Hubungan Perilaku Ibu Hamil Dan Motivasi Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Puskesmas Mamas Kecamatan Darul Hasanah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2009

(1)

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DAN MOTIVASI PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI

PUSKESMAS MAMAS KECAMATAN DARUL HASANAH KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2009

SKRIPSI

Oleh :

HARSUM PIDA YATI 031000045

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DAN MOTIVASI PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI

PUSKESMAS MAMAS KECAMATAN DARUL HASANAH KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memeperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:

HARSUM PIDA YATI NIM. 031000045

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

ABSTRAK

Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia dimana angka kematian pada ibu hamil masih cukup tinggi. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka pemerintah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil. Meskipun program sudah berjalan sejak tahun 1970 namun masih banyak terdapat kasus-kasus karena anemia pada masa kehamilan. Misalnya berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, kematian ibu dan kematian neonatal. Kemungkinan besar penyebabnya adalah ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet zat besi yang diterimanya karena ada berbagai faktor yang berhubungan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Mamas di Kecamatan Darul hasanah Kabupaten Aceh Tenggara yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bersifat deskriptif analitik yang menggunakan kuesioner sebagai pedoman wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang sudah mendapat tablet zat besi, memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Mamas. Keseluruhan populasi menjadi objek penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret- April tahun 2009.

Hasil penelitian menunjukkan 83% ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi dan 17% tidak patuh. Dari hasil analisis data menggunakan chi-square diperoleh bahwa pengetahuan dan tindakan berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (p=0,05), sedangkan sikap dan motivasi petugas kesehatan tidak berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingya tablet zat besi lebih ditingkatkan serta pemberian informasi dan upaya yang dilakukan untuk mencegah timbulnya efek samping dalam hal penyerapan zat besi.

Kata kunci : Perilaku ibu hamil, Kepatuhan, Mengkonsumsi Tablet Zat Besi, Motivasi petugas kesehatan.


(4)

ABSTRACT

Anemia iron defficiency is one of the main problems in Indonesia where death rate on the of pregnant women is still quite high. To overcome this problem the government implement a distribution of iron tablets to pregnant women. Although the program has been running since 1970 but still there are many cases due to anemia during pregnancy. For example, low birth rate, still birth, mortality rate and neonatal care. The most like pregnant women who did not consume iron tablets that have received because of various factors associated with adherence to consume iron tablets.

This research was conducted PHC Mamas sub-district Darul hasanah Southeast Aceh district aimed to understand the relationship between maternal behavior and health provider motivation with the compliance of consume iron tablets in pregnant women. Type of research was the descriptive analytical survey that used the questionnaire as a guide the interview. Population in this research was had all pregnant women got iron tablets, examined the Public health Center Mamas pregnancy. Research object was all of population. Research was conducted in March-April 2009.

Research showed 83% of pregnant women obey to iron tablets and 17% did not obey it. The results of data analysis using the chi-square was that knowledge and practice was significantly associated with compliance to consume iron tablets (p < 0.05), while the attitude and health provider motivation is not significantly associated with compliance maternal to consume iron tablets.

Based on the results it is suggested that community knowledge especially pregnant women about the important of iron tablets more improved in the information done to prevent the side effect in the case of improved absorption of iron.

Keywords: Behavior of pregnant women, Compliance, Consumption of iron tablets, Health provider motivation.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Harsum Pida Yati

Tempat/Tanggal Lahir : Kutacane / 28 Juni 1985

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Perumnas Tanah Merah Blok II No. 3, Kutacane

Aceh Tenggara Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1991-1997 : SD Muhammadiyah Kutacane

2. Tahun 1997-2000 : SLTPN 1 Badar

3. Tahun 2000-2003 : SMAN 1 Badar


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Hubungan Perilaku Ibu Hamil dan Motivasi Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi di Puskesmas Mamas Kecamatan Darul Hasanah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2009”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kritik dan saran masih sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, MSi. selaku Kepala Departemen Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan sekaligus dosen pembimbing II yang telah memberikan kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan skripsi ini.

3. Ibu DR. Ir. Erna Mutiara, M.Kes. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan skripsi ini.


(7)

4. Bapak Dr. Wirsal Hasan, MPH selaku dosen penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi penulis selama melaksanakan perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh dosen dan staf Administrasi di Departemen Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

6. Kepala Puskesmas Mamas Kecamatan Darul Hasanah beserta staf yang telah banyak membantu penulis dalam pemberian informasi untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Ayahanda Masadi dan ibunda tercinta Maharani yang telah memberikan

dukungan moril maupun materil dan do’a dalam cintanya di setiap langkah

penulis, abangku, adikku tersayang dan keponakanku Ridho Rizky Aldian beserta keluarga besar yang telah memberikan dukungan moril dan sprirituil kepada penulis.

8. Rekan-rekan seangkatan 2003 dan 2004, sepeminatan khususnya perjuangan di Departemen Kependudukan dan Biostatistik dan semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Medan, Juni 2009


(8)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kepatuhan ... 5

2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepatuhan ... 6

2.2.1. Pengetahuan ... 6

2.2.2. Sikap ... 7

2.2.3. Tindakan ... 9

2.2.4. Moativasi dari Petugas Kesehatan ...10

2.3. Konsumsi Zat Besi ... 11

2.3.1. Fungsi Zat Besi ... 11

2.3.2. Komposisi Zat Besi di Dalam Tubuh ... 12

2.3.3. Sumber Zat Besi ... 12

2.3.4. Penyerapan (Absorbsi) Zat Besi... 14

2.3.5. Ekskresi Zat Besi ... 15

2.4. Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil ... 15

2.4.1. Akibat Kekurangan Zat Besi pada Ibu Hamil ... 16

2.5. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Besi pada Ibu Hamil ... 17

2.6. Suplementasi pada Ibu Hamil ... 18

2.6.1. Pengertian Suplementasi Tablet Zat Besi ... 18

2.6.2. Dosis dan Cara Kerja Pemberian Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil ... 19

2.6.3. Sasaran Pendistribusian Tablet Zat Besi ... 20

2.7. Kerangka Konsep Penelitian ... 20


(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ... 22

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

3.3. Populasi dan Sampel ... 22

3.3.1. Populasi ... 22

3.3.2. Sampel ... 22

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 22

3.5. Definisi Operasional... 23

3.6. Aspek Pengukuran ... 24

3.7. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Puskesmas Mamas Aceh Tenggara ... 27

4.2. Analisis Univariat... 28

4.2.1. Umur ... 28

4.2.2. Tingkat Pendidikan ... 29

4.2.3. Suku ... 29

4.2.4. Pekerjaan. ... 29

4.2.5. Usia Kehamilan ... 30

4.2.6. Paritas ... 30

4.2.7. Pengetahuan ... 31

4.2.8. Sikap ... 33

4.2.9. Tindakan ... ... 34

4.2.10. Motivasi Petugas Kesehatan ... 35

4.2.11. Kepatuahan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi ... 36

4.3. Analisi Bivariat ... 37

4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi ... 37

4.3.2. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi ... 38

4.3.3. Hubungan Tindakan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi ... 39

4.3.4. Hubungan Motivasi Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi ... 40

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil ... 41

5.2 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil ... 42

5.3 Hubungan Tindakan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil ... 43

5.4 Hubungan Motivasi Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Mengkosumsi Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil... 44


(10)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 45 6.2. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 3 Output SPSS


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur...28

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan...29

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Suku...29

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan...29

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Usia kehamilan...30

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Paritas...30

Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan...31

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Pengetahuan...31

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Pengetahuan (Lanjutan)...32

Tabel 4.10 Distribusi Responden Menurut Sikap...33

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Sikap...33

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Sikap (Lanjutan)...34

Tabel 4.13 Distribusi Responden Menurut Tindakan...34

Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Tindakan...35

Tabel 4.15 Distribusi Responden Menurut Motivasi Petugas Kesehatan...35

Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhada Setiap Pertanyaan Motivasi Petugas Kesehatan...36

Tablet 4.17 Distribusi Responden Menurut Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi...36

Tabel 4.18 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Menurut Pengetahuan Responden...37

Tabel 4.19 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Menurut Sikap Responden...38


(12)

Tabel 4.20 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Pada Ibu Hamil Menurut Tindakan Responden...39 Tabel 4.21 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat

Besi Menurut Motivasi Petugas Kesehatan...40


(13)

ABSTRAK

Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia dimana angka kematian pada ibu hamil masih cukup tinggi. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka pemerintah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil. Meskipun program sudah berjalan sejak tahun 1970 namun masih banyak terdapat kasus-kasus karena anemia pada masa kehamilan. Misalnya berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, kematian ibu dan kematian neonatal. Kemungkinan besar penyebabnya adalah ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet zat besi yang diterimanya karena ada berbagai faktor yang berhubungan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Mamas di Kecamatan Darul hasanah Kabupaten Aceh Tenggara yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bersifat deskriptif analitik yang menggunakan kuesioner sebagai pedoman wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang sudah mendapat tablet zat besi, memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Mamas. Keseluruhan populasi menjadi objek penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret- April tahun 2009.

Hasil penelitian menunjukkan 83% ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi dan 17% tidak patuh. Dari hasil analisis data menggunakan chi-square diperoleh bahwa pengetahuan dan tindakan berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (p=0,05), sedangkan sikap dan motivasi petugas kesehatan tidak berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingya tablet zat besi lebih ditingkatkan serta pemberian informasi dan upaya yang dilakukan untuk mencegah timbulnya efek samping dalam hal penyerapan zat besi.

Kata kunci : Perilaku ibu hamil, Kepatuhan, Mengkonsumsi Tablet Zat Besi, Motivasi petugas kesehatan.


(14)

ABSTRACT

Anemia iron defficiency is one of the main problems in Indonesia where death rate on the of pregnant women is still quite high. To overcome this problem the government implement a distribution of iron tablets to pregnant women. Although the program has been running since 1970 but still there are many cases due to anemia during pregnancy. For example, low birth rate, still birth, mortality rate and neonatal care. The most like pregnant women who did not consume iron tablets that have received because of various factors associated with adherence to consume iron tablets.

This research was conducted PHC Mamas sub-district Darul hasanah Southeast Aceh district aimed to understand the relationship between maternal behavior and health provider motivation with the compliance of consume iron tablets in pregnant women. Type of research was the descriptive analytical survey that used the questionnaire as a guide the interview. Population in this research was had all pregnant women got iron tablets, examined the Public health Center Mamas pregnancy. Research object was all of population. Research was conducted in March-April 2009.

Research showed 83% of pregnant women obey to iron tablets and 17% did not obey it. The results of data analysis using the chi-square was that knowledge and practice was significantly associated with compliance to consume iron tablets (p < 0.05), while the attitude and health provider motivation is not significantly associated with compliance maternal to consume iron tablets.

Based on the results it is suggested that community knowledge especially pregnant women about the important of iron tablets more improved in the information done to prevent the side effect in the case of improved absorption of iron.

Keywords: Behavior of pregnant women, Compliance, Consumption of iron tablets, Health provider motivation.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dimana angka kematian ibu hamil yang cukup tinggi. Penyebab utama anemia ini adalah kekurangan zat besi. Selama kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan zat besi hampir tiga kali lipat untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu hamil (Depkes RI, 1999). Konsekuensi anemia pada ibu hamil dapat membawa pengaruh buruk baik terhadap kesehatan ibu maupun janinnya, keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas maupun mortalitas ibu dan anak. Suatu penelitian menunjukkan bahwa angka kematian ibu sebanyak 265/100.000 penduduk berhubungan erat dengan anemia yang dideritanya ketika hamil (Depkes RI, 2007). Keadaan kurang zat besi (Fe) merupakan fenomena yang kompleks (Khomsan, 2003). Prevalensi anemia ibu hamil belum mengalami perubahan dari tahun 1995-2000, namun Departemen Kesehatan RI sampai dengan tahun 2010 akan berusaha menurunkan prevalensi anemia ibu hamil dari 51% menjadi 40% (Depkes RI, 2000). Sementara dari sumber Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi anemia gizi besi (Fe) pada ibu hamil mencapai 40,1% (Depkes RI, 2004).

Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil pemerintah Depkes RI sejak tahun 1970 telah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas dan Posyandu dengan mendistribusikan tablet tambah darah, dimana 1 tablet berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25 mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0.25 mg asam folat). Setiap ibu


(16)

hamil dianjurkan munim tablet tambah darah dengan dosis satu tablet setiap hari selama masa kehamilannya dan empat puluh hari setelah melahirkan. Tablet tambah darah disediakan oleh pemerintah dan diberikan kepada ibu hamil secara gratis melalui sarana pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2003).

Tablet tambah darah berwarna merah, berselaput film dan dikemas dalam sachet alumunium warna perak, berisi 30 tablet perbungkus. Dalam kemasan ada logo

tetesan darah warna merah, tulisan “Tablet Tambah Darah Untuk Ibu Hamil, Ibu dan

Bayi Menjadi Sehat” serta tanda untuk diperjual belikan (Depkes RI, 2004).

Untuk menanggulangi masalah anemia gizi besi pada ibu hamil maka pemerintah melalui Depkes RI melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil. Menurut Manuaba (1998), suplementasi tablet zat besi dan peningkatan gizi merupakan upaya penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia.

Meskipun program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil sudah dijalankan sejak tahun 1970 namun masih terdapat kasus-kasus yang disebabkan karena anemia pada masa kehamilan. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2007 di Propinsi Nanggroe Aceh Darusalam diketahui bahwa ibu hamil yang diperiksa sebanyak 113.859 dari 23 kabupaten jumlah ibu hamil yang mengalami anemia 57,19%. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2007 di Kabupaten Aceh Tenggara diketahui bahwa ibu hamil yang diperiksa sebanyak 4714 orang dari 13 kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara, terdapat ibu hamil yang mengalami anemia atau sekitar 67,06%. Dari beberapa kecamatan di kabupaten Aceh Tenggara tersebut, Kecamatan Lawe Alas menunjukan


(17)

prevalensi anemia yang cukup besar dari 414 ibu hamil yang diperiksa, terdapat ibu hamil yang mengalami anemia berat sebanyak 243 (58,7%).

Puskesmas Mamas terletak di daerah pedesaan dimana dulunya Puskesmas ini adalah Puskesmas pembantu baru tahun 2003 menjadi sebuah Puskesmas yang di Pimpin oleh seorang dokter dan memiliki staf dan tenaga kesehatan yang handal. Dari data hasil survei pendahuluan di Puskesmas Mamas terdapat sebanyak 53 orang ibu hamil yang diperiksa dan ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 39 orang, data tahun 2007 menunjukan ibu hamil yang berkunjung mendapat tablet zat besi 217 orang (78,1%).

Relatif tingginya kejadian pada ibu hamil diduga oleh faktor karakteristik ibu hamil seperti pendidikan, paritas, umur, dan sosial ekonomi, serta aspek lain yang paling penting yaitu kepatuhan dalam mengkonsumsi suplementasi tablet zat besi dan juga motivasi petugas selama kehamilan karena dapat mencegah terjadinya anemia. Untuk itu penulis tertarik untuk mengetahui hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Proporsi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi sehingga peneliti ingin mengetahui hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di Puskesmas Mamas Kecamatan Darul Hasanah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2009.


(18)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi yang berkunjung ke Puskesmas Mamas Kecamatan Darul Hasanah Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2008

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

2. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

3. Untuk mengetahui hubungan tindakan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

4. Untuk mengetahui hubungan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan/informasi bagi pihak Puskesmas dan dapat menginformasikan bagi masyarakat dan pihak terkait lainnya sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan terhadap kejadian anemia.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kepatuhan

Definisi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsusmsi tablet zat besi.

Kepatuhan menurut Sackett pada pasien sebagai “Sejauh mana perilaku individu

sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan”(Afnita, 2004).

Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulagi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita, 2004).

Kepatuhan sulit diukur karena tergantung pada banyak faktor, diantaranya adalah pasien sering kali tidak mengakui bahwa mereka tidak dilakukan apa yang dianjurkan dokter. Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pasien agar dapat mengetahui kepatuhan mereka dalam melaksanakan pengobatan (Afnita, 2004).

Taylor (1991) seperti yang dikutip Bart (1994) mengatakan ketidakpatuhan sebagai suatu masalah medis yang berat. Derajat ketidak patuhan bervariasi sesuai dengan apakah pengobatan tersebut kuratif atau preventif, jangka panjang atau jangka pendek. Sackeet dan Snow (1976) menemukan bahwa kepatuhan terhadap sepuluh hari jadwal pengobatan sejumlah 70-80% dengan tujuan pengobatan adalah


(20)

mengobati, dan 60-70% dengan tujuan pengobatannya adalah pencegahan. Kegagalan untuk mengikuti program pengobatan jangka panjang, yang bukan dalam kondisi akut, dimana derajat ketidakpatuhannya rata-rata 50% dan derajat tersebut bertambah buruk sesuai waktu (Niven, 2002).

Menurut Dinicola dan Dimatteo (1984) yang dikutip Niven (2002) cara meningkatkan kepatuhan diantaranya melalui perilaku sehat dan pengontrolan perilaku dengan faktor kognitif, dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan faktor yang penting dalam kepatuhan dalam program-program medis, dan dukungan dari profesional kesehatan.

Tablet zat besi sebagai suplementasi yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan harus dikonsumsi setiap hari. Namun karena berbagai alasan misalnya, pengetahuan, sikap, dan praktek ibu hamil yang kurang baik, efek samping dari tablet zat besi, motivasi petugas kesehatan yang kurang sering kali terjadi ketidak patuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan tujuan dari pemberian tablet zat besi tidak tercapai.

2.2 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan 2.2.1 Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil dari

“tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.


(21)

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperolah baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bart (1994) dapat dikatakan bahwa perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Jadi pengetahuan sangat dibutuhkan agar masyarakat dapat mengetahui mengapa mereka harus melakukan suatu tindakan sehingga perilaku masyarakat dapat lebih mudah untuk diubah kearah yang lebih baik.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang menanyakan sesuatu yang ingin diukur tentang pengetahuan dari subjek penelitian (Notoatmodjo, 2003). Untuk mengukur pengetahuan ibu hamil tentang zat besi maka perlu diketahui pengertiannya tentang kehamilan, manfaat dari sumber zat besi, akibat kekurangan zat besi, suplementasi zat besi serta cara mengkonsumsinya.

2.2.2 Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek Notoatmodjo (2003). Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa sikap adalah tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa yang diketahuinya. Jadi sikap tidak dapat langsung dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan.


(22)

Allport (1954), seperti yang dikutip dari Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa sikap terdiri atas 3 komponen pokok yaitu:

1.Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek 2.Kehidupan emosional atau eveluasi emosional terhadap suatu objek 3.Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

Decision theory (Janis, 1985, dikutip dari Bart, 1994), mengganggap bahwa seorang pasien yang menggambil keputusan. Hal ini juga tercermin dalam conflict theory dari Janis dan Mann (1997) yang dikutip dari Bart (1994), bahwa pasien yang harus memutuskan apakah mereka akan melakukan suatu tindakan medis dan oleh petugas kesehatan memberi tahu mengenai prosedur, risiko dan efektifitas obat agar mereka bisa mengambil keputusan yang tepat.

Suatu contoh sikap adalah sering ibu yang dalam masa kehamilannya mendengarkan bahwa akibat anemia atau kurang darah selama kehamilan adalah keguguran, kematian bayi, berat badan lahir rendah dan bahkan kematian ibu.pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya dia tidak menderita anemia selama kehamilan. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu berniat untuk mengkonsumsi tablet zat besi selama masa kehamilan agar tidak menderita anemia. Akhirnya dapat dikatakan bahwa ibu tersebut mempunyai sikap terhadap objek yang berupa anemia.


(23)

2.2.3 Tindakan

Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap menjadi suatu perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata atau terbuka (Notoatmodjo, 2003).

Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh karena itu disebut juga over behavior.

Empat tingkatan tindakan adalah: 1. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang diambil.

2. Respon Terpimpin (Guided Response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. 3. Mekanisme (Mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan.

4. Adaptasi (Adaptation)

Adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.


(24)

2.2.4 Motivasi Dari Petugas Kesehatan

Definisi motivasi adalah satu variabel penyelang (yang ikut campur tangan) yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu didalam organisme, yang membangkitkan, mengelolah, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sarana (Chaplin, 1997).

Motivasi dari petugas kesehatan merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Motivasi mereka terutama berguna saat pasien menghadapi bahwa perilaku sehat yang baru tersebut merupakan hal penting. Begitu juga mereka dapat mempengaruhi perilaku pasien dengan cara menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari pasien, dan secara terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang telah mampu beroreintasi dengan program pengobatannya (Niven, 2002).

Jika petugas kesehatan memberikan motivasi untuk mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil maka konsumsi tablet zat besi akan lebih mudah tercapai. Namun jika petugas kesehatan kurang atau tidak ada sama sekali bisa mengakibatkan ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini disebabkan karena dukungan sosial sangat besar pengaruhnya terhadap praktek/tindakan seseorang, terutama ibu hamil yang berada dalam fisiologis khususu.


(25)

2.3 Konsumsi Zat Besi 2.3.1 Fungsi Zat Besi

Zat besi (Fe) merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama diperlukan dalam hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam syntesa hemoglobin Hb. Zat besi yang terdapat dalam semua sel tubuh berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia, diantaranya dalam produksi sel darah merah. Sel ini diperlakukan untuk mengangkat oksigen keseluruh jaringan tubuh. Sedangkan oksigen penting dalam proses pembentukan energi agar produktivitas kerja meningkat dan tubuh tidak cepat lelah (Achmat, 1996).

Seorang ibu yang dalam masa hamilnya telah menderi kekurangan zat besi tidak dapat memberikan cadangan zat besi kepada bayinya dalam jumlah yang cukup untuk beberapa bulan pertama. Meskipun bayi itu mendapat air susu dari ibunya, tetapi susu bukanlah bahan makanan yang banyak mangandung zat besi, karena itu diperlukan zat besi untuk mencegah anak menderita anemia (Moehji, 1992).

Pada beberapa orang, pemberian tablet zat besi dapat menimbulkan gejala-gejala seperti mual, nyeri didaerah lambung, kadang-kadang terjadi diare dan sulit buang air besar (Depkes RI, 1999), pusing dan bau logam (Hartono, 2000). Selain itu setelah mengkonsumsi tablet zat besi kotoran (tinja) akan menjadi hitam, namun hal ini tidak membahayakan. Frekuensi efek samping tablet zat besi ini tergantung pada dosis zat besi dalam pil, bukan pada bentuk cmpurannya. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka kemungkinan efek samping semakin besar. Menurut Wirakusumah (1999) tablet besi yang diminum dalam keadaan perut terisi akan mengurangi akibat efek samping yang ditimbulkan, tetapi hal ini dapat menurunkan tingkat penyerapan.


(26)

Penelitian bahwa pemberian suplemen zat besi secara oral dihambat oleh 2 faktor penting yaitu efek samping terhadap saluran gastrointestinalis, dan kesulitan dalam memotivasi penderita yang tidak menganggap dirinya sakit (Siregar,2000).

Menurut penelitian yang dilakukan Hartono dan Endang tahun 2000, bahwa penambahan sorbitol kedalam tablet zat besi dapat menurunkan efek samping yang muncul akibat konsumsi tablet zat besi, yang sering menyebabkan ibu hamil menghentikan konsumsi tablet zat besi yaitu mual, pusing bau seperti logam.

2.3.2 Komposisi Zat Besi di Dalam Tubuh

Jumlah zat besi didalam tubuh seorang normal berkisar antara 3-5 gr tergantung dari dari jenis kelamin, berat badan, dan hemoglobin. Besi didalam tubuh terdapat dalam hemoglobin sebanyak 1,5-3,0 gr dan sisa lainnya terdapat didalam plasma dan jaringan. Di dalam plasma besi terikat dengan protein yang disebut dengan transferin sebanyak 3-4 gr. sedangkan didalam jaringan berada dalam suatu status esensial (nonavailable) dan bukan esensial (available). Disebut esensial karena tidak dapat dipakai untuk pembentukan hemoglobin maupun keperluan lainnya (Soeparman, 1990).

2.2.3 Sumber Zat Besi

Ada 2 jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari hem dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya antara 5-10 %, tetapi penyerapannya mencapai 25% (dibandingkan dengan zat besi non hem yang penyerapannya hanya 5 %). Makanan hewani seperti daging, ikan, dan ayam


(27)

merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang berasal dari hem merupakan penyusun hemoglobin. Zat besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan (Wirakusumah,1999).

Di negara-negara yang sedang berkembang, konsumsi zat besi yang berasa dari hem lebih rendah atau sama sekali dapat diabaikan (Demaeyer, 1993). Hal ini terjadi karena harga bahan makanan yang mengandung zat besi hem tersebut harganya relatife mahal sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut menurun Husaini (1989), tingkat sosioekonomi yang rendah akan menyebabkan anemia secara tidak langsung. Hal ini terkait dengan tingkat pendapatan yang rendah sehingga terjadi ketidak mampuan masyarakat dalam menyediakan makanan sesuai kebutuhan, mengingat bahan makanan yang kaya akan zat besi dari sumber protein hewani sulit terjangkau karena harganya mahal.

Selain diperoleh dari bahan makanan, makanan dapat pula mengandung besi eksogen, yang berasal dari tanah, bedu, air, atau tempat memasak. Keadaan ini lebih sering terjadi Negara-negara yang sedang berkembang. Jumlah dan zat besi cemara didalam makanan mungkin beberapa kali lebih besar dibandingkan dengan jumlah zat besi dalam makanan itu sendiri (Demaeyer, 1993).

Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat besi. Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat besi, yaitu balita, anak sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Pemberian suplemen tablet zat besi pada golongan tersebut dilakukan karena kebutuhannya akan zat besi yang sangat besar, sedangkan asupan dari makanan saja tidak dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Makanan yang banyak mengandung zat besi lain daging, terutama hati dan


(28)

jeroan, aprikol, prem kering, telur, polong kering, kacang tanah, dan sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes, 2003).

