Pengaruh Konsentrasi Etephon Terhadap Ekspresi Seks Pepaya (Carica Papaya L.)

PENGARUH KONSENTRASI ETEPHON TERHADAP
EKSPRESI SEKS PEPAYA ( Carica papaya L. )

Oleh :
MARICA EKA PUTRI
A34301043

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN

MARICA EKA PUTRI. Pengaruh Konsentrasi Etephon Terhadap Ekspresi
Seks Pepaya (Carica papaya L.) (dibimbing oleh SRIANI SUJIPRIHATI dan
DINY DINARTI)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi
yang sesuai dari zat pengatur tumbuh Etephon untuk menginduksi bunga
hermaprodit pada pepaya genotipe IPB 1 dan genotipe IPB 2. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan November 2004 sampai Mei 2005 di Kebun Percobaan

IPB Tajur, Bogor, yang terletak pada ketinggian 250-300 m di atas permukaan
laut (dpl).
Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah (Split
Plot Design) RAK dengan dua faktor, yaitu genotipe yang ditempatkan sebagai
petak utama dan konsentrasi Etephon sebagai anak petak. Faktor genotipe terdiri
atas genotipe IPB 1 dan genotipe IPB 2. Faktor konsentrasi Etephon terdiri dari 4
taraf yaitu kontrol (E0), 50 ppm (E1), 75 ppm (E2), dan 100 ppm (E3). Setiap
kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan setiap perlakuan terdiri dari 10
satuan percobaan, dengan masing-masing satuan percobaan terdiri dari 1 tanaman.
Keseluruhan tanaman percobaan adalah 240 tanaman.
Penelitian diawali dengan melakukan penyemaian terlebih dahulu benih
pepaya di polibag dengan media tanam berupa pupuk kandang dan tanah dengan
perbandingan 1:1 di rumah plastik. Aplikasi zat pengatur tumbuh Etephon
dilakukan pada saat tanaman berumur 4 Minggu Setelah Semai (MSS) dengan
menyemprotkan Etephon ke seluruh bagian tanaman. Pindah tanam
(transplanting) dilakukan pada saat tanaman berumur 1.5 bulan.
Pengamatan pada fase vegetatif dilakukan mulai 1 Minggu Setelah Tanam
(MST) sampai munculnya bunga pertama terhadap tinggi tanaman, jumlah daun
dan diameter batang. Pengamatan fase generatif dimulai sejak muncul bunga
pertama sampai 5 Bulan Setelah Tanam (BST) terhadap kecepatan bunga pertama

muncul, kecepatan bunga fertil muncul, tinggi kedudukan bunga fertil pertama,
jumlah bunga, tinggi kedudukan buah pertama, jumlah buah serta persentase
bunga hermaprodit dan betina.
Genotipe pepaya IPB 1 pada konsentrasi Etephon 75 dan 100 ppm
memberikan nilai rata-rata pertambahan tinggi tanaman, diameter batang dan
jumlah daun yang lebih besar dari kontrol dan konsentrasi Etephon 50 ppm.
Genotipe pepaya IPB 2 pada konsentrasi Etephon 50 dan 75 ppm menghasilkan
pertambahan tinggi tanaman dan diameter batang yang lebih besar dari kontrol
dan konsentrasi Etephon 100 ppm.
Pada fase generatif, perlakuan secara umum menunjukkan pengaruh tidak
nyata terhadap semua peubah, kecuali pada peubah jumlah buah, tinggi
kedudukan bunga fertil dan tinggi kedudukan buah pertama. Genotipe pepaya IPB
1 pada konsentrasi Etephon 75 dan 100 ppm memiliki jumlah buah lebih banyak
dari kontrol dan konsentrasi Etephon 50 ppm. Perlakuan konsentrasi Etephon 100
ppm meningkatkan persentase tanaman hermaprodit sebesar 75.83 % dengan
tinggi kedudukan buah pertama yang pendek yaitu109.15 cm.

PENGARUH KONSENTRASI ETEPHON TERHADAP
EKSPRESI SEKS PEPAYA ( Carica papaya L. )


Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh :
MARICA EKA PUTRI
A34301043

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

JUDUL

:

PENGARUH

KONSENTRASI


ETEPHON

TERHADAP

EKSPRESI SEKS PEPAYA (Carica papaya L. )
NAMA

: MARICA EKA PUTRI

NRP

: A34301043

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II


Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS

Ir. Diny Dinarti, MSi

NIP. 131 284 838

NIP. 131 999 963

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, MAgr.
NIP. 130 422 698

Disetujui tanggal :

