanya selama menimba ilmu di bangku kuliah.

9. Seseorang yang selalu ada di hatiku Mz Dwi yang telah mendukungku, memberikanku semangat untuk menghadapi hidup yang rumit ini, dan selalu ada.

10. Sahabat – sahabatku Mbk Wiji, Tri, Puspa, Ratna, Adji, Efan, Ciwod, dan Vitrie yang dengan penuh keceriaan selalu mewarnai hari – hariku.

11. Semua pihak – pihak yang belum disebutkan secara tidak langsung telah mendukung penulis selama masa kuliah dan pembuatan Tugas Akhir.

Penulis menyadari bahwa penyusunanan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan lapotan ini. Diluar kekurangan tersebut, penulis berharap agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca sekalian.

Surakarta, 14 Juni 2011


(8)

commit to user

i DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengendalian ... 15

B. Pengertian Persediaan ... 15

C. Pengertian Pengendalian Persediaan ... 25

D. Bahan Baku ... 26

E. Economic Order Quantity (EOQ)... 29

F. Safety Stock ... 33

G. Waktu Tunggu (Lead Time) ... 34

H. Re Order Point (ROP) ... 35


(9)

commit to user

i BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 37

B. Struktur Organisasi ... 40

C. Proses Produksi ... 52

D. Laporan Magang ... 58

E. Pembahasan Masalah ... 62

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

commit to user

i

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 ... 63

Table 3.2 ... 65

Tabel 3.3 ... 68

Tabel 3.4 ... 68


(11)

commit to user

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 ... 7

Gambar 2.1 ... 31

Gambar 3.1 ... 42


(12)

commit to user

i LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Surat pernyataan keaslian Tugas Akhir

Lampiran 2 Surat Keterangan pernyataan magang dari perusahaan Lampiran 3 Blanko Nilai magang dari perusahaan

Lampiran 4 Hasil EOQ dengan menggunakan POM Lampiran 5 Data


(13)

commit to user


(14)

commit to user

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN

METODE EOQ ( ECONOMIC ORDER QUANTITY ) PADA CV. CAHYO NUGROHO

JATI SUKOHARJO DEWI SETYORINI

F3508065

Persediaan merupakan salah satu aspek yang paling mahal di perusahaan, yang merupakan 40% dari total modal yang diinvestasikan. Persediaan selalu dibutuhkan oleh setiap perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Dengan kebijakan pengadaan persediaan diharapkan proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Tanpa adanya persediaan bahan baku, perusahaan dihadapkan pada resiko bahwa suatu saat perusahaan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan pasar. CV.CNJ Sukoharjo merupakan perusahaan yang sudah berkembang dan maju yang bergerak dibidang garmen dengan tujuan pemasaran di dalam dan luar negeri. CV. CNJ dalam memenuhi kebutuhan pasar sangat perlu adanya kebijakan pengadaan persediaan.

Tujuan penelitian ini adalah (1.) Untuk mengetahui jumlah bahan baku optimal pada CV.CNJ (2.) Untuk mengetahui total biaya persediaan bahan baku berdasarkan metode EOQ (3.) Untuk mengetahui jumlah persediaan bahan baku CV.CNJ untuk melakukan pemesanan kembali persediaan. (4.) Untuk mengetahui waktu pemesanan kembali bahan baku kain berdasarkan metode EOQ. Data yang dipelajari berupa data kebutuhan bahan baku, biaya – biaya yang ditimbulkan dalam pemesanan dan penyimpanan selama tahun 2010, dan harga bahan baku. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode Economic Order Quantity (EOQ). Teknik pengumpulan data dengan (1.) Wawancara, (2.) Pengamatan, (3.) Studi Pustaka, (4.) Metode Pendekatan Dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) Menentukan besarnya kuantitas pembelian yang optimal, (2) Menentukan frekuensi pembelian, (3) Menentukan total biaya persediaan, (4) Menentukan kuantitas persediaan penyelamat (5) Menentukan besarnya titik pemesanan kembali. Hasil analisis pengendalian bahan baku kain pada CV.CNJ diperoleh kesimpulan yaitu untuk kebijakan pengendalian yang dilakukan perusahaan kuantitas pemesanan optimal 2. 396 Roll dengan frekuensi pembelian/ tahun 12 kali dan total biaya persediaan Rp 94. 564. 382, 84. Sedangkan dengan metode EOQ, kuantitas pemesanan optimal 6. 912 Roll dengan frekuensi pembelian/ tahun 4 kali dan total biaya persediaan Rp 58. 406. 810,6. Dan persediaan pengaman 2. 831 Roll dengan pemesanan kembali pada saat persediaan berada pada 3. 503 Roll.

Dari analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan pengendalian persediaan yang dilakukan perusahaan kurang efektif dan efisien atau belum maksimal. Dan saran yang dapat diajukan yaitu sebaiknya perusahaan menggunakan Metode EOQ agar perusahaan mengetahui kuantitas pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya minimum.


(15)

commit to user

ANALYSIS OF RAW MATERIAL SUPPLY CONTROL METHOD OF FABRIC WITH EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) ON THE CV. CAHYO NUGROHO JATI

SUKOHARJO DEWI SETYORINI

F3508065

Inventory is one of the most expensive aspect of the company, which is 40% of the total capital invested. Supplies are always needed by every company, whether small firms or large companies. With the expected inventory procurement policy production process can proceed smoothly. Without supplies of raw materials, the company faced with the risk that someday the company will not be able to meet market needs. CV.CNJ Sukoharjo is a company that has developed and advanced in the field of garment with the aim of marketing at home and abroad. CV. CNJ in meeting the needs of the market is the need for inventory procurement policy. The purpose of this study was (1.) To determine the optimum amount of raw materials on CV.CNJ (2.) To determine the total inventory cost of raw materials based on EOQ method (3.) To determine the amount of inventory of raw materials CV.CNJ to make re-ordering supplies . (4.) To determine the time re-ordering of raw fabric materials based on EOQ method. The data studied in the form of the data needs of raw materials, costs - costs incurred in ordering and storage during 2010, and prices of raw materials. Data collection techniques used is the method of the Economic Order Quantity (EOQ). Data collection techniques by (1.) Interview, (2.) Observations, (3.) Studies Reader, (4.) Method of Documentation Approach.

Data analysis techniques used are (1) Determining the optimal amount of the purchase quantity, (2) Determining the frequency of purchase, (3) Determine the total cost of inventory, (4) Determining the quantity of inventory rescue (5) Determine the magnitude of the point of re-ordering. The results of control analysis of raw materials of cloth on which the conclusions obtained CV.CNJ to control policies that made the company the optimal ordering quantity 2. 396 Roll with the frequency of purchases / year 12 times and total inventory costs USD 94. 564. 382, 84. While the EOQ method, the optimal order quantity 6. 912 Roll with the frequency of purchases / year 4 times and total inventory costs USD 58. 406. 810.6. And safety stock 2. 831 Roll with the reordering when inventory is at 3. Roll 503.

From the analysis conducted can be concluded that the inventory control policy of the company are less effective and efficient or not maximized. And suggestions can be made that companies should use the EOQ method for companies to know the quantity of purchases of raw materials with minimum cost optimal.


(16)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisai sekarang ini banyak perusahaan baru yang bermunculan, sehingga menyebabkan persaingan semakin ketat. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan merupakan fungsi-fungsi dari manajemen. Dimana dalam perencanaan telah tergambar perkiraan berapa jumlah produk yang akan diproduksi, sumber daya apa saja yang dibutuhkan, berapa jumlah dan harganya, sehingga bisa dikatakan dengan perencanaan 50 persen proses produksi telah mencapai tujuan dan ketika didukung dengan pengorganisasian yang baik dengan pengarahan dan pengawasan yang baik pula, maka persentase keberhasilan sebuah perusahaan untuk mencapai tujuannya semakin besar pula.

Secara umum semua perusahaan mempunyai tujuan atau sasaran yang sama antara satu dengan yang lainnya, yaitu agar perusahaan dapat bertahan hidup, mampu mendapatkan keuntungan dan dapat berkembang mengikuti perkembangan pasar yang terjadi. Namun, seperti kita ketahui bahwa semua perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti mempunyai kendala. Kendala yang terjadi mayoritas perusahaan-perusahaan domestik. Kendala tersebut adalah masalah keuangan, saat ini sudah banyak perusahaan yang gulung tikar karena kondisi keuangan yang tidak sehat, sehingga tidak


(17)

commit to user

2

mampu bertahan menghadapi persaingan. Meskipun banyak perusahaan domestik yang masih bermasalah dengan keterbatasan modal, namun banyak hal yang dapat dilakukan perusahaan domestik agar tetap dapat bertahan dalam persaingan. Usaha yang semakin ketat tanpa harus menambah modal usahanya, yaitu perusahaan harus mampu mengelola semua sumber-sumber daya yang dimiliki secara tepat dan baik. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah meningkatakan kegiatan pengendalian pada persediaan. Karena masalah pengadaan persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan untuk dapat menyeimbangkan kegiatan produksi.

