20 Bowyer et al. 2003, apabila pada pembuatan papan partikel menggunakan perekat cair maka kadar
air papan akan bertambah 4-6. Untuk mengetahui pengaruh kadar perekat fenol formaldehida terhadap kadar air papan
partikel serat buah bintaro maka dilakukan analisis keragaman, hasilnya disajikan dalam Tabel 8. Hasil analisis keragaman dengan uji F menunjukkan bahwa kadar perekat yang berbeda tidak
berpengaruh nyata F hitung F tabel 5 F tabel 1 terhadap nilai kadar air, yang berarti diperoleh nilai rataan kadar air seragam pada setiap papan dengan kadar perekat yang berbeda. Hal
ini juga ditunjukkan oleh nilai standar deviasi antara kedua perlakuan sebesar 0.19.
Berdasarkan Gambar 8, kadar air akan semakin menurun dengan semakin tingginya kerapatan. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa pada kadar perekat yang semakin tinggi maka papan
partikel yang dihasilkan akan memiliki ikatan antar partikel yang lebih kuat, sehingga air akan lebih sulit masuk dan mempengaruhi kadar air papan. Menurut Sutigno 1994, kadar air dipengaruhi oleh
kerapatan papan partikelnya. Semakin tinggi kerapatan papan partikel maka semakin rendah kadar air kesetimbangannya.
Tabel 7. Perhitungan pengaruh perlakuan dan galat terhadap kadar air
Perlakuan Nilai
Pengamatan Rataan
Umum Ragam
Pengaruh Perlakuan
Rangkaian Acak Galat
Y
ij
μ Yij-
μ τ
i
ε
ij
10 9.050
9.580 -0.530
0.143 -0.673
10 9.310
9.580 -0.270
0.143 -0.413
10 10.81
9.580 1.230
0.143 1.087
12 9.840
9.580 0.260
-0.143 0.403
12 9.600
9.580 0.020
-0.143 0.163
12 8.870
9.580 -0.710
-0.143 -0.567
Jumlah Kuadrat 553.097
550.658 2.439
0.123 2.316
Tabel 8. Analisis sidik ragam kadar air
Sumber Keragaman
Derajat bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F Hitung F Tabel
5 F Tabel
1 Kadar Perekat
1 0.123
0.123 0.212
7.71 21.2
Galat 4
2.316 0.579
Total 5
2.439 Dari data di atas, dengan pengaruh yang tidak nyata antara kadar perekat dengan kadar air
dibanding, kadar perekat PF 10 merupakan kadar perekat yang lebih baik digunakan. Karena secara ekonomis lebih efisien dalam