19
5. Kepenyeliaan supervisi. Supervisi mempunyai peran yang penting dalam manajemen. Supervisi
berhubungan dengan karyawan secara langsung dan mempengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Umumnya karyawan lebih suka mempunyai
supervisi yang adil, terbuka dan mau bekerja sama dengan bawahan.
2.1.2.3 Variabel Kepuasan Kerja
Davis 1985 dalam Mangkunegara 2011:117-118 menjelaskan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti:
1. Turnover.
Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turnover pegawai yang rendah, sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas biasanya turnover-nya
lebih tinggi. 2. Tingkat Ketidakhadiran Absen Kerja.
Para pegawai yang kurang puas cenderung tingkat ketidakhadirannya tinggi. Pegawai sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan subyektif.
3. Umur. Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas daripada pegawai
yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan bahwa pegawai yang lebih tua berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan, sedangkan
pegawai usia muda biasanya mempunyai harapan yang ideal tentang dunia kerja pegawai, sehingga apabila antara harapan pegawai dengan realita kerja
20
terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan maka dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas.
4. Tingkat Pekerjaan. Para pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi cenderung
lebih puas daripada pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih rendah. Para pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukkan
kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam bekerja.
5. Ukuran Organisasi Instansi. Ukuran organisasi instansi sangat bisa mempengaruhi kepuasan kerja pegawai.
Hal ini karena besar kecilnya suatu instansi berhubungan dengan koordinasi, komunikasi dan partisipasi pegawai.
2.1.2.4 Teori Kepuasan Kerja
Menurut Rivai 2009:856 teori kepuasan kerja yang cukup dikenal adalah: 1. Teori Ketidaksesuaian Discrepancy Theory.
Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Sehingga
apabila kepuasan diperoleh melebihi dari apa yang diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas lagi, sehingga dapat discrepancy, tetapi merupakan
discrepancy yang positif. Kepuasan kerja seseorang tergantung pada selisih antara sesuatu yang ianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai.
21
2. Teori Keadilan Equity Theory. Teori ini menggambarkan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas,
tergantung pada ada atau tidaknya keadilan equity dalam suatu situasi, khususnya situasi kerja. Menurut teori ini komponen utama dalam teori
keadilan adalah input, hasil, keadilan dan ketidakadilan. Input adalah faktor bernilai bagi karyawan yang dianggap mendukung pekerjaanya, seperti
pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah tugas dan peralatan atau perlengkapan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaannya. Hasilnya
adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh karyawan yang diperoleh dari pekerjaannya, seperti upah atau gaji, keuntungan sampingan, simbol, status,
penghargaan dan kesempatan untuk berhasil atau aktualisasi diri. Sedangkan orang selalu membandingkan dapat berupa seseorang di perusahaan yang
sama, atau di tempat lain, atau bisa pula dengan dirinya di masa lalu. Menurut teori ini, setiap karyawan akan membandingkan rasio input hasil dirinya
dengan rasio input orang lain. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan, bisa menimbulkan kepuasan, tetapi bisa pula tidak. Tetapi
bila perbandingan itu tidak seimbang maka akan timbul ketidakpuasan. 3. Teori Dua Faktor Two Factor Theory.
Menurut teori ini kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja merupakan hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu bukan suatu
variabel yang kontinu. Teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok, yaitu satisfies atau motivator dan dissatisfies. Satisfies ialah
faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan kerja
22
yang terdiri dari pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada kesempatan untuk
berprestasi, kesempatan
memperoleh penghargaan
promosi. Terpenuhinya faktor tersebut akan menimbulkan kepuasan, namun tidak
terpenuhinya faktor ini tidak selalu mengakibatkan ketidakpuasan. Dissatisfies adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan, yang terdiri dari gaji
atau upah, pengawasan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja dan status. Faktor ini diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis serta kebutuhan
dasar karyawan.
2.1.2.5 Survei Kepuasan Kerja