Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

penduduk di 197 kabupatenkota. Tahap kedua dilakukan di 300 kabupatenkota lain di Indonesia Bagian Timur sepanjang 2012 untuk 105 juta penduduk. Secara keseluruhan pada akhir 2012 setidaknya 172 juta penduduk sudah memiliki E- KTP. http:pasca.gunadarma.ac.id Bandar Lampung merupakan salah satu kota yang juga melaksanakanprogram E- KTP. Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung adalah salah satu kecamatan yang berada di Kota Bandar Lampungyang mulai mengimplementasikan E-KTP. Dalam pembuatan E-KTP ini masyarakat tidak dipungut biaya atau gratis karna telah mendapakan anggaran dari APBN dalam pembuatan E-KTP tersebut, namun Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan proses pembuatan E-KTP disejumlah daerah masih terjadi pungutan biaya. E-KTP belum lama diluncurkan dan peralatannya masih terbatas, proses data yang lambat serta sosialisasinya yang kurang, salah satu contoh kurangnya sosialisasi misalnya masyarakat beralasan tidak memperoleh informasi dari RT atau kelurahan setempat terkait keharusan membuat E-KTP sehingga belum ada rencana untuk mengurusnya, masyarakat juga menilai E-KTP belum cukup penting untuk dimiliki, selain itu juga masyarakat mengeluh tidak dapat pelayanan E-KTP karena ditolak pihak kecamatan dengan alasan penuhnya antrian warga dan ketidaksanggupan kecamatan melayani seluruh kebutuhan masyarakat dalam waktu yang singkat, banyak alat perekam E-KTP yang rusak, lalu masyarakat memandang kinerja pemerintah dalam menjalankan program E-KTP masih belum optimal, masih banyak kendala-kendala yang terjadi dilapangan seperti kurangnya peralatan yang diberikan di beberapa daerah – daerah, serta memerlukan waktu lama dalam proses pengadaan pembelian genset. Implementasi merupakan suatu tahap yang penting dalam kebijakan publik. Meskipun suatu kebijakan telah memiliki tujuan yang baik, namun dalam pengimplementasiannya terjadi kegagalan maka tujuan dari program tersebut tidak akan tercapai. Begitu pula dengan program E-KTP ini, walaupun program ini memiliki tujuan yang baik, namun tidak diimplementasikan dengan baik maka program ini tidak akan berhasil mencapai tujuannya. Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Implementasi Program E-KTP Di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung.

B. Perumusan Masalah

Sesuai dengan judul penelitian, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah : 1. Bagaimanakah implementasi program elektronik kartu tanda penduduk E-KTP di Kecamatan Rajabasa kota Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian sebagaimana permasalahan penelitian yang telah dikemukakan diatas adalah : 1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai implementasi programE- KTPdi Kecamatan Rajabasakota Bandar Lampung. 2. Untuk mendeskripsikan hambatan-hambatan dalam dalam program implementasi proram E-KTP di Kecamatan Rajabasa kota Bandar Lampung.

D. ManfaatPenelitian

Adapunmanfaatdaripenelitianiniadalahsebagaiberikut: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan penambahan ilmu pengetahuan dalam khasanah Ilmu Administrasi Negara, terutama tentang studi implementasi. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau refrensi bagi instansi terkait dalam pelaksanaan program E-KTP serta masyarakat pengguna jasa layanan publik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik

1. Konsep Kebijakan Publik Terdapat banyak definisi mengenai apa yang maksud dengan kebijakan publik dalam literatur-literatur politik. Masing-masing definisi memberi penekanan yang berbeda-beda. Perbedaan ini timbul karena masing-masing ahli mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, walaupun pendekatan dan model yang digunakan oleh para ahli pada akhirnya juga akan dapat menentukan bagaimana kebijakan publik tersebut hendak didefinisikan. Menurut Dye dan James dalam Agustino 2008:4-5, ada tiga alasan yang melatarbelakangi mengapa kebijakan publik perlu untuk dipelajari. Pertama, pertimbangan atau alasan ilmiah scientific reasons. Kedua,pertimbangan atau alasan prosesional professional reasons. Ketiga, pertimbangan atau alasan politis political reasons. Sementara menurut Friedrich dalam Agustino 2008:7 kebijakan adalah serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan- hambatan kesulitan-kesulitan dan kemungkinan-kemungkinan kesempatan- kesempatan dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan serangkaian tindakan yang telah ditentukan oleh pemerintah instansi publik yang mempunyai tujuan untuk mengatur kepentingan masyarakat.

2. Tahap – Tahap Kebijakan Publik

Menurut Dunn 2003:22, proses kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan didalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis, aktivitas politis tersebut divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling tergantung yang diatur menurut urutan waktu. Sementara Winarno 2012:35 mengemukakan bahwa proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Proses-proses penyusunan kebijakan publik tersebut dibagi kedalam beberapa tahapan. Tahapan-tahapan kebijakan publik adalah sebagai berikut: a Penyusunan Agenda Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan.Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini suatu masalah mungkin tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena alasan- alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama. b Tahap Formulasi Kebijakan