Menurut Johnstone 1982 ketiga level representasi tersebut saling berhubungan dan digambarkan dalam tiga tingkatan dimensi seperti yang terlihat pada Gam-
bar 1. Menjelaskan bahwa level submikroskopis merupakan suatu hal yang nyata sa-ma seperti level makroskopis. Kedua level tersebut hanya dibedakan oleh ska-
la ukuran. Pada kenyataannya level submikroskopis sangat sulit diamati karena ukurannya yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini merupakan
suatu yang nyata. Menurut Johnstone 1982 ketiga level representasi tersebut saling berhubungan dan digambarkan dalam tiga tingkatan dimensi seperti yang
terlihat pada Gambar 1 di atas.
G. Analisis Konsep Asam Basa
Herron et al. dalam Fadiawati 2011 berpendapat bahwa belum ada definisi ten- tang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disama-
kan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati 2011 mendefinisikan kon- sep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satu pun de-
finisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus
menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Lebih lanjut la-
Submikroskopis
Kimia
Makroskopis
Simbolik
Gambar 2. Tiga dimensi pemahaman Kimia Gambar 1. Tiga dimensi Representasi Kimia dari Johnstone 1982
gi, Herron et al. dalam Fadiawati 2011 mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam me-
rencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer et al. Analisis
konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep.
Tabel 1. Analisis konsep materi asam-basa.
Label Konsep
Definisi Konsep Jenis
Konsep Atribut
Posisi Konsep Contoh
Non Contoh Kritis
Variabel Superordinat
Koordinat Subordinat
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Larutan Asam
Larutan yang di dalam air melepaskan ion H
+
menurut teori Arrhenius, dimana jumlah konsen-
trasi ion H
+
menunjukan kekuatan asam suatu la-
rutan yang dinyatakan dengan suatu derajat ke-
asaman pH, spesi yang mendonorkan proton me-
nurut teori Bronsted- Lowry, dan menerima
pasangan elektron menu- rut teori Lewis.
Konsep Abstrak
Larutan asam
kekuatan asam
Derajat keasaman
pH Larutan
asam Konsen-
trasi ion H
+
Larutan Larutan
elektrolit Larutan
non el- ektrolit
kekuatan asam
derajat keasaman
pH Larutan
HCl Larutan
CH
3
COO H
Larutan C
6
H
12
O
6
Larutan Basa
Larutan yang di dalam air melepaskan ion OH
–
menurut teori Arrhenius, dimana larutan asam
basa tersebut dapat di- identifikasi sifatnya
dengan menggunakan indikator asam basa, spe-
si yang menerima proton menurut Bronsted - Low-
ry, dan melepaskan pasangan elektron
menurut Lewis. Konsep
Abstrak Larutan
basa Indikator
asam basa Larutan
basa Konsen-
trasi ion OH
-
Larutan Larutan
elektrolit Larutan
non el- ektrolit
Indikator asam-basa
Larutan NaOH
Larutan NH
4
OH Larutan NaCl
2 7
Tabel 1. Lanjutan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Kekuatan asam
Asam adalah spesi yang apabila dilarutkan dalam
air menghasilkan ion H+, dimana jumlah konsen-
trasi ion H+ menunjukan kekuatan asam suatu
larutan yang dinyatakan dengan suatu derajat
Konsep abstrak
Asam Ar- rhenius
Kekuatan asam
Indikator asam
Konsentrasi ion H
+
Larutan Asam
Larutan basa
Konsep pH,pOH
dan pKw Derajat ion-
isasi Tetapan
ionisasi asam Ka
Tetapan ionisasi basa
Kb Asam kuat =
HCl Asam kuat=
CH
3
COOH
Kekuatan basa
Kemampuan spesi basa untuk menghasilkan ion
OH
-
dalam air yang ber- gantung pada derajat
kebasaan pOH Konsep
abstrak Kekuatan
asam basa Derajat
keasaman Konsentrasi
ion OH
-
Larutan Asam
Larutan basa
Konsep pH,pOH
dan pKw Derajat ion-
isasi Tetapan
ionisasi asam Ka
Tetapan ionisasi basa
Kb Basa kuat =
NaOH Basa kuat =
NH
4
OH
pH Derajat keasaman suatu
larutan yang bergantung pada konsentrasi ion H
+
Konsep abstrak
contoh konkrit
Derajat keasaman
pH Konsentrasi
ion H
+
Asam basa Arrhenius
pOH pKw
pH HCl 1 M = 1
pH HCl 1 M = 12
Indikator asam
basa Suatu spesi yang
digunakan untuk menge- tahui sifat asam atau basa
dari suatu larutan ber- dasarkan trayek pH pada
indikator yang digunakan Konsep
konkrit indikator
asam basa trayek pH
Larutan yang diuji
Asam basa Arrhenius
pH larutan metil or-
ange PP
Metil me- rah
NaOH
Dimodifikasi dari Meristin, 2014
2 8
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg, W.R Gall,
M.D. dalam Sukmadinata, 2011, penelitian dan pengembangan atau Research and Development merupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu
produk.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah e-book interaktif pada materi asam basa berbasis representasi kimia. Lokasi pada penelitian ini adalah kota Metro. Pada tahap
studi lapangan dilakukan di SMAN 1 Metro, SMAN 5 Metro, SMA Muhammadiyah 1 Metro, dan SMA Muhammadiyah 2 Metro, kemudian pada
tahap uji coba terbatas dilakukan di salah satu dari empat SMA tersebut yaitu SMAN 5 Metro.