Pengendaliaan persediaan merupakan salah satu aktivitas manajerial yang sangat penting karena dengan metode pengendalian persediaan yang tepat akan memperlancar proses produksi dan menekan biaya produksi. Ada tiga jenis persediaan yang sangat penting dalam proses produksi di perusahaan yaitu persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan produk jadi. Menurut Baroto (2002:53) Penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut :

1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan 2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian

3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan besar dimasa mendatang.


(18)

commit to user

3

Persediaan merupakan salah satu aspek yang paling mahal di perusahaan, yang merupakan 40% dari total modal yang diinvestasikan. Persediaan anatara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain berbeda, tergantung besar atau kecilnya perusahaan tersebut. Kesalahan dalam menentukan besarnya jumlah persediaan akan mengakibatkan kerugian yang akan dialami oleh perusahaan. Namun demikian, apabila persediaan barang disediakan dalam jumlah yang terlalu besar (over stock) akan menyebabkan kerugian oleh perusahaan. Kerugian yang pertama adalah biaya penyimpanan yang ditanggung perusahaan akan menjadi besar, karena perusahaan harus menanggung resiko kerusakan dalam penyimpanan. Kerugian yang kedua yaitu perusahaan harus mempersiapkan dana yang cukup besar untuk pembelian barang. Oleh karena itu, persediaan dalam jumlah yang besar akan menyebabkan alokasi modal yang kurang efektif.

Apabila perusahaan dalam pengadaan persediaan barangnya terlalu kecil (out of stock) akan menggangu proses produksi dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kelemahan persediaan barang yang terlalu kecil (out of stock) yaitu kelancaran penjualan dan pengiriman barang akan terganggu karena habisnya persediaan yang ada digudang. Oleh karena itu, akan mengakibatkan frekuensi pembelian barang semakin sering. Sehingga biaya pemesanan barang perusahaan akan semakin besar.


(19)

commit to user

4

CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo merupakan perusahaan yang sudah berkembang dan maju. Perusahaan ini bergerak di bidang garmen dengan tujuan pemasaran di dalam negeri dan luar negeri. Selam ini CV. Cahyo Nugroho Jati belum menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) untuk kebijakan pengadaan persediaan. Dengan menerapakan metode EOQ, maka perusahaan ini akan dapat meminimalkan biaya total operasi yang ada dalam perusahaan dengan menentukan seberapa besar persediaan bahan baku perusahaan itu sendiri, berapa jumlah bahan baku yang harus dipesan setiap kali melakukan pemesanan dan kapan pemesanan bahan baku dilakukan.

Berdasarkan uraian diatas, maka pengadaan bahan baku yang optimal perlu dilakukan oleh perusahaan. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui pengadaan bahan baku yang optimal pada CV. Cahyo Nugroho Jati dalam penulisan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Pengendaliaan Persediaan Bahan Baku Kain Dengan Metode EOQ Pada CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo”


(20)

commit to user

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa jumlah bahan baku yang optimal pada CV. Cahyo Nugroho Jati ?

2. Berapa total biaya persediaan bahan baku kain bila perusahaan menetapkan kebijakan EOQ ?

3. Berapa jumlah persediaan bahan baku CV. Cahyo Nugroho Jati untuk melakukan pemesanan kembali persediaan ?

4. Berapa batas atau titik pemesanan bahan baku kain yang dibutuhkan oleh CV. Cahyo Nugroho selama masa tenggang (Re Order Point) ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui jumlah bahan baku yang optimal pada CV. Cahyo Nugroho Jati.

2. Untuk mengetahui total biaya persediaan bahan baku kain berdasarkan metode EOQ di CV. Cahyo Nugroho Jati.

3. Untuk mengetahui jumlah persediaan bahan baku CV. Cahyo Nugroho Jati untuk melakukan pemesanan kembali persediaan. 4. Untuk mengetahui waktu pemesanan kembali bahan baku kain

untuk persediaan bahan baku berdasarkan metode EOQ di CV. Cahyo Nugroho Jati.


(21)

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain :

1. Bagi Penulis

a. Memperoleh gambaran secara langsung mengenai pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengendalian persediaan bahan baku yang nyata dilakukan oleh perusahaan. c. Mengetahui bagaimana penerapan pengendalian persediaan

dari teori ke dalam praktik nyata di perusahaan.

d. Memperoleh gambaran dunia kerja secara langsung dari perusahaan yang akan diteliti.

2. Bagi Perusahaan

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaaan dalam menetapkan kebijakan - kebijakan perusahaan dalam pengendalian bahan baku.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manajemen persediaan CV. Cahyo Nugroho Jati.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Memberikan tambahan informasi khususnya mengenai pengendalian bahan baku dengan menggunakan metode EOQ. b. Sebagai salah satu referensi keilmuan bagi kepentingan penulis


(22)

commit to user

7

terkait dengan manajemen persediaan dimasa yang akan datang.

E. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Gambar 1.1 diatas menjelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan akan bahan baku, perusahaan melakukan suatu pemesanan atau pembelian ke supplier atau pemasok terlebih dahulu. Dalam penggunaan kebutuhan bahan baku, perusahaan dapat memperkirakan jumlah pembelian bahan baku, kemudian

Kebutuhan bahan baku

Biaya pemesanan

Waktu Tunggu

Metode EOQ

Persediaan Bahan Baku yang Optimal

Menghitung total biaya persediaan Biaya penyimpanan

Menentukan safety stock


(23)

commit to user

8

dilakukan penghitungan dengan biaya persediaan yang dikeluarkan. Untuk itu, perusahaan dapat menggunakan metode kebijakan perusahaan maupun dengan menggunakan metode EOQ atau pembelian dengan kuantitas yang optimal. Dalam penggunaan metode EOQ akan dipengaruhi beberapa faktor seperti biaya pemesanan, biaya penyimpanan, harga bahan baku maupun lead time. Sehingga dari metode tersebut akan diketahui jumlah persediaan bahan baku yang optimal. Dan total biaya persediaan diketahui, total biaya persediaan yang dihasilkan harus optimal atau rendah. Selain itu, perusahaan juga harus melakukan pengadaan persediaan pengaman atau safety stock dengan tujuan untuk menghindari masalah kekurangan bahan baku (out of stock) sebelum pesanan atau pembelian bahan baku tersebut dilakukan. Dan untuk mengatasi permasalahan tentang kekurangan bahan baku maupun kehabisan bahan baku, perusahaan harus menentukan waktu pemesanan kembali supaya masalah tersebut tidak terjadi. Dengan penentuan biaya pemesanan dan penyimpanan yang dilakukan perusahaan dan EOQ maka, diperoleh perbandingan total biaya persediaan antara kebijakan perusahaan dengan metode EOQ.


(24)

commit to user

9

F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan pada proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien,dan efektif ( Jogiyanto, 2004:53)

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang bersifat desain studi kasus karena dilakukan untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana” yang menjadi permasalahan utama penelitian dengan keharusan membuat diskripsi atau analisis yang terbatas pada kasus tertentu untuk menjawab permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini, kasus yang diteliti yaitu mengenai pengendalian persediaan bahan baku.

2. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di CV.Cahyo Nugroho Jati yang berada di Jl. Solo-Baki Km 03 Gedangan, Baki, Sukoharjo. Perusahaan ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang industry garmen, yang memproduksi pakaian jadi untuk memenuhi pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Jenis produk yang dihasilkan perusahaan ini antara lain: kemeja, pakaian anak, jaket, T-Shirt, dan lain-lain.


(25)

commit to user

10

3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan: 1.) Data Kualitatif

Yaitu data yang tidak berupa angka, meliputi: a.) Sejarah Sejarah berdirinya perusahaan b.) Struktur oraganisasi

2.) Data Kuantitatif

Yaitu data yang berupa angka, meliputi:

a.) Data jumlah kebutuhan bahan baku tahun 2010 b.) Data biaya pemesanan tahun 2010

c.) Data biaya pentimpanan tahun 2010 d.) Harga Bahan Baku

b. Sumber Data 1.) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 2002:55). Data tersebut diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan staf atau karyawan CV. Cahyo Nugroho Jati yang berkaitan dengan persediaan bahan baku tentang permasalahan apa saja yang terjadi dalam pengadaan persediaan.


(26)

commit to user

11

2.) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti (Marzuki, 2002:56).

Data sekunder tersebut berasal dari catatan dan dokumen yang berada di perusahaan dan buku-buku perpustakaan. Adapun data yang diperoleh :

a.) Sejarah Sejarah berdirinya perusahaan b.) Struktur oraganisasi

c.) Data jumlah kebutuhan bahan baku tahun 2010 d.) Data biaya pemesanan tahun 2010

e.) Data biaya penyimpanan tahun 2010 f.) Harga Bahan Baku

4. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara (Interview)

Wawancara (interview) adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Marzuki, 2002 : 62).

Dalam pengumpulan data dan informasi, peneliti melakukan wawancara kepada pihak CV. Cahyo Nugroho Jati tentang bagaimana perusahaan tersebut melakukan pengendalian persediaan.