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 1 Maret 1983, penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suparno
Pawiro Widjoyo dan Ibu Trimurtianty.
Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SD Negeri Ciluar IV tahun 1995
dan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di SLTP Negeri 5
Bogor, selesai tahun 1998. Tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan
Sekolah Menegah Umum di SMU Negeri 2 Bogor dan pada tahun yang sama
diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI). Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura,
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian IPB.
Pada liburan semester tahun 2002 Penulis berkesempatan mengikuti
kegiatan magang di Kebun Raya Bogor dan tahun 2003 mengikuti kegiatan
magang pada Kelompok Tani Paprika di desa Pasir Langu, Lembang, Bandung.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya serta salawat dan salam penulis curahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
”Pengaruh Konsentrasi Etephon Terhadap Ekspresi Seks Pepaya ( Carica
papaya L. )”. Penelitian dilaksanakan dengan biaya dari DUE LIKE dan bantuan
dari PKBT IPB. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir PS Hortikultura, Jurusan

Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Keluargaku di rumah (Mamah, Bapak, adikku Gita dan Yoga ) untuk doa dan
kasih sayangnya.
2. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS dan Ir. Diny Dinarti, MS selaku dosen
pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan dan nasehat yang bijak serta
kesabarannya yang begitu mulia sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan menyusun skripsi.
3. Prof. Dr. Ir. G. A. Wattimena, MSc selaku dosen penguji atas masukannya.
4. Dr. Ir Ni Made Armini Wiendi, MS selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberi nasehat dan membantu penulis.
5. Bapak Palguno yang membantu penulis dalam pengolahan data.
6. Sahabat terbaikku (Mely, Nia, Ita) dan keluarganya.
7. Seluruh karyawan di kebun percobaan IPB Tajur. Terutama untuk pak Leman,
Awang dan Ujang yang menjaga dan merawat kebun.
8. Semua anak hortie ’38 atas kebersamaannya selama 4 tahun.
9. Semua pihak yang tidak sempat disebutkan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang
memerlukan.


Bogor, Desember 2005
Penulis

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN..............................................................................................
Latar Belakang ..............................................................................................
Tujuan ...........................................................................................................
Hipotesa ........................................................................................................

1
1
3
3

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4
Taksonomi..................................................................................................... 4
Botani ............................................................................................................ 4
Genotipe Pepaya............................................................................................ 6
Syarat Tumbuh .............................................................................................. 8

Zat Pengatur Tumbuh.................................................................................... 8
Etilen ............................................................................................................. 9
Pengaruh Etephon terhadap Ekspresi Seks ................................................... 10
BAHAN DAN METODE..................................................................................
Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................
Bahan dan Alat..............................................................................................
Metode Penelitian .........................................................................................
Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................
Pengamatan ...................................................................................................

11
11
11
11
12
13

HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................
Kondisi Umum Pertanaman...........................................................................
Fase Vegetatif................................................................................................

Pengaruh Genotipe.................................................................................
Pengaruh Konsentrasi Etephon..............................................................
Pengaruh Interaksi.................................................................................
Fase Generatif................................................................................................
Pengaruh Genotipe................................................................................
Pengaruh Konsentrasi Etephon..............................................................
Pengaruh Interaksi.................................................................................
Ekspresi Seks....................................................................................... .........

14
14
15
15
16
18
19
19
20
21
22


KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25
LAMPIRAN....................................................................................................... 27

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman
Teks

1. Nilai Rata-rata Pertambahan Tinggi Tanaman, Diameter Batang
dan Jumlah Daun Pada Dua Genotipe Pepaya.........................................

16

2. Nilai Rata-rata Pertambahan Tinggi Tanaman, Diameter Batang
dan Jumlah Daun Pada Beberapa Konsentrasi.........................................

17

3. Nilai Rata-rata Pertambahan Tinggi Tanaman, Diameter Batang dan
Jumlah Daun Pada Interaksi Genotipe Pepaya dan
Konsentrasi Etephon................................................................................

18

4. Nilai Rata-rata Pertambahan Jumlah Bunga dan Jumlah Buah Pada
Dua Genotipe Pepaya...............................................................................

19

5. Nilai Rata-rata Pertambahan Tinggi Kedudukan Bunga Fertil Pertama
dan Tinggi Kedudukan Buah Pertama Pada Beberapa Konsentrasi........

20

6. Nilai Rata-rata Pertambahan Jumlah Buah Pada Interaksi Genotipe
Pepaya dan Konsentrasi Etephon.............................................................

21

Lampiran
1. Rekapitulasi Sidik Ragam........................................................................

28

2. Hasil Analisis Tanah Kebun Percobaan PKBT-IPB, Tajur
Bogor…….……………………………………………………………..

30

3. Data Suhu Udara, Kelembaban Udara, dan Suhu Tanah Bulan Februari
2005.........................................................................................................

31

4. Data Suhu Udara, Kelembaban Udara, dan Suhu Tanah Bulan Maret
2005.........................................................................................................

32

5. Data Suhu Udara, Kelembaban Udara, dan Suhu Tanah Bulan April
2005.........................................................................................................

