4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan sumber data, karena melalui pengumpulan data ini akan diperoleh data yang
diperlukan untuk selanjutnya dianalisa sesuai dengan yang diharapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut : a.
Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat
melalui : 1
Wawancara, yaitu cara memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada pihak-pihak yang diwawancarai terutama orang-orang yang
berwenang, mengetahui dan terkait dengan peran Kantor Pertanahan dalam rangka penyelesaian sengketa tanah secara mediasi di Kantor Pertanahan
Kota Medan. Sistem wawancara yang dipergunakan adalah wawancara bebas terpimpin, artinya terlebih dahulu dipersiapkan daftar pertanyaan
sebagai pedoman tetapi masih dimungkinkan adanya variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi pada saat wawancara dilakukan.
12
2 Daftar pertanyaan, yaitu daftar pertanyaan yang diajukan kepada orang-
orang yang terkait dengan peran Kantor Pertanahan dalam rangka penyelesaian sengketa tanah secara mediasi di Kantor Pertanahan Kota
Medan, untuk memperoleh jawaban secara tertulis. Dalam hal ini, daftar pertanyaan diberikan kepada pihak Kantor Pertanahan Kota Medan
11
Ibid
12
P. Joko Subagyo, Metode penelitian Dalam Teori dan Praktek¸ Cetakan Kelima,
Jakarta : Rineka Cipta, 2006.hal. 87
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung keterangan atau menunjang kelengkapan data primer yang diperoleh dari perpustakaan dan koleksi pustaka
pribadi penulis, yang dilakukan dengan cara studi pustaka atau literatur. Data sekunder terdiri dari:
1 Bahan-bahan hukum primer, meliputi :
a Peraturan perundang-undangan, yaitu :
1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok Agraria; 2
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak- hak Atas Tanah dan Benda-Benda yang Ada Diatasnya;
3 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa; b
Peraturan Pemerintah, meliputi : 1
Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti- Kerugian;
c Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan
Nasional; d
Peraturan Menteri : 1
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pelimpahan Kewenangan dan Pembatalan Keputusan Pemberian
Hak Atas Tanah Negara;
2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1999 tentang
Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan.
e Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;
f Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penanganan dan Penyelesaian Permasalahan Pertanahan;
2 Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya
dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer, meliputi :
a Buku-buku mengenai Pendaftaran Tanah, Hukum Agraria Indonesia
Sejarah dan Perkembangannya, buku tentang Penyelesaian sengketa Pertanahan, buku tentang Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya
Ilmiah. Selain itu, dalam penulisan skripsi ini juga digunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
b Makalah dan Artikel, meliputi makalah tentang arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa dan makalah tentang pokok-pokok pikiran mengenai penyelesaian konflik agraria yang hasil dari Lokakarya
Persiapan Pembentukan Komite Nasional untuk Penyelesaian Konflik Agraria. Dalam penelitian hukum, data sekunder mencakup bahan
primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat; bahan sekunder yaitu
bahan hukum sekunder yaitu yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer; dan bahan hukum tertier yakni bahan yang
memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder.
13
5. Teknik Analisis Data