Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Test IVA Pada Wanita Usia Subur (WUS) dilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016
108
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN TEST IVA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2016 No. Responden:
A. Data Umum Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan Terakhir :
4. Pekerjaan :
5. Penghasilan :
6. Status Perkawinan : 7. Jumlah Paritas :
B. Data Khusus Responden I. PENGETAHUAN
Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban di bawah ini yang menurut ibu benar! 1. Deteksi dini kanker ialah
a. usaha untuk mengidentifikasi atau mengenali penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes (uji) maupun pemeriksaan (2)
b. usaha untuk menghentikan perkembangan sel kanker (0)
c. usaha untuk mendeteksi perkembangan jaringan abnormal pada tubuh (1) 2. Tujuan deteksi dini kanker ialah
a. untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan jaringan abnormal pada tubuh (0) b. untuk mengetahui adanya jaringan kanker yang berkembang dalam tubuh (1) c. mengidentifikasi penyakit pada stadium yang lebih awal atau dengan kata lain menemukan adanya kelainan sejak dini (2)
3. Deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan dengan cara a. operasi (0)
b. Test IVA (2) c. vaksinasi (1)
4. Apa akibat dari keterlambatan dalam mendeteksi kanker serviks? a. mengakibatkan penyakit komplikasi (0)
b. mengakibatkan perubahan fisik pada tubuh (1)
c. mengakibatkan perkembangan sel kanker (hingga pada stadium akhir) (2) 5. Apa yang anda ketahui tentang skrinning?
a. tindakan pencegahan kanker leher rahim (1) b. tindakan terapi kanker leher rahim (0) c. tindakan deteksi dini kanker leher rahim (2)
(2)
109
6. Kanker leher rahim ( serviks ) merupakan penyakit ?
a. Penyakit ganas yang disebabkan oleh bakteri dan menyerang rahim (0) b. Penyakit ganas yang disebabkan oleh virus dan menyerang leher rahim (2)
c. Penyakit ganas yang menyerang leher rahim dengan pertumbuhan sel yang cepat (1) 7. Apa penyebab kanker serviks ?
a. Virus HPV (2) b. Bakteri (1) c. Jamur (0)
8. Apa kepanjangan dari HPV ? a. Human Papilloma Virus (2) b. Human Papil Virus (0) c. Human papilo Virus (1)
9. Ada berapa stadium kanker serviks ? a. 4 stadium (2)
b. 3 stadium (1) c. 2 stadium (0)
10. Apakah gejala-gejala kanker leher rahim/kanker serviks ? a. Terasa nyeri di vagina (1)
b. Keputihan dan perdarahan (2) c. Mual dan muntah (0)
11. Kanker serviks pada stadium lanjut memiliki gejala ? a. Keputihan (0)
b. Penurunan berat badan yang drastis (1)
c. Pendarahan berlebihan di vagina di luar siklus menstruasi (2) 12. Faktor resiko dari kanker serviks, kecuali ?
a. Jumlah kelahiran (0) b. Hamil usia tua (2) c. Merokok (1)
13. Mengapa wanita yang merokok beresiko lebih besar untuk terkena kanker serviks? a. Karena rokok mengandung zat-zat yang berbahaya (0)
b. Karena rokok mengandung zat karsinogen (2) c. Karena kandungan nikotin pada rokok (1)
14. Mengapa berganti-ganti pasangan dapat memperbesar resiko untuk terkena kanker serviks? a. Karena hubungan seks dapat menularkan virus HPV (1)
b. Karena dengan banyak pasangan, kemungkinan untuk tertular virus HPV semakin besar (2) c. Karena dengan bersentuhan saja sudah menularkan virus HPV (0)
15. Dari mana ibu mengetahui penyakit kanker leher rahim ? a. Dokter / petugas medis (2)
b. Media cetak dan elektronik (1) c. Teman (0)
(3)
110
16. Apakah ibu pernah mendapatkan informasi mengenai program puskesmas terkait deteksi dini kanker leher rahim?
a. pernah (2) b. tidak pernah (0) c. tidak tahu(1)
17. Apakah yang dimaksud dengan test IVA?
a. upaya pengambilan cairan dari mulut rahim untuk melihat kelainan sel disekitar mulut rahim (0)
b. upaya pemeriksaan leher rahim secara visual menggunakan asam asetat (2) c. cara melakukan test kanker leher rahim yang lebih sederhana dalam hal teknis (1)
18. Menurut ibu apakah manfaat dari pemeriksaan Test IVA ?
a. Dapat mengetahui kelainan pra kanker leher rahim secara dini atau lanjut, sehingga dapat dicegah dan ditangani dengan segera. (2)
b. Untuk mengetahui penyakit (0)
c. Untuk mengetahui perkembangan sel kanker leher rahim (1) 19. Kepada siapakah sebaiknya pemeriksaan Test IVA ditujukan ?
a. Semua wanita yang sudah menikah / > 30 tahun dan sudah aktif melakukan hubungan seks (2)
b. Semua wanita dewasa (1) c. Tidak tahu (0)
20. Apakah ibu mengetahui kapan harus menjalani pemeriksaan Test IVA ? a. Sebaiknya tidak dalam keadaan haid (2)
b. Kapan saja dalam siklus menstruasi, pada masa kehamilan, nifas atau pasca keguguran. (0)
c. Saat merasa ada gejala (1)
21. Apakah ibu mengetahui faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit kanker leher rahim ?
a. Pasangan seksual yang berganti-ganti, sehingga mempunyai resiko untuk terjadinya infeksi pada leher rahim (2)
b. Sosial ekonomi yang rendah dan kebersihan kurang (0) c. Melahirkan banyak anak (1)
22. Apakah penyakit kanker leher rahim dapat diturunkan ke anak? a. Tidak dapat diturunkan ke anak (2)
b. Ya dapat diturunkan ke anak (0) c. Tidak Tahu (1)
23. Dimana saja pemeriksaan Test IVA dapat dilakukan ? a. Puskesmas (2)
b. Praktek dokter/bidan (1) c. Rumah sakit (0)
(4)
111
24. Apabila dalam pemeriksaan Test IVA hasilnya negatif, apakah kita tetap perlu untuk melaksanakan pemeriksaan berikutnya ?
a. Ya (2)
b. Ragu-ragu (1) c. Tidak (0)
25. Berapa kali idealnya Test IVA dilakukan ? a. Setiap 2 tahun (0)
b. Setiap 3 tahun (1) c. Setiap 5 tahun (2)
II. SIKAP
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
No. Pernyataan S TS
1. Pemeriksaan test IVA penting dilakukan sebagai salah satu deteksi dini penyakit kanker leher rahim.
2. Seorang ibu yang terlihat sehat, bersih dari perilaku seksual yang buruk tidak perlu melakukan test IVA.
3. Wanita yang belum aktif secara seksual bisa melakukan test IVA 4. Jika ibu mendapat informasi tentang test IVA untuk pemeriksaan dini
kanker leher rahim, sebaiknya ibu segera melakukannya.
5. Pemeriksaan test IVA sebaiknya dilakukan secara berkala maksimal lima tahun sekali bila dinyatakan normal.
6. Pada saat ini program pemeriksaan test IVA di puskesmas
dilaksanakan hanya dengan membayar Rp. 5.000, apabila suatu saat diharuskan untuk membayar lebih dari itu, ibu tetap mau melakukan test IVA.
7. Manfaat dari pemeriksaan test IVA yaitu dapat mengetahui kelainan pra kanker pada leher rahim secara dini atau lanjut, sehingga dapat dicegah dan ditangani dengan segera, setujukah ibu dengan
pernyataan tersebut.
8. Pemeriksaan test IVA dilakukan setelah ada gejala-gejala kanker leher rahim.
9. Jika ibu sedang dalam kondisi menstruasi, ibu tidak boleh melakukan test IVA
10. Jika suami melarang ibu untuk tidak test IVA, ibu tetap menjalankan test IVA.
11. Jika ibu sering melahirkan, ibu akan beresiko terkena penyakit kanker leher rahim
12. Jika ibu tahu tentang bahaya kanker leher rahim dan pentingnya pemeriksaan test IVA untuk deteksi dini kanker leher rahim, ibu
(5)
112 melakukan pemeriksaan secara rutin
13. Jika pemeriksaan test IVA dilakukan pada bagian kewanitaan bagian dalam dan dilakukan oleh bidan, perawat, ataupun dokter, ibu tidak akan malu dan tetap akan periksa
14. Jika ibu rutin melakukan pemeriksaan test IVA, maka ibu akan terhindar dari kanker leher rahim
15. Berganti –ganti pasangan seksual dan wanita perokok tidak perlu melakukan pemeriksaan IVA secara rutin
16. Test IVA dapat membantu mencegah kematian akibat kanker leher rahim
17. Test IVA hanya dilakukan di rumah sakit tertentu yang memiliki fasilitas yang lengkap
18. Test IVA dilakukan setelah ada gejala-gejala kanker leher rahim
19. Kanker serviks hanya terjadi pada wanita diatas usia 50 tahun.
20. Ibu merasa malu melakukan test IVA karena yang melakukan adalah petugas kesehatan laki-laki
III. TINDAKAN
Berilah tanda silang (x) untuk salah satu jawaban di bawah ini, sesuai dengan yang ibu lakukan. 1. Apakah ibu pernah melakukan test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) sebelumnya?
