Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah Gambaran Klinis Kompikasi

2.3.2.5 Faktor Pendidikan Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik Umar, 2005. Menurut Kuncoroningrat yang dikutip oleh Nursalam dan Siti Pariani 2001 semakin tinggi pendidikan semakin tinggi mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pula sebaliknya. Semakin rendah tingkat pendidikan maka akan sulit mencerna pesan yang disampaikan. Tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan ibu mempengaruhi derajat kesehatan karena unsur pendidikan ibu dapat berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikn yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari Depkes RI, 2004.

2.3.3 Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah

Bayi Berat Badan Lahir Rendah dikelompokkan sebagai berikut: a. Bayi Berat Badan Ekstrim Rendah BBLER, berat lahir kurang dari 1.000 gram. b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah BBLSR, berat lahir kurang dari 1.500 gram. c. Bayi Berat Badan Lahir Rendah BBLR, berat lahir 1.500-2.499 gram Saifudin, 2002

2.3.4 Gambaran Klinis

Gambaran Berat Badan Lahir Rendah BBLR tergantung dari umur kehamilan sehingga dapat dikatakan bahwa makin kecil bayi atau makin muda kehamilan maka nyata. Sebagai gambaran umum dapat dikemukakan bahwa Berat Badan Lahir Rendah mempunyai karakteristik. Karateristik BBLR sebagai berikut: a. Berat Badan Lahir kurang dari 2.500 gram. b. Panjang badan kurang dari 45 cm. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara c. Lingkar dada kurang dari 33 cm. d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm. e. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu. f. Kepala reltif lebih besar dari badannya. g. Kulit: tipis transparan, lanugo banyak terutama pada dahi, lemak subkutan kurang. h. Ubun-ubun dan sutura lebar. i. Tangisan lemah dan jarang j. Pernapasan belum teratur dan sering timbul apnea. k. Daya isap lemah terutama dalam hari-hari pertama. l. Labia minora belum tertututp oleh labia mayora pada wanita, testis belum turun pada laki-laki. m. Pergerakan kurang dan lemah. n. Kepala tidak mampu bergerak. o. Pernapasan sekitar 45 sampai 50 xmenit p. Frekuensi nadi 100 sampai 140 menit. Alimul Aziz H, 2005

2.3.5 Kompikasi

Bersangkutan dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomik maupun fisiologik maka mudah timbul kelainan sebagai berikut. a. Suhu tubuh tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat kurangnya jaringan lemak di bawah kulit. b. Gangguan pernapasan disebabkan oleh kurangnya surfaktan, pertumbuhan dan perkembangan paru belum smpurna dan otot pernapasan masih lemah. c. Gangguan pencernaan dan problem nutrisi, distensi abdomen, volume lambung berkurang daya untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak, vitamin dan beberapa mineral tertentu berkurang, kerja kardio-esofagus belum sempurna. d. Imatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubin dan defisiensi vitamin K. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara e. Ginjal belum imatur baik secara anatomi atau fungsinya. f. Perdarahan mudah terjadi. g. Gangguan imunologi: daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang. h. Retrolental fibroplasia: dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi tinggi. Prawirohardjo, 2006

2.3.6 Dampak BBLR