(27)

commit to user

12

b. Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah pengumpulan data yang menggunakan panca indra, jadi tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata tetapi juga dengan mendengar, mencium, mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Instrument yang digunkan dalam observasi adalah pengamatan dan lembar observasi ( Suliyanto, 2006:129)

Dalam penelitian ini, penulis mengamati secara langsung semua kegiatan atau aktivitas ynag dilakukan oleh pengelola dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi di CV.Cahyo Nugroho Jati.

c. Studi Pustaka (Literature)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengambil atau membaca dari beberapa sumber dari pustaka yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

d. Metode Pendekatan Dokumentasi

Metode pendekatan dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan dokumen - dokumen yang berhubungan dengan penelitian tersebut atau mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, legger, notulen, dan lain sebagainnya (Arikunto, 2002: 206). Data yang diperoleh berasal dari mencatat data dari arsip-arsip dan dokumen yang dimiliki perusahaan.


(28)

commit to user

13

5. Metode Analisis Data

Untuk menghasilkan biaya persediaan bahan baku maka, langkah- langkah yang dilakukan adalah:

a. EOQ

EOQ adalah merupakan suatu jumlah pembeliaan bahan yang akan dapat mencapai biaya persediaan yang paling minimal.

Q* (EOQ) =

H 2DS

Keterangan :

Q* = Jumlah pesanan yang ekonomis

D = Permintaan tahunan barang persediaan (unit) S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan H = Biaya penyimpanan per unit per tahun b. Menetukan Frekuensi Pembelian

F=

Q D

Keterangan :

Q= Jumlah barang setiap pemesanan

D= Permintaan tahunan barag persediaan (unit) F= Frekuensi Pembelian


(29)

commit to user

14

c. Menentukan Toatal Biaya Persediaan

TC = .S Q D

+ .H 2 Q

Keterangan :

TC = Total biaya persediaan

Q = Jumlah barang setiap pemesanan

D = Permintaan tahunan barang persediaan (unti) S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

d. Menentukan Persediaan Penyelamat atau Safety Stock

SD= N X . X 2

-å çç è æ ÷ ø ö Keterangan :

SD = Standar Deviasi X = Perkiraan Pemakaian

X Bar = Rata-rata perkiraan pemakainan N = Jumlah Data

Rumus untuk menghitung persediaan pengaman Z

s

= SD x Z

Keterangan :

SD = Standar Deviasi


(30)

commit to user

15

e. Menentukan besarnya titik pemesanan kembali atao Re-Order-Point (ROP)


(31)

commit to user

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengendalian

Pengendalian adalah satu faktor yang kuat di dalam menentukan keberhasilan untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Disamping itu pengendalian juga perlu dilaksanakan pada setiap tingkat manajemen.

Pengendalian (control) adalah pengaturan aktivitas-aktivitas organisasi agar elemen-elemen kinerja yang menjadi target tetap berada pada batas-batas yang dapat diterima (Griffin, 2004:167).

B. Persediaan

1. Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan sesuatu yang harus ada untuk melancarkan proses produksi. Setiap perusahaan harus selalu ada persediaan untuk menjalankan opersinya, karena persediaan merupakan salah satu faktor yang memegang peran aktif dalam perusahaan yang secara kontinyu diperoleh, diolah, dan selanjutnya dijual.

Menurutt Nasution dan Prasetyawan (2008:144) Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle recourses) yang menunggu proses lebih lanjut. Proses lebih lanjut adalah berupa kegiatan


(32)

commit to user

17

produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada sistem rumah tangga,

Menurut Ristono (2009;1) Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau diproses lebih lanjut.

2. Fungsi Persediaan

Menurut Render dan Heizer (2010:82) persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang akan menambah fleksibilitas operasi perusahaan.

Empat fungsi persediaan adalah:

a) Untuk men-decouple atau memisahkan beragam bagian proses produksi. Sebagai contoh, jika pasokan sebuah perusahaan berfluktuasi, maka mungkin diperlukan persediaan tambahan untuk men-decouple proses produksi dari para pemasok.

b) Untuk men-decouple perusahaan dari flukuasi permintaan dan menyediaakan persediaan brang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan semacam ini umumnya terjadi pada pedagang eceran.

c) Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembeliaan dalam jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau pengiriman barang.


(33)

commit to user

18

d) Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga. 3. Jenis Persediaan

Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:133) menurut jenisnya, persediaaan dapat dibedakan atas:

a) Bahan baku (raw material) adalah barang-barang yang dibeli dari pemasok (supplier) yang akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan. b) Bahan setengah jadi (work in process) adalah bahan baku yang

sudah diolah dan dirakit menjadi komponen, namun masih membutuhkan langkah-langkah lanjutan agar manjadi produk jadi.

c) Bahan jadi (finish goods) adalah barang jadi yang telah selesai diproses, siap untuk disimpan di gudang barang jadi, dijual atau didistribusikan ke lokasi-lokasi pemasaran.

d) Bahan-bahan pembantu adalah barang-barang yang dibutuhkan untuk menunjang proses produksi, namun tidak akan menjadi bagian pada produk akhir yang dihasilakan perusahaan.

Menurut Ristono (2009:7) jenis persediaan berdasarkan proses manufaktur dibagi dalam 3 kategori yakni:

a) Persediaan bahan baku dan penolong b) Persediaan bahan setengah jadi c) Persediaan bahan jadi


(34)

commit to user

19

a) Persediaan Pengaman (safety stock)

Persediaan pengaman atau sering disebut sebagai safety stock adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan terjadi kekurangan persediaan (stock out).

b) Persediaan Antisipasi

Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock yang merupakan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya.

c) Persediaan dalam Pengiriman (transit stock)

Disebut work in process adalah persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu:

1) Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih berada dalam transportasi

2) Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan


(35)

commit to user

20

4. Biaya Persediaan

Menurut Nasution (2003:105) Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan.

Biaya persediaan terdiri dari: a) Biaya Pembelian

Biaya pembeliaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya biaya pembeliaan ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan harga satuan barang. Biaya pembelian menjadi faktor penting ketika harga barang yang dibeli tergantung pada ukuran pembelian.

b) Biaya Pengadaan

Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai asal-usul barang yaitu:

1) Biaya Pemesanan (ordering cost)

Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan pemasok (supplier), pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, biaya penerimaan, dan lain-lain. Biaya ini diasumsikan konstan untuk setiap kali pesan.


(36)

commit to user

21

2) Biaya Pembuatan (setup cost)

Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul di dalam pabrik yang meliputi biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkan gambar kerja dan seterusnya.

c) Biaya Penyimpanan (holding cost)

Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang. Biaya ini meliputi:

1) Biaya Memiliki Persediaan (Biaya Modal)

Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, dimana modal perusahaan mempunyai ongkos yang dapat diukur dengan suatu bunga bank.

2) Biaya Gudang

Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul biaya gudang. Bila gudang dan peralatannya disewakan maka biaya gudang merupakan biaya sewa. Sedangkan bila perusahaan mempunyai gudang sendiri, maka biaya gudang merupakan biaya depresiasi.

3) Biaya Kerusakan dan Penyusutan

Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan, karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya


(37)

commit to user

22

berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan penyusutan diukur dari pengalaman sesuai dengan persentasenya. 4) Biaya Kadaluarsa

Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena perubahan teknologi dan model seperti barang-barang elekronik. Biaya kadaluarsa diukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.

5) Biaya Asuransi

Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung jenis barang yang diasumsi dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.

6) Biaya Administarsi dan Pemindahan

Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasi persediaan barang yang ada, baik pada saat pemesanan, penerimaan barang maupun penyimpanannya dan biaya untuk memindahkan, termasuk upah buruh dan biaya peralatan handling.

d) Biaya Kekurangan Persediaan (Shortage cost) 1) Biaya Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi

Batasnya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat memenuhi permintaan atau dari kerugian akibat terhentinya proses produksi. Kondisi ini diistilahkan sebagai


(38)

commit to user

23

biaya penalty atau hukuman kerugian bagi perusahaan dengan satuan, misal: Rp/ unti

2) Biaya Waktu Pemenuhan

Biaya waktu pemenuhan diukur berdasarkan waktu yang diperlukan untuk memenuhi gudang dengan satuan, misal: Rp/ satuan waktu

3) Biaya Pengadaan Darurat

Supaya konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar dari pengadaan normal. Biaya ini diukur dengan satuan, misal: Rp/ setiap kali kekurangan

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan

Didalam pemyelenggaraan bahan baku untuk proses prosuksi, perusahaan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku menurut Ahyari (1990:163) adalah sebagai berikut:

a) Prakiraan Pemakaian Bahan Baku

Sebelum perusahaan mengadakan pembelian bahan baku, selayaknya perusahaan mengadakan penyusunan prakiraan pemakaian bahan baku untuk keperluan proses produksi.

b) Harga Bahan Baku

Harga bahan baku yang digunakan dalam proses produksi merupakan salah satu faktor penentu terhadap persediaan bahan baku.