a. Pernah b. Tidak pernah
Jika menjawab tidak pernah alasanya adalah : ... (Jawablah pertanyaan no 2-9, jika ibu pernah melakukan test IVA) 2. Jika pernah, dimana ibu melakukan test IVA?
a. Rumah sakit b. Puskesmas c. Klinik dokter
3. Dengan siapa ibu melakukan test IVA terakhir kali? a. suami
b. ibu (kandung/mertua) c. teman
4. Kapan ibu terakhir kali melakukan test IVA? a. Sebulan yang lalu
b. 6 bulan yang lalu c. Setahun yang lalu
5. Apa alasan ibu melakukan test IVA? a. Dorongan suami
b. Adanya ditemui keluhan
c. Sebagai tindakan pencegahan kanker leher rahim
(6)
113
6. Bagaimana ibu mencapai lokasi pelayanan kesehatan untuk melakukan test IVA terakhir kali? a. dengan kendaraan bermotor
b. dengan kendaraan umum c. berjalan kaki
7. Dimana ibu biasanya melakukan test pap smear? a. Puskesmas
b. Rumah Sakit
c. Praktik dokter/bidan
8. Kapan terakhir kali ibu melakukan test pap smear? a. Sebulan yang lalu
b. 6 bulan yang lalu c. Setahun yang lalu
9. Mengapa ibu melakukan test pap smear? a. Karena dorongan suami
b. Adanya ditemui keluhan
c. Sebagai tindakan pencegahan kanker leher rahim
No Pertanyaan Ya Tidak
10. Apakah ibu melakukan pemeriksaan dengan metode test IVA secara berkesinambungan?
11. Apakah suami ibu mendukung dalam mengikuti test IVA sebagai tindakan deteksi dini kanker leher rahim?
12. Apakah ibu memberitahu informasi mengenai test IVA sebagai deteksi dini kanker leher rahim teman, saudara atau orang lainnya?
13. Apakah ibu melakukan test pap smear sebagai tindakan pencegahan kanker leher rahim selain dari test IVA?
14. Apakah ibu melakukan test pap smear secara rutin?
15. Apakah suami mendukung ibu mendukung dalam mengikuti test pap smear sebagai tindakan deteksi dini kanker leher rahim selain dari test IVA?
(7)
114 No, resp pdd kn pkrja an pngh sln par ts P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P1 0 P1 1 P1 2 P1 3 P1 4 P1 5 P1 6 P1 7 P1 8 P1 9 P2 0 P2 1 P2 2 P2 3 P2 4 p2 5 p tot al 1 2 4 2 1 1 0 2 2 1 2 2 0 0 1 2 0 1 1 0 2 0 1 1 1 2 0 0 0 0 22 2 3 1 1 1 0 1 2 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 2 0 0 0 0 15 3 3 1 1 1 0 0 1 2 1 2 2 0 2 1 2 2 1 2 0 0 2 1 2 1 2 2 1 2 0 31 4 3 1 1 1 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 0 2 1 0 1 0 0 2 0 31 5 3 4 2 1 0 2 0 2 1 0 0 0 2 1 2 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 2 0 0 0 17 6 3 1 1 1 2 0 1 2 1 0 0 0 0 2 2 0 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 0 16 7 4 3 2 1 2 0 2 1 1 1 2 2 2 1 0 1 0 2 1 2 0 2 1 2 2 2 0 0 0 29 8 3 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 0 2 2 1 2 2 0 2 0 41 9 3 4 1 2 2 1 1 2 1 0 0 0 0 2 2 0 0 1 0 0 0 1 1 1 2 2 0 2 0 21 10 5 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 1 2 0 0 2 1 1 2 2 0 2 0 34 11 4 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 0 1 2 0 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 39 12 3 4 1 1 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 1 1 0 1 0 1 1 2 2 2 2 0 35 13 5 4 2 1 1 1 2 2 2 0 0 0 2 2 2 0 1 1 1 2 0 2 1 0 1 0 1 2 0 26 14 3 4 2 2 0 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 0 0 2 1 1 2 2 0 2 0 33 15 3 1 2 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 1 2 2 2 0 2 0 41 16 2 4 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 0 2 2 2 1 0 1 2 0 37 17 5 3 2 1 2 2 1 2 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 13 18 4 3 2 2 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 8 19 3 4 2 2 0 1 0 0 0 0 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0 0 2 1 0 2 0 1 2 0 13 20 3 1 2 2 1 2 2 1 1 0 0 0 0 1 2 0 2 1 0 0 0 2 1 1 2 0 0 1 0 20 21 5 1 2 1 2 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 0 1 0 0 1 2 0 15 22 3 1 2 1 0 1 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 2 0 0 1 1 2 0 2 2 0 17 23 5 3 2 1 2 1 2 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 16 24 5 3 2 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 2 1 2 0 0 1 0 0 2 1 0 2 0 0 1 0 18 25 5 3 2 2 2 0 1 1 1 0 0 2 0 2 1 2 0 2 2 2 0 2 1 1 2 0 2 2 0 28 26 3 3 2 1 0 1 1 0 1 2 2 0 0 0 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 2 0 2 2 0 18
(8)
115
27 4 1 2 1 1 2 2 0 0 1 0 0 0 1 1 2 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 2 0 18 28 5 2 2 2 0 1 2 0 1 2 0 0 0 1 1 2 0 1 0 0 2 2 2 1 0 0 2 2 2 24 29 3 4 2 2 2 0 1 2 0 0 0 0 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 0 0 2 2 1 2 0 31 30 3 4 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 1 2 2 0 1 0 2 0 2 2 1 2 0 0 2 0 32 31 3 1 1 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 2 1 1 2 2 2 2 0 28 32 5 1 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 1 0 0 1 1 1 0 0 2 1 2 1 2 2 2 0 31 33 3 3 2 2 1 2 0 1 2 1 0 0 0 2 2 2 1 0 1 0 2 2 2 0 2 0 0 2 0 25 34 5 3 2 1 1 2 2 2 1 1 0 0 2 2 2 2 2 1 0 0 0 2 0 1 2 2 0 2 0 29 35 3 4 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 0 1 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 2 0 33 36 5 3 2 2 2 0 1 2 2 0 0 0 2 2 2 0 1 2 0 2 0 2 1 1 1 2 2 2 0 29 37 5 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 0 2 1 2 0 0 1 2 2 0 1 1 0 2 0 2 2 0 31 38 3 4 1 2 2 0 1 2 2 2 2 0 0 1 2 2 1 2 0 2 0 2 1 2 2 2 2 2 0 34 39 3 4 2 2 2 2 2 2 2 1 0 0 0 1 2 2 1 2 0 0 2 1 0 1 1 2 0 2 0 28 40 5 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 0 2 1 2 2 0 1 1 0 0 2 2 1 2 0 0 2 0 29 41 3 4 2 2 1 2 2 2 2 0 0 0 0 1 2 0 0 1 1 0 0 2 1 1 2 0 0 2 0 22 42 5 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 0 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 43 43 3 4 2 1 2 1 1 2 2 0 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 1 2 1 1 0 0 0 1 0 21 44 3 4 2 2 1 1 2 2 1 0 0 0 0 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 0 31 45 1 4 1 2 0 0 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 0 1 0 0 0 2 1 1 2 0 0 2 0 19 46 5 3 1 1 2 2 2 2 1 1 0 2 2 1 2 1 0 2 1 2 0 2 2 2 2 2 1 2 0 36 47 5 3 2 1 2 2 0 2 1 0 0 0 2 2 2 0 0 2 1 0 0 2 1 0 2 2 0 0 0 23 48 5 3 2 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 0 0 2 0 35 49 5 3 1 1 2 1 1 2 1 0 0 2 2 1 2 0 1 1 1 2 0 2 1 0 2 0 0 2 0 26 50 5 3 2 2 0 1 1 2 1 2 2 0 2 1 2 1 0 2 1 0 2 2 1 2 2 2 0 2 0 31
(9)
116
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p
total tndkan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 17 0
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 15 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 15 0
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 13 0
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 15 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 14 0
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 13 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 16 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17 1
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 16 0
1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 14 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 17 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 16 1
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 13 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 14 0
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 15 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 14 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 17 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 0
(10)
117
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 15 0
1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 12 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 16 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16 0
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 14 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 17 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 16 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 17 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 17 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1
0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 12 0
1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 18 0
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 16 0
(11)
118 Frequency Table
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SD 1 2.0 2.0 2.0
SMP 2 4.0 4.0 6.0
SMA/SMEA/SMK 24 48.0 48.0 54.0
Diploma 4 8.0 8.0 62.0
S1 19 38.0 38.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pekerjaan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Wiraswasta 12 24.0 24.0 24.0
PNS 2 4.0 4.0 28.0
Karyawan Swasta 14 28.0 28.0 56.0
IRT 22 44.0 44.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Penghasilan per bulan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <1811875 14 28.0 28.0 28.0
>1811875 36 72.0 72.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Jumlah Paritas Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <3 12 24.0 24.0 24.0
>3 38 76.0 76.0 100.0
(12)
119 Frequency Table
Pertanyaan Pengetahuan No. 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid B 10 20.0 20.0 20.0
C 11 22.0 22.0 42.0
A 29 58.0 58.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid A 13 26.0 26.0 26.0
B 16 32.0 32.0 58.0
C 21 42.0 42.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid A 9 18.0 18.0 18.0
C 16 32.0 32.0 50.0
B 25 50.0 50.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid A 4 8.0 8.0 8.0
