Etiologi Penyebab BBLR BBLR .1 Pengertian BBLR

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester 1 berlangsung dalam 12 minggu, trimester 2 berlangsung 15 minggu dan trimester 3 berlangsung 13 minggu Prawirohardjo, 2008. 2.3 BBLR 2.3.1 Pengertian BBLR Berat Badan Lahir Rendah BBLR adalah bila berat badannya kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram. Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya Prawirohardjo, 2006. BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia masa kehamilan. BBLR biasa terdiri atas BBLR kurang bulan atau bayi lahir prematur dan BBLR cukup bulan lebih bulan dengan hambatan pertumbuhan intrauterine IUGR. BBLR kurang bulan premature khususnya yang masa kehamilannya, biasanya mengalami penyulit seperti gangguan nafas, ikterus, infeksi dan sebagainya,yang apabila tidak dikelola sesuai dengan standar pelayanan medis akan berakibat fatal. Sementara BBLR yang cukup lebih bulan pada umumnya organ tubuhnya sudah matur sehingga tidak terlalu bermasalah dalam perawatannya Purwanto,2009. Berat Badan Lahir Rendah BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram sampai dengan 2.499 gram Hanifa,2006.

2.3.2 Etiologi Penyebab BBLR

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembarganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR IDAI, 2004. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2.3.2.1 Faktor ibu a. Penyakit Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain. b. Komplikasi pada kehamilan. Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm. c. Usia Ibu Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. d. Faktor kebiasaan ibu Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika. 2.3.2.2 Faktor Janin Prematur, hidramion, kehamilan kembarganda gemeli, kelainan kromosom. 2.3.2.3 Faktor Lingkungan Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun Sitohang, 2004. 2.3.2.4 Faktor sosial ekonomi Faktor yang berperan dalam mementukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi FKM UI, 2007. Sosial ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam masyarakat yang ditentukan dengan variabel pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, karena ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan Notoatmodjo, 2003. Berdasarkan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga tahun 2008 oleh Badan Pusat Statistik, pendapatan untuk pedesaan dibedakan menjadi 3 golongan yaitu: 1. Pendapatan rendah di bawah Rp 625.000,- 2. Pendapatan sedang Rp 625.000 sampai Rp 1.105.000,- 3. Pendapatan tinggi di atas Rp 1.105.000,- Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2.3.2.5 Faktor Pendidikan Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik Umar, 2005. Menurut Kuncoroningrat yang dikutip oleh Nursalam dan Siti Pariani 2001 semakin tinggi pendidikan semakin tinggi mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pula sebaliknya. Semakin rendah tingkat pendidikan maka akan sulit mencerna pesan yang disampaikan. Tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan ibu mempengaruhi derajat kesehatan karena unsur pendidikan ibu dapat berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikn yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari Depkes RI, 2004.

2.3.3 Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah