struktur sosial atau melalui perubahan kelompok yang menjadi tempat indvidu berpikir dan bertindak.
c. Struktur sebagai Target Perubahan Sosial
Struktur sosial memiliki makna yang sangat luas, dalam hal ini, struktur mencakup pola stratifikasi sosial dan juga diferensiasi sosial. Perubahan di tingkat
struktur sosial merupakan satu aspek yang memiliki jangkauan yang sangat luas pula. Perubahan di tingkat struktur dapat meliputi perubahan dalam sistem
pembagian kelas sosial, perubahan aspek vokasional anggota masyarakat atau perubahan norma dan nilai.
3. Strategi Dasar Perubahan Sosial
Menurut Lauer, 1982; Harper, 1989 dalam Martono 2011 terdapat beberapa strategi perubahan sosial yaitu:
a. Strategi Fasilitatif
Agen perubahan sosial dalam strategi ini bertindak sebagai fasilitator yang menyediakan berbagai sumber daya, informasi dan sebagai sarana
konsultasi. Strategi ini lebih sesauai diterapkan pada kelompok yang memiliki beberapa karakteristik, yaitu: menganggap bahwa suatu masalah
yang dihadapinya membutuhkan suatu perubahan; terbuka untuk menerima bantuan dari pihak luar; seta mengharapkan terlibat dalam
mengubah dirinya. b.
Strategi Reedukatif Strategi ini digunaikan apabila diketahui adanya hambatan-hambatan
sosial budaya dalam upaya penerimaan suatu inovasi, terutama berkaitan
dengan kelemahan pengetahuan atau pendidikan dan keterampilan dalam memanfaatkan suatu inovasi.
c. Strategi Persuasif
Strategi ini merupakan upaya melakukan perubahan masyarakat dengan cara membujuk masyarakat tersebut untuk melakukan perubahan. Strategi
ini menekankan kemampuan pada agen perubahan dalam dua hal, yaitu: menyusun dan menyeleksi permasalahan-permasalahan yang dihadapi
masyarakat dan berupaya untuk mencarikan jalan keluarnya; dan menggunakan bujukan melalui keterlibatan perasaaan terhadap faktor
nonrasional, yaitu mempertimbangkan nilai-nilai budaya lokal d.
Strategi Kekuasaan Strategi kekuasaan merupakan strategi yang digunakan untuk melakukan
perubahan dengan cara paksaan, menggunakan kekerasan atau ancaman. Strategi ini sering kali mendapat pandangan negatif dan tidak
mengenakkan, karena kelompok sasaran berada pada bayang-bayang ketakutan atau kecemasan akan terjadinya perubahan.
e. Strategi Kekerasan Versus Nonkekerasan
Adanya kalanya konfilk antarkelas dalam masyarakat perlu diselesaikan dengan kekerasan yang sifatnya revolutif. Penggunaan kekerasan memang
efektif dan tampaknya diperlukan dalam beberapa situasi. Namun strategi kekerasan harus diposisikan sebagai strategi alternatif terakhir ketika
strategi lain tidak mampu memengaruhi perubahan tertentu. Strategi kekerasan ini misalnya melalui aksi terorisme, perperangan, pembunuhan
tanpa pandang bulu, atau menyalahgunakan seseorang untuk melakukan