Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
Pengertian hipotesis menurut Umi Narimawati 2010:20 adalah sebagai berikut:
“ 1. Merupakan ungkapan berupa jawaban sementara atas masalah penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran.
2. Jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris melalui suatu analisis berdasarkan data
dilapangan. 3. Kesimpulan yang sifatnya masih sementara perlu di uji secara empiris
melalui suatu analisis berdasarkan data di lapangan”. Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang diberikan
peneliti yang diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diteliti. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas penulis memberikan hipotesis
bahwa:
Kualitas Teknologi Informasi
X
1
- Deni Darmawan 2012:17
- Suyanto 2005:10 - Abdul kadir 2003: 2
Penerapan E – Filing
X
2
- Hendi Haryadi 2009: 52 - PER-39PJ2011
- Siti Kurnia Rahayu 2010:132
Kualitas Pelayanan Y
- Dwiyanto, 2005: 145 - Ibrahim 2008:22
-
Lena Ellitan dan Lina Anatan 2007:47
- Iim Ibrahim Nur 2010: 23 - Turban, et al., 2005: 183
- Suryadi 2007:60 - Dian Apriadi 2010
- Siti Kurnia Rahayu 2010: 99 - Haula Rosdiana dan Edi Slamet
2011: 30 - Rapina, 2011
-
H
1
: Kualitas Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan.
H
2
: Penerapan e-Filing berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan.
134
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kualitas teknologi informasi dan penerapan e-filing terhadap kualitas pelayanan, maka
pada bagian akhir dari penelitian ini penulis menarik kesimpulan sekaligus memberikan saran sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada wajib pajak orang pribadi di PT. Kereta Api Indonesia Persero diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kualitas teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas pelayanan Ketidaknyamanan wajib pajak dalam menggunakan aplikasi yang dibuat
oleh DJP terjadi karena teknologi informasi yang digunakan belum berkualitas, ditandai dengan:
a. Aplikasi yang dibuat oleh DJP belum sepenuhnya mudah untuk dipelajari.
b. Aplikasi yang dibuat oleh DJP belum dianggap mudah untuk digunakan.
c. Masih dianggap kurang jelas untuk dimengerti dalam memakai aplikasi yang dibuat oleh DJP.
d. Aplikasi yang dibuat oleh DJP tidak membuat pekerjaan lebih cepat dalam hal ini untuk pelaporan SPT karena masih belum mengerti
dalam menggunakannya.