(39)

commit to user

24

c) Biaya-Biaya Persediaan

Didalam penyelenggaraan persediaan bahan baku, maka perusahaan tentunya tidak dapat lepas dari biaya-biaya persediaan yang harus ditanggung.

d) Kebijakan Pembelanjaan

Didalam perusahaan, kebijakaan pembelanjaan dalam perusahaan dapat mempengaruhi kebijakasanaan pembelian. e) Pemakaian Bahan Baku

Pemakaiam bahan baku dari perusahaan pada periode-periode yang lalu untuk keperluan proses produksi akan dapat dipergunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan bahan baku.

f) Waktu Tunggu

Yang dimaksud waktu tunggu adalah merupakan tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan bahan baku dengan bahan baku yang dipesan.

g) Model Pembelian Bahan

Model pembelian bahan yang dipergunakan oleh perusahaan tersebut akan sangat menentukan besar kecilnya persediaan bahan baku yang diselenggarakan


(40)

commit to user

25

h) Persediaan Pengaman

Pada umumnya untuk menanggulangi adanya kehabisan bahan baku, maka perusahaan akan mengadakan persediaan pengaman.

i) Pembeliam Kembali

Didalam penyelenggraan persediaan pembelian bahan baku tidak cukup dilaksanakan hanya sekali saja, tetapi akan dilaksanakan berulang kali secara berkala.

C. Pengendalian Persediaan

1. Pengertian Pengendalian Persediaan

Menurut Baroto (2006:52) Pengendaliaan persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting. Bila persediaan dilebihkan, biaya penyimpanan dan modal yang diperlukan akan bertambah. Bila perusahaan menahan terlalu banyak modalnya dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan. Kelebihan persediaan juga membuat modal menjadi mandheg, semestinya modal tersebut dapat diinvestasikan pada sektor lain yang lebih menguntungkan (opportunity cost). Sebalikanya bila persediaan dikurangi, suatu ketika bias mengalami stock out (kehabisan barang). Bila perusahaan tidak memiliki persediaan yang mencukupi, biaya pengadaan darurat akan lebih mahal. Dampak lain, mungkin kosongnya barang di pasaran dapat membuat konsumen kecewa dan lari ke merk lain.


(41)

commit to user

26

2. Tujuan Pengendaliaan Persediaan

Tujuan persediaan menurut Assauari (1998:198) adalah sebagai berikut:

a) Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. b) Menjaga agar supaya pembentukan persediaan tidak terlalu

besar atau berlebihan sehingga biaya yang ditimbulkan juga tidak terlalu besar.

c) Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini berakibat biaya pemesanan menjadi besar.

D. Bahan Baku

1. Pengertian Bahan Baku

Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:113) Bahan baku adalah barang-barang yang dibeli dari pemasok (supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

Ada dua macam kelompok bahan baku, yaitu: (Ristono, 2009:5)

a) Bahan Baku Langsung (Direct Material)

Yaitu bahan baku yang membentuk dan merupakan bagian dari barang jadi yang biayanya dengan mudah bias ditelusuri dari biaya barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung


(42)

commit to user

27

bersifat variable, artinya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar produksi atau perubahan output

b) Bahan Baku Tak Langsung (Indirect Material)

Yaitu bahan baku yang dipakai dalam proses produksi tetapi sulit menelusuri biayanya pada setiap barang jadi.

2. Arti Penting Bahan Baku

Bahan baku merupakan suatu keharusan bagi perusahaan yang melaksanakan proses produksi, oleh karena itu perusahaan harus menyelenggarakan persediaan bahan baku. Karena menurut Ahyari (1992: 2) ada beberapa hal yang menyebabkan perusahaan harus menyelenggarakan persediaan bahan baku, antara lain adalah sebagai berikut :

a) Bahan baku akan dipergunakan untuk melaksanakan proses produksi dari perusahaan - perusahaan tersebut tidak dapat dibeli/ didatangkan secara satu per satu dalam jumlah unit yang diperlukan serta pada saat bahan tersebut akan dipergunakan untuk proses - proses produksi dalam perusahaan.

b) Apabila terdapat keadaan bahwa bahan baku yang diperlukan tidak ada, sedangkan bahan baku yang dipesan belum datang, maka proses produksi akan berhenti karena tidak ada bahan baku untuk proses produksi.

c) Untuk menghindari kekurangan bahan baku, perusahaan memutuskan menyelenggarakan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak, namun demikian persediaan bahan baku


(43)

commit to user

28

yang terlalu besar akan menyebabkan biaya penyimpanan yang besar pula. Sehingga perusahaan akan mengalami kerugian. Dengan memperhatikan hal di atas dapatlah disimpulkan bahwa bahan baku dan persediaan sangatlah penting dalam proses produksi, tetapi dalam menyelenggarakan persediaan bahan baku jangan terlalu besar ataupun kecil, karena kedua hal tersebut akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persediaan Bahan Baku

Besar kecilnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

(Ristono, 2009:6)

a) Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yaitu yang dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan (kontinuitas) proses produksi. Semakin banyak jumlah bahan baku yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat persediaan bahan baku. Volume produksi yang direncanakan ditentukan oleh penjualan terdahulu dan ramalan penjualan

b) Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan baku yang tinggi dan sebaliknya.

c) Sifat bahan baku atau penolong, apakah cepat rusak (durable goods) atau tahan lama (undurable goods). Barang yang tidak tahan lama, maka tidak perlu disimpan dalam jumlah yang banyak.


(44)

commit to user

29

E. EOQ (Economic Order Quantity)

EOQ merupakan jumlah pembelian yang ekonomis yaitu dengan melakukan pembeliaan secara teratur sebesar EOQ itu maka, perusahaan akan menanggung biaya-biaya pengadaan bahan-bahan yang minimal (Gito Sudarmo, 2002:245).

Adapun menurut Render dan Heizer (2010:92) EOQ merupakan salah satu teknik pengendaliaan persediaan tertua dan paling terkenal. Teknik ini relatif mudah digunakan tetapi, didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan. 2. Lead time diketahui dan bersifat konstan.

3. Persediaan diterima dengan segera. 4. Tidak mungkin diberikan diskon.

5. Biaya variabel yang muncul hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan sepanjang waktu.

6. Keadaan kehabisan stock (kekurangan) dapat dihindari sama sekali bila pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.

Dalam menerapkan EOQ ada biaya-biaya yang harus dipertimbangkan dalam penentuan jumlah pembelian atau keuntungan yaitu:

1. Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan merupakan biaya-biaya yang akan langsung terkait dengan kegiatan pemesanan yang dilakukan perusahaan.


(45)

commit to user

30

Biaya pesan tidak hanya terdiri dari biaya eksplisit, tetapi juga biaya kesempatan (opportunity cost). Sebagai contoh, waktu yang hilang untuk memproses pesanan, menjalankan administarasi pesanan tersebut. Biaya pesan dalam satu periode, merupakan perkalian antara biaya pesan per pesan yang dinyatakan dengan notasi S dengan frekuensi pesanan dalam periode dinyatakan dengan

Q P

, maka biaya pemesanan dalam bentuk rumus sebagai

berikut:

Biaya Pemesanan = .S Q D

Keterangan :

Q= Jumlah barang setiap pemesanan D= Permintaan tahunan barang persediaan S= Biaya pemesanan untuk setiap pesanan 2. Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan didalam perusahaan. Adapun rumus biaya penyimapan adalah ebagai berikut:

Biaya Penyimpanan = .H 2 Q

Keterangan :

Q= Jumlah barang setiap pemesanan H= Biaya penyimpanan per unit per tahun


(46)

commit to user

31

Hubungan antara kedua biaya (biaya pesan dan biaya simpan) dengan jumlah pesanan dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 2.1

biaya persediaan metode EOQ

(Sumber: Render dan Heizer, 2010: 70)

Biaya pesan menunjukan kurva menurun dengan tingkat yang semakin rendah. Walaupun demikian, kurva ini tidak akan pernah memotong sumbu mendatar yaitu sumbu jumlah pesanan. Hal ini disebabkan karena apabila jumlah yang dipesan sedikit, maka dalam satu tahun berarti melakukan pesanan yang berulang kali (frekuensi pemesanan tinggi). Dengan demikian biaya pesanan juga tinggi. Sebaiknya apabila jumlah yang dipesan besar, maka frekuensi pesanan rendah, dengan demikian biaya pesannya rendah.

Biaya simpan sebaliknya, merupakan garis yang salalu meningkat dengan semakin besarnya jumlah barang yang dipesan. Dan garis ini berbentuk lurus, karena biaya simpan dianggap proporsional kenaikannya. Semakin besar barang yang dipesan,


(47)

commit to user

32

semakin besar pula biaya simpannya. Dengan demikian garisnya akan berasal dari titik nol, kemudian meningkat sesuai dengan jumlah barang yang dipesan.

Biaya persediaan yang diberi notasi TC, merupakan penjumlahan dari biaya pesan dan biaya simpan. TC minimum ini, akan tercapai pada saat niaya simpan sama dengan biaya pesan. Pada saat TC minimum, maka pada jumlah pesanan tersebut dikatakan jumlah yang paling ekonomis (EOQ). Untuk menentukan TC adalah sebagai berikut :

TC = .S Q D

+ .H 2 Q

(Render dan Heizer, 2010:97) Keterangan :

TC = Total biaya persediaan Q = Jumlah barang setiap pemesanan

D = Permintaan tahunan barang persediaan (unti) S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

Sedangkan untuk menetukan jumlah pesanan yang ekonomis (EOQ) adalah sebagai berikut:

Q* (EOQ) =

H 2DS


(48)

commit to user

33

Keterangan :

Q* = Jumlah pesanan yang ekonomis

D = Permintaan tahunan barang persediaan (unti) S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

F. Safety Stock

Arti persediaan penyelamat menurut (Assauri, 1998: 198) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi/ menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Akibat pengadaan persediaan penyelamat terhadap biaya perusahaan adalah mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock out. Akan tetapi sebaliknya menambah besarnya carrying cost. Besarnya pengurangan biaya/ kerugian perusahaan adalah sebesar perkalian antara jumlah persediaan penyelamat yang diadakan untuk menghadapi stock out dengan biaya stock out per unitnya. Sebaliknya pertambahan harga/nilai persediaan penyelamat. Oleh karena itu pengadaan persediaan penyelamat oleh perusahaan dimaksudkan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock out adalah serendah mungkin.

