Sapi Brahman Crosss Pendugaan Bobot Badan Sapi Brahman Cross, Sapi Aceh dan Sapi Bali Berdasarkan Panjang Badan dan Lingkar Dada

dada. Menurut Dwiyanto 1982, komponen tubuh yang berhubungan erat dengan bobot badan adalah lingkar dada dan panjang badan. Demikian halnya menurut Williamson dan Payne 1986 bahwa pemakaian ukuran lingkar dada, panjang badan dapat memberikan petunjuk bobot badan seekor ternak dengan tepat. Tingginya nilai penyimpangan pada rumus Schrool dan Smith dapat disebabkan karena rumus Schrool dan Smith diperoleh dengan penelitian terhadap hubungan bobot badan ternak dengan ukuran statistik vital yang dilakukan pada kondisi lingkungan dan bangsa sapi yang berbeda dengan kondisi penelitian. Variasi berat alat pencernaan merupakan sumber utama penyimpangan dalam pengukuran bobot badan ternak. Penggunaan rumus- rumus pendugaan bobot badan ini akan lebih efektif apabila pengukuran lingkar dada dan panjang badan dilakukan dengan benar dan tepat. Rumus regresi linier berganda akan memberikan hasil yang terbaik apabila digunakan untuk menduga bobot badan sapi hasil persilangan ternak lokal dan ternak luar dengan manajemen pemeliharaan ternak yang intensif. Analisis, Korelasi dan Regresi Linier Berganda pada Lingkar Dada, Panjang Badan dan Bobot Badan Sapi

1. Sapi Brahman Crosss

Signifikansi hubungan antara masing-masing ukuran eksterior tubuh dengan bobot badan diperoleh berdasarkan analisa data penelitian yaitu uji t terhadap koefisien relasi r dan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara ukuran eksterior tubuh sapi Universitas Sumatera Utara dengan bobot badan pada tabel 1, diketahui bahwa uji signifikansi nilai absolut pada analisis korelasi dan regresi linier sederhana hubungan antara bobot badan dengan panjang badan menghasilkan P 0.05 atau nilai P 0.05 = 0.05 dan hubungan antara bobot badan dengan lingkar dada menghasilkan nilai P 0.05 atau nilai P 0.00 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar dada dan panjang badan terhadap bobot badan, dimana nilai signifikan pada lingkar dada dan panjang badan lebih kecil dan sama dengan nilai probabilitas. Dengan demikian, variabel lingkar dada X 1 dan panjang badan X 2 memiliki kontribusi atau nilai positif terhadap bobot badan Y,. Uji hubungan signifikan pada analisis regresi linear berganda diperoleh bahwa nilai uji statistik P 0.05, sehingga disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan anatra panjang badan dan lingkar dada secara bersama-sama dengan bobot badan terhadap sapi Brahman cross. Selain faktor pengaruh bangsa sapi, pengaruh umur sapid an pengaruh jenis kelamin sapi, menurut Sudarmono dan Bambang Sugeng 2008, adanya perbedaan ukuran tubuh suatu ternak dipengaruhi oleh adanya faktor pakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yusuf 2004, yang menyatakan bahwa secara fisiologis lingkar dada memiliki pengaruh yang besar terhadap bobot badan karena dalam rongga dada terdapat organ-organ seperti jantung dan paru-paru, begitu juga dengan pertumbuhan panjang badan tubuh ternak. Pertumbuhan tubuh dan organ-organ tersebut akan tumbuh mengalami pembesaran sejalan dengan pertumbuhan ternak. Di Universitas Sumatera Utara samping itu, pertambahan bobot badan juga dipengaruhi oleh penimbunan lemak. Tabel 2. Hubungan Bobot Badan dengan Ukuran Tubuh Sapi Brahman Cross Analisis Korelasi dan Regresi Linier Sederhana Variabel r R Persamaan Regresi t P Keterangan Lingkar Dada X 1 0.928 0.861 Y= -242.727 + 3.628 X 1 24.055 0.000 Signifikan Panjang Badan X 2 0.197 0.039 Y= 325.770 + 0.670X 2 1.983 0.05 Signifikan Analisis Korelasi dan Regresi Linier Berganda Persamaan Regresi R R 2 F P Y= -245.043 + 3.621X 1 + 0.027X 2 0.929 0.863 302.988 0.000 Signifikan Adapun gambaran sebaran data hubungan bobot badan dengan ukuran eksterior tubuh ternak pada sapi Brahman cross dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 8. Grafik Hubungan Panjang Badan dengan Bobot Badan Sapi Brahman Cross Universitas Sumatera Utara Gambar 9. Grafik Hubungan Lingkar dada dengan Bobot Badan Sapi Brahman Cross Pada gambar 8 dan 9 menunjukan pola titik-titik yang menunjukkan garis lurus diagonal miring ke kanan dengan tingkat kemiringan yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara bobot badan dengan panjang badan dan lingkar dada masing-masing membentuk garis linier dengan arah positif. Berdasarkan hasil statistik regresi linier berganda yang dilakukan pada data hasil penelitian, diketahui bahwa pendugaan bobot Y = 325.770 + 0.67X R 2 = 0.039 Y = -242.727 + 3.628X R 2 = 0.861 Universitas Sumatera Utara badan sapi Brahman cross dapat menggunakan formula BB = 3.621 LD + 0.027 PB – 245.043, dengan menggunakan 2 peubah bebas yaitu lingkar dada dan panjang badan. Hasil pendugaan bobot badan menggunakan formula tersebut mendekati nilai penimbangan bobot badan sapi yang menggunakan timbangan dengan nilai akurasi dari formula tersebut adalah R 2 = 86.3. Pada tabel Anova hasil pengujian regresi linier berganda, diperoleh bahwa nilai F hitung adalah sebesar 302.988 dengan tingkat sigifikansi atau probabilitas 0.000 0.05, maka dengan demikian regresi formula pendugaan bobot badan sapi Bahman cross dapat digunakan dalam pendugaan bobot badan pada sapi Brahman cross. Tabel 3. Anova Regresi Linier Berganda Pendugaan Bobot Badan Sapi Brahman cross ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 27344.875 2 13672.437 302.988 .000 a Residual 4332.034 96 45.125 Total 31676.909 98 a. Predictors: Constant, pb, ld b. Dependent Variable: bb

2. Sapi Aceh