Manajer simpan pinjam dalam mengambil keputusan mempergunakan Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani manager simpan

1. Jenis barang Usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti. 2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat 3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha 4. Sumber daya manusianya pengusahanya belum memiliki jiwa wirausaha memadai 5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah 6. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank 7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau syarat legalitas lainnya termasuk NPWP Contoh Usaha Mikro antara lain: 1. Usaha tani pemilik dan menggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya 2. Industri makanan dan minuman, industri meubel pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat 3. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar 4. Peternak ayam,itik dan perikanan 5. Usaha jasa-jasa seperti: bengkel dan salon kecantikan.

2.1.7.2 Usaha Kecil

Usaha Kecil merupakan yang memiliki kedudukan, potensi dan peranan yang signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu usaha kecil juga merupakan kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas, agar dapat mempercepat proses pemerataan dan pemerataan ekonomi masyarakat. Definisi Usaha Kecil menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang yang dimiliki,dikuasai atau menjadi bagian dari usaha menengah atau usaha besar . Yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Koperasi Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah antara lain: 1 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau 2 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00 ket: nilai nominal dapat berubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur oleh peraturan presiden Perbedaan Usaha Kecil dapat dilihat dari: 1. Usaha kecil tidak memiliki sistem pembukuan, yang menyebabkan pengusaha kecil tidak memiliki akses yang cukup menunjang terhadap jasa perbankan 2. Pengusaha kecil memiliki kesulitan dalam meningkatkan usahanya, karena teknologi yang digunakan masih bersifat semi modern, bahkan masih dikerjakan secara tradisional. 3. Terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya, seperti: untuk tujuan ekspor barang-barang hasil produksinya. 4. Bahan-bahan baku yang diperoleh untuk kegiatan usahanya, masih relatif sulit dicari oleh pengusaha kecil Penggolongan Usaha Kecil di Indonesia adalah sebagai berikut: 1 Usaha perorangan merupakan usaha dengan kepemilikan tunggal dari jenis usaha yang dikerjakan, yang bertanggung jawab kepada pihak ketigapihak lain maju mundurnya usaha tergantung dari kemampuan pengusaha tersebut dalam melayani konsumennya. Harta kekayaan milik prbadi dapat dijadikan modal dalam usahanya 2 Usaha persekutuan penggolongan usaha kecil yang berbentuk persekutuan merupakan kerjasama dari pihak-pihak yang bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerja perusahaan dalam menjalankan bisnis. Sedangkan hakikatnya penggolongan Usaha Kecil yaitu: 1. Industri kecil seperti: industri kerajinan tangan, industri rumahan, industri logam 2. Perusahaan berskala kecil seperti: toserba, mini market, koperasi 3. Usaha informal seperti: pedagangn kaki lima yang menjual barang-barang kebutuhan pokok Contoh usaha kecil antara lain: 1. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja

2. Padagang dipasar grosir agen dan pedagang pengempul

lainnya 2.1.7.3 Usaha Menengah Usaha Menengah menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki ,dikuasai atau menjadi bagian dari usaha kecil atau besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang diatur dalam Undang- Undang. Adapun kriteria Usaha Menengah menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Kecil dan Menengah antara lain: 1 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp.10.0000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau 2 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00 ket: nilai nominal dapat berubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang di atur oleh Peraturan Presiden Ciri-ciri Usaha Menengah antara lain: 1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern dengan pembagian tugas yang jelas antara lain: bagiab keuangan,bagian pemasaran dan bagian produksi 2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan oleh perbankan 3. Telah melakukan aturan atau peraturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada jamsostek, pemeliharaan kesehatan 4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat usaha, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan 5. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan 6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdididk Jenis Usaha Menengah hampir menggarap komoditi dari hamnpir seluruh sektor mungkin hampir merata, yaitu: 1. Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah 2. Usaha perdagangan grosir termasuk expor dan impor 3. Usaha jasa EMKL Ekspedisi Muatan Kapal Laut, garmen dan jasa transportasi taxi dan bus antar provinsi 4. Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam 5. Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan. 31

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam sebuah penelitian, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah objek dari penelitian tersebut, karena objek penelitian merupakan sebuah sumber informasi dalam sebuah penelitian. Objek penelitian merupakan suatu kondisi yang menggambarkan atau menerangkan suatu situasi dari objek yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari suatu penelitian Pengertian objek penelitian menurut Supriati 2012:38 adalah sebagai berikut : “Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian dilakukan.” Sedangkan menurut Iwan Satibi 2011:74 adalah sebagai berikut : “Objek penelitian secara umum akan memetakan atau menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran penelitian secara komperhensif, yang meliputi karakteristik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi lain-lain sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian yang dimaksud.” Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa, kapan dan dimana penelitian tersebut dilakukan. Berdasarkan penjelasan diatas dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu metode dan penelitian. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan untuk mencapai sasaran atua tujuan dalam suatu permasalahan, kata yang mengikutinya adalah penelitian yang berarti suatu cara untuk mencapai sesuatu dengan metode tertentu, dengan cara hati-hati, sistematik dan sempurna terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Metode penelitian menurut Supriati 2012:5 adalah sebagai berikut: “ Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan.” Sedangkan menurut Sugiyono 2009:2 menyatakan bahwa: “Metode penlitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Dengan demikian dari kedua pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur untuk mendapatkan data terhadap suatu permasalahan dan tujuan serta kegunaan tertentu tanpa harus membuat perbandingan atau menghubungkan dengan objek yang lain. Dalam melaksanakan penelitian ini, untuk memperoleh data dan fakta yang diperlukan berkaitan dengan tujuan dengan judul yang diambil dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu suatu cara penelitian dengan menggambarkan atau menguraikan secara jelas mengenai objek yang diteliti. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Dengan metode ini penulis menggunakan metode dekriptif untuk menggambarkan Pemberian Kredit dalam Meningkatkan Kinerja UMKM Pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Langsung Field Research Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir. Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi : a. Observasi Observation Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengadakan pengamatan secara langsung ke dalam perusahaan untuk mendapatkan bukti-bukti yang dapat mendukung dan melengkapi hasil penelitian. b. Wawancara Interview Pengumpulan data berupa sebuah tanya jawab secara langsung antara penulis dengan pihak yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti. c. Dokumentasi Documentation Mengadakan pencatatan dan pengumpulan data yang diidentifikasikan dari dokumentasi yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. 2. Studi Pustaka Library Research Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka Referensi yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha mengumpulkan data dari beberapa referensi.

3.2.2 Sumber Data Pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto 2010:172

adalah sebagai berikut : “ Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.”