Untuk menentukan biaya persediaan penyelamat digunakan analisa statistik, yaitu dengan memperhitungkan penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi antara perkiraan kebutuhan bahan baku dengan rata-rata kebutuhan, sehingga diketahui standar deviasi.


(49)

commit to user

34

Adapun rumus standar deviasi adalah sebagai berikut :

SD =

( )

n x

-x 2

å

(Ahyari, 1992: 117)

Keterangan : n = Jumlah data SD = Standar deviasi x = Perkiraan kebutuhan x = rata-rata kebutuhan

G. Waktu Tunggu (Lead Time)

Untuk menjamin kelancaran proses produksi perusahaan perlu memperhatikan jangka waktu antara saat mengadakan pemesanan dengan saat penerimaan barang-barang yang dipesan dan kemudian dimasukkan ke dalam gudang. Lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan dinamakan dengan lead time. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan lead rime adalah:

1. Stock Out Cost

Adalah biaya yang terpaksa dikeluarkan karena keterlambatan datangnya bahan baku.


(50)

commit to user

35

Adalah biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkan karena keterlambatan bahan baku yang datang lebih awal.

H. Re Order Point (ROP)

Pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana harus diadakan kembali. Titik ini menunjukan bagian pembelian untuk mengadakan pesanan kembali bahan-bahan persediaan untuk menggantikan persediaan yang telah digunakan. Titik pemesanan kembali yang optimal adalah jumlah persediaan dimana seharusnya memesan EOQ tambahan persediaan. Titik ini merupakan titik dimana penggunaan bahan, dengan toleransi kehabisan bahan tertentu, akan menghabiskan persediaan yang ada selama periode lead time yang diperlukan untuk memperoleh tambahan persediaan. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan pemesanan kembali bahan baku adalah:

ROP = (Penggunaan rata-rata*lead time) + safety stock

I. Keunggulan dan Kelemahan EOQ

Dalam menerapkan model EOQ untuk pengadaan persediaan bahan baku memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan yang akan diterima perusahaan. Adapun keunggulan yang diterima perusahaan dengan menggunakan EOQ adalah:


(51)

commit to user

36

1. Perusahaan dapat mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal, sehingga perusahaan sudah dapat mengetahui perkiraan anggaran yang harus dikeluarkan.

2. Proses produksi dapat terus berjalan tanpa khawatir akan kekurangan bahan baku, karena adanya safety stock.

3. Perusahaan dapat mengetahui kapan saat pemesanan bahan baku dilakukan, sehingga kekurangan bahan baku yang akan menghambat proses produksi tidak terjadi.

4. Investasi modal yang terlalu besar dalam pengadaan persediaan bahan baku dapat dikurangi.

Adapun kelemahan yang dihadapi perusahaan adalah:

1. Kebutuhan akan data yang seringkali tidak tercukupi kecuali dikeluarkan biaya khusus untuk mengumpulkannya.

2. Laju penggunaan maupun biaya-biaya bahan selalu berubah-ubah dan hal ini memerlukan perhitungan EOQ kembali.

3. EOQ akan lebih baisk penggunaan yang tetap, juga tidak mengesankan tersebut apabila terjadi variasi musiman yang kuat terhadap permintaan.


(52)

commit to user

37

BAB III PEMBAHASAN

A. Deskriptif Obyek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan CV. Cahyo Nugroho Jati

CV. Cahyo Nugroho Jati (CNJ) berdiri pada tahun 1998 dengan akte notaris Ruth Karlina, SH. Didirikan oleh bapak Gunawan Yulianto yang menjabat sebagi Presiden Direktur pada perusahaan. CV. Cahyo Nugroho Jati berdiri diatas sebidang tanah seluas 5.800 m2 dengan dua bangunan utama yang digunakan sebagai proses produksi dan kantor. CV. Cahyo Nugroho Jati mempunyai dua cabang yaitu CV. Cahyo Nugroho Jati yang berada di Solo Baru Sukoharjo dan CV. Cahyo Nugroho Jati II yang berada di Boyolali, kedua perusahaan ini bergerak dibidang exporter and producer garmen.

Kegiatan CV. Cahyo Nugroho Jati adalah mengolah bahan baku yang berupa kain menjadi barang jadi berupa pakaian jadi, untuk kemudian diekspor. Jenis produk garmen yang dihasilkan perusahaan ini bermacam-macam beberapa diantaranya antara lain: pakaian anak, jaket, t-shirt, celana training, dan lain-lain. Bahan baku yang berupa kain didatangkan dari luar negeri atau diimpor, hal ini dikarenakan adanya permintaan buyer yang menginginkan produk yang berkualitas. CV. Cahyo Nugroho Jati melakukan ekspor dikarenakan adanya permintaan akan pakaian


(53)

commit to user

38

jadi dari buyer di luar negeri. Sehingga diharapkan perusahaan ini mampu memenuhi kebutuhan akan pakaian jadi untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. Daerah pemasaran produk CV. Cahyo Nugroho Jati yaitu meliputi kawasan Amerika, Asia dan Eropa.

Selain untuk memenuhi kebutuhan akan pakaian jadi, alasan lain yang mendorong berdirinya CV. Cahyo Nugroho Jati adalah : a) Menciptakan lapangan kerja

b) Mengurangi jumlah pengangguran c) Menambah devisa Negara

d) Mendapatkan keuntungan

CV. Cahyo Nugroho Jati memperkerjakan lebih dari 500 karyawan, perusahaan ini termasuk dalam industry garmen berskala besar. Dalam sebulan perusahaan ini mampu berproduksi mencapai 150.000 unit produk garmen.

2. Lokasi Perusahaan

Lokasi CV. Cahyo Nugroho Jati di Jl. Solo – Baki km 3, Gedangan, Baki, Sukoharjo. Telephone : 625316, fax : 0271-625318 dan e-mail : office@cnj.co.id. Pertimbangan yang digunakan dalam memilih lokasi perusahaan adalah sebagai berikut:

a) Lokasi perusahaan di luar kota

Lokasi CV. Cahyo Nugroho Jati berada di Sukoharjo, yaitu diluar kota Solo sehingga tidak mengganggu lingkungan.


(54)

commit to user

39

b) Sarana transportasi yang strategis

CV. Cahyo Nugroho Jati berada di Jl. Solo – Baki sehingga mudah diakses oleh kendaraan pribadi maupun container sehingga memperlancar pengiriman bahan baku serta pengiriman barang.

c) Tersedianya tenaga kerja

Tersedianya tenaga kerja yang baik, mudah didapat serta murah, sehingga masalah tenaga kerja dapat dipenuhi dilokasi sekitar perusahaan.

d) Rencana pengembangan perusahaan

Karena tanah disekitar perusahaan masih banyak yang berupa persawahan sehingga untuk rencana pengembangan perusahaan yang berupa perluasan bangunan perusahaan dapat dilakukan.

3. Produk

Produk adalah penawaran berwujud perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, rancangan bentuk, merek, dan kemasan. Produk yang dihasilkan CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo adalah produk pakaian jadi, produk tersebut antara lain : a) Jerseys, Pullover, Cardigans, Knitted / Crocheted – barang -

barang rajutan.

b) Blouses, Shirt, dan Shirts Blouses, Knitted / Crocheted – barang - barang rajutan.


(55)

commit to user

40

c) Womens / Girls Blouses, Shirt, dan Shirts Blouses – pakaian jadi bukan rajutan.

d) Suits – pakaian jadi bukan rajutan e) Pointies - pakaian jadi bukan rajutan

f) Skirt dan Devided Skirts - pakaian jadi bukan rajutan g) Jackets dan Devided Skirts - pakaian jadi bukan rajutan

h) Womens / Girls Overcoats, Car- Coasts, Capes, etc, Knitted / Crocheted – barang - barang rajutan.

4. Kapasitas Perusahaan

Kapasitas produksi CV. Cahyo Nogroho Jati dalam sebulan bisa mencapai 150.000 unit produk garmen. Jumlah ini dicapai perusahaan dengan dukungan lebih dari 500 karyawan. Kapasitas ini dicapai perusahaan dengan memperkerjakan karyawan dalam satu sift dan termasuk lembur.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisai merupakan gambaran sistematis tugas dan tanggung jawab serta hubungan antara bagian-bagian dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi akan diketahui wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam perusahaan tersebut, sehingga meraka dapat bekerja sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.