C. Data Penelitian
Data penelitian pada tahap studi pendahuluan yaitu hasil analisis kebutuhan, hasil studi pustaka dan kurikulum. Pada tahap studi pendahuluan, yang menjadi
sumber data adalah 4 guru kimia dan 40 siswa-siswi kelas XII IPA yang tersebar di empat SMA di Kota Metro baik negeri maupun swasta. Pada tahap pengem-
bangan data penelitian yang diperoleh adalah hasil validasi ahli. Pada tahap uji coba terbatas, data penelitian yang diperoleh adalah hasil tanggapan guru dan
siswa. Instrumen yang digunakan pada tahap pengembangan dan uji coba berupa kuisioner atau angket. Sumber data pada tahap uji coba terbatas ini terdiri dari
satu orang guru kimia dan dua puluh siswa kelas XI IPA di salah satu SMA Negeri di kota Metro.
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Secara garis besar ada tiga langkah penelitian dan pengembangan. Pertama, studi pendahuluan, mengkaji teori dan mengamati produk atau kegiatan yang ada. Ke-
dua, melakukan pengembangan produk atau program kegiatan baru. Ketiga, menguji atau memvalidasi produk atau program kegiatan yang baru. Kegiatan
pengembangan dilakukan melalui beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas dan sampel lebih luas. Langkah penelitian dalam pengembangan e-book interaktif
meliputi tahap studi pendahuluan, yang terdiri dari studi kepustakaan dan kurikulum serta studi lapangan, tahap selanjutnya perancangan serta pengembang-
an produk, dan menguji coba produk secara terbatas. Alur atau tahapan penelitian yang dalam hal ini digunakan untuk pengembangan e-book interaktif dijabarkan
melalui Gambar 2.
Gambar 2. Alur dalam pengembangan e-book interaktif
Pengembang- an Produk
Studi Pendahuluan
Uji coba terbatas
Studi Lapangan Studi Kepustakaan Kurikulum
- Wawancara guru dan siswa di dua SMA
Negeri dan dua SMA Swasta di Kota Metro mengenai penggunaan bahan ajare-book
yang digunakan dalam proses pembelajaran.
- Analisis bahan ajare-book yang digunakan
oleh guru dan siswa. -
Analisis e-book yang dibuat sebelumnya oleh peneliti terdahulu
- Analisis KI dan KD
- Pengembangan Silabus
- Analisis literatur Bahan Ajar
- Analisis literatur e-book
- Representasi Kimia
Analisis Kebutuhan
Angket
Revisi e-book interaktif hasil tanggapan guru dan siswa e-book interaktif hasil revisi
Pengembangan produk -
Penyusunan story boardrancangan e-book interaktif berbasis representasi kimia
- Pembuatan analisis konsep
- Pembuatan RPP
Penyusunan instrumen penilaian terhadap produk angket
Rancangan e-book interaktif berbasis representasi kimia
Validasi angket
Validasi ahli oleh M.Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M.Sc. Revisi angket
Revisi hasil validasi Tanggapan terhadap produk oleh
seorang guru dan 20 orang siswa
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan
Pada penelitian ini, tahap pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung yang dapat
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi di lapangan dan sebagai acuan atau perbandingan dalam mengembangkan produk. Tahap studi pendahuluan ter-
diri atas tiga langkah yaitu studi kepustakaan, studi lapangan, dan penyusunan produk awal atau draf model Sukmadinata, 2011.
a. Studi kepustakaan dan kurikulum Sukmadinata 2011 mengatakan bahwa studi kepustakaan merupakan kajian
untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan. Dalam studi kepustakaan ini, dilakukan
analisis pada materi kimia SMA tentang asam basa, mengkaji literatur tentang pembuatan e-book dan bahan ajar, serta representasi kimia. Studi kurikulum dil-
akukan dengan mengembangkan silabus kimia SMA tentang materi asam basa yaitu berdasarkan Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD. Selanjut-
nya, menganalisis literatur tentang konstruksi bahan ajar, e-book, dan representasi kimia. Hasil dari kajian tersebut dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan
produk.
b. Studi lapangan Dalam penelitian ini, studi lapangan dilakukan di SMAN 1 Metro, SMAN 5
Metro, SMA Muhammadiyah 1 Metro, dan SMA Muhammadiyah 2 Metro. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah pedoman wawancara