2.3.4 Penyerapan (Absorbsi) Zat Besi

Besi diabsorbsi terutama didalam duodenum dalam bentuk fero dan dalam suasana asam (Soeparman, 1990).

Penyerapan zat besi non hem sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor penghambat maupn pedorong, sedangkan zat besi hem tidak. Asam askorbat (Vitamin C) dan daging faktor utama yang mendorong penyerapan zat besi dikenal sebagai MFP (meat, fish, poultry) faktor (Soeparman, 1990).

Tingkat keasaman dalam lambung ikut mempengaruhi kelarutan dan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Suplemen zat besi lebih baik dikonsumsi pada saat perut kosong atau sebelum makan, karena zat besi lebih efektif diserap apabila lambung dalam keadaan asam (pH rendah).

Disamping faktor yang mendorong penyerapan zat besi non hem, terdapat pula faktor yang menghambat penyerapan seperti the, kopi, dan senyawa ethylene diamine tetraaacetic acid (EDTA) yang biasa digunakan sebagai pengawet makanan yang menyebabkan penurunan absorpsi zat besi non hem sebesar 50% (Wirakusuma, 1999).

2.3.5 Ekskresi Zat Besi

Berbeda dengan mineral lainnya tubuh tidak dapat mengatur keseimbangan besi melalui ekskresi. Besi dikeluarkan dari tubuh relatif konstan berkisar antara


(29)

1,0-1,5 mg setiap hari melalui rambut, kuku, air kemih, dan terbanyak melalui deskuamasi sel epitel saluran pencernaan.

Lain halnya dengan wanita yang sedang menstruasi dan wanita hamil setiap hari kehilangan besi 0.5-1.0 mg atau 40-80 ml darah dan wanita yang sedang menyusui sebanyak 1,0 mg sehari. Wanita yang melahirkan dengan perdarahan normal akan kehilangan besi 500-550 mg (Soeparman, 1990).

2.4 Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 CC setiap bulan dan kehilagan zat besi 30 sampai 40 mg. disamping itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan akan menjadi anemia (Manuaba, 1998).

Zat besi penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan, dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembagan janin yang adekuat. Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan, sering dengan pertumbuhan janin. Ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan zat besinya yang meningkat selama kehamilan dengan meminum tablet tambah darah (suplementasi tablet zat besi) dan dengan memastikan bahwa ibu hamil makan dengan cukup dan seimbang (Pusdiknakes, 2003).

Pada setiap kehamilan kebutuhan zat besi yang diperlukan sebanyak 900 mg Fe yaitu meningkatnya sel darah ibu 500 mg Fe, terdapat dalam plasenta 300 mg Fe,


(30)

dan untuk darah janin sebesar 100 mg Fe. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kahamilan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya akan menimbulkan anemia pada kehamilan (Manuaba, 1998).

Kebutuhan zat besi selam triwulan pertama relatif kecil, yaitu 0,8 mg perhari, namun meningkat dengan pesat selama triwulan kedua dan ketiga hingga 6,3 mg perhari. Sebagian dari peningkatan dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan aditif persentase zat besi yang diserap, tetapi bila zat besi rendah atau tidak sama sekali, dan zat besi yang diserap dari makanan sangat sedikit, maka suplemen zat besi sangat dibutuhka pada masa kehamilan (Demaeyer,1993).

2.4.1 Akibat Kekurangan Zat Besi pada Masa Kehamilan

Kurangnya zat besi dan asam folat dapat menyebabkan anemia. Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi, bila tidak dipenuhi masukan zat besi, lama kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan kadar hb.

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal, yang beebeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin. Kadar normal hemoglobin dalam darah yaitu : anak balita 11 gr%, anak usia sekolah 12 gr%, wanita dewasa 12 gr%, ibu hamil 11 gr%, laki-laki 13 gr%, ibu menyusui 12 gr% (Depkes RI, 1999).

Ciri-ciri dan tanda-tanda gejala anemia tidak khas dan sulit ditentukan, tetapi dapat terlihat dari kulit dan konjungtiva yang pucat, lemah, nafas pendek dan nafsu makan hilang. Penentuan anemia klinis dipengaruhi oleh banyak variabel seperti


(31)

ketebalan kulit dan pigmentasi, yang tidak dapat diandalkan, kecuali pada anemia berat. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sebaiknya digunakan untuk mendiagnosa dan menentukan beratnya anemia (Demaeyer, 1993).

Menurut Manuaba (1998) anemia pada kehamilan dapat berakibat buruk pada ibu dan janin yang dikandung. Bahaya selama kehamilan adalah terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb 6 gr %), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, dan ketuban pecah dini (KPD). Dampak anemia pada bayi yaitu bayi lahir sebelum waktunya, beratbadan lahir rendah, kematian bayi, serta meningkatnya angka kesakitan bayi (Depkes RI, 1999).

2.5 Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Besi Pada Ibu Hamil

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi kurang zat besi pada ibu hamil menurut Depkes RI (1999) adalah :

1. Meningkatnya konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama makanan sumber hewani (hem iron) yang mudah diserap seperti hati, ikan, daging selain itu perlu ditingkatkan juga, makanan yang banyak mengandung Vitamin C dan Vitamin A (buah-buahan dan sayuran) untuk membantu penyerapan zat besi dan membantu proses pembentukan Hb.

2. Fortifikasi bahan makanan, yaitu menambahkan zat besi, asam folat, vitamin A, dan asam amino esensial pada baham makanan yang dimakan secara luas oleh kelompok sasaran. Penambahan zat besi ini umumnya


(32)

dilakukan pada bahan makanan yang mengandung zat besi, dianjurkan mambaca label pada kemasannya.

3. Suplementasi besi-folat secara rutin selama jangka waktu tertentu, bertujuan untuk meningkatkan kadar Hb secara tepat. Dengan demikian suplementasi zat besi hanya merupakan salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan kurang besi yang perlu diikuti dengan cara lainnya.

2.6 Suplementasi Zat Besi Pada Ibu Hamil 2.6.1 Pengertian Suplementasi Tablet Zat Besi

Suplementasi tablet zat besi adalah adalah pemberian zat besi folat yang berbentuk tablet, tiap tablet 60 mg besi elemental dan 1,25 mg asam folat, yang diberikan oleh pemerintah pada ibu hamil untuk mengatasi masalah anemia gizi besi (Depkes RI, 1999).

Pemberian suplementasi zat besi menguntungkan karena dapat memperbaiki status hemoglobin dalam tubuh waktu relatif singkat. Sampai sekarang cara ini masih merupakan salah satu cara yang dilakukan pada ibu hamil dan kelompok yang berisiko tinggi lainnya, seperti anak balita, anak sekolah dan pekerja. Di Indonesia,

pil besi yang digunakan dalam suplementasi zat besi adalah “Ferrous Sulfur”, senyawa ini digolong murah dan dapat di absorbsi sampai 20% (Wirakusuma, 1999).

Untuk mengatasi masalah anemia kurang zat besi pada ibu hamil, pemerintah melalui Depkes RI sudah sejak tahun 1970 lewat program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) mendistribusikan tablet zat besi (Depkes RI, 1996). Ini merupakan cara yang efesien untuk mencegah dan mengobati anemia kurang besi pada ibu hamil


(33)

karena kandungan besinya padat dan dilengkapi dengan asam folat, selain itu tablet zat besi diberi oleh petugas kesehatan dengan cuma-cuma sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas dan mudah didapat (Depkes RI, 1999).

2.6.2 Dosis dan Cara Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

Menurut Depkes RI (1999), tablet zat besi diberikan pada ibu hamil sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan yaitu:

- Dosis pencegahan, diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb, yaitu sehari 1 tablet (60 mg besi elemental dan 0.25 mg asam folat) berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilan mulai pemberian pada waktu pertama kali ibu hamil memeriksakan kehamilannya (K1). - Dosis pengobatan, diberikan pada sasaran (Hb dari batas ambang) yaitu

bila kadar Hb 11 gr% pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilan.

2.6.3 Sasaran Pendistribusian Tablet Zat Besi

Menurut ketentuan Depkes RI (1999), tablet zat besi diberikan pada sasaran melalui sarana-sarana pelayanan pemerintah maupun swasta, sebagai berikut:

- Puskesmas / Puskesmas Pembantu

- Polindes (pondok bersalin desa) / Bidan Desa - Posyandu


(34)

- Pelayanan Swasta/ Bidan, Dokter praktek swasta dan poloklinik - Apotek/ Toko Obat/ Warung

- POD (pos obat desa).