34

6. Data Suhu Udara, Kelembaban Udara, dan Suhu Tanah Bulan Mei

2005.........................................................................................................

36

DAFTAR GAMBAR

Nomor
Halaman
Teks
1. Jenis Bunga Pepaya.................................................................................

5

2. Buah Hermaprodit dan Betina Pepaya IPB 1..........................................

7

3. Buah Hermaprodit dan Betina Pepaya IPB 2..........................................

7

4. Struktur Etephon .....................................................................................

9

5. Kondisi Persemaian dan Bibit Pepaya (IPB 1 dan IPB 2) Setelah
Perlakuan .................................................................................................

14

6. Nilai Rata-rata Pengaruh Konsentrasi Etephon Terhadap Ekspresi Seks
Tanaman Pepaya......................................................................................

22

Lampiran
1. Lay Out Percobaan Penelitian ................................................................

38

2. Bunga Hermaprodit dan Betina pada Pepaya Genotipe IPB 1 dan
IPB 2…………………………………………………………………….

39

3. Kondisi Tanaman Pepaya di Lahan Percobaan ......................................

39

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan populasi penduduk dunia semakin meningkat. Sebagaimana
teori Malthus pertambahan penduduk ini tidak berbanding lurus dengan
peningkatan produksi pangan. Selaku manusia yang selalu ingin memenuhi
kebutuhan akan pangan, mencoba alternatif lain yang dapat menyeimbangkan
menu makanan yaitu dengan mengkonsumsi produk hortikultura seperti buah dan
sayur. Selain terus mengembangkan bioteknologi untuk pemenuhan akan
kebutuhan pokok.
Buah dikonsumsi karena enak dimakan dan menyehatkan, selain itu buahbuahan mengandung vitamin, mineral, serat, zat berkhasiat, dan sebagai sifat
kesenangan. Karena sebagai sumber untuk memperoleh kesenangan, maka buah
harus tersedia dalam keragaman jenis dan mutu yang baik. Tidak heran impor
buah adalah hal yang wajar dilakukan setiap negara, apalagi yang pendapatan per
kapitanya tinggi, maka dari itu buah menjadi produk yang fancy (Poerwanto,
2003).
Pepaya (Carica papaya L) sebagai buah meja memang sudah tidak asing
lagi. Tanaman pepaya mempunyai manfaat yang cukup banyak mulai dari buah,
daun dan bunga dapat dikonsumsi. Selain itu batang, buah muda dan daunnya
ternyata mengandung enzim pemecah protein yang disebut papain yang banyak
digunakan dalam industri farmasi dan makanan. Buah pepaya banyak
mengandung vitamin terutama vitamin A dan C, yaitu 56 RE vitamin A, 0.30 mg
vitamin B1, 0.04 mg vitamin B2, 74 mg vitamin C, 500 mg niacin, 34 mg Ca, 10
mg Mg, 204 mg K, 11 fosfor, dan 1 mg Fe. Kandungan vitamin dan mineral
dihitung dalam 100 g buah- buahan (Wirakusumah, 1999 ).
Menurut Villegas (1997) sebagai buah tropis pepaya merupakan buah yang
cukup banyak diproduksi dan diperdagangkan, tetapi dalam perdagangan
mancanegara berada jauh di belakang pisang dan nenas karena sifat pepaya itu
sendiri yang lembut dan mudah rusak. Selanjunya Poerwanto (2003) menyatakan
bahwa nilai ekspor buah Indonesia masih rendah, dikarenakan permintaan buah
dalam negeri yang tinggi dan mutu buah yang masih rendah. Walaupun demikian

PENGARUH KONSENTRASI ETEPHON TERHADAP
EKSPRESI SEKS PEPAYA ( Carica papaya L. )

Oleh :
MARICA EKA PUTRI
A34301043

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN

MARICA EKA PUTRI. Pengaruh Konsentrasi Etephon Terhadap Ekspresi
Seks Pepaya (Carica papaya L.) (dibimbing oleh SRIANI SUJIPRIHATI dan
DINY DINARTI)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi
yang sesuai dari zat pengatur tumbuh Etephon untuk menginduksi bunga
hermaprodit pada pepaya genotipe IPB 1 dan genotipe IPB 2. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan November 2004 sampai Mei 2005 di Kebun Percobaan
IPB Tajur, Bogor, yang terletak pada ketinggian 250-300 m di atas permukaan
laut (dpl).
Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah (Split
Plot Design) RAK dengan dua faktor, yaitu genotipe yang ditempatkan sebagai
petak utama dan konsentrasi Etephon sebagai anak petak. Faktor genotipe terdiri
atas genotipe IPB 1 dan genotipe IPB 2. Faktor konsentrasi Etephon terdiri dari 4
taraf yaitu kontrol (E0), 50 ppm (E1), 75 ppm (E2), dan 100 ppm (E3). Setiap
kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan setiap perlakuan terdiri dari 10
satuan percobaan, dengan masing-masing satuan percobaan terdiri dari 1 tanaman.
Keseluruhan tanaman percobaan adalah 240 tanaman.
Penelitian diawali dengan melakukan penyemaian terlebih dahulu benih
pepaya di polibag dengan media tanam berupa pupuk kandang dan tanah dengan
perbandingan 1:1 di rumah plastik. Aplikasi zat pengatur tumbuh Etephon
dilakukan pada saat tanaman berumur 4 Minggu Setelah Semai (MSS) dengan
menyemprotkan Etephon ke seluruh bagian tanaman. Pindah tanam
(transplanting) dilakukan pada saat tanaman berumur 1.5 bulan.
Pengamatan pada fase vegetatif dilakukan mulai 1 Minggu Setelah Tanam
(MST) sampai munculnya bunga pertama terhadap tinggi tanaman, jumlah daun
dan diameter batang. Pengamatan fase generatif dimulai sejak muncul bunga
pertama sampai 5 Bulan Setelah Tanam (BST) terhadap kecepatan bunga pertama
muncul, kecepatan bunga fertil muncul, tinggi kedudukan bunga fertil pertama,
jumlah bunga, tinggi kedudukan buah pertama, jumlah buah serta persentase
bunga hermaprodit dan betina.
Genotipe pepaya IPB 1 pada konsentrasi Etephon 75 dan 100 ppm
memberikan nilai rata-rata pertambahan tinggi tanaman, diameter batang dan
jumlah daun yang lebih besar dari kontrol dan konsentrasi Etephon 50 ppm.
Genotipe pepaya IPB 2 pada konsentrasi Etephon 50 dan 75 ppm menghasilkan
pertambahan tinggi tanaman dan diameter batang yang lebih besar dari kontrol
dan konsentrasi Etephon 100 ppm.
Pada fase generatif, perlakuan secara umum menunjukkan pengaruh tidak
nyata terhadap semua peubah, kecuali pada peubah jumlah buah, tinggi
kedudukan bunga fertil dan tinggi kedudukan buah pertama. Genotipe pepaya IPB
1 pada konsentrasi Etephon 75 dan 100 ppm memiliki jumlah buah lebih banyak
dari kontrol dan konsentrasi Etephon 50 ppm. Perlakuan konsentrasi Etephon 100
ppm meningkatkan persentase tanaman hermaprodit sebesar 75.83 % dengan
tinggi kedudukan buah pertama yang pendek yaitu109.15 cm.

PENGARUH KONSENTRASI ETEPHON TERHADAP
EKSPRESI SEKS PEPAYA ( Carica papaya L. )

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh :
MARICA EKA PUTRI
A34301043

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

JUDUL

:

PENGARUH

KONSENTRASI

ETEPHON

TERHADAP

EKSPRESI SEKS PEPAYA (Carica papaya L. )
NAMA

: MARICA EKA PUTRI

NRP

: A34301043

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS

Ir. Diny Dinarti, MSi

NIP. 131 284 838

NIP. 131 999 963

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, MAgr.
NIP. 130 422 698

Disetujui tanggal :

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 1 Maret 1983, penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suparno
Pawiro Widjoyo dan Ibu Trimurtianty.
Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SD Negeri Ciluar IV tahun 1995
dan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di SLTP Negeri 5
Bogor, selesai tahun 1998. Tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan
Sekolah Menegah Umum di SMU Negeri 2 Bogor dan pada tahun yang sama
diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI). Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura,
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian IPB.
Pada liburan semester tahun 2002 Penulis berkesempatan mengikuti
kegiatan magang di Kebun Raya Bogor dan tahun 2003 mengikuti kegiatan
magang pada Kelompok Tani Paprika di desa Pasir Langu, Lembang, Bandung.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya serta salawat dan salam penulis curahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
”Pengaruh Konsentrasi Etephon Terhadap Ekspresi Seks Pepaya ( Carica
papaya L. )”. Penelitian dilaksanakan dengan biaya dari DUE LIKE dan bantuan
dari PKBT IPB. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir PS Hortikultura, Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Keluargaku di rumah (Mamah, Bapak, adikku Gita dan Yoga ) untuk doa dan
kasih sayangnya.
2. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS dan Ir. Diny Dinarti, MS selaku dosen
pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan dan nasehat yang bijak serta
kesabarannya yang begitu mulia sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan menyusun skripsi.
3. Prof. Dr. Ir. G. A. Wattimena, MSc selaku dosen penguji atas masukannya.
4. Dr. Ir Ni Made Armini Wiendi, MS selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberi nasehat dan membantu penulis.
5. Bapak Palguno yang membantu penulis dalam pengolahan data.
6. Sahabat terbaikku (Mely, Nia, Ita) dan keluarganya.
7. Seluruh karyawan di kebun percobaan IPB Tajur. Terutama untuk pak Leman,
Awang dan Ujang yang menjaga dan merawat kebun.
8. Semua anak hortie ’38 atas kebersamaannya selama 4 tahun.
9. Semua pihak yang tidak sempat disebutkan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang
memerlukan.