B 9 18.0 18.0 26.0
C 37 74.0 74.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 5
(13)
120
Valid B 8 16.0 16.0 16.0
A 29 58.0 58.0 74.0
C 13 26.0 26.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid A 21 42.0 42.0 42.0
C 7 14.0 14.0 56.0
B 22 44.0 44.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid C 3 6.0 6.0 6.0
B 26 52.0 52.0 58.0
C 21 42.0 42.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid B 9 18.0 18.0 18.0
C 27 54.0 54.0 72.0
A 14 28.0 28.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid C 4 8.0 8.0 8.0
B 21 42.0 42.0 50.0
A 25 50.0 50.0 100.0
(14)
121 Pertanyaan Pengetahuan No. 10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid C 4 8.0 8.0 8.0
A 24 48.0 48.0 56.0
B 22 44.0 44.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid A 5 10.0 10.0 10.0
B 10 20.0 20.0 30.0
C 35 70.0 70.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid A 28 56.0 56.0 56.0
C 7 14.0 14.0 70.0
B 15 30.0 30.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid A 28 56.0 56.0 56.0
C 16 32.0 32.0 88.0
B 6 12.0 12.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid C 6 12.0 12.0 12.0
A 29 58.0 58.0 70.0
(15)
122 Pertanyaan Pengetahuan No. 14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid C 6 12.0 12.0 12.0
A 29 58.0 58.0 70.0
B 15 30.0 30.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid C 17 34.0 34.0 34.0
B 24 48.0 48.0 82.0
A 9 18.0 18.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid B 28 56.0 56.0 56.0
C 9 18.0 18.0 74.0
A 13 26.0 26.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid A 39 78.0 78.0 78.0
C 3 6.0 6.0 84.0
B 8 16.0 16.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid B 6 12.0 12.0 12.0
C 12 24.0 24.0 36.0
(16)
123 Pertanyaan Pengetahuan No. 18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid B 6 12.0 12.0 12.0
C 12 24.0 24.0 36.0
A 32 64.0 64.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid C 7 14.0 14.0 14.0
B 31 62.0 62.0 76.0
A 12 24.0 24.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid B 14 28.0 28.0 28.0
C 28 56.0 56.0 84.0
A 8 16.0 16.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 21
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid B 6 12.0 12.0 12.0
C 7 14.0 14.0 26.0
A 37 74.0 74.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 22
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid B 30 60.0 60.0 60.0
A 20 40.0 40.0 100.0
(17)
124 Pertanyaan Pengetahuan No. 23
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid C 30 60.0 60.0 60.0
B 8 16.0 16.0 76.0
A 12 24.0 24.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 24
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid C 10 20.0 20.0 20.0
B 3 6.0 6.0 26.0
A 37 74.0 74.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pertanyaan Pengetahuan No. 25
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid A 47 94.0 94.0 94.0
C 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Kategori Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pengetahuan Kurang 17 34.0 34.0 34.0
Pengetahuan Sedang 29 58.0 58.0 92.0
Pengetahuan Baik 4 8.0 8.0 100.0
(18)
125
Frequency Table
Pernyataan Sikap No. 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 14 28.0 28.0 28.0
(19)
126 Pernyataan Sikap No. 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 14 28.0 28.0 28.0
Setuju 36 72.0 72.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 28 56.0 56.0 56.0
Setuju 22 44.0 44.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 32 64.0 64.0 64.0
Setuju 18 36.0 36.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 11 22.0 22.0 22.0
Setuju 39 78.0 78.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 27 54.0 54.0 54.0
Setuju 23 46.0 46.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 3 6.0 6.0 6.0
(20)
127 Pernyataan Sikap No. 6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 3 6.0 6.0 6.0
Setuju 47 94.0 94.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 5 10.0 10.0 10.0
Setuju 45 90.0 90.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 40 80.0 80.0 80.0
Setuju 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 16 32.0 32.0 32.0
Setuju 34 68.0 68.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 18 36.0 36.0 36.0
Setuju 32 64.0 64.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 36 72.0 72.0 72.0
Setuju 14 28.0 28.0 100.0
(21)
128 Pernyataan Sikap No. 12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 16 32.0 32.0 32.0
Setuju 34 68.0 68.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 32 64.0 64.0 64.0
Setuju 18 36.0 36.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 15 30.0 30.0 30.0
Setuju 35 70.0 70.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 4 8.0 8.0 8.0
Setuju 46 92.0 92.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 5 10.0 10.0 10.0
Setuju 45 90.0 90.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 17
(22)
129
Valid Tidak Setuju 31 62.0 62.0 62.0
Setuju 19 38.0 38.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 37 74.0 74.0 74.0
Setuju 13 26.0 26.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 4 8.0 8.0 8.0
Setuju 46 92.0 92.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pernyataan Sikap No. 20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 36 72.0 72.0 72.0
Setuju 14 28.0 28.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Kategori Sikap Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sikap Kurang 16 32.0 32.0 32.0
Sikap Sedang 9 18.0 18.0 50.0
Sikap Baik 25 50.0 50.0 100.0
(23)
130
Frequency Table
Pertanyaan Tindakan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Tidak Pernah Melakukan Test
IVA 40 80.0 80.0 80.0
Pernah Melakukan Tes t IVA 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Kategori Tindakan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tindakan kurang 40 80.0 80.0 80.0
Tindakan baik 10 20.0 20.0 100.0
(24)
(25)
(26)
(27)
103
DAFTAR PUSTAKA
Aida. 2010. Karakteristik Penderita Kanker Serviks yang Dirawat Inap di RSUP. H. Adam
Malik Medan Tahun 2009. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Alliance for Cervical Cancer Prevention (ACCP). Improving screening coverage rates of
cervical cancer prevention programs:A focus on communities. Cervical Cancer Prevention Issues in Depth 4;2004.
Anonim, Kanker Leher Rahim, diunduh dari www.kalbe.com/cdk/tanggal 29 April 2016
Anonim, Peran Tenaga Kesehatan dalam Skrinning Kanker Leher Rahim dalam Inspeksi
Visual Asam Asetat. 2006. Universitas Sumatera Utara.
Arends MJ, Buckley CH, Wells M. Aetiology, pathogenesis, and pathology of cervical
neoplasia. J Clin Path 1998;51:96-103.
Arikunto, S. 2003. Manajemen Peneltian. PT. Rhineka Cipta. Jakarta. Arikunto, S. 2005. Prosedur Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Askandar. 2009. Kanker Serviks Pencegahan dan Pengobatannya. Jakarta: Daras Book. Bustan MN, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta, Jakarta
Delia, Wijaya. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik. Yogyakarta : Sinar Kejora.
Dewi, NML, 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS)
Dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Puskesmas Buleleng I.
Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 55-60 Diananda, R. 2007. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta: Katahati.
Diananda R., 2009. Panduan Lengkap Mengenal Kanker. Yogyakarta: Mirzamedia Pustaka Emilia, Ova, dr, Yudha Hananta I Putu, dr. Kusumanto Dhanu dan Freitag Harry, 2010. Bebas
Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta : Media Pressindo.
Farid AM, 2001. Buku Acuan Nasional Onkologi dan Ginekologi. YBP-SP. Jakarta.
Food and Drug Administration (FDA). FDA News: FDA Licenses New Vaccine for
Prevention of Cervical Cancer and Other Diseases in Females Caused by Human Papillomavirus.
(28)
104
Ginting, M. 2003. Karakteristik Penderita Kanker Serviks Di RSU DR. Pirngadi Medan
Tahun 2000-2002.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Globocan, 2008. Lembar Kanker,http://globocan.iarc.fr/factshe ets/cancers/cervix, diakses 14 Maret 2016.
Green, W, Lawrence.et.al, Health Education Planning A Diagnostic Approach, The Johns
Hapkins University: Mayfield Publishing Company, 2005.
Hananta,I.2010.Epidemologi Pencegahan Kanker Serviks dan Deteksi Dini. Jogjakarta: Liberty.
Indrawati M, 2009. Bahaya Kanker bagi Wanita dan Pria, Buku Pendidikan untuk Kehidupan, Jakarta.
Kamaliah. 2012. Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan, dan Tradisi Wanita Usia
Subur (WUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011. Tesis Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan
Karlinawati. 2010. Perilaku Ibu Dalam Pemanfaatan Layanan Metode IVA (Inspeksi Visual
Asam Asetat) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di Desa Dagang Kerawan Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010. Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Skrining Kanker Leher Rahim Dengan
Metode Inspeksi Visual Asam Asetat, 2008
Kementrian Kesehatan RI, 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI, 2014. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Peneltian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI.Jakarta.