2.7 Kerangka Konsep

Kerangka konsep hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan dalam konsumsi tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas Mamas Kecamatan Darul Hasanah Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2009 adalah:

Variabel Independen Variabel

Dependen

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi

Perilaku Pada Ibu Hamil Pengetahuan

Sikap Tindakan

Motivasi Petugas Kesehatan pada ibu hamil

Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi

Patuh ≥ 90 Tab

Kurang Patuh : < 90 Tab Fe & tidak mengkonsumsi tab Fe


(35)

2. Ada hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi

3. Ada hubungan tindakan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi

4. Ada hubungan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskritif analitik dengan desain cross-sectional study yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

3.2 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Mamas Kecamatan Darul Hasanah Kabupaten Aceh Tenggara, bulan Januari sampai Maret tahun 2009.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang sudah mendapat tablet zat besi, memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Mamas yang berjumlah 47 orang.

3.3.2 Sampel


(37)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dari 2 sumber data, yaitu: 1. Data Primer, diperoleh dari:

Wawancara langsung dengan ibu hamil berpedoman pada kuesioner yang telah disiapkan untuk mengetahui identitas, pengetahuan, sikap dan tindakan responden serta motivasi petugas dalam konsumsi tablet zat besi. 2. Data Sekunder, diperolah dari:

Rekam medis atau data pasien yang berkunjung ke Puskesmas Mamas.

3.5 Definisi Operasional Variabel

1. Pengetahuan Ibu Hamil

Adalah segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang tablet zat besi dan tujuan mengkonsumsinya dan hal lain berhubungan dengan tablet zat besi. 2. Sikap Ibu Hamil

Adalah reaksi atau respon ibu hamil terhadap segala sesuatu mengenai tablet zat besi dan tujuan mengkonsumsinya.

3. Tindakan Ibu Hamil

Adalah tanggapan (respon) ibu hamil dalam suatu perbuatan nyata mengkonsumsi tablet zat besi atau tidak mengkonsumsi tablet zat besi yang diberikan dan tidak memandang apakah sesuai dengan anjuran tetapi apabila mengkonsusmsi tablet zat besi artinya ibu hamil sudah melakukan suatu tindakan.


(38)

Adalah ada tidaknya tindakan pada ibu hamil tentang pentingnya tablet zat besi selama kehamilan untuk mencegah timbulnya anemia dan dukungan yang diberikan oleh petugas kesehatan agar ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi yang diberikan. Informasi tentang motivasi petugas kesehatan dinyatakan oleh ibu hamil.

5. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Adalah ketaatan ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi minimal 90 tablet.

6. Tablet Zat Besi

Adalah suplementasi zat besi-folat yang berbentuk tablet berwarna merah tiap tablet berisi 60 mg elemental dan 0,25 mg asam folat yang diberikan pada ibu hamil pada usia kehamilan 4-6 bulan (selama 3 bulan) sebanyak 90 tablet.

3.6 Aspek Pengukuran

1. Pengetahuan Ibu Hamil

Pengukuran pengetahuan berupa pertanyaan tertutup pilihan jawaban a, b, c, dan d. Jumlah pertanyaan ada 10

Nilai 1 untuk jawaban yang benar Nilai 0 untuk jawaban yang salah

Skor maksimal : 10 (setiap jawaban benar dikali 1) Skor minimal : 0 (setiap jawaban salah dikali 0)

Ukuran tingkat pengetahuan ibu hamil menurut Pratomo dan Sudarti (1990)


(39)

Nilai baik : 75% bila skor 8-10 Nilai cukup : 40-75% bila skor 5-7 Nilai kurang : 40% bila skor 0-4 2. Sikap

Pengukuran tentang sikap berupa pertanyaan tertutup dengan 2 pilihan jawaban Responden memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan dirinya.

Nilai 1 untuk jawaban setuju Nilai 0 untuk jawaban tidak setuju

Skor maksimal 10 (setiap jawaban benar dikali 1) Skor minimum 0 (setiap jawaban yang salah dikali 0)

Sikap baik : 50% dari seluruh pertanyaan tentang sikap 6-10 Sikap tidak baik : ≤ 50% dari seluruh pertanyaan tentang sikap 0-5

3. Tindakan Ibu Hamil

Pengukuran tentang tindakan berupa pertanyaan tertutup dengan 2 pilihan jawaban.

Ada : apabila responden ada mengkonsumsi tablet zat besi Tidak : apabila responden tidak ada mengkonsumsi tablet zat besi 4. Motivasi Petugas Kesehatan

Pengukuran tentang motivasi petugas kesehatan berupa pertanyaan tertutup dengan 3 pilihan jawaban.


(40)

Baik : jika seluruh pertanyaan dijawab “Ya” skor 3

Kurang : jika salah satu pertanyaan dijawab “Tidak” skor < 3 5. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Pengukuran tentang kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi berupa pertanyaan tertutup dengan 2 pilihan jawaban.

Patuh : apabila responden mengkonsumsi tablet zat besi ≥ 90 tablet

Tidak patuh : apabila responden mengkonsumsi tablet zat besi < 90 tablet dan sama sekali tidak mengkonsumsi tablet mengkonsumsi tablet zat besi.

3.7 Analisis Data

Analisis data yang dilakukan yaitu analisa univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat dimaksudkan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel independen dan dependen dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Sedangkan analisis bivariat dimaksudkan untuk melihat hubungan kedua variabel independen dan variabel dependen. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%


(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas Mamas Aceh Tenggara

Sebelum pemekaran Puskesmas Mamas dulunya hanya Puskesmas pembantu sejak tahun 2003 menjadi sebuah puskesmas yang berada di Kecamatan Darul hasana dengan luas wilayah kerja puskesmas ± 30 Ha, jumlah kepala keluarga 3.742 jiwa , dari 27 desa.

Kebersihan dan kerapian sangat dijaga di puskesmas ini serta mutu pelayanan, keramah-tamahan untuk mewujudkan pelayanan profesional, manusiawi dan terjangkau.

Jumlah tenaga yang ada di Puskesmas Mamas sebanyak 43 orang dari berbagai disiplin ilmu dari tenaga medis ada 35 orang yakni 1 dokter umum, 20 orang tenaga bidan baik itu Bidan PTT (Pegawai tidak tetap) ataupun Bidan yang sudah PNS (pegawai negeri sipil), Akper 8 orang, SKM ada 2 orang, SPPH ada 1 orang, As. Apoteker 2 orang, Ahli gizi 2 orang dan 5 orang tenaga non medis.

Jenis pelayanan yang ada di Puskesmas Mamas: - Ruang periksa/ jarum : 1 buah

- Ruang kamar dokter : 2 buah

- Ruang Obat : 1 buah

- Ruang BKIA/KB : 1 buah

- Ruang Gizi : 1 buah

- Ruang Kartu : 1 buah


(42)

- Gudang : 1 buah - Kamar mandi/ WC : 2 buah

- Dapur : 1 buah

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan masing-masing variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

4.2.1 Umur Responden

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur

Umur (Tahun) Jumlah Persentase

< 20 6 12,8 20 – 35 38 80,8 >35 3 6,4

Jumlah 47 100,0

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu 38 orang (80,8%), responden pada kelompok umur dibawah 20 tahun hanya 6 orang (12,8%) dan responden pada kelompok umur diatas 35 tahun hanya 3 orang (6,4%).


(43)

4.2.2 Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

SLTP 2 4,3 SLTA 33 70,2 Akademik 7 14,9 Perguruan Tinggi 6 10,6

Jumlah 47 100,0

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan SLTP sebanyak 2 orang (4,3%), SMU sebanyak 33 orang (70,2%), Akademik sebanyak 7 orang (14,9%) dan Perguruan tinggi sebanyak 6 orang (10,6%).

4.2.3 Suku

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Suku

Suku Jumlah Persentase

Alas 34 72,3 Gayo 6 12,8 Batak 7 14,8

Jumlah 47 100,0

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa suku responden yang terbanyak adalah suku Alas berjumlah 34 orang (72,3%) dan suku responden yang paling sedikit adalah suku gayo berjumlah 6 orang (12,8%).

4.2.4 Pekerjaan

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase

IRT 17 36,2 Petani 16 34,0 Wiraswasta 5 10,6 PNS 9 19,1


(44)

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak17 orang (36,2%), responden yang bekerja sebagai petani sebanyak 16 orang (34,0%), responden yang berwiraswasta hanya 5 orang (10,6%) dan responden yang PNS sebanyak 9 orang (19,1%).

4.2.5 Usia kehamilan

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Usia kehamilan

Usia kehamilan Jumlah Persentase

24 minggu 32 68,1 32 minggu 11 23,4 40 minggu 4 8,5

Jumlah 47 100,0

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa 32 orang responden (68,1%) dengan usia kehamilan 24 minggu, 11 orang (23,4%) dengan usia kehamilan 32 minggu dan 4 orang (8,5%) dengan usia kehamilan 40 minggu.