Bogor, Desember 2005
Penulis

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN..............................................................................................
Latar Belakang ..............................................................................................
Tujuan ...........................................................................................................
Hipotesa ........................................................................................................

1
1
3
3

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4
Taksonomi..................................................................................................... 4
Botani ............................................................................................................ 4
Genotipe Pepaya............................................................................................ 6
Syarat Tumbuh .............................................................................................. 8
Zat Pengatur Tumbuh.................................................................................... 8
Etilen ............................................................................................................. 9
Pengaruh Etephon terhadap Ekspresi Seks ................................................... 10
BAHAN DAN METODE..................................................................................
Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................
Bahan dan Alat..............................................................................................
Metode Penelitian .........................................................................................
Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................
Pengamatan ...................................................................................................

11
11
11
11
12
13

HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................
Kondisi Umum Pertanaman...........................................................................
Fase Vegetatif................................................................................................
Pengaruh Genotipe.................................................................................
Pengaruh Konsentrasi Etephon..............................................................
Pengaruh Interaksi.................................................................................
Fase Generatif................................................................................................
Pengaruh Genotipe................................................................................
Pengaruh Konsentrasi Etephon..............................................................
Pengaruh Interaksi.................................................................................
Ekspresi Seks....................................................................................... .........

14
14
15
15
16
18
19
19
20
21
22

KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25
LAMPIRAN....................................................................................................... 27

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman
Teks

1. Nilai Rata-rata Pertambahan Tinggi Tanaman, Diameter Batang
dan Jumlah Daun Pada Dua Genotipe Pepaya.........................................

16

2. Nilai Rata-rata Pertambahan Tinggi Tanaman, Diameter Batang
dan Jumlah Daun Pada Beberapa Konsentrasi.........................................

17

3. Nilai Rata-rata Pertambahan Tinggi Tanaman, Diameter Batang dan
Jumlah Daun Pada Interaksi Genotipe Pepaya dan
Konsentrasi Etephon................................................................................

18

4. Nilai Rata-rata Pertambahan Jumlah Bunga dan Jumlah Buah Pada
Dua Genotipe Pepaya...............................................................................

19

5. Nilai Rata-rata Pertambahan Tinggi Kedudukan Bunga Fertil Pertama
dan Tinggi Kedudukan Buah Pertama Pada Beberapa Konsentrasi........

20

6. Nilai Rata-rata Pertambahan Jumlah Buah Pada Interaksi Genotipe
Pepaya dan Konsentrasi Etephon.............................................................

21

Lampiran
1. Rekapitulasi Sidik Ragam........................................................................

28

2. Hasil Analisis Tanah Kebun Percobaan PKBT-IPB, Tajur
Bogor…….……………………………………………………………..

30

3. Data Suhu Udara, Kelembaban Udara, dan Suhu Tanah Bulan Februari
2005.........................................................................................................

31

4. Data Suhu Udara, Kelembaban Udara, dan Suhu Tanah Bulan Maret
2005.........................................................................................................

32

5. Data Suhu Udara, Kelembaban Udara, dan Suhu Tanah Bulan April
2005.........................................................................................................

34

6. Data Suhu Udara, Kelembaban Udara, dan Suhu Tanah Bulan Mei

2005.........................................................................................................

36

DAFTAR GAMBAR

Nomor
Halaman
Teks
1. Jenis Bunga Pepaya.................................................................................

5

2. Buah Hermaprodit dan Betina Pepaya IPB 1..........................................

7

3. Buah Hermaprodit dan Betina Pepaya IPB 2..........................................

7

4. Struktur Etephon .....................................................................................

9

5. Kondisi Persemaian dan Bibit Pepaya (IPB 1 dan IPB 2) Setelah
Perlakuan .................................................................................................

14

6. Nilai Rata-rata Pengaruh Konsentrasi Etephon Terhadap Ekspresi Seks
Tanaman Pepaya......................................................................................

22

Lampiran
1. Lay Out Percobaan Penelitian ................................................................

38

2. Bunga Hermaprodit dan Betina pada Pepaya Genotipe IPB 1 dan
IPB 2…………………………………………………………………….

39

3. Kondisi Tanaman Pepaya di Lahan Percobaan ......................................

39

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan populasi penduduk dunia semakin meningkat. Sebagaimana
teori Malthus pertambahan penduduk ini tidak berbanding lurus dengan
peningkatan produksi pangan. Selaku manusia yang selalu ingin memenuhi
kebutuhan akan pangan, mencoba alternatif lain yang dapat menyeimbangkan
menu makanan yaitu dengan mengkonsumsi produk hortikultura seperti buah dan
sayur. Selain terus mengembangkan bioteknologi untuk pemenuhan akan
kebutuhan pokok.
Buah dikonsumsi karena enak dimakan dan menyehatkan, selain itu buahbuahan mengandung vitamin, mineral, serat, zat berkhasiat, dan sebagai sifat
kesenangan. Karena sebagai sumber untuk memperoleh kesenangan, maka buah
harus tersedia dalam keragaman jenis dan mutu yang baik. Tidak heran impor
buah adalah hal yang wajar dilakukan setiap negara, apalagi yang pendapatan per
kapitanya tinggi, maka dari itu buah menjadi produk yang fancy (Poerwanto,
2003).
Pepaya (Carica papaya L) sebagai buah meja memang sudah tidak asing
lagi. Tanaman pepaya mempunyai manfaat yang cukup banyak mulai dari buah,
daun dan bunga dapat dikonsumsi. Selain itu batang, buah muda dan daunnya
ternyata mengandung enzim pemecah protein yang disebut papain yang banyak
digunakan dalam industri farmasi dan makanan. Buah pepaya banyak
mengandung vitamin terutama vitamin A dan C, yaitu 56 RE vitamin A, 0.30 mg
vitamin B1, 0.04 mg vitamin B2, 74 mg vitamin C, 500 mg niacin, 34 mg Ca, 10
mg Mg, 204 mg K, 11 fosfor, dan 1 mg Fe. Kandungan vitamin dan mineral
dihitung dalam 100 g buah- buahan (Wirakusumah, 1999 ).
Menurut Villegas (1997) sebagai buah tropis pepaya merupakan buah yang
cukup banyak diproduksi dan diperdagangkan, tetapi dalam perdagangan
mancanegara berada jauh di belakang pisang dan nenas karena sifat pepaya itu
sendiri yang lembut dan mudah rusak. Selanjunya Poerwanto (2003) menyatakan
bahwa nilai ekspor buah Indonesia masih rendah, dikarenakan permintaan buah
dalam negeri yang tinggi dan mutu buah yang masih rendah. Walaupun demikian

menurut data FAO, produksi buah pepaya Indonesia tahun 2002 sebesar 491,389
ton mencapai urutan posisi ke 5 produksi pepaya dunia.
Berdasarkan laporan utama Rusnas Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika
untuk pengembangan pepaya unggulan Indonesia tahun 2000, usaha tani pepaya
mengalami beberapa kendala antara lain produktivitas yang rendah, ukuran buah
yang tidak sesuai untuk permintaan pasar dan keterbatasan kultivar. Kultivar yang
diinginkan adalah kultivar yang berperawakan pendek, genjah, dan berbunga
hermaprodit, tidak mengalami skip dan toleran terhadap ancaman biotik dan
abiotik.
Buah hermaprodit adalah buah yang disenangi oleh konsumen
dibandingkan dengan buah betina, karena buah hermaprodit berbentuk lonjong.
Biasanya, untuk mendapatkan pohon hermaprodit petani menanam benih per
lubang dalam jumlah banyak, kemudian setelah menjadi tanaman dijarangkan dan
dipilih yang menghasilkan bunga hermaprodit.
Penampakan bunga atau ekspresi seks dikendalikan oleh faktor endogen
dan eksogen tanaman. Faktor endogen yang berpengaruh yaitu gen dan zat
pengatur tumbuh. Faktor eksogen yang terlibat dalam pembentukan bunga yaitu,
suhu, konsentrasi nitrogen yang tersedia, dan fotoperiode. Zat pengatur tumbuh
bertindak sebagai mediator antara gen dan faktor lingkungan atau eksogen
(Metzger, 1995).
Hasil penelitian Singh dan Singh (1984) dalam More (1998) menunjukkan
bahwa konsentrasi Etephon (50-100 ppm) berpengaruh dalam mengubah seks
pada mentimun. Selanjutnya hasil penelitian Subhadrabandu (1986) menyatakan
bahwa peningkatan bunga hermaprodit pada pepaya terjadi setelah dilakukan
penyemprotan Etephon 100 ppm 21 hari setelah perkecambahan.
Hasil penelitian Nuryanah (2004) menunjukkan bahwa aplikasi perlakuan
Etephon dan GA3 pada 4 MSS meningkatkan persentase tanaman hermaprodit
sebesar 93,3 %. Perlakuan Etephon pada 4 MSS menghasilkan tanaman dengan
tinggi buah pertama yang pendek yaitu 77.68 cm.

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa aplikasi zat pengatur tumbuh
dalam hal ini Etephon dapat digunakan untuk mengubah ekspresi seks tanaman,
dan kesesuaian konsentrasi sangat diperlukan untuk menginduksi bunga
hermaprodit pada pepaya.