Kusuma F, Moegni EM. Penatalaksanaan Tes Pap Abnormal. Cermin Dunia Kedokteran 2001;133:18-21.
Lowndes CM, Gill ON. Cervical cancer, human papilloma virus, and vaccination. Br Med J 2005;331:915-6.
Mackay HT. Gynecology: Carcinoma of The Cervix. In: Tierney LM, Macphee SJ, Papadakis MAA, editors. Current medical diagnosis & Treatment. New York: McGraw-Hill; 2002.p.736-7.
(29)
105
Maharsie., I, 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks Dengan
Keikutsertaan Ibu Melakukan IVA Tes Di Kelurahan Jebres, Surakarta. GASTER
Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Malik, D.M, 2011. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perilaku Penggunaan Iva
Sebagai Deteksi Dini Kanker Servik Pada Bidan Ranting Cilandak Periode 2010
2011. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta.
Manetta, Alberto. (2004). Cancer Prevention and Early Diagnosis in Women. Elsevier.USA. Manuaba, I. B. G. (2005). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.
Manuaba, I.B.G. (2008) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta : EGC. Meliono, I., (2007). Pengetahuan.In: MPKT Modul 1. Jakarta: lembaga Penerbitan FEUI Nova, A.P, dkk. (2012). Gambaran Karakteristik Wanita Usia Subur (WUS) Yang
Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Puskesmas Karanganyar.Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, Nomor 2 Juni 2012.
Notoatmodjo Soekijo, Ilmu Kesehatan Masyarakat. (Jakarta: PT Rineka Cipta,1997).
Notoatmodjo Soekijo, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003).
Notoatmodjo Soekijo, Promosi Kesehatan dan Teori Aplikasi. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005).
Nurwijaya, Hartati, Andrijono, Suheimi. (2010). Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta: In Media.
Parslow TG. Immunogens, antigens and vaccines. In: Parslow TG, Stites DP, Terr AI,
Imboden JB. Editors. Medical Immunology. 4th ed. New York: McGraw-Hill;
2005.p.72-81.
Rasjidi, I. (2009). Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta: Sagung Seto. Rasjidi, I. (2010). Manual Prakanker Serviks. Jakarta: Sagung Seto.
Rasjidi, I. (2010). Manual Prakanker Serviks. Jakarta: Sagung Seto.
Ridwan, 2005. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penenlitian. Alfabeta: Bandung.
Santoso, Gempur, Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2005).
(30)
106
Sapto Wiyono dkk, Inspeksi Visual Asam Asetat untuk deteksi Dini Lesi
Prakanker Serviks. 2004. Universitas Diponegoro.
Sarwono, P. (2009). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Sastrosudarmo, 2012. Kanker The Silent Killer, Garda Media,Jakarta.
Sinta Sasika, dkk, Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Uji Sitologi dan DNAHPV. 2010. Universitas Padjajaran Bandung.
Sitopu, SD, 2012. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Serta Dukungan
Suami Dengan Tindakan Pap Smear Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Tesis. Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sjamsuddin S. Pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Cermin Dunia Kedokteran 2001;133:8-13.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV. Alfabeta, Jakarta.
Suryati dan Anna. 2012. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
WHO. Final report: partnering for HPV vaccine introduction.Washington: WHO. c2005 [updated: 16 Mei 2016], Available from: http://www.who.int.
Wahyudi, K, 2004. Kesehatan Reproduksi Remaja. Lab Ilmu Kedokteran Jiwa FK UGM: Yogyakarta.
Wahyuni, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks
Di Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Departemen Maternitas,
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Islam Sultan Agung, Jalan Raya Kaligawe Km.4 Semarang, Jawa Tengah
Wati, K, 2010. Perilaku Ibu Dalam Pemanfaatan Layanan Metode IVA (Inspeksi Visual D
Engan Asam Asetat) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Di Desa Dagang Kerawan Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.
Skripsi. FKM usu Medan.
Yanti, 2011.Kesehatan Reproduksi Pustaka Rihama.Yogyakarta
Yuli, E.M.M, 2010. Pengaruh Persepsi Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang
(31)
107
Pemanfaatan Pelayanan IVA Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010. Skripsi. FKM, USU, Medan.
Yuliwati, 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Deteksi
Dini Kanker Leher Rahim Metode IVA di Wilayah Puskesmas Prembun Kabupaten Kebumen Tahun 2012. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
(32)
50
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jenis explanatory untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap deteksi dini kanker leher rahim pada Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan pada bulan Februari-Agustus 2016.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi seluruh Wanita Usia Subur (WUS) yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan yaitu sebanyak 21.086 orang.
3.3.2 Sampel
Dalam penelitian ini, sampel merupakan sebagian dari jumlah Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan. Kriteria sampel penelitian ini adalah wanita usia subur yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan, usia 30-45 tahun, berstatus sudah menikah dan bersedia menjadi responden Adapun penentuan jumlah sampel dalam penelitian
(33)
51
ini menggunakan rumus Lemeshow (1997), maka disimpulkan bahwa besar sampel adalah sebagai berikut :
n =
�
2
1− α/2
�
(1
− �
)
�
�
2� −
1
+
�
21− α/2�
(1
− �
)
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,1) P = Harga proporsi di populasi
Z21-α/2 = Nilai distribusi normal baku ( table Z ) pada α tertentu
n =
�
2
1− α/2
�
(1
− �
)
�
�
2� −
1
+
�
21− α/2�
(1
− �
)
= 1,96� 0,5� 1−0,5 � 21086(0,1)2 21086−1 +1,96 x 0,5 x 0,5
= 49,4≈ 50
Maka besar sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang dengan penetapan kriteria teknik pengambilan sampel diambil secara “Non RandomSampling” yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua angota populasi di beri kesempatan untuk di pilih sebagai sampel dengan teknik “Proporsional Sampling”
(34)
52
Teknik penarikan sampel yang digunakan peneliti adalah Proporsional Sampling di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan yaitu suatu metode pengambilan sampel yang memperhatikan pertimbangan unsur-unsur atau kategori dalam populasi penelitian, dengan rumus:
Jumlah sample = Jumlah WUS per kelurahan
Total WUS x 100% x 50
Sehingga rincian sampel dapat dilihat sebagai berikut:
No Nama Kelurahan Jumlah Sampel
1. Helvetia 4
2. Helvetia Timur 5
3. Helvetia Tengah 10
4. Dwikora 9
5. Sei Sikambing C II 5
6. Tanjung Gusta 11
7. Cinta Damai 6
JUMLAH 50
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan dari hasil pengumpulan data terhadap responden melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner penelitian yang telah dipersiapkan untuk mengetahui dan mengukur karakteristik responden (sosial demografi seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan jumlah paritas), dan faktor predisposisi responden ( pengetahuan dan sikap) pada Wanita Usia
(35)
53
Subur (WUS) dalam deteksi dini kanker leher rahim dengan test IVA di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan.
Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Helvetia kota Medan, instansi-instansi lain yang berkaitan dan hasil-hasil penelitian terdahulu
3.5 Defenisi Operasional
Sebagai pedoman awal untuk pengumpulan data dan informasi sesuai fokus penelitian, digunakan defenisi operasional yang dikembangkan seperti uraian berikut:
1. Karakteristik responden merupakan gambaran dari individu yang menjadi responden dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini mencakup pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan jumlah paritas.
a. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh responden sampai memperoleh surat tanda tamat (ijazah).
c. Pekerjaan adalah aktifitas sehari hari yang dilakukan oleh responden untuk mencari nafkah.
d. Penghasilan adalah jumlah besarnya uang yang diperoleh keluarga (suami dan isteri ) setiap bulan sebagai upah (gaji) bekerja.(berdasarkan UMR provinsi Sumatera Utara 2016 sebesar Rp.1.811.875)
e. Jumlah paritas adalah jumlah anak yang dimiliki ibu, tidak dihitung dengan anak yang masih didalam kandungan responden hingga waktu penelitian. Dalam penelitian ini semakin tinggi angka paritas responden maka semakin beresiko terkena kanker leher rahim.
(36)
54
2. a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden terkait deteksi dini kanker leher rahim meliputi: pengetahuan deteksi dini, kanker leher rahim dan deteksi dini kanker leher rahim dengan test IVA.
b. Sikap adalah reaksi atau respons yang masih tertutup dari responden terkait deteksi dini kanker leher rahim meliputi: sikap deteksi dini, kanker leher rahim dan deteksi dini kanker leher rahim dengan test IVA.
3. Tindakan adalah keputusan responden dalam melakukan maupun tidak melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan test IVA. Deteksi dini kanker leher rahim adalah usaha untuk mengidentifikasi atau mengenali penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan test uji dimana dalam penelitian ini deteksi dini kanker leher rahim menggunakan test IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) yakni deteksi dini kanker leher rahim dengan menggunakan asam cuka (asam Asetat).