4.2.6 Paritas

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Paritas

Paritas Jumlah Persentase

0 12 25,5 1-2 16 34,0 >2 19 40,5

Jumlah 47 100,0

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa 19 orang responden (40,5%) pernah melahirkan lebih dari 2 kali, 16 orang responden (34,0%) pernah melahirkan 1-2 kali, dan 12 orang responden (25,5%) belum pernah melahirkan.


(45)

4.2.7 Pengetahuan

Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan

Pengetahuan n %

Baik 19 40,4 Cukup 21 44,7 Kurang 7 14,9

Jumlah 47 100,0

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa 19 orang responden (40,4%) memiliki pengetahuan baik tentang tablet zat besi dan 21 orang (44,7%) memiliki pengetahuan cukup dan 7 orang (14,9%) memiliki pengetahuan yang kurang.

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Pengetahuan

Pertanyaan/pertanyaan Pengetahuan n %

1. Apa yang ibu ketahui tentang tablet zat besi ?

a. Tablet tambah darah yang berwarna merah 28 59,5 b. Tablet untuk kekebalan tubuh 6 12,8 c. Tablet penambah nafsu makan 7 14,9 d. Tablet untuk menjaga stamina tubuh 6 2,8 2. Menurut ibu fungsi zat besi adalah?

a. Meningkatkan pembentukan sel darah merah 26 55,4 b. Menambah nafsu makan 9 19,1 c. Sebagai vitamin 9 19,1 d. Untuk kesehatan bayi 3 6,4 3. Siapa saja yang paling perlu mendapatkan

suplementasi tablet zat besi?

a. Anak-anak 0 0 b. Remaja 3 6,4

c. Dewasa 8 17,0 d. Anak usia sekolah, ibu hamil/ menyusui 36 76,6 dan remaja putri

4. Apa akibat yang biasa ditimbulkan apabila tidak mengkonsumsi tablet zat besi?

a. Daya tahan tubuh menurun 17 36,2 b. Anemia 22 46,8

c. Sakit kronik 0 0 d. Letih, lemas dan lesu 8 17,0


(46)

Tabel 4.9 (Lanjutan)

Pertanyaan/peertanyaan Pengetahuan n %

5. Pengobatan yang diberikan pada ibu hamil dengan anemia adalah?

a. Pemberian suplemen tablet zat besi 200 mg saja 4 8,5 b. Pemberian suplemen tablet 2 4,3 zat besi 600-1000 mg vit C

c. Pemberian vitamin C 36 76,6 d. Pemberian vitamin A,D,E dan K 5 10,6 6. Berapa total jumlah zat besi yang diperlukan

ibu hamil selama masa kehamilan?

a. 30 tablet 16 34,0 b. 40 tablet 2 4,3 c. 80 tablet 0 0 d. 90 tablet 29 61,7 7. Pada usia kehamilan berapa bulan ibu

mengkonsumsi tablet zat besi ?

a. Trimester I 32 68,1 b. Trimester II 5 10,6

c. Trimester III 10 21,3 8. Berapa kali ibu mengkonsumsi tablet

zat besi dalam sehari ?

a. 1 kali 27 57,4 b. 2 kali 7 14,9 c. 3 kali 13 27,6 d. 4 kali 0 0 9. Siapa yang pertama kali menganjurkan

mengkonsumsi tablet zat besi kepada ibu ?

a. Petugas kesehatan 31 66,0 b. Tetangga 11 23,4 c. Iklan 5 10,6 d. Suami 0 0 10. Dari mana ibu memdapatkan tablet zat besi ?

a. Apotek 0 0 b. Puskesmas 29 61,7

c. Bidan 13 27,7 d. Rumah Sakit 5 10,6 Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa responden memilih tablet Fe adalah tablet penambah darah yang bewarna merah (59,5%) yang berfungsi untuk meningkatkan sel darah merah (55,3%) yang paling perlu mendapatkan tablet Fe adalah anak usia sekolah, Ibu hamil/menyusui dan remaja putri (76,6%) serta akibat yang ditimbulkan


(47)

apabila tidak mengkonsumsi tablet Fe adalah anemia (46,8%) cara pengobatannya adalah pemberian tablet Fe + vitamin C ternyata responden lebih banyak memilih pemberian vitamin C (76,6%) total tablet Fe yang diberikan pada ibu hamil sebanyak 90 tablet (61,7%) pada awal kehamilan yaitu trimester I (68,1%) dikonsumsi sehari 1 kali (57,4%) yang pertama kali menganjurkan adalah petugas kesehatan (66,0%) responden mendapatkan tablet Fe dari puskesmas (61,7%).

4.2.8 Sikap

Tabel 4.10 Distribusi Responden Menurut Sikap

Sikap n %

Baik 46 97,9 Tidak baik 1 2,1

Jumlah 47 100,0

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa 46 orang responden (97,9%) mempunyai sikap yang baik tentang tablet zat besi dan 1 orang responden (2,1%) mempunyai sikap tidak baik.

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Sikap

Pertanyaan/pertanyaan Setuju % Tdk setuju %

Sikap

1. Setiap ibu hamil harus mengkonsumsi 44 93,6 3 6,4 tablet zat besi pada masa kehamilan

2. Fungsi zat besi adalah untuk 46 97,9 1 2,1 meningkatan sel darah merah

3. Zat besi dapat mengurangi anemia 47 100,0

4. Anak usia sekolah, remaja putri, ibu hamil, 41 87,2 6 12,8 dan menyusui perlu mendapatkan

tablet zat besi

5. Tablet zat besi yang diberikan 46 97,9 1 2,1 pada ibu hamil sebanyak 90 tablet


(48)

Tabel 4.12 (Lanjutan)

Pertanyaan/pertanyaan Setuju % Tdk Setuju %

Sikap

7. Pemberian tablet zat besi diberikan 43 91,5 4 8,5 mulai pada tri mester II

8. Sayur-sayuran dan buah-buahan 46 97,9 1 2,1 dapat menggantikan tablet zat besi

9. Kekurangan tablet zat besi dapat 45 97,7 2 4,3 menurunkan daya tahan tubuh

10. Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi 42 89,4 5 10,6 berat badan bayi waktu lahir

Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa responden setuju setiap ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe (93,6%) serta fungsi Fe untuk meningkatkan sel darah merah (97,9%) kemudian dapat mengurangi anemia (100,0%) anak usia sekolah, ibu hamil/menyusui dan remaja perlu mendapatkan Fe (87,2%) Tablet Fe diberikan sebanyak 90 tablet (97,9%) tablet Fe bisa didapat pada pusat pelayanan kesehatan (95,7%) tablet Fe diberikan pada trimester I (91,5%) sayur-sayuran dan buah-buahan dapat menggantikan tablet Fe (97,9%) sehingga kekurangan tablet Fe dapat tablet Fe dapat menurunkan daya tahan tubuh (95,7%) dan dapat mempengaruhi berat badan bayi waktu lahir (89,4%).

4.2.9 Tindakan

Tabel 4.13 Distribusi Responden Menurut Tindakan

Tindakan n %

Tidak ada 1 2,1 Ada 46 97,9

Jumlah 47 100,0

Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa 1 orang responden (2,1%) tidak ada melakukan tindakan dan 46 orang responden (97,9%) ada melakukan tindakan yang berhubungan dengan tablet zat besi.


(49)

Tabel 4.2.14 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Tindakan

Pertanyaan/pertanyaan

Tindakan Ya % Tidak %

1. Apakah ibu mengkonsumsi tablet zat besi ? 46 97,9 1 2,1 2. Apakah ibu mengkonsumsi tablet 18 38,3 29 61,7 zat besi dengan vitamin C ?

3. Apakah ibu menghindari minum teh, 43 91,5 4 8,5 kopi dan bahan lain yang menghambat

penyerapan zat besi ketika mengkonsumsi tablet tersebut ?

4. Jika zat besi yang diberikan oleh petugas 47 100,0 0 0 telah habis, apakah ibu pergi kesalah satu

tempat pelayanan kesehatan ?

Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa responden yang menjawab (Ya) mengkonsumsi tablet Fe (97,9%) dengan tambahan vitamin C (38,3%) dan menghindari minum kopi, teh dan bahan lain yang menghambat penyerapan Fe ketika mengkonsumsi (91,5%) apabila Fe yang diberikan oleh petugas telah habis maka responden pergi kesalah satu tempat pelayanan kesehatan (100,0%) kemudian responden mengkonsumsi tablet Fe 1 kali dalam sehari dan responden mengkonsumsi tablet Fe sejak usia kehamilan trimester I.

4.2.10 Motivasi Petugas Kesehatan

Tabel 4.15 Distribusi Responden Menurut Motivasi Petugas Kesehatan Motivasi n %

Baik 37 78,7 Cukup 10 21,3

Jumlah 47 100,0

Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa 37 orang responden (78,7%) menyatakan bahwa motivasi dari petugas kesehatan terhadap keptuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi baik, dan 10 orang responden (21,3%) menyatakan kurang.