(56)

commit to user

41

Struktur organisai di CV. Cahyo Nugroho Jati digolongkan dalam tipe organisai garis, dimana tugas dan perintah selalu datang dari atasan pada bawahan yang bersangkutan membentuk garis hierarki. CV. Cahyo Nugroho Jati dipimpin oleh seorang General Manager yang bertanggung jawab kepada President Director. General Manager membawahi beberapa departemen yaitu Accounting and Financial Departments, IE Departments, Purchasing Departments, QS Departments, dan Warehousing Departments. Secara umum struktur organisai CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo dapat digambarkan sebagai berikut :


(57)

42

Gambar 3.1

Struktur Organisai CV. Cahyo Nugroho Jati

President Director

General Manager

Secretary

Accounting and Finance Departments

EXIM Departments

QC Departments

IE Departments

Warehouse Departments Productions

Departments Personal and

General Affair MD

Departments

Purchasing Departments


(58)

commit to user

43

Keterangan :

President Director

Mempunyai tugas – tugas sebagai berikut :

a) Memegang jabatan tertinggi dalam suatu perusahaan b) Menggariskan kebijaksanaan perusahaan

c) Mengangkat dan memperhentikan direktur 1. Direktur

Mempunyai tugas – tugas sebagai berikut :

a) Memimpin serta mengadakan pengawasan terhadap seluruh aktivitas perusahaan

b) Menyusun perencanaan dan menentukan kebijakan – kebijakan agar perusahaan dapat berjalan dengan efisien

c) Memberikan keputusan akhir yang akan dijalankan perusahaan d) Bertanggungjawab atas perusahaan serta keseluruhan

2. General Manager

Mempunyai tugas – tugas sebagai berikut :

a) Mengkoordinasi manager – manager bagian dalam operasional perusahaan agar target yang diharapkan perusahaan dapat dicapai secara optimal.

b) Mengawasi atau mengkontrol kelancaran operasional perusahaan.


(59)

commit to user

44

3. Sekretaris

Mempunyai tugas mempersiapkan dan membantu kelancaran tugas direktur, mempersiapkan segala kebutuhan tamu perusahaan.

4. IE Manager

Bertanggungjawab dan mengkoordinasi bidang improve & develop, information Tech and Planning.

a) Improve and Develop

Bertugas mengadakan pengembangan dan pelatihan dibagian produksi yang berkaitan dengan skill ( teknik jahit dan layout produk )

b) Information Tech (IT)

Bertanggungjawab dalam pengadaan dan penggunaan software perusahaan.

c) Planning

Bertanggungjawab atas perencanaan shipment produk. 5. QA Manager

QA Manager bertanggungjawab atas kualitas produk serta keamanan produk sesuai dengan yang disyaratkan buyer. QA Manager membawahi tiga seksi yaitu :

a) QA Preparation

Bertugas mendukung produksi dan mengkoordinasi bagian QC Accessories, QC Printing, QC Embro, dan QC Fabric.


(60)

commit to user

45

1) QC Accessories

Bertugas mendukung kualitas Hang Tag 2) QC Printing

Bertugas mendukung kualitas print dan warna 3) QC Embro

Bertugas mendukung kualitas bordir 4) QC Fabric

Bertugas mendukung kualitas kain, yaitu cacat atau tidak. b) QA Production

Bertugas mendukung produk dan mengkoordinasi bagian QC Line dan QC Final serta bekerjasama dengan QC Buyer.

1) QC Line

Bertugas mengecek atau meneliti kualitas jahitan 2) QC Final

Bertugas meneliti keseluruhan atau hasil akhir dari produk 3) QC Buyer

QC dari Buyer yang bertugas memeriksa apakah produknya sudah sesuai dengan pesanan buyer

c) Product Safety

Bertugas dan bertanggungjawab atas keamanan produk, yaitu apakah produknya ada jarum atau tidak.

6. Marketing Manager

Bertugas berkoordinasi dengan buyer dan mengkoordinasi bagian Costing, Merchandiser, Pattern & Sample, dan EXIM


(61)

commit to user

46

a) Costing

Bertugas merinci harga untuk ditawarkan kepada buyer b) Merchandiser

Bertugas mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan penjualan produk, termasuk didalamnya order yang masuk dan pemesanan barang ke purchasing.

c) Pattern & Sample

Bertugas mempersiapkan data konsumsi kain untuk tiap – tiap style serta membuat sampel tiap style.

d) EXIM

Bertugas mengurus mengenai dokumen impor, dokumen ekspor dan memesan container.

7. Accounting and Finance Manager

Membawahi dan mengawasi bagian Accounting, bagian Finance, dan bagian Tax.

a) Bagian Accounting

Bertugas mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan keluar masuknya keuangan perusahaan.

b) Bagian Finance

Bertugas mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan keluar masuknya keuangan perusahaan.


(62)

commit to user

47

Mempunyai tugas mengurusi dan bertanggungjawab terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan pajak.

8. Supply Chain Manager

Bertanggungjawab atas pemesanan bahan baku dari luar negeri atau impor dan berkoordinasi dengan supplier dari luar negeri serta mengkoordinasi bagian Purchasing dan Warehouse.

a) Purchasing

Bertanggungjawab atas kelancaran pembelian bahan baku dari supplier di dalam negeri

b) Warehouse.

Bertugas mengurus dan bertanggungjawab atas keluar masuknya bahan baku di gudang.

9. Production Manager

Bertanggungjawab atas pembuatan produk serta mengkoordinasi bagian cutting, embroidery & printing, sewing, dan mechanic agar mencapai target produksi yang ditetapkan oleh prusahaan.

a) Cutting

b) Embroidery and Printing c) Sewing

10. Personalia

Personalia berhubungan dengan tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan, baik tenaga kerja operasional maupun tenaga kerja administrasi. Dalam upaya mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan untuk mendapatkan tenaga kerja yang sesuai


(63)

commit to user

48

dengan keinginan perusahaan, maka CV. Cahyo Nugroho Jati dalam hal ini penarikan tenaga kerja menggunakan dua cara yaitu: a) Wawancara

b) Test pengalaman kemampuan ketrampilan

CV. Cahyo Nugroho Jati memiliki 592 pekerja, 46 laki-laki dan 546 perempuan yang berkualitas didalam perusahaan tersebut. Sebagian besar tenaga kerjanya berasal dari daerah sekitar perusahaan. Tenaga kerja di CV. Cahyo Nugroho Jati digolongkan menurut jenisnya dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :

a) Karyawan tetap (Staff)

Yaitu karyawan yang dalam bekerja besarnya gaji didasarkan atas jabatan dan pengalaman kerja. Gaji diberikan setiap sebulan sekali. Waktu dan hari kerja karyawan staff adalah : 1) Hari Senin – Jum’at : 08.00 – 16.00

Istirahat : 12.00 – 13.00

2) Hari Sabtu : 08.00 – 14.00 Istirahat : 12.00 – 13.00 b) Karyawan tetap (bagian produksi)

Yaitu karyawan yang didalam pemberian gaji besarnya didasrkan pada hasil kerja harian karyawan yang bersangkutan. Dalam melaksanakan tugasnya karyawan harian tidak bebas begitu saja. Tetapi, dituntut untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Waktu dan harian kerja karyawan tetap adalah :


(64)

commit to user

49

1) Hari Senin – Jum’at : 07.00 – 15.00 Istirahat : 12.00 – 13.00 2) Hari Sabtu : 07.00 – 13.00 a) Tenaga kerja dan kompensasi

Besarnya upah atau gaji yang diterima karyawan berbeda-beda tergantung golongan dan status karyawan yang bersangkutan. Gaji akan diberikan setiap sbulan sekali, yaitu pada akhir bulan. Adapun apabila ada karyawan yang tidak masuk kerja akan dipotong gajunya disesuaikan dengan status atau kondisi yang menjadikan tidak masuk kerja dengan cara sebagai berikut :

1) Tidak masuk kerja dikarenakan sakit dengan membawa surat keternagan dokter, maka gajinya tidak akan dipotong. 2) Tidak masuk kerja dikarenakan sakit dengan tidak membawa

surat keterangan dokter, maka gajinya akan dipotong disesuaikan dengan kebijakan perusahaan.

3) Tidak masuk kerja dengan izin maupun tanpa izin akan dipotong gajinya sesuai dengan kebijakan perusahaan. Untuk kenaikan gaji secara berkala dilakukan berdasarkan : 1) Prestasi kerja berdasarkan jumlah absebsi dan

peringatan-peringatan kerja yang dilakukan setiap tahun sekali. 2) Jenjang pendidikan

3) Lamanya kerja


(65)

commit to user

50

b) Hak dan kewajiban karyawan 1) Hak karyawan

Setiap karyawan CV. Cahyo Nugroho Jati diberikan hak yang sama untuk :

a. Mendapatkan gaji setiap bulannya

b. Menikmati fasilitas-fasilitas yang disediakan perusahaan c. Menikmati tunjangan-tunjangan yang diberikan

d. Mendapatkan ijin cuti yang sama

e. Mendapatkan tunjangan-tunjangan pensiun atau tunjangan purna karya.

2) Kewajiban karyawan

a. Mematuhi dan melakukan peraturan yang diberlakukan di perusahaan

b. Bersedia menerima sanksi atau pemutusan kerja jika terbukti melakukan kesalahan

c. Manjaga kedisiplinan dan ketertiban d. Menjaga kerahasiaan perusahaan

e. Melaksanakan kerja dan manjalin hubungan yang baik diantara sesama karyawan

c) Kesejahteraan karyawan

Kesejahteraan karyawan sangat penting dan harus diperhatikan oleh perusahaan. Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap proses produksi, dengan demikian diharapakan perusahaan memberikan berbagai fasilitas. Agar karyawan merasa nyaman


(66)

commit to user

51

berada dalam perusahaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas.

Usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan adalah sebagai berikut:

1) Pembagian gaji bulanan 2) Upah lembur

3) Makan dan minum

Perusahaan menyediakan makan siang gratis pada waktu jam istirahat

4) Pakaian kerja

Perusahaan memberikan semua karyawan berupa pakaian kerja untuk keefektifan dalam bekerja

5) Tempat ibadah

Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kebebasan untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing

6) Cuti

Setiap karyawan berhak mendapatkan cuti yang telah masa kerja 12 bulan dan selama suti berhak mendapatkan gaji penuh

7) Asuransi tenaga kerja

Setiap karyawan mendapatkan asuransi Astek (Asuransi Tenaga Kerja). Hal ini untuk mengantisipasi bila karyawan mengalami kecelakaan saat kerja


(67)

commit to user

52

8) Tunjangan kesehatan

Tunjangan ini diberikan untuk karyawan yang memerlukan, seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh perusahaan 9) Tunjangan hari raya

Karyawan mendapatkan bonus pada waktu hari raya 10) Tunjangan meninggal dunia

Tunjangan ini diberikan kepada karyawan yang meninggal dunia yang masih menjadi tanggungan perusahaan. Tunjangan berupa santunan dan dana pemakaman

d) Pemutusan hubungan kerja

Pemutusan hubungan kerja berdasarkan hukum yang berlaku di CV. Cahyo Nugroho Jati adalah sebagai berikut:

1) Pekerja telah mencapai batas waktu maksimal 65 tahun atau bebas masa kerja maksimal 30 tahun, kecuali perusahaan masih membutuhkannya dan pekerja bersedia kembali bekerja

2) Pekerja meninggal dunia 3) Masa kerja sudah 25 tahun

C. Proses Produksi

Proses produksi merupakan tata urutan pelaksanaan dari mulai order produk sampai pemasaran hasil produksi. Proses produksi yang berlangsung di CV. Cahyo Nugroho Jati dilakukan secara by order. Dimulai dari buyer yang dating langsung ke perusahaan dengan


(68)

commit to user

53

membawa detai produk yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan tingkat harga produk dan segala sesuatunya yang dibutuhkan, agar produk tersebut sampai ke tangan buyer. Setelah itu mekanisme proses produksi dimulai dari pembuatan catatan-catatan yang diberikan ke gudang kain berupa kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk pembutan suatu produk sesuai dengan pesanan.


(69)

commit to user

54

Gambar 3.2 Proses Produksi

Gudang Kain

Pattern & Sample

Jahit Potong

SPV Jahit Seri Potong

QC Line SPV Jahit SPV Jahit

Jahit

SPV Jahit

Jahit

Distribusi Jahit

QC Line

QC Final Setrika / Gosok

QC Line Jahit

QC Line

QC Buyer

Gudang Jadi Packing

Packing QC Buyer

Poly Bag Product Safety

Hang Tag QC ACC


(70)

commit to user

55

Keterangan : 1. Gudang kain

Bahan baku yang berupa kain masuk kedalam gudang kain, dicatat dalam bukti penerimaan barang serta diteliti oleh QC Fabric mengenai keadaan kain ada yang cacat atau tidak.

2. Pattern dan Sampel

Pembuatan sampel dan pola dari style produk yang akan di produksi, sebagai acuan pemotongan kain dan sebagai acuan produksi

3. Potong

Bahan baku kain kemudian dipotong dengan cara dimasukan kedalam mesin potong sesuai dengan pola yang sudah dibuat dan ditentukan hasilnya berupa potongan – potongan kain yang berpola tertentu

4. Seri Potong

Pada seri potongan ini, kain yang sudah dipotong sesuai dengan pola. Kemudian diberi accessories yang berupa printing atau embroidery sesuai dengan sampel yang sudah dibuat

5. Distribusi Jahit

Hasil kain potongan berpola yang sudah dilengkapi accessories kemudian didistribusikan kepada masing-masing SPV jahit di masing – masing line


(71)

commit to user

56

6. Supervisor Jahit

Setelah mendapatkan hasil kain potongan berpola yang sudah dilengkapi dengan accessories, kemudian SPV jahit mendistribusikan kepada penjahit dimasing-masing line

7. Penjahit

Penjahit kemudian menjahit kain-kain tersebut sesuai dengan pola dan potongan pakaian.

8. QC Line

QC bertugas untuk menyeleksi kualitas jahitan dari produk yang dibuat dimasing-masing line

9. Setrika atau Gosok

Pakaian yang sudah jadi kemudian dihaluskan atau disetrika menggunakan setrika uap agar lebih cepat dan hasilnya berkualitas

Di dalam melakukan proses produksi, perusahaan menggunakan mesin-mesin sebagai berikut:

1. Mesin Potong

Mesin ini digunakan untuk memotong lembaran kain sesuai dengan ukuran pola yang ditentukan. Jenis – jenis mesin potong di CV. Cahyo Nugroho Jati yaitu:

a) Mesin manual


(72)

commit to user

57

2. Mesin Pemroses

Mesin proses yang digunakan untuk menjahit kain untuk menjadi pakaian jadi di CV. Cahyo Nugroho Jati yaitu:

a) Mesin Pres

Mesin ini digunakan untuk mengepres kain keras sebelum proses penjahitan dimulai

b) Mesin jahit

Mesin ini digunakan untuk menjahit kain yang telah memiliki pola tertentu menjadi pakaian berjahit

c) Mesin itik

Mesin ini digunakan untuk membuat lubang kancing pada pakaian

d) Mesin pasang kancing

Mesin ini digunakan untuk memasang kancing 3. Mesin Finishing

a) Mesin steam atau gosok

Mesin ini digunakan untuk mensetrika atau menghaluskan pakaian jadi bersumberkan tenaga uap

b) Mesin packing atau klem

Mesin ini digunakan untuk mengepak pakaian jadi dan siap dikirim pada pembeli


(73)

commit to user

58

4. Mesin pembantu a) Hand Clift

Mesin ini digunakan untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain

b) Diesel atau jenset

Pengganti sumber tenaga listrik pada proses produksi dalam pembuatan pakaian jadi yang dihasilkan CV. Cahyo Nugroho Jati.

D. Laporan Magang 1. Pengertian Magang

Magang kerja merupakan bentuk perkuliahan diluar kampus yang berorientasi pada dunia kerja dan dunia bisnis yang ada. Magang kerja adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan wajib bagi mahasiswa D3 Manajemen Industri semester akhir, yang dapat dilakukan secara berkelompok maupun individu dengan terjun langsung ke perusahaan atau tempat untuk observasi. Lamanya magang minimal selama satu bulan. Perusahaan yang menjadi tujuan magang kerja adalah perusahaan yang bersifat produksi.

2. Tujuan Magang Kerja

a.) Agar mahasiswa mendapat pengalaman langsung dan pengetahuan tentang aktivitas dalam dunia usaha.


(74)

commit to user

59

b.) Memperoleh pengalaman kerja dan pengetahuan secara langsung tentang berbagai aktivitas dalam dunia kerja.

c.) Agar mahasiswa dapat lebih mendalami dan menguasai materi– materi perkuliahan yang didapat saat menempuh kuliah di program studi D3 Manajemen Industri.

d.) Belajar bersosialisasi dan berkomunikasi dengan karyawan atau pekerja dilingkungan kerja atau dengan masyarakat luar.

3. Manfaat Magang Kerja

Magang kerja diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

a) Bagi mahasiswa

1) Dapat mengetahui secara jelas dan langsung bagaimana proses produksi dan aktivitas lain dalam suatu proses produksi di objek penelitian.

2) Dapat mengetahui dan memahami permasalahan yang timbul serta melatih sikap dan mental untuk menghadapi permasalahan dan mencari solusinya.

3) Memberi pengalaman dan keterampilan pada mahasiswa dalam memasuki dunia usaha.

b) Bagi Perguruan Tinggi

1) Terjalinnya hubungan kerja sama yang lebih baik dengan perusahaan yang ditempati untuk magang.


(75)

commit to user

60

3) Dapat mengetahui sejauh mana yang dapat diserap oleh mahasiswa selama kuliah tentang pelajaran yang didapat. c) Bagi Perusahaan

1) Membantu menyiapkan tenaga kerja yang professional. 2) Menambah hubungan kerja sama yang baik dengan dunia

pendidikan.

3) Hasil penelitian mahasiswa selama magang kerja dapat dijadikan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan perusahaan.

4. Pelaksanaan Magang Kerja

a. Tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan magang kerja. Tempat magang kerja CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo Alamat : Jl. Solo - Baki Km 03, Gedangan, Baki, Sukoharjo,

Jawa Tengah.

