b. Alat Bukti Historis
Surat  yang  disimpan  sebagai  arsip  atau  dokumen,  dapat  digunakan sebagai  bukti  historis pada masa yang  akan  datang  misalnya  Surat
Perintah Sebelas Maret Supersemar.
c. Alat Pengingat
Surat  dapat  berfungsi  sebagai  alat  pengingat  terhadap  hal-hal  yang terlupakan.  Surat  yang  telah  dijadikan  arsip  akan  dibuka  kembali
apabila  terjadi  hal-hal  atau peristiwa  yang  diragukan, dan  untuk mengetahui langkah-langkah yang pernah ditempuh.
d. Wakil atau Duta
Surat  berfungsi  sebagai  duta  atau  wakil,  karena  surat  dianggap mencerminkan  keadaan  mentalitas  jiwa  penulisnya.  Ini  berarti  surat
menunjukkan  kepribadian  penulis  surat,  misalnya  surat  izin,  surat lamaran pekerjaan, surat cinta, surat undangan, dan lain-lain.
2.2.3 Bentuk Surat
Menarik  atau  tidaknya  sebuah  surat  kadang-kadang  ditentukan  oleh  format atau  bentuk  surat. Bentuk  surat  ialah  tata  letak  atau  posisi  tertentu  sesuai
dengan  fungsi  dan  perannya,  terutama  sebagai  petunjuk  atau  identifikasi memproses  surat  tersebut.  Pada  dasarnya  ada  dua  bentuk  surat  yang  dapat
dibedakan secara tajam yaitu bentuk lurus atau block style dan bentuk lekuk atau identited style Sudarsa, 1992: 17.
Format  surat  adalah  bentuk  dan  ukuran  serta  tata  letak  atau  posisi bagian- bagian surat, seperti penempatan tanggal, alamat surat, salam pembuka, dan
salam penutup Mustakim, 1994: 167.
Soedjito  dan  Solchan  1999: 17  menjelaskan  bentuk  surat  ialah  susunan letak  bagian-bagian  surat.  Mereka  membagi  bentuk  surat  menjadi  lima
bentuk,  yaitu  :  1  lurus  penuh;  2  lurus;  3  setengah  lurus;  4  resmi Indonesia lama; 5 resmi Indonesia Baru.
Jika  dipandang  dari  keresmian  penggunaannya,  format  atau  bentuk  surat juga ada  yang resmi dan tidak resmi. Format resmi digunakan untuk surat-
surat  resmi  sedangkan  surat  tidak  resmi  biasanya  digunakan  oleh  pribadi. Bentuk  resmi  di  Indonesia  sangat  bervariasi  dan  menurut  pusat  pembinaan
dan pengembangan bahasa dianjurkan menggunakan format setengah lurus.
2.2.4 Ragam Bahasa Surat
Ada dua macam ragam bahasa, yaitu ragam bahasa resmi dan ragam bahasa tidak resmi.  Ragam  bahasa  yang  dipakai  dalam  surat  disesuaikan  dengan
suasana dan maksud penulis.
Surat undangan termasuk surat pribadi yang bersifat resmi. Karena sifatnya resmi, maka surat undangan ditulis dengan menggunakan ragm bahasa baku.
Sudarsa 1992: 20 berpendapat bahwa ragam bahasa resmi ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1. Jelas Isi surat yang jelas dapat dilihat dari penggunaan kalimat. Kalimat yang
jelas  adalah  kalimat  yang  mudah  dipahami.  Kalimat  yang  sederhana, yang  menggunakan  kata-kata  umum  dan  tidak  menimbulkan  penafsiran
makna yang bermacam-macam.
2. Singkat Singkat artinya apabila rumusan gagasan yang dikemukakan dalam surat
ringkas  dan  lengkap  sesuai  dengan  apa  yang  dimaksud  penulis  surat. Rumusan  surat  yang singkat  akan  lebih  efektif  daripada  rumusan  yang
panjang. Hal ini akan memudahkan pembaca untuk menafsirkan isi surat tanpa membuang waktu untuk membaca isi surat yang terlalu panjang.
3. Sopan Sopan  artinya  surat  yang  ditulis  dengan  menggunkan  tata  cara
menghormati  orang  lain  sesuai  nilai-nilai  yang  ada  pada masyarakat. Rasa  hormat  disampaikan  dengan  wajar  dan  tidak  berlebihan.  Misalnya
kalimat  Atas  kehadiran  Bapaklbu,  saya  ucapkan beribu-ribu  terima kasih.  Seharusnya  cukup  ditulis  Atas  kehadiran  Bapak.Ibu,  saya
ucapkan terima kasih.
2.2.5 Jenis Surat