(50)

Tabel 4.2.16 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Motivasi

Pertanyaan/pertanyaan Ya % Tidak % Motivasi

1. Apakah petugas kesehatan memberikan 38 80,8 9 19,2 penyuluhan tentang pentingnya

tablet zat besi pada ibu hamil ?

2. Apakah petugas kesehatan selalu 44 91,5 3 8,5 mengingatkan ibu hamil untuk

mengkonsumsi tablet zat besi ?

3. Apakah petugas kesehatan memberikan 47 100,0 0 0 tablet zat besi pada ibu hamil ?

Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa motivasi petugas kesehatan sangat baik dimana petugas kesehatan ada memberikan penyuluhan tentang pentingnya tablet Fe pada ibu hamil (80,8%) serta petugas selalu mengingatkan ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet Fe (91,5%) dan petugas memberikn tablet Fe pada ibu hamil sebanyak 90 tablet (100,0%).

4.2.11 Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Tablet 4.17 Distribusi Responden Menurut Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat besi

Kapatuhan n %

Patuh 39 83,0 Tidak patuh 8 17,0

Jumlah 47 100,0

Dari tabel 4.17 dapat dilihat bahwa 39 orang responden (83,0%) patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi dan 8 orang responden (17,0%) tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi.


(51)

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksudkan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dimana nilai p < 0,05.

4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi

Hasil analisis statistik chi-square menunjukan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.18 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Menurut Pengetahuan Responden

Pengetahuan Kepatuhan Total Tidak patuh Patuh

n % n % n %

P χ²

Baik 1 2,1 18 38,3 19 40,4 Cukup 3 6,4 18 38,3 21 44,7 Kurang 4 8,5 3 6,4 7 14,9

0,017 9,949

Jumlah 8 17,0 39 83,0 47 100,0

Dari tabel 4.18 dapat dilihat bahwa total ibu hamil sebanyak 47 orang. responden yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi paling banyak ditemukan pada mereka yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 18 orang (38,3%) dan mereka yang mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup sebanyak 18 orang (38,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (6,4%). Untuk ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi paling banyak ditemukan pada mereka yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 1 orang (2,1%) dan mereka yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (6,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (8,5%).


(52)

Hasil uji statistik menunjukan bahwa p = 0,017 (p < 0,05) dengan kata lain Ho ditolak, jadi ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil.

4.3.2 Hubungan sikap dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi

Hasil analisis statistik chi-square menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antara sikap ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.19 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Menurut Sikap Responden

Sikap Kepatuhan Total Tidak patuh Patuh

n % n % n %

P χ²

Baik 7 14,9 39 83,0 46 97,9

Tidak baik 1 2,1 0 0 1 2,1

0,170 4,981

Jumlah 8 17,0 39 83,0 47 100,0

Dari tabel 4.19 dapat dilihat bahwa total ibu hamil sebanyak 47 orang. responden yang tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi paling banyak ditemukan pada mereka yang mempunyai sikap baik 7 orang (14,9%) dan ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi paling banyak ditemukan pada mereka yang mempunyai sikap baik sebanyak 39 orang (83,0%)

Hasil uji statistik menunjukan bahwa p = 0,170 (p > 0,05) dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara sikap dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil.


(53)

4.3.3 Hubungan tindakan dengan kepatuhan mengkonsusmsi tablet zat besi

Hasil analisis statistik chi-square menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antara tindakan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.20 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil Menurut Tindakan Responden

Tindakan Kepatuhan Total Tidak patuh Patuh

n % n % n %

P χ²

Ada 8 17,0 38 80,0 46 97,9

Tidak ada 0 0 1 2,1 1 2,1

1,000 0,210

Jumlah 8 17,0 39 83,0 47 100,0

Dari tabel 4.20 dapat dilihat bahwa ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi paling banyak ditemukan bagi mereka yang ada melakukan tindakan sebanyak 38 orang (80,9%) dan tidak ada melakukan tindakan sebanyak 1 orang (2,1%). Untuk ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi yang ada melakukan tindakan sebanyak 8 orang (17,0%).

Hasil uji statistik menunjukan bahwa p = 1,000 (p > 0,05) dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara tindakan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil.


(54)

4.3.4 Hubungan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi

Hasil analisis statistik chi-square menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antara motivasi petugas kesehatan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.21 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Menurut Motivasi Petugas Kesehatan

Motivasi Kepatuhan Total Tidak patuh Patuh

n % n % n %

P χ²

Baik 5 10,6 32 68,1 37 78,7

Cukup 3 6,4 7 14,9 10 21,3 0,340 1,515

Jumlah 8 17,0 39 83,0 47 100,0

Dari tabel 4.21 dapat dilihat bahwa total ibu hamil sebanyak 47 orang. responden yang tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi paling banyak ditemukan pada mereka yang mendapat motivasi baik dari petugas kesehatan sebanyak 5 orang (10,6%) dan mendapat motivasi cukup dari petugas kesehatan sebanyak 3 orang (6,4%). Untuk ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi baik sebanyak 32 orang (68,1%) dan ibu hamil yang mengkonsumsi tablet zat besi cukup sebanyak 7 orang (14,9%).

Hasil uji statistik menunjukan bahwa p = 0,340 (p > 0,05) dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil.


(55)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

Berdasarkan tabel 4.18 terlihat bahwa ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 83% dan tidak patuh 17%. Sedangkan dari tabel 4.7 terlihat ibu hamil yang pengetahuannya baik sebanyak 40,4% , pengetahuannya cukup sebanyak 44,7% dan pengetahuannya kurang sebanyak 14,9%.

Pengetahuan ibu hamil yang cukup baik kemungkinan disebabkan karena sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan formal yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 responden dengan tingkat pendidikan SMU 70,2%, akademik 14,9% dan perguruan tinggi 10,6%. Selain pengetahuan ibu hamil yang baik juga semakin gencarnya informasi dari berbagai media, baik televisi, radio, maupun surat kabar tentang topik-topik kesehatan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Bart (1994) dalam penelitiannya mengatakan bahwa kepatuhan yang tidak didasari oleh pengetahuan yang baik akan mengakibatkan kepatuhan tersebut tidak bertahan lama. Jadi, pengetahuan sangat dibutuhkan agar ibu hamil mengetahui mengapa mereka harus mengkonsumsi tablet zat besi sesuai dengan anjuran, sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam mengkonsumsi tablet zat besi dapat tercapai.

Hasil analisis statistik chi-square menunjukkan ternyata ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil (Pro. < 0,05).


(56)

5.2 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

Berdasarkan tabel 4.18 terlihat bahwa ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 83% dan tidak patuh 17%. Sedangkan pada tabel 4.8 terlihat bahwa ibu hamil yang sikapnya baik sebanyak 97,9% dan sikap tidak baik sebanyak 2,1%. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa ternyata sikap baik tidak sejalan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

Responden yang memiliki sikap yang baik tetapi tidak patuh kemungkinan disebabkan karena kurangnya kepercayaan mereka terhadap manfaat mengkonsumsi tablet zat besi. Kurangnya kepercayaan ini bisa disebabkan karena mereka megetahui adanya ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi namun masih mengalami akibat yang ditimbulkan karena anemia pada masa hamil. Dengan kata lain responden berasumsi bahwa kurang efektifnya zat besi dalam mencegah anemia pada masa hamil, tanpa memperhitungkan penyebab lain yang mungkin mempengaruhinya. Selain itu disebabkan karena waktu mengkonsumsi tablet zat besi yang cukup lama (9 bulan dalam masa kehamilan) mengakibatkan ibu hamil banyak yang lupa untuk mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini sejalan dengan pendapat Niven (2002) dimana derajat ketidakpatuhan rata-rata 50% dan derajat tersebut bertambah buruk sesuai dengan waktu.

Hasil analisis statistik chi-square menunjukkan ternyata tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil (Pro. > 0,05).


(57)

5.3 Hubungan Tindakan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

Berdasarkan tabel 4.18 terlihat bahwa ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 83% dan tidak patuh 17%. Sedangkan dari tabel 4.9 terlihat bahwa ibu hamil yang tidak ada tindakan sebanyak 2,1% dan yang ada tindakan sebanyak 97,9%. Dari angka tersebut dapat dikatakan bahwa ternyata tindakan yang berkaitan dengan konsumsi tablet zat besi sejalan dengan kepatuhan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa secara umum ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi, tetapi belum secara maksimal melakukan upaya-upaya untu meningkatkan penyerapan zat besi tersebut. Misalnya ibu tidak memakan vitamin C ketika mengkonsumsi zat besi padahal vitamin C sangat baik dikonsumsi untuk meningkatkan penyerapan.