3.6 Pengukuran Variabel Penelitian 3.6.1 Faktor Internal
a. Pengukuran variabel pendidikan menggunakan skala ordinal, didasarkan atas jawaban responden mengenai jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh responden sampai memperoleh surat tanda tamat (ijazah), yang dikategorikan sebagai berikut:
1. SD
2. SMP
(37)
55
4. Diploma (D3) 5. Sarjana (S1)
b. Pengukuran variabel pekerjaan menggunakan skala ordinal dalam bentuk jenis-jenis pekerjaan sebagai berikut:
1. Wiraswasta
2. PNS
3. Karyawan Swasta
4. Tidak Bekerja (Ibu Rumah Tangga)
c. Pengukuran variabel penghasilan menggunakan skala ordinal, didasarkan atas jawanban responden mengenai jumlah besarnya uang yang diperoleh keluarga setiap bulannya sebagai upah(gaji) bekerja yang didasarkan pada Upah Minimum Regional (UMR) Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 yang dikategorikan sebagai berikut:
1. < Rp 1.811.875 2. ≥ Rp 1.811.875
d. Pengukuran variabel jumlah paritas menggunakan skala ordinal, didasarkan atas jawaban responden yang dikategorikan sebagai berikut:
1. < 3 anak 2. ≥ 3 anak
(38)
56
3.6.2 Pengukuran Variabel Independen 3.6.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui WUS tentang deteksi dini kanker leher rahim, diukur dengan 25 pertanyaan dimana setiap jawaban yang benar akan diberi nilai 2, jawaban setengah benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Total skor tertinggi adalah 50. Berdasarkan Arikunto (2003), aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :
1. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai >75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 50 yaitu >38
2. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 45%-75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 50 yaitu 24 -37
3. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai <45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 50 yaitu <23
3.6.2.2 Sikap
Skala pengukuran sikap berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan. Kuesioner sikap terdiri dari 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban setuju (S), dan tidak setuju (TS). Instrumen penelitian untuk sikap dibuat hanya dengan dua pilihan yaitu S dan TS dikarenakan peneliti ingin jawaban yang lebih umum dan lebih memudahkan responden. Kuesioner terdiri dari pertanyaan positif dan negatif. Bila pertanyaan positif, jawaban S diberi nilai 2 dan TS diberi nilai 1, Sebaliknya bila pertanyaan negatif, jawaban S diberi nilai 1 danTS diberi nilai 2.
(39)
57
Cara menentukan kategori tingkat sikap responden mengacu pada persentase berikut (Hidayat, 2010):
a. Sikap baik, apabila jawaban benar responden 34-40 (>85%)
b. Sikap sedang, apabila jawaban benar responden 27-33 (65%-85%)
c. Sikap kurang, apabila jawaban benar responden 20 – 26 (<65%)
3.6.3 Pengukuran Variabel Dependen 3.6.3.1 Tindakan
Tindakan diukur melalui pertanyaan dengan dengan menggunakan skala Guttman (Riduan, 2010). Skala pengukuran tindakan berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan. Berdasarkan Arikunto (2005) jawaban responden yang ada dapat diklasifikasikan dalam 2 (dua) kategori yaitu : tindakan baik, apabila responden pernah melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan test IVA, tindakan kurang, apabila responden tidak pernah melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan test IVA.
Tabel 2.3 Tabel Skala Pengukuran
No Variabel Kategori Skala
1 Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA/SMEA/SMK
4. Diploma (D3) 5. Sarjana (S1)
Ordinal
1. Wiraswasta
2 Pekerjaan
2. PNS
3. Karyawan Swasta 4. Tidak Bekerja (Ibu Rumah Tangga)
(40)
58
3 Penghasilan 1. < Rp 1.830.000
2. ≥ Rp 1.830.000 Ordinal
4 Jumlah paritas 1. < 3 anak
2. ≥ 3 anak Ordinal
5 Pengetahuan WUS
1. Baik 2. Sedang 3. Kurang
Ordinal
6 Sikap WUS
1. Baik 2. Sedang 3. Kurang
Ordinal
7 Tindakan WUS 1. Baik
2. Kurang Ordinal
3.7 Pengolahan Teknik Analisa Data 3.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual, Adapun langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2. Koding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari kategori.
3. Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer.
3.7.2 Teknis Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa dan dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan selanjutnya diuraikan dalam bentuk narasi sesuai literature yang ada. Jenis analisis yang dilakukan adalah :
(41)
59
1. Analisa Univariat
Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan variabel yang diteliti.
2. Analisa Bivariat
Analisa ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel independen (pengetahuan dan sikap) terhadap variabel dependen (tindakan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode test IVA). Dari hasil analisis ini akan diketahui variabel independen yang bermakna secara statistik dengan variabel dependen. Teknik analisis yang digunakan adalah uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05).
(42)
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Medan Helvetia 4.1.1 Lokasi Puskesmas
Puskesmas Medan Helvetia terletak di Jalan Kemuning Perumnas Helvetia, Kelurahan Helvetia, Kecamatan Medan Helvetia. Batas wilayahnya yaitu :
Utara : Berbatasan dengan Kab.Deli Serdang
Selatan : Berbatasan dengan Kec. Medan sunggal
Barat : Berbatasan dengan Kec. Medan Sunggal
Timur : Berbatasan dengan Kec. Medan Barat dan Medan Petisah
Luas wilayah kerja : 11,60 Km2
Jumlah lingkungan : 88 lingkungan
4.1.2 Wilayah Kerja Puskesmas Medan Helvetia
Puskesmas Helvetia adalah salah satu Puskesmas rawat inap di Kota Medan dengan luas tanah 410,7 m2. Luas tanah rumah dinas Dokter 357,75 m2. Luas tanah rumah dinas paramedis masing masing 178,875m2. Luas bangunan Puskesmas 350 m2 dan luas bangunan rumah dinas masing-masing 100 m2. Keadaan rumas dinas dokter rusak berat dan tidak ditempati. Puskesmas Helvetia diresmikan pada tahun 1979 oleh Walikota Medan AS Rangkuti.
Puskesmas Helvetia melakukan pelayanan kesehatan terhadap 7 kelurahan yang ada di wilayah kerja kecamatan Medan Helvetia, yaitu:
(43)
61
1. Kelurahan Helvetia
2. Kelurahan Helvetia Tengah 3. Kelurahan Helvetia Timur 4. Kelurahan Tanjung Gusta 5. Kelurahan Sei Sikambing C II 6. Kelurahan Dwikora
7. Kelurahan Cinta Damai
Pada wilayah kerja Puskesmas Helvetia terdapat 2 buah Puskesmas Pembantu (Pustu), yaitu Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta yang terletak di jalan Gaperta Ujung kelurahan Tanjung Gusta dan Puskesmas Pembantu Dwikora yang terletak di jalan Setia Luhur Kelurahan Dwikora.
4.2 Data Umum Puskesmas Medan Helvetia 4.2.1 Data Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Medan Helvetia, Kecamatan Medan Helvetia ini terdiri dari :
Luas wilayah kerja : 11,60 km2
Jumlah kelurahan : 7 kelurahan
Jumlah lingkungan : 88 lingkungan
(44)
62
Kecamatan Medan Helvetia terdiri atas 7 kelurahan dengan jumlah penduduk yang dicakup oleh Puskesmas Helvetia sebanyak 145.239 jiwa yang terdiri dari 31.652 kepala keluarga.
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2015
No. Kelurahan Jlh. Pend. (Jiwa)
Jlh. Pend. Laki Laki
Jlh. Pend Perempuan
Jlh Ling
Jlh. KK
1 Helvetia 11376 5519 5857 12 2627
2 Helvetia Timur 24111 11732 12379 13 5233
3 Helvetia Tengah 26756 12891 13865 22 6039
4 Dwikora 24374 11321 13053 12 5414
5 SSC II 12384 6075 6309 14 2862
6 Tanjung Gusta 29402 15295 14107 7 5639
7 Cinta Damai 17116 8378 8738 8 3838
Jumlah 145.519 71211 74308 88 31652
Sumber : Kecamatan Medan Helvetia, 2015
(45)
63
Puskesmas Helvetia telah melaksanakan tujuh (7) upaya wajib kota Medan dan ditambah dengan sepuluh (10) upaya pengembangan.
Upaya kesehatan wajib (basic seven) tersebut adalah : 1. Promosi Kesehatan (Promkes).
2. Upaya Kesehatan Lingkungan (Kesling).
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB).
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGM) 5. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular (P2M). 6. Upaya Pengobatan.
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan (SP2TP) Upaya Kesehatan Pengembangan yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).
2. Upaya Kesehatan Olahraga (Kesorga)
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (UPKM)
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)
6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
7. Upaya Kesehatan Mata (UKM)
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra)
10. Upaya Laboratorium Sederhana
(46)
64
Analisis Univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yaitu faktor internal (pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan jumlah paritas), variabel independen (pengetahuan responden dan sikap responden), dan variabel dependen (tindakan responden).
4.4.1 Faktor Internal Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur (WUS) yang berusia
30-45 tahun dan berstatus sudah menikah di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan yang berjumlah 50 orang. Faktor internal responden yang diambil adalah pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan, dan jumlah paritas.
1. Pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016
No Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)
1 SD 1 2,0
2 SMP 2 4,0
3 SMA/SMEA/SMK 24 48,0
4 Diploma (D3) 4 8,0
5 Sarjana (S1) 19 38,0
Total 50 100,0
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 50 responden tingkat pendidikan yang paling banyak adalah pendidikan SMA/SMEA/SMK sebanyak 24 orang (48,0%), Sarjana (S1) sebanyak 19 orang (38,0%), tingkat Diploma (D3) sebanyak 4 orang (8,0%), tingkat SMP sebanyak 2 orang (4,0%), dan untuk tingkat SD sebanyak 1 orang (2,0%).
(47)
65
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016
No Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Wiraswasta 12 24,0
2 PNS 2 4,0
3 Karyawan Swasta 14 28,0
4 Tidak Bekerja (Ibu Rumah
Tangga)
22 44,0
Jumlah 50 100,0
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga) yaitu sebanyak 22 orang (44,0%), karyawan swasta sebanyak 14 orang (28,0%), wiraswasta sebanyak 12 orang (24,0), dan PNS sebanyak 2 orang (4,0%).
3. Penghasilan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016
No Penghasilan Frekuensi (n) Persentase (%)
1 < Rp 1.811.875,- 14 28,0
2 ≥ Rp 1.811.875,- 36 72,0
Total 50 100,0
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh 50 responden, terdapat 14 orang (28,0%) yang memiliki penghasilan dibawah Rp. 1.811.875,- dan sebanyak 36 orang (72,0%) memiliki penghasilan diatas Rp. 1.811.875,-
(48)
66
4. Jumlah Paritas
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Paritas di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016
No Penghasilan Frekuensi (n) Persentase (%)
1 < 3 12 24,0
2 ≥ 3 38 76,0
Total 50 100,0
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh 50 responden, jumlah paritas <3
sebanyak 12 responden (24,0%) sedangkan responden yang jumlah paritasnya ≥3
sebanyak 38 orang (76,0%).
4.4.2 Variabel Independen 4.4.2.1 Pengetahuan Responden
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Test IVA Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016
No. Pertanyaan Jawaban n %
1 Deteksi dini kanker ialah :
a. Usaha untuk mengidentifikasi atau mengenali penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes (uji) maupun pemeriksaan
29 58,0
b. Usaha untuk menghentikan perkembangan sel kanker 10 20,0
c. Usaha untuk mendeteksi perkembangan jaringan abnormal pada tubuh
11 22,0
2 Tujuan deteksi dini kanker ialah:
a. Untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan jaringan abnormal pada tubuh
13 26,0
b. Untuk mengetahui adanya jaringan kanker yang
berkembang dalam tubuh
16 32,0
c. Mengidentifikasi penyakit pada stadium yang lebih awal atau dengan kata lain menemukan adanya kelainan sejak dini
(49)
67
Tabel 4.6 Lanjutan
No Pertanyaan Jawaban
n %
3 Deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan dengan cara:
a. Operasi 9 18,0
b. Test IVA 25 50,0
c. Vaksinasi 16 32,0
4 Akibat dari keterlambatan dalam mendeteksi kanker serviks ialah:
a. Mengakibatkan penyakit komplikasi 4 8,0
b. Mengakibatkan perubahan fisik pada tubuh 9 18,0
c. Mengakibatkan perkembangan sel kanker (hingga pada stadium akhir)
37 74,0 5 Skrinning adalah :
a. Tindakan pencegahan kanker leher rahim 29 58,0
b. Tindakan terapi kanker leher rahim 8 16,0
c. Tindakan deteksi dini kanker leher rahim 13 26,0
6 Kanker leher rahim (serviks) merupakan :
a. Penyakit ganas yang disebabkan oleh bakteri dan menyerang rahim
21 42,0 b. Penyakit ganas yang disebabkan oleh virus dan menyerang
leher rahim
22 44,0 c. Penyakit ganas yang menyerang leher rahim dengan
pertumbuhan sel yang cepat
7 14,0 7 Penyebab kanker serviks ialah:
a. Virus HPV 21 42,0
b. Bakteri 26 52,0
c. Jamur 3 6,0
8 Kepanjangan dari HPV adalah :
a. Human Papilloma Virus 14 28,0
b. Human Papil Virus 9 18,0
c. Human Papilo Virus 27 54,0
9 Stadium kanker serviks ada sebanyak:
a. 4 stadium 25 50,0
b. 3 stadium 21 42,0
c. 2 stadium 4 8,0
10 Gejala-gejala kanker leher rahim/kanker serviks ialah:
a. Terasa nyeri di vagina 24 48,0
b. Keputihan dan perdarahan 22 44,0
c. Mual dan muntah 4 8,0
11 Kanker serviks pada stadium lanjut memiliki gejala seperti:
a. Keputihan 5 10,0
b. Penurunan berat badan yang drastis 10 20,0
(50)
68
Tabel 4.6 Lanjutan
No Pertanyaan Jawaban
n %
12 Faktor resiko dari kanker serviks, kecuali :
a. Jumlah kelahiran 28 56,0
b. Hamil usia tua 15 30,0
c Merokok 7 14,0
13 Wanita yang merokok beresiko lebih besar untuk terkena kanker serviks karena:
a. Karena rokok mengandung zat-zat yang berbahaya 28 56,0
b. Karena rokok mengandung zat karsinogen 16 32,0
c. Karena kandungan nikotin pada rokok 6 12,0
14 Berganti-ganti pasangan dapat memperbesar resiko untuk terkena kanker serviks karena:
a. Karena hubungan seks dapat menularkan virus HPV 29 58,0
b. Karena dengan banyak pasangan, kemungkinan untuk tertular virus HPV semakin besar
15 30,0
c. Karena dengan bersentuhan saja sudah menularkan virus HPV
6 12,0 15 Ibu mengetahui penyakit kanker leher rahim dari:
a. Dokter / petugas medis 9 18,0
b. Media cetak dan elektronik 24 48,0
c. Teman 17 34,0
16 Ibu pernah mendapatkan informasi mengenai program puskesmas terkait deteksi dini kanker leher rahim:
a. Pernah 13 26,0
b. Tidak pernah 28 56,0
c. Tidak tahu 9 18,0
17 Test IVA ialah :
a. Upaya pengambilan cairan dari mulut rahim untuk melihat kelainan sel disekitar mulut rahim
39 78,0
b. Upaya pemeriksaan leher rahim secara visual
menggunakan asam asetat
8 16,0 c. Cara melakukan test kanker leher rahim yang lebih
sederhana dalam hal teknis
3 6,0 18 Manfaat dari pemeriksaan test IVA ialah:
a. Dapat mengetahui kelainan pra kanker leher rahim secara dini atau lanjut, sehingga dapat dicegah dan ditangani dengan segera.
32 64,0
b. Untuk mengetahui penyakit 6 12,0
(51)
69
Tabel 4.6 Lanjutan
No Pertanyaan Jawaban
n %
19 Sebaiknya pemeriksaan test IVA ditujukan kepada:
a. Semua wanita yang sudah menikah / >30 tahun dan sudah aktif melakukan hubungan seks
12 24,0
b. Semua wanita dewasa 31 62,0
c. Tidak tahu 7 14,0
20 Pemeriksaan test IVA dilakukan pada:
a. Sebaiknya tidak dalam keadaan haid 8 16,0
b. Kapan saja dalam siklus menstruasi, pada masa kehamilan, nifas atau pasca keguguran.
14 28,0
c. Saat merasa ada gejala 28 56,0
21 Faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit kanker leher rahim ialah:
a. Pasangan seksual yang berganti-ganti, sehingga mempunyai resiko untuk terjadinya infeksi pada leher rahim
37 74,0
b. Sosial ekonomi yang rendah dan kebersihan kurang 6 12,0
c Melahirkan banyak anak 7 14,0
22 Penyakit kanker leher rahim dapat diturunkan ke anak:
a. Tidak dapat diturunkan ke anak 20 40,0
b. Ya dapat diturunkan ke anak 30 60,0
c. Tidak tahu 0 00,0
23 Pemeriksaan test IVA dapat dilakukan di:
a. Puskesmas 12 24,0
b. Praktek dokter/bidan 8 16,0
c. Rumah sakit 30 60,0
24 Apabila dalam pemeriksaan test IVA hasilnya negatif, kita tetap perlu untuk melaksanakan pemeriksaan berikutnya :
a. Ya 37 74,0
b. Ragu-ragu 3 6,0
c. Tidak 10 20,0
25 Test IVA idealnya dilakukan :
a. Setiap 2 tahun sekali 47 94,0
b. Setiap 3 tahun sekali 0 00,0
c. Setiap 5 tahun sekali 3 6,0
Total 50 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 29 orang (58,0%) menjawab bahwa deteksi dini kanker ialah usaha untuk mengidentifikasi atau mengenali penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan
(52)
70
menggunakan tes (uji) maupun pemeriksaan, sebanyak 21 orang (42,0%) menjawab bahwa tujuan dari deteksi dini kanker ialah untuk mengidentifikasi penyakit pada stadium yang lebih awal atau dengan kata lain menemukan adanya kelainan sejak dini. Sebanyak 25 orang (50,0%) menjawab deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan dengan cara test IVA, sebanyak 37 orang (80,0%) menjawab akibat dari keterlambatan dalam mendeteksi kanker serviks adalah mengakibatkan perkembangan sel kanker (hingga pada stadium akhir), sebanyak 29 orang (58,0%) menjawab yang responden tahu tentang skrinning ialah tindakan pencegahan kanker leher rahim.
