13
bernilai seperti asam lemak omega 3 yaitu asam docosahexanoic DHA Borowitzka, 1988.
Tabel 2. Jenis asam lemak pada beberapa mikroalga
Asam Lemak
C.Calcitrans S.Costatum Nannochloropsis sp. I Galbana T Suecicca P Cruentum
12:0 -
- -
- 0.7
- 14:0
13.0 16.5
6.9 16.8
6.3 5.3
16:0 18.0
16.5 30.9
11.1 22.8
38.7 16:1n7
28.8 11.1
19.6 5.1
10.2 -
18:0 -
- -
- -
- 18:1n9
0.3 2.2
4.4 9.7
6.9 5.8
18:2n6 0.7
1.1 3.5
7.8 6.9
3.5 18:3n3
0.8 -
16.3 14.9
- 18:3n6
0.3 -
1.6 -
18:4n6 0.2
5.5 19.8
21.6 -
20:4n6 2.3
4.6 0.6
2.0 16.0
20:5n3 34.0
40.7 30.1
0.9 6.2
30.7 22:6n3
1.2 6.6
- 12.0
- -
Sumber : Servel et al. 1993 in Winaryo 2009
2.3. Mikroalga Untuk Produksi Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar yang tersusun dari monoalkil ester rantai panjang fatty acids yang merupakan turunan dari minyak tumbuhan dan lemak
hewani. Biodiesel dapat diperoleh melalui reaksi transesterifikasi trigliserida atau reaksi esterifikasi asam lemak bebas tergantung dari kualitas minyak nabati yang
digunakan sebagai bahan baku. Transesterifikasi adalah proses yang mereaksikan trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol rantai pendek
seperti methanol menghasilkan metil ester asam lemak Fatty Acids Methyl Esters FAME atau biodiesel dan gliserol Ma et al., 1999.
Berdasarkan kandungan FFA dalam minyak nabati maka proses pembuatan biodiesel dibedakan menjadi 2 yaitu, transesterifikasi dengan katalis basa
sebagian besar menggunakan kalium hidroksida untuk bahan baku refined oil
14
atau minyak nabati dengan kandungan FFA rendah 5 dan esterifikasi dengan katalis asam umumnya menggunakan asam sulfat untuk minyak nabati dengan
kandungan FFA tinggi 5 Ma et al., 1999. Biodiesel dan bioetanol diproduksi dari tanaman pertanian misalnya kelapa
sawit, jarak, kelapa, jagung, ubi kayu, dan tanaman yang menghasilkan minyak nabati yang tinggi. Akan tetapi tanaman - tanaman tersebut jika diolah menjadi
biodiesel akan berbenturan dengan kebutuhan pangan dan lahan. Oleh karena itu dibutuhkan penemuan baru bahan baku yang cocok untuk produksi bahan bakar
yang tidak mengurangi ketersediaan minyak nabati. Mikroalga lebih memiliki potensi untuk dijadikan biodiesel dibandingkan
biofuel Chisti, 2008. Minyak dari mikroalga mengandung lipid yang cocok untuk esterifikasi atau transesterifikasi Umdu et al., 2008. Diantara berbagai
jenis alga, mikroalga tampak menjanjikan sebab : 1. Memiliki laju pertumbuhan yang tinggi
2. Kandungan lipid dapat disesuaikan dengan mengubah komposisi media untuk tumbuh Kawaroe et al., 2010
3. Dapat dipanen lebih dari sekali dalam satu tahun Kawaroe et al., 2010 4. Dapat menggunakan air laut atau air limbah Kawaroe et al., 2010
5. Karbon dioksida di atmosfer ,merupakan sumber untuk pertumbuhan mikroalga Kawaroe et al., 2010
6. Biodiesel dari lemak alga merupakan non toksik dan bersifat biodegradable secara cepat
7. Mikroalga yang digunakan untuk biodiesel mampu berproduksi 15-300 kali lebih cepat dibandingkan tanaman daratan Chisti, 2007.
15
2.4. Kromatografi Gas-Mass Spektrometri GC-MS