Tujuan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi
Etephon yang sesuai untuk menginduksi bunga hermaprodit pada pepaya genotipe
IPB 1 dan genotipe IPB 2.

Hipotesis
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Terdapat konsentrasi Etephon yang sesuai terhadap rasio pohon hermaprodit
dan betina.
2. Terdapat pengaruh perbedaan konsentrasi Etephon terhadap ekspresi seks
pada genotipe pepaya IPB 1 dan IPB 2.
3. Terdapat pengaruh interaksi diantara kedua perlakuan terhadap ekspresi seks
tanaman pepaya IPB 1 dan IPB 2.

TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi
Tanaman pepaya termasuk Divisi : Spermatophyta, Class : Angiospermae,
Sub class : Dillinidae, Ordo : Viocales, Genus : Caricaceae. Sebagai tanaman
dikotiledon pepaya mempunyai empat genus : tiga tersebar di Amerika tropik
(Carica, Jarilla, Jacaratia) dan satu Cylicomorpha, berasal dari Afrika tropik.
Genus Carica adalah genus yang banyak tersebar di daerah tropik lainnya seperti
Asia tenggara dan Subtropik hangat yang ada di dunia (Villlegas, 1997).

Botani
Menurut Villegas (1997) pepaya (Carica papaya L) biasa disebut
“pawpaw” atau “melon tree”. Merupakan tanaman perennial yang berperawakan
terna (herbaceous) yang mirip pohon, tumbuhnya cepat, tingginya 2-10 m, dan
umumnya tidak bercabang. Batang pepaya berbentuk silinder, mempunyai
diameter 10-30 cm, berongga memiliki lampang (scar) daun yang jelas serta
jaringan serat bunga karang.
Menurut Ashari (1995) daun pepaya terletak pada ujung tanaman (roset),
daunya tersusun spiral melingkar batang, lembaran daun bercelah- celah menjari.
Selanjutnya Villages (1997) menyatakan bahwa daun pepaya tersusun
berkelompok dekat dengan ujung batang, tangkai daunnya mencapai panjang 1 m,
berongga, berwarna kehijauan atau hijau lembayung, lembaran daun berbentuk
bundar, berdiameter 25-75 cm, bercuping 7-11, menjari dalam, tidak berbulu,
bervena menonjol, cuping- cupingnya bergerigi dalam dan lebar.
Bunga pepaya termasuk bunga majemuk yang tersusun pada sebuah
tangkai atau poros bunga (pedunculus). Kelompok bunga majemuk tersebut
disebut infloresensia yang duduk pada ketiak daun. Tanaman pepaya memiliki
tiga jenis bunga , yaitu bunga jantan (masculus), bunga betina (femineus), dan
bunga sempurna (hermaprodit). Bunga jantan adalah bunga yang memiliki benang
sari saja, bunga betina adalah bunga yang memiliki putik saja sedangkan bunga
hermaprodit adalah bunga sempurna yang memiliki dua kelamin jantan dan betina
(Kalie, 2001) (Gambar 1).

(a)

(b)

(c)

Gambar 1. Jenis Bunga Pepaya
Keterangan : (a) = Bunga Pepaya Jantan
(b) = Bunga Pepaya Hermaprodit
(c) = Bunga Pepaya Betina

Bunga jantan mempunyai tangkai bunga panjang dan bercabang, dapat
mencapai 2 m, mengandung beberapa kuntum anak bunga. Tanaman pepaya
jantan dinamakan juga pepaya gantung (jawa), bunganya berbau harum,
kelopaknya berbentuk cangkir dengan panjang 1mm, korolanya berbentuk
terompet dengan panjang 2.5 cm, benang sarinya berjumlah 10 (lima panjang dan
lima lainnya pendek), bunga jantan ini bersifat tidak produktif (Ashari, 1995).
Menurut Villegas (1997) bunga betina soliter atau beberapa kuntum berada
pada suatu payung menggarpu, panjang bunganya 3.5-5 cm, daun kelopaknya
berbentuk cawan dengan panjang 3-4 mm, memiliki lima gigi sempit dengan
warna hijau kuning, mahkotanya tersusun atas lima daun mahkota yang hampir
lepas-lepas, daun mahkotanya berbentuk lanset, melilit, berdaging berwarna
kuning. Bakal buahnya bulat telur sampai lonjong dengan panjang 2-3 cm,
memiliki rongga tengah berisi banyak sekali bakal biji, kepala putiknya lima
berbentuk kipas tak bertangkai, bercelah lima yang mendalam. Tanpa adanya
pohon jantan atau pohon hermaprodit, pohon betina ini tidak dapat menghasilkan
buah.
Bunga hermaprodit mempunyai infloresensia yang terdiri dari beberapa
bunga sempurna dan 1-4 bunga jantan. Berdasarkan bentuk bakal buah dan jumlah
benang sarinya, bunga sempurna tersebut dibedakan menjadi bunga sempurna
elongata, bunga sempurna pentandria, dan bunga sempurna intermedia.
Hermaprodit elongata, mempunyai tangkai putik panjang dan berkembang