Sebesar 22 orang (44,0%) menjawab kanker leher rahim (serviks) merupakan penyakit ganas yang disebabkan oleh virus dan menyerang leher rahim, sebesar 21 orang (42,0%) menjawab penyebab kanker serviks adalah virus HPV, sebanyak 27 orang (54,0%) menjawab kepanjangan dari HPV adalah Human Papilo Virus, sebanyak 25 orang (50,0%) menjawab stadium kanker serviks ada 4 stadium, sebesar 24 orang (48,0%) menjawab gejala-gejala kanker leher rahim/serviks adalah terasa nyeri di vagina, sebanyak 35 orang (70,0%) menjawab kanker serviks pada stadium lanjut memiliki gejala pendarahan berlebihan di vagina di luar siklus menstruasi. Sebanyak 28 orang (56,0%) menjawab faktor resiko dari kanker serviks, kecuali ialah jumlah kelahiran, sebanyak 28 orang (56,0%) menjawab alasan wanita yang merokok beresiko lebih besar untuk terkena kanker serviks adalah karena rokok mengandung zat-zat yang berbahaya, sebanyak 29 orang (58,0%) menjawab alasan berganti-ganti pasangan
(53)
71
dapat memperbesar resiko untuk terkena kanker serviks adalah karena hubungan seks dapat menularkan virus HPV.
Sebanyak 24 orang (48,0%) menjawab mengetahui penyakit kanker leher rahim dari tmedia cetak/elektronik, sebanyak 28 orang (56,0%) menjawab tidak pernah mendapatkan informasi mengenai program puskesmas terkait deteksi dini kanker leher rahim. Sebanyak 39 orang (78,0%) menjawab test IVA adalah upaya pengambilan cairan dari mulut rahim untuk melihat kelainan sel disekitar mulut rahim, sebanyak 32 orang (64,0%) menjawab manfaat dari pemeriksaan test IVA adalah untuk Dapat mengetahui kelainan pra kanker leher rahim secara dini atau lanjut, sehingga dapat dicegah dan ditangani dengan segera, sebanyak 31 orang (62,0%) menjawab sebaiknya pemeriksaan test IVA ditujukan kepada semua wanita dewasa, sebanyak 28 orang (56,0%) menjawab pemeriksaan test IVA dilakukan pada saat merasa ada gejala.
Sebanyak 37 orang (74,0%) menjawab faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit kanker leher rahim ialah pasangan seksual yang berganti-ganti, sehingga mempunyai resiko untuk terjadinya infeksi pada leher rahim., sebanyak 30 orang (60,0%) menjawab penyakit kanker leher rahim dapat diturunkan ke anak, sebanyak 30 orang (60,0%) menjawab pemeriksaan test IVA dapat dilakukan di rumah sakit, sebanyak 37 orang (74,0%) menjawab ya apabila dalam pemeriksaan test IVA hasilnya negatif, tetap perlu untuk melaksanakan pemeriksaan berikutnya, sebanyak 47 orang (94,0%) menjawab idealnya test IVA dilakukan setiap 2 tahun sekali.
(54)
72
4.4.2.2 Kategori Pengetahuan Responden
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kategori Pengetahuan
No. Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)
1. Baik 4 8,0
2. 3.
Sedang Kurang
29 17
58,0 34,0
Jumlah 50 100,0
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dikategorikan bahwa 4 responden, pengetahuan responden tentang sikap deteksi dini kanker leher rahim dengan test IVA adalah kategori baik yaitu 8,0%, kategori sedang yaitu 29 orang (58,0%) dan kategori kurang sebanyak 17 orang (34,0%).
(55)
73
4.4.2.3 Sikap Responden
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Tentang Pernyataan Sikap Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Test IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016
No. Pernyataan Sikap Responden S TS n % n %
1 Pemeriksaan test IVA penting dilakukan sebagai salah satu deteksi dini penyakit kanker leher rahim.
36 72,0 14
28,0
2 Seorang ibu yang terlihat sehat, bersih dari perilaku seksual yang buruk tidak perlu melakukan test IVA.
22 44,0 28
56,0
3 Wanita yang belum aktif secara seksual bisa melakukan test IVA
18 36,0 32
64,0 4 Jika ibu mendapat informasi tentang test
IVA untuk pemeriksaan dini kanker leher rahim, sebaiknya ibu segera melakukannya.
39 78,0 11
22,0
5 Pemeriksaan test IVA sebaiknya dilakukan secara berkala maksimal lima tahun sekali bila dinyatakan normal.
23 46,0 27
54,0
6 Pada saat ini program pemeriksaan test IVA di puskesmas dilaksanakan hanya dengan membayar Rp. 5.000, apabila suatu saat diharuskan untuk membayar lebih dari itu, ibu tetap mau melakukan test IVA.
47 94,0 3 6,0
7 Manfaat dari pemeriksaan test IVA yaitu dapat mengetahui kelainan pra kanker pada leher rahim secara dini atau lanjut, sehingga dapat dicegah dan ditangani dengan segera, setujukah ibu dengan pernyataan tersebut.
45 90,0 5 10,0
8 Pemeriksaan test IVA dilakukan setelah ada gejala-gejala kanker leher rahim.
10 20,0 40
80,0 9 Jika ibu sedang dalam kondisi
menstruasi, ibu tidak boleh melakukan test IVA
34 68,0 16
32,0
10 Jika suami melarang ibu untuk tidak test IVA, ibu tetap menjalankan test IVA.
32 64,0 18
(56)
74
Tabel 4.8 Lanjutan
No. Pernyataan Sikap Responden S TS
n % n %
11 Jika ibu sering melahirkan, ibu akan beresiko terkena penyakit kanker leher rahim
14 28,0 36 72,0
12 Jika ibu tahu tentang bahaya kanker
leher rahim dan pentingnya
pemeriksaan test IVA untuk deteksi
dini kanker leher rahim, ibu
melakukan pemeriksaan secara rutin
34 68,0 16 32,0
13 Jika pemeriksaan test IVA dilakukan pada bagian kewanitaan bagian dalam dan dilakukan oleh bidan, perawat, ataupun dokter, ibu tidak akan malu dan tetap akan periksa
18 36,0 32 64,0
14 Jika ibu rutin melakukan pemeriksaan test IVA, maka ibu akan terhindar dari kanker leher rahim
35 70,0 15 30,0
15 Berganti –ganti pasangan seksual dan wanita perokok tidak perlu melakukan pemeriksaan IVA secara rutin
46 92,0 4 8,0
16 Test IVA dapat membantu mencegah kematian akibat kanker leher rahim
45 90,0 5 10,0
17 Test IVA hanya dilakukan di rumah sakit tertentu yang memiliki fasilitas yang lengkap
19 38,0 31 62,0
18 Test IVA dilakukan setelah ada gejala-gejala kanker leher rahim
13 26,0 37 74,0
19 Kanker serviks hanya terjadi pada wanita diatas usia 50 tahun.
46 92,0 4 8,0 20 Ibu merasa malu melakukan test IVA
karena yang melakukan adalah petugas kesehatan laki-laki
14 28,0 36 72,0
Dari tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 36 orang (72,0%) responden setuju bahwa pemeriksaan test IVA penting dilakukan sebagai salah satu deteksi dini penyakit kanker leher rahim, sebanyak 28 orang (56,0%) tidak setuju bahwa seorang ibu yang terlihat sehat, bersih dari perilaku seksual yang
(57)
75
buruk tidak perlu melakukan test IVA, sebanyak 32 orang (64,0%) tidak setuju bahwa wanita yang belum aktif secara seksual bisa melakukan test IVA, sebanyak 39 orang (78,0%) setuju bahwa jika ibu mendapat informasi tentang test IVA untuk pemeriksaan dini kanker leher rahim, sebaiknya ibu segera melakukannya, sebanyak 27 orang (54,0%) tidak setuju bahwa pemeriksaan test IVA sebaiknya dilakukan secara berkala maksimal lima tahun sekali bila dinyatakan normal. Sebanyak 47 orang (94,0%) setuju bahwa pada saat ini program pemeriksaan test IVA di puskesmas dilaksanakan hanya dengan membayar Rp. 5.000, apabila suatu saat diharuskan untuk membayar lebih dari itu, ibu tetap mau melakukan test IVA, sebanyak 45 orang (90,0%) setuju bahwa manfaat dari pemeriksaan test IVA yaitu dapat mengetahui kelainan pra kanker pada leher rahim secara dini atau lanjut, sehingga dapat dicegah dan ditangani dengan segera, setujukah ibu dengan pernyataan tersebut, sebanyak 40 orang(80,0%) tidak setuju bahwa pemeriksaan test IVA dilakukan setelah ada gejala-gejala kanker leher rahim, sebanyak 34 orang (68,0%) setuju bahwa jika ibu sedang dalam kondisi menstruasi, ibu tidak boleh melakukan test IVA, sebanyak 32 orang (64,0%) setuju bahwa jika suami melarang ibu untuk tidak test IVA, ibu tetap menjalankan test IVA.
