Efektivitas mediasi Pandangan Hukum Mediasi dikota Medan dan Efektivitas Mediasi

perjanjian itu; akta-perdamaian itu berkekuatan dan dijalankan sebagai putusan yang biasa. 3. Terhadap putusan sedemikian itu tidak dapat dimohonkan banding. 4. Dalam usaha untuk memperdamaikan kedua belah pihak, diperlukan bantuan seorang juru bahasa maka untuk itu diturut peraturan pasal berikut bila mediasi tidak tercapai maka pemeriksaan perkara dilanjutkan pada persidangan selanjutnya sesuai dengan pasal 131 HIR155 RBg. Mengenai prosedur pelaksanaan mediasi tidak diatur secara jelas dan terperinci oleh HIRRBg, maka oleh karena itu Mahkamah Agung mengambil kebijakan dengan mengeluarkan PERMA yang mengatur khusus tentang prosedur ediasi sebagai peraturan yang menjalankan amanat Pasal 130 HIR154 RBg.

2. Efektivitas mediasi

Dalam mengevaluasi mediasi, khususnya evaluasi terhadap efektif- tidaknya intervensi mediator yang dilakukan pada saat mediasi, beberapa kriteria berikut dapat digunakan: 30 a. Fairness, yaitu menyangkut perhatian mediator terhadap kesetaraan, pengendalian pihak-pihak yang bertikai, dan perlindungan terhadap hak- hak individu. b. Kepuasan pihak-pihak yang bertikai, yaitu apakah intervensi mediator membantu memenuhi tujuan pihak-pihak yang bertikai, memperkecil kerusakan, meningkatkan peran serta, dan mendorong komitmen. 30 http:nevacipid.blogspot.com201103m-ediasi-adalah-negosiasi , diakses tanggal 29 November 2012 c. Efektivitas umum, seperti kualitas intervensi, permanen tidaknya intervensi, dapat tidaknya diterapkan. d. Efisiensi dalam waktu, biaya, dan kegiatan. e. Apakah kesepakatan tercapai atau tidak. Beberapa kondisi di balik keberhasilan mediasi adalah: a. Serupa negosiasi, mediasi lebih efektif untuk konflik yang moderat daripada konflik yang gawat. b. Mediasi lebih efektif bila para pihak yang bertikai memiliki motivasi yang tinggi mencapai kesepakatan, misalnya ketika mereka sedang berada dalam jalan buntu yang amat merugikan mereka sehingga mereka tidak tahan mengalami status quo tersebut lebih lama lagi disebut dengan hurting stalemate. c. Mediasi lebih efektif bila pihak-pihak yang bertikai bersungguh-sungguh menerima mediasi, bila tidak ada kekurangan atau kelangkaan sumberdaya yang parah, bila isu yang ditengahi tersebut tidak menyangkut prinsip- prinsip umum, dan bila pihak-pihak yang bertikai relatif setara dalam kekuasaan. d. Mediasi lebih efektif bila ada ancaman arbitrase sebagai langkah selanjutnya setelah mediasi gagal. Ada beberapa jenis tindakan mediator yang terbukti efektif terlepas dari situasi pertikaiannya. Contohnya adalah: a. Mediator yang dapat mengontrol komunikasi di antara pihak-pihakyang bertikai dapat membantu mereka memahami posisi satu sama lain sehingga membantu pencapaian kesepakatan. b. Mediator yang dapat mengontrol agenda mediasi akan meningkatkan keberhasilan mediasi, misalnya mempercepat pencapaian kesepakatan, membantu meyakinkan pihak-pihak yang bertikai bahwa kesepakatan dapat dicapai. c. Mediasi bergaya bersahabat juga efektif terlepas dari tekanan waktu yang dihadapi para perunding. d. Mediator dapat mengatasi masalah “devaluasi reaktif” dengan mendaku suatu proposal sebagai proposalnya, bila proposal itu dapat diterima suatu pihak tetapi akan ditolak bila diajukan oleh pihak lain. e. Membuat konsesi terhadap mediator tidak tampak sebagai pertanda kelemahan seorang perunding dan dapat menjadi salah satu cara menyelamatkan muka. f. Mediator dapat mengurangi optimisme seorang perunding tentang kemungkinan pihak lawan akan membuat konsesi besar, sehingga mempermudah si perunding membuat konsesi. g. Para mediator menganggap bahwa semakin aktif dan semakin banyak mereka menggunakan taktik-taktik mediasi, semakin efektif pula usaha mereka sebagai mediator.

E. Peran Masyarakat dalam Merespon Penyelesaian Sengketa Tanah

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS MEDIASI PENAL DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH TERHADAP SERTIFIKAT GANDA DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG

0 25 170

TESIS PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WOE MELALUI MEDIASI DI KABUPATEN NGADA OLEH KANTOR PERTANAHAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANFAATAN HUKUM.

0 2 12

PENDAHULUAN PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WOE MELALUI MEDIASI DI KABUPATEN NGADA OLEH KANTOR PERTANAHAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANFAATAN HUKUM.

0 3 25

TINJAUAN PUSTAKA PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WOE MELALUI MEDIASI DI KABUPATEN NGADA OLEH KANTOR PERTANAHAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANFAATAN HUKUM.

0 5 50

PENUTUP PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WOE MELALUI MEDIASI DI KABUPATEN NGADA OLEH KANTOR PERTANAHAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANFAATAN HUKUM.

0 4 8

PENYELESAIAN SENGKETA TANAH TERINDIKASI OVERLAPPING DENGAN CARA MEDIASI Penyelesaian Sengketa Tanah Terindikasi Overlapping Dengan Cara Mediasi Oleh Badan Pertanahan Nasional (Study Kasus Di Kantor Pertanahan Kabupaten Sukoharjo).

1 13 17

SKRIPSI PENYELESAIAN SENGKETA TANAH Penyelesaian Sengketa Tanah Terindikasi Overlapping Dengan Cara Mediasi Oleh Badan Pertanahan Nasional (Study Kasus Di Kantor Pertanahan Kabupaten Sukoharjo).

0 5 13

Penyelesaian sengketa tanah di kecamatan Karanganyar melalui mediasi oleh kantor pertanahan kabupaten Karanganyar

0 0 50

BAB II PERAN KANTOR PERTANAHAN DALAM RANGKA PENYELESAIAN SENGKETA TANAH SECARA MEDIASI DI KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN A. Peranan Kantor Badan Pertanahan Kota Medan - Tinjaun Hukum Tentang Penyelesaian Sengketa Tanah Secara Mediasi Oleh Kantor Pertanahan

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Tinjaun Hukum Tentang Penyelesaian Sengketa Tanah Secara Mediasi Oleh Kantor Pertanahan Kota Medan

0 0 19