Waktu Magang : 14 Februari – 14 Maret 2011

Selama dalam pelakasanaan magang kerja perusahaan memberikan peraturan – peraturan yang harus ditaati mahasiswa sebagai berikut:

1) Datang dan pulang tepat pada waktunya

2) Apabila meninggalkan lokasi perusahaan harus ijin pada satpam

3) Berpakaian rapi dan sopan

4) Tidak mengganggu karyawan yang sedang bekerja 5) Tidak boleh merokok di dalam perusahaan


(76)

commit to user

61

6) Mahasiswa harus taat pada ketentuan dan peraturan di CV. Cahyo Nugroho Jati Sukoharjo.

b. Kegiatan Magang

Pelaksanaan kegiatan magang selam magang di CV. Cahyo Nugroho Jati antara lain sebagai berikut:

Minggu I : Penulis diperkenalkan dengan lingkungan sekitar pabrik dan pengenalan terhadap peralatan yang digunakan untuk proses produksi, serta mengamati proses produksi. Minggu II : Penulis malakukan observasi dibagian produksi

yaitu mengamati bagaimana proses produksi pakaian jadi. Serta melakukan wawancara tentang bagaimana perusahaan tersebut mengatasi masalah apabila terjadi kerusakan produk.

Minggu III : Penulis melakukan observasi dibagian gudang dan melakukan wawancara dengan pihak pabrik dibagian gudang tentang permasalahan yang terjadi dalam penyimpanan bahan baku, bagaimana pengelolaan persediaan dalam gudang, serta penulis diperkenalkan dengan proses bagaimana bahan baku masuk dalam gudang samapai bahan baku diolah.


(77)

commit to user

62

Minggu IV : Pada minggu ini peneliti masih melakukan observasi di bagian produksi tetapi bagian kantor. Penulis diberi tugas untuk membantu para staf untuk memasukkan data ke komputer. Dan penulis juga melakukan wawancara tentang data - data yang masih kurang dan belum jelas. Dan pada minggu ini, penulis berpamitan dengan pihak pabrik. Seperti para staf, pembimbing selama magang.

E. Pembahasan Masalah 1. Pengadaan Bahan Baku

CV. Cahyo Nugroho Jati melakukan pengadaan bahan baku kain untuk pembuatan pakaian jadi dengan pemesanan sebulan sekali dari supplier berbagai daerah seperti Karanganyar, Sragen, dan Sukoharjo yang telah menjadi rekan kerja selama ini. Data yang diperoleh dari perusahaan tersebut tentang kebutuhan bahan baku tahun 2010 dapat dilihat dari tabel 3.3 di bawah ini:


(1)

commit to user

76

ROP = (d x L) + safety stock = (96 x 7) + 2. 831 Roll = 672 + 2. 831 Roll = 3. 503 Roll

Jadi perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku kembali pada tingkat jumlah sebesar 3. 503 Roll

5. Perbandingan Kebijakan Perusahaan dengan Metode EOQ

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat dilihat perbandingan persediaan bahan baku antara kebijakan perusahaan dengan pendekatan menggunakan metode EOQ. Adapun tabel perbandingan tersebut adalah sebagai berikut:


(2)

commit to user

77

Perbandingan Biaya Total Persediaan Berdasarkan Kebijakan Perusahaan dengan Metode EOQ

No Keterangan Kebijakan Perusahaan Metode EOQ

1 Penjelasan

Pemesanan rutin tiap bulan, disesuaikan persediaan di gudang

Pembelian yang optimal dengan biaya pesan dan simpan

minimum

2

Kebutuhan Bahan Baku

pertahun 28. 757 Roll 28. 757 Roll

3

Kuantitas Pemesanan

Optimal 2. 396 Roll 6. 912 Roll

4

Frekuensi Pembelian/

tahun 12 Kali 4 Kali

5

Total Biaya

Persediaan Rp 94. 564. 382, 84 Rp 58. 406. 810, 6

6 Safety Stock - 2. 831 Roll

7 ROP - 3. 503 Roll

Sumber: Data yang diolah

Dari table 3.7 di atas terlihat kuantitas pembelian bahan baku berdasarkan kebijakan perusahaan sebesar 2. 396 Roll. Sedangkan apabila menggunakan metode EOQ sebesar 6. 912 Roll. Total biaya


(3)

commit to user

78

persediaan yang dikeluarkan berdasarkan kebijakan perusahaan sebesar Rp 94. 564. 382, 84. Apabila menggunakan metode EOQ total biaya persediaan bahan baku kain sebesar Rp 58. 406. 810, 6. Sehingga dapat menghemat biaya persediaan sebesar Rp 36. 157. 572, 24.

Selain itu dari tabel 3.7 diketahui bahwa kebijakan pengendalian persediaan yang dilakukan oleh perusahaan masih kurang efektif dan efisien. Faktor yang menyebabkan kebijakaan pengendalian persediaan perusahaan kurang efektif dan efisien adalah dari faktor frekuensi pemesanan bahan yang dilakukan perusahaan, dan biaya persediaan yang timbul karena adanya pemesanan dan penyimpanan bahan baku.

Dengan demikian membuktikan bahwa kebijakan pengendalian persediaan yang dilakukan perusahaan belum maksimal. Itu dibuktikan dari perhitungan jumlah total biaya persediaan antara kebijakan perusahaan dengan metode EOQ. Dimana biaya persediaan dari kebijakan perusahaan lebih besar disbanding dengan perhitungan metode EOQ.Oleh sebab itu, perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan. Untuk mencegah terjadinya kelebihan atau kekurangan persediaan yang akan mempengaruhi biaya persediaan. Selain itu, penggunaan metode EOQ pada CV. Cahyo Nuhroho Jati merupakan Opportunity Cost bagi perusahaan, karena dengan menjalankan kebijakan persediaan bahan baku yang dijalankan perusahaan selama ini telah mengorbankan penghematan biaya apabila tidak menggunakan metode EOQ.


(4)

commit to user

79

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada bab – bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pengadaan persediaan bahan baku yang dilakukan CV. Cahyo Nugroho Jati selama ini belum optimal dan belum menunjukan biaya yang minimum dalam arti biaya persediaannya masih lebih besar dibandingkan apabila perusahaan menerapkan pengendaliaan persediaan bahan baku dengan metode EOQ. Dalam hal ini dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebijakan perusahaan dalam menentukan pembelian bahan baku belum mendatangkan biaya persediaan yang minimum. Hal ini disebabkan perusahaan tidak menggunakan metode EOQ dalam pengadaan persediaan bahan bakunya. Perbandingan antara hasil kebijakan perusahaan tanpa menggunakan metode EOQ dan dengan menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut:

Kuantitas pembelian bahan baku kain yang dilakukan perusahaan pada tahun 2010 adalah 2. 396 Roll dengan frekuensi pembelian 12 kali. Sedangkan berdasarkan analisis EOQ kuantitas pembelian bahan baku kain adalah 6,912 Roll dengan frekuensi pembelian 4 kali dalam setahun.

2. Penentuan persediaan bahan baku mempunyai pengaruh terhadap pengeluaran biaya secara keseluruhan. Perbandingan total biaya


(5)

commit to user

80

persediaan antara hasil kebijakan perusahaan tanpa menggunakan metode EOQ dan dengan menggunakan metode EOQ adalah sebagai beriktu:

Untuk bahan baku kain besarnya total biaya persediaan pada tahun 2010 menurut kebijakan perusahaan adalah sebesar Rp 94. 564. 382, 84. Sedangkan berdasarkan analisis EOQ besar total biaya persediaan bahan baku kain Rp 58. 406. 810, 6. Sehingga penghematan sebesar Rp 36. 157. 572, 24.

3. Kuantitas persediaan pengaman atau safety stock menurut kebijakan perusahaan pada tahun 2010 tidak adanya persediaan pengaman. Sedangkan berdasrkan analisis metode EOQ kuantitas persediaan pengaman adalah 2. 831 Roll

4. Perusahaan harus memperhatikan persediaaan yang masih ada di gudang. Apabila hal tersebut tidak dilakukan mengakibatkan perusahaan mengalami kekurangan atau kelebihan bahan baku untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya perusahaan melakukan pemesanan kembali atau re – order – point bahan baku saat persediaan berada pada 3. 503 Roll.

5. Perusahaan harus melakukan pengendalian persediaan yang ada digudang. Dalam hal ini faktor yang paling penting yang harus diperhatikan adalah frekuensi pembelian bahan baku. Dimana akan mempengaruhi biaya persediaan.


(6)

commit to user

81

Setelah mengadakan perhitungan dan menganalisis masalah yang dihadapi CV. Cahyo Nugroho Jati , maka penulis mengajukan saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan pengadaan bahan baku. Adapun saran – saran itu adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya perusahaan menggunakan metode EOQ dalam kebijakan pengadaan bahan baku karena dengan menggunakan metode EOQ perusahaan akan mendapatkan kuantitas pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya minimum dibandingkan kebijakan perusahaan sebelumnya.

2. Perusahaan sebaikanya menentukan besarnya safety stock dan re order point dalam pengendalian persediaan bahan baku untuk melindungi atau menjaga kemungkinan kekurangan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan dan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan bahan baku yang dipesan