Soeparman (1990) mengatakan bahwa vitamin C (asam askorbat) dan daging merupakan faktor utama yang mendorong penyerapan zat besi.

Hasil analisis statistik chi-square menunjukkan ternyata tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil (Pro. > 0,05).

5.4 Hubungan Motivasi Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

Berdasarkan tabel 4.18 terlihat bahwa ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 83% dan tidak patuh 17%. Sedangkan tabel 4.10 terlihat bahwa ibu hamil yang mengkonsumsi tablet zat besi yang paling banyak mereka yang mendapat motivasi baik dari petugas kesehatan 78,7% dan yang mendapat motivasi


(58)

kurang dari petugas kesehatan sebanyak 21,3%. Dari angka tersebut dapat dikatakan bahwa ternyata motivasi petugas kesehatan yang berkaitan dengan konsumsi tablet zat besi sejalan dengan kepatuhan.

Sesuai dengan hasil penelitian Hartono (2000), tablet zat besi dapat ditambahkan sorbitol untuk menurunkan efek samping berupa mual, pusing, dan bau logam.

Hasil analisis statistik chi-square menunjukkan ternyata tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil (Pro. > 0,05).


(1)

Kategori total sikap * Kepatuhan konsumsi tablet Fe

Crosstab

Kepatuhan konsumsi tablet

Fe Total

Patuh Tidak patuh Kategori

total sikap

Baik Count 39 7 46

% within Kategori

total sikap 84.8% 15.2% 100.0% % within

Kepatuhan konsumsi tablet Fe

100.0% 87.5% 97.9% % of Total 83.0% 14.9% 97.9%

Tidak baik Count 0 1 1

% within Kategori

total sikap .0% 100.0% 100.0% % within

Kepatuhan konsumsi tablet Fe

.0% 12.5% 2.1%

% of Total .0% 2.1% 2.1%

Total Count 39 8 47

% within Kategori

total sikap 83.0% 17.0% 100.0% % within

Kepatuhan konsumsi tablet Fe

100.0% 100.0% 100.0% % of Total 83.0% 17.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.981(b) 1 .026

Continuity

Correction(a) .787 1 .375

Likelihood Ratio 3.651 1 .056

Fisher's Exact Test .170 .170

Linear-by-Linear

Association 4.875 1 .027

N of Valid Cases 47

a Computed only for a 2x2 table


(2)

Tindakan Ibu Hamil * Kepatuhan konsumsi tablet Fe

Crosstab

Kepatuhan konsumsi tablet

Fe Total

Patuh Tidak patuh Tinda

kan ibu hamil

Ada Count 38 8 46

% within Tindakan ibu hamil

82.6% 17.4% 100.0% % within

Kepatuhan konsumsi tablet Fe

97.4% 100.0% 97.9% % of Total 80.9% 17.0% 97.9%

Tidak ada Count 1 0 1

% within Tindakan ibu hamil

100.0% .0% 100.0% % within

Kepatuhan konsumsi tablet Fe

2.6% .0% 2.1%

% of Total 2.1% .0% 2.1%

Total Count 39 8 47

% within Tindakan ibu hamil

83.0% 17.0% 100.0% % within

Kepatuhan konsumsi tablet Fe

100.0% 100.0% 100.0% % of Total 83.0% 17.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .210(b) 1 .647

Continuity

Correction(a) .000 1 1.000

Likelihood Ratio .378 1 .539

Fisher's Exact Test 1.000 .830

Linear-by-Linear

Association .205 1 .651

N of Valid Cases 47

a Computed only for a 2x2 table


(3)

Motivasi petugas kesehatan * Kepatuhan konsumsi tablet Fe

Crosstab

Kepatuhan konsumsi tablet

Fe Total

Patuh Tidak patuh Motivasi

petugas kesehat an

Baik Count 32 5 37

% within Motivasi petugas

kesehatan

86.5% 13.5% 100.0% % within

Kepatuhan konsumsi tablet Fe

82.1% 62.5% 78.7% % of Total 68.1% 10.6% 78.7%

Kurang Count 7 3 10

% within Motivasi petugas

kesehatan

70.0% 30.0% 100.0% % within

Kepatuhan konsumsi tablet Fe

17.9% 37.5% 21.3% % of Total 14.9% 6.4% 21.3%

Total Count 39 8 47

% within Motivasi petugas

kesehatan

83.0% 17.0% 100.0% % within

Kepatuhan konsumsi tablet Fe

100.0% 100.0% 100.0% % of Total 83.0% 17.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.515(b) 1 .218

Continuity

Correction(a) .573 1 .449

Likelihood Ratio 1.361 1 .243

Fisher's Exact Test .340 .217

Linear-by-Linear

Association 1.483 1 .223

N of Valid Cases 47

a Computed only for a 2x2 table


(4)

Frequency Table

Umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18 1 2.1 2.1 2.1

19 5 10.6 10.6 12.8

20 2 4.3 4.3 17.0

21 4 8.5 8.5 25.5

23 5 10.6 10.6 36.2

24 7 14.9 14.9 51.1

25 1 2.1 2.1 53.2

27 4 8.5 8.5 61.7

28 2 4.3 4.3 66.0

29 3 6.4 6.4 72.3

30 5 10.6 10.6 83.0

31 1 2.1 2.1 85.1

32 2 4.3 4.3 89.4

33 2 4.3 4.3 93.6

38 3 6.4 6.4 100.0

Total 47 100.0 100.0

Pendidikan terakhir responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SLTP 2 4.3 4.3 4.3

SMU 33 70.2 70.2 74.5

Akademik 7 14.9 14.9 89.4

Perguruan tinggi 5 10.6 10.6 100.0

Total 47 100.0 100.0

Suku responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid alas 34 72.3 72.3 72.3

gayo 6 12.8 12.8 85.1

batak 7 14.9 14.9 100.0


(5)

Usia Kehamilan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 24 10 21.3 21.3 21.3

26 3 6.4 6.4 27.7

27 1 2.1 2.1 29.8

28 5 10.6 10.6 40.4

29 4 8.5 8.5 48.9

30 6 12.8 12.8 61.7

31 3 6.4 6.4 68.1

32 4 8.5 8.5 76.6

33 1 2.1 2.1 78.7

34 1 2.1 2.1 80.9

36 4 8.5 8.5 89.4

37 1 2.1 2.1 91.5

40 4 8.5 8.5 100.0

Total 47 100.0 100.0

Paritas responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 12 25.5 25.5 25.5

1-2 16 34.0 34.0 59.6

> 2 14 29.8 29.8 89.4

4 3 6.4 6.4 95.7

5 2 4.3 4.3 100.0

Total 47 100.0 100.0

pekerjaan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 17 36.2 36.2 36.2

Petani 16 34.0 34.0 70.2

Wiraswasta 5 10.6 10.6 80.9

PNS 9 19.1 19.1 100.0


(6)

Kategori pengetahuan

Frequen

cy Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 19 40.4 40.4 40.4

Cukup 21 44.7 44.7 85.1

Kurang 7 14.9 14.9 100.0

Total 47 100.0 100.0

Kategori sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 46 97.9 97.9 97.9

Tidak baik 1 2.1 2.1 100.0

Total 47 100.0 100.0

Kategori tindakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ada 46 97.9 97.9 97.9

Tidak ada 1 2.1 2.1 100.0

Total 47 100.0 100.0

Kategori motivasi ptgs ksht

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 37 78.7 78.7 78.7

Kurang baik 10 21.3 21.3 100.0

Total 47 100.0 100.0

Kategori kepatuhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Patuh 39 83.0 83.0 83.0

Tidak patuh 8 17.0 17.0 100.0


Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Ibu Hamil Dan Motivasi Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Puskesmas Padang Bulan Selayang Ii Medan Tahun 2014

3 46 87

Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014

20 138 59

Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Zat Besi (FE) di Klinik HJ. Ramini Medan Tahun 2013

0 28 76

Hubungan Perilaku Ibu Hamil Dan Motivasi Petugas Kesehatan Terhadap Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada D3u Hamil Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Badrul Aini Medan Tahun 2004

2 27 74

Perilaku ibu hamil Dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Alue Ie Mirah Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur tahun 2009

2 104 62

Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Terhadap Tingkat Kejadian Anemia Di Puskesmas Pekan Heran Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2008

23 182 59

HUBUNGAN MOTIVASI IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe) DI KELURAHAN GEBANG KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

5 25 118

Hubungan Perilaku Ibu Hamil Dan Motivasi Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Puskesmas Padang Bulan Selayang Ii Medan Tahun 2014

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Kepatuhan - Hubungan Perilaku Ibu Hamil Dan Motivasi Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Puskesmas Padang Bulan Selayang Ii Medan Tahun 2014

1 3 22

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DAN MOTIVASI PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS PADANG BULAN SELAYANG II MEDAN TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 12