menjadi buah yang memanjang dengan 10 benang sari muncul pada bagian dalam
mahkota bunga. Hermaprodit pentandria, mempunyai bakal buah lonjong dan
berkembang menjadi lima sisi buah yang menonjol dengan lima benang sari
terletak pada dasar bakal buah. Hermaprodit intermedia, beberapa benang sarinya
(2 atau 10) telah berubah bentuk, sehingga menghasilkan buah yang tidak
beraturan bentuknya (Ashari, 1995).
Menurut Nakasone dan Paul (1999) bunga pepaya yang muncul pada
ketiak daun tergantung pada kelamin pohonnya. Sifat kelamin pohon ditentukan
oleh hasil interaksi antara faktor endogen dan eksogen tanaman. Selanjutnya
ditambahkan oleh Kalie (2001) bahwa sifat jenis kelamin pada pepaya ditentukan
oleh suatu gen (faktor keturunan) tunggal, dimana genotipe alel pengendali bunga
terdiri atas : M1 untuk kelamin jantan dengan sifat gen dominan, M2 untuk
kelamin sempurna dengan sifat gen dominan, dan m untuk bunga betina dengan
sifat gen resesif.
Persilangan antara betina dan jantan (mm x M1m) akan menghasilkan
rasio perbandingan betina dan jantan 1:1, secara selfing bunga hermaprodit (M2m)
menghasilkan rasio perbandingan hermaprodit dan betina 2:1, persilangan antara
betina dengan hermaprodit (mm x M2m) menghasilkan rasio perbandingan betina
dan hermaprodit 1:1, sedangkan persilangan antara hermaprodit dan jantan (M2m
x M1m) menghasilkan rasio perbandingan betina, hermaprodit dan jantan 1:1:1.
Genotipe Pepaya
Berdasarkan Laporan Rusnas 2005, program pemuliaan tanaman pepaya
di PKBT IPB saat ini telah menghasilkan genotipe IPB 1 dan IPB 2. Kedua
genotipe tersebut diberi nama Arum Bogor dan Prima Bogor.
Pepaya IPB 1 (Arum Bogor) berukuran kecil dengan panjang buah ± 14
cm, diameter buah ± 10 cm. Buah hermaprodit berbentuk lonjong sedangkan
buah betina berbentuk bulat. Bobot per buah ± 654 g dengan warna daging buah
kemerahan atau jingga dan warna kulit buah hijau sedang. Rasa daging buah
pepaya IPB 1 sangat manis(≥12°Brix), mengandung kadar air ± 88% dan kadar
vitamin C ± 122 mg/100g (Gambar 2).

(a)

(b)

Gambar 2. Buah Hermaprodit dan Betina, Pepaya IPB 1
Keterangan : (a) = Buah Hermaprodit
(b) = Buah Betina

Pepaya IPB 2 (Prima Bogor) berukuran buah sedang dengan panjang buah
± 29 cm dan diameter buah ± 12 cm. Buah hermaprodit berbentuk lonjong
sedangkan buah betina berbentuk bulat. Bobot per buah ± 1543 g dengan warna
daging buah kemerahan atau jingga dan warna kulit buah hijau tua. Rasa daging
buah manis (10-11°Brix) dengan kadar air ± 90% dan kadar vitamin C ± 84
mg/100g (Gambar 3).

(a)
Gambar 3. Buah Hermaprodit dan Betina, Pepaya IPB 2
Keterangan : (a) = Buah Hermaprodit
(b) = Buah Betina

(b)

Syarat Tumbuh
Tanaman pepaya dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m
di atas permukaan laut dengan suhu udara optimum 22-26 º C dan curah hujan
rata-rata 1000-2000 mm/tahun (Ashari, 1995). Selanjutnya Nakasone dan Paul
(1999) menyatakan bahwa kebutuhan air bulanan ± 100 mm/bulan. Kekurangan
air pada musim kemarau dapat berakibat terjadinya stress pada tanaman,
meskipun buah yang dihasilkan pada musim kemarau memiliki rasa yang lebih
manis dibandingkan buah yang dihasilkan pada musim penghujan.
Menurut Sunaryono (1998) tanah yang subur dengan porositas yang baik
dan mempunyai pH 6-7 adalah yang paling disenangi oleh pepaya, sehingga
pepaya dapat tumbuh subur pada semua jenis tanah. Ditambahkan oleh Kalie
(2001) lahan yang lembab merupakan tempat yang cocok untuk tanaman pepaya,
namun lahan jangan sampai tergenang air karena akar akan membusuk dan mati.

Zat Pengatur Tumbuh
Menurut Wattimena (1988) zat pengatur tumbuh adalah istilah yang
digunakan untuk senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil
(