Sebanyak 36 orang (72,0%) tidak setuju bahwa jika ibu sering melahirkan, ibu akan beresiko terkena penyakit kanker leher rahim, sebanyak 34 orang (68,0%) setuju bahwa jika ibu tahu tentang bahaya kanker leher rahim dan pentingnya pemeriksaan test IVA untuk deteksi dini kanker leher rahim, ibu melakukan pemeriksaan secara rutin, sebanyak 32 orang (64,0%) tidak setuju bahwa jika pemeriksaan test IVA dilakukan pada bagian kewanitaan bagian dalam
(58)
76
dan dilakukan oleh bidan, perawat, ataupun dokter, ibu tidak akan malu dan tetap akan periksa, sebanyak 35 orang (70,0%) setuju bahwa jika ibu rutin melakukan pemeriksaan test IVA, maka ibu akan terhindar dari kanker leher rahim, sebanyak 46 orang (92,0%) setuju bahwa berganti –ganti pasangan seksual dan wanita perokok tidak perlu melakukan pemeriksaan IVA secara rutin, sebanyak 45 orang (90,0%) setuju bahwa test IVA dapat membantu mencegah kematian akibat kanker leher rahim, sebanyak 31 orang (62,0%) tidak setuju bahwa test IVA hanya dilakukan di rumah sakit tertentu yang memiliki fasilitas yang lengkap, sebanyak 37 orang (74,0%) tidak setuju bahwa test IVA dilakukan setelah ada gejala-gejala kanker leher rahim dan 46 orang (92,0%) setuju bahwa kanker serviks hanya terjadi pada wanita diatas usia 50 tahun, sebanyak 36 orang (72,0%) menyatakan tidak setuju dengan pernyataan ibu merasa malu melakukan test IVA karena yang melakukan adalah petugas kesehatan laki-laki.
4.4.2.4 Kategori Sikap Responden
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Responden
No. Sikap Jumlah (n) Persentase (%)
1. Baik 25 50,0
2. 3.
Sedang Kurang
9 16
18,0 32,0
Jumlah 50 100,0
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dikategorikan bahwa 25 orang (50,0%) memiliki sikap baik dalam deteksi dini kanker leher rahim dengan test, kategori sedang sebanyak 9 orang (18,0%) dan kategori kurang sebanyak 16 orang (32,0%).
(59)
77
4.4.3 Variabel Dependen 4.4.3.1 Tindakan Responden
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Tindakan Pernah Melakukan Test IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan
No. Tindakan Jumlah (n) Persentase(%)
1. Baik 10 20,0
2. Kurang 40 80,0
Total 50 100,0
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dari 50 responden hanya 10 orang (20,0%) dikategorikan baik yang artinya pernah melakukan test IVA dan sebanyak 40 orang (80,0%) masuk dalam kategori kurang yang artinya tidak pernah melakukan test IVA.
4.5 Analisa Bivariat
4.5.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Pemeriksaan IVA
Tabel 4.11 Hasil Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Tindakan Pemeriksaan IVA Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016
No
.
PengetahuanTindakan Test IVA Total
p value Pernah Test
IVA
Tidak Pernah Test IVA
n %
n % n %
1 Baik 2 20,0 2 5,0 4 8,0
2 Sedang 8 80,0 21 52,5 29 58,0 0,009
3 Kurang 0 00,0 17 42,5 17 34,0
Jumlah 10 100,0 40 100,0 50 100,0
Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa responden yang pernah melakukan test IVA dan memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 orang (20,0%),
(60)
78
sedangkan yang tidak pernah test IVA dan memiliki pengetahuan kurang sebanyak 17 orang (42,5%). Hasil uji chi-square menunjukkan (p<0,05) dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan WUS dengan tindakan test IVA.
4.5.2 Hubungan Sikap Dengan Tindakan Pemeriksaan IVA
Tabel 4.12 Hasil Hubungan Sikap Responden Dengan Tindakan Pemeriksaan IVA Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016
No
.
SikapTindakan Test IVA Total
p value Pernah Test
IVA
Tidak Pernah Test IVA
n %
n % n %
1 Baik 9 90,0 16 40,0 25 50,0
2 Sedang 1 10,0 8 20,0 9 18,0 0,009
3 Kurang 0 00,0 16 40,0 16 32,0
Jumlah 10 100,0 40 100,0 50 100,0
Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa responden yang pernah melakukan test IVA dan memiliki sikap baik sebanyak 9 orang (90,0%) sedangkan yang tidak pernah test IVA dan memiliki sikap kurang sebanyak 16 orang (40,0%). Hasil uji chi-square menunjukkan (p<0,05) dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara sikap WUS dengan pemeriksaan IVA.
4.6 Responden yang Melakukan Pap Smear
Dalam penelitian ini terdapat 10 orang responden dari 40 responden yang tidak pernah melakukan test IVA namun melakukan pap smear sebagai tindakan deteksi dini kanker leher rahim. Kesepuluh responden ini menjawab mereka memilih pap smear sebagai tindakan deteksi dini kanker leher rahim karena tidak
(1)
4.4.3 Variabel Dependen ... 77
4.4.3.1 Tindakan Responden ... 77
4.5 Analisa Bivariat... 77
4.5.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Pemeriksaan IVA ... 77
4.5.2 Hubungan Sikap Dengan Tindakan Pemeriksaan IVA ... 78
4.6 Responden yang Melakukan Pap Smear ... 78
BAB V PEMBAHASAN ... 80
5.1 Faktor Internal Responden ... 80
5.1.1 Pendidikan Responden ... 80
5.1.2 Pekerjaan Responden ... 81
5.1.3 Penghasilan Responden ... 81
5.1.4 Jumlah Paritas Responden ... 82
5.2 Pengetahuan Responden Wanita Usia Subur (WUS) Berdasarkan Kategori Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016 ... 83
5.2.1 Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Deteksi Dini Kanker ... 84
5.2.2 Pengetahuan Responden Tentang Tujuan dari Deteksi Dini Kanker ... 85
5.2.3 Pengetahuan Respoden Tentang Kanker Leher Rahim ... 86
5.2.4 Pengetahuan Responden Tentang Faktor Resiko Kanker Leher Rahim ... 86
5.2.5 Pengetahuan Responden Tentang Gejala-Gejala Kanker Leher Rahim ... 87
5.2.6 Pengetahuan Responden Tentang Pengertian IVA ... 88
5.2.7 Pengetahuan Responden Tentang Sasaran Pemeriksaan Test IVA ... 89
5.2.8 Pengetahuan Responden Tentang Waktu Pemeriksaan Test IVA ... 90
5.2.9 Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Tindakan Pemeriksaan IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016 ... 91
5.3 Sikap Responden Wanita Usia Subur (WUS) Berdasarkan Kategori Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016 ... 92 5.3.1 Sikap Responden Terhadap Pentingnya Pemeriksaan Test
(2)
IVA... 94
5.3.2 Sikap Responden Terhadap Waktu Pemeriksaan Test IVA... 95
5.3.3 Sikap Responden Terhadap Biaya Pemeriksaan Test IVA ... 96
5.3.4 Sikap Responden Terhadap Dukungan Suami dalam Pemeriksaan Test IVA ... 97
5.3.5 Sikap Responden Terhadap Tenaga Kesehatan dalam Pemeriksaan Test IVA ... 98
5.4 Tindakan Responden Berdasarkan Kategori Tindakan Responden ... 99
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
6.1 Kesimpulan ... 100
6.2 Saran... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN
(3)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas
Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2015 ... 62 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan
Tahun 2016 ... 64 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan
Tahun 2016 ... 65 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penghasilan di wilayah
kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016 ... 65 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Paritas di wilayah
kerja Puskesmas Helvetia kota Medan Tahun 2016 ... 66 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pertanyaan
Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Test IVA Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
kota Medan Tahun 2016 ... 66 Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kategori
Pengetahuan ... 72 Tabel 4.8 Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban
Tentang Pernyataan Sikap Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Test IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
kota Medan Tahun 2016 ... 73 Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap
Responden ... 76 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan
Tindakan Pernah Melakukan Test IVA di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan ... 77 Tabel 4.11 Hasil Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Tindakan Pemeriksaan IVA Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
(4)
Tabel 4.12 Hasil Hubungan Sikap Responden Dengan Tindakan Pemeriksaan IVA Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
(5)
DAFTAR GAMBAR
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Elisa Franciska Br. Manurung
Tempat Lahir : Medan, Sumatera Utara
Tanggal Lahir : 18 April 1994
Suku Bangsa : Batak Toba
Agama : Kristen Protestan
Nama Ayah : Ronal Manurung
Suku Bangsa Ayah : Batak Toba
Nama Ibu : Laosmaria Siburian
Suku Bangsa Ibu : Batak Toba
Status Perkawinan : Belum Menikah
Jumlah Bersaudara : 4 (empat) bersaudara
Alamat rumah : Jl. Puskesmas II Gg. Bersama, Medan
Riwayat Pendidikan
Tahun 2000 – 2006 : SD Free Methodist 2 Medan
Tahun 2006 – 2009 : SMP N 18 Medan
Tahun 2009 – 2012 : SMK Telkom Sandhy Putra Medan