3
Pranata Komputer Utama Rp 42.585.000. Pejabat Struktural Eselon III Rp 46.478.000.
Pejabat Struktural Eselon III Rp 42.058.000. Pemeriksa Pajak Madya Rp 34.172.125.
Penilai PBB Madya Rp 28.914.875. Pejabat Struktural Eselon III Rp 37.219.800.
Pranata Komputer Madya Rp 27.914.850. Pejabat Struktural Eselon IV Rp 28.757.200.
Pemeriksa Pajak Muda Rp 25.162.550. Penilai PBB Muda Rp 21.567.900.
Penulis : Sabrina Asril Editor : Fidel Ali Permana
I. Fakta dan Data
- Kenaikan tukin persentasenya
Pada awal tahun 2015, para pegawai dilingkungan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mendapat kabar baik dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 37 Tahun 2015 tentang
Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkunga Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan presiden tersebut menjadi suatu sinyal bahwa pegawai pajak mendapat sebuah tambahan stimulus yang diharapkan
dapat meningkatkan kinerja mereka, terutama dalam hal penerimaan pajak. Artikel di atas bahkan mengibaratkan kenaikan remunerasi tersebut sebagai vitamin bagi para pegawai pajak di tengah
semakin beratnya beban yang mereka emban. -
Beban target pajak meningkat Wacana akan kenaikan tukin bagi pegawai pajak sebenarnya sudah lama digulirkan. Akan tetapi,
setelah tujuh tahun tidak mengalami kenaikan, akhirnya rencana tersebut terealisasi tahun ini. Selain karena alasan tersebut, kenaikan remunerasi pegawai pajak ini juga dipicu dengan semakin
meningkatnya beban target penerimaan pajak, yang dalam artikel di atas disebutkan naik drastis menjadi sebesar Rp 1.484,6 triliun atau lebih tinggi 20 dari tahun sebelumnya. Sebagai salah satu
ujung tombak terbesar dalam penerimaan negara, tentu saja peningkatan remunerasi dapat dikatakan wajar jika dibandingkan dengan tanggung jawab yang dipegang.
- Komposisinya?
Tunjangan kinerja ini diberikan kepada pegawai pajak setiap bulan yang merupakan salah satu komponen dari take home pay yang mereka terima. Seluruh level pegawai, baik structural, fungsional
maupun pelaksana memperoleh kenaikan tunjangan kinerja. Adapun rincian secara detailnya sebagaimana yang disajikan pada artikel di atas adalah sebagai berikut:
Pejabat Struktural Eselon I Rp 117.375.000 Pejabat Struktural Eselon I Rp 99.720.000.
Pejabat Struktural Eselon I Rp 95.602.000. Pejabat Struktural Eselon I Rp 84.604.000.
Pejabat Struktural Eselon II Rp 81.940.000. Pejabat Struktural Eselon II Rp 72.522.000.
Pejabat Struktural Eselon II Rp 64.192.000. Pejabat Struktural Eselon II Rp 56.780.000.
Pranata Komputer Utama Rp 42.585.000. Pejabat Struktural Eselon III Rp 46.478.000.
Pejabat Struktural Eselon III Rp 42.058.000. Pemeriksa Pajak Madya Rp 34.172.125.
Penilai PBB Madya Rp 28.914.875. Pejabat Struktural Eselon III Rp 37.219.800.
Pranata Komputer Madya Rp 27.914.850.
4
Pejabat Struktural Eselon IV Rp 28.757.200. Pemeriksa Pajak Muda Rp 25.162.550.
Penilai PBB Muda Rp 21.567.900.
di dalam lampiran Perpres 37 Tahun 2015 sebenarnya dijabarkan hingga level pelaksana paling rendah, namun yang ditampilkan di berita tersebut hanya sampai level Penilai PBB Muda.
- Isu-isu Kunci
Beberapa hal yang dapat menjadi poin-poin penting terkait pengendalian manajemen dalam dua artikel tersebut antara lain adalah:
No. Isu Kunci
Keterangan A
Kenaikan Remunerasi Salah satu jenis pengendalian hasil keuangan
financial result control adalah dengan adanya kontrak insentif yang mendefinisikan antara hasil
yang diinginkan dengan berbagai imbalan. Direktorat Jenderal Pajak baru-baru ini menaikkan remunerasi
bagi pegawai mereka setelah selama 7 tahun tidak mengalami kenaikan.
B Peningkatan Target Kinerja
Kenaikan remunerasi tentu saja bukan tanpa alasan. Kenaikan tunjangan kinerja, sesuai dengan namanya
berkaitan erat dengan fungsi utama institusi perpajakan di indonesia. Sebagai garda terdepan
dalam penerimaan negara, kinerja utama mereka diukur dari seberapa besar pencapaian target
penerimaan negara. Meningkatnya insentif atas kinerja mereka adalah sebagai imbas dari semakin
meningkatnya pula target penerimaan pajak yang ditetapkan bagi para pegawai pajak.
C Harapan Terciptanya Goal Congruence
antara Pegawai dengan Institusi Suntikan insentif ini pada dasarnya merupakan
semacam booster
untuk menggenjot
dan memotivasi pegawai pajak dalam melaksanakan
tugasnya dalam memungut pajak. Tentu saja kesejahteraan pegawai pajak mengangkat seiring
dengan peningkatan tunjangan kinerja ini yang merupakan apa yang diinginkan karyawan. Harapan
yang sama juga diusung oleh organisasi, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak yakni dengan tercapainya
target penerimaan pajak.
II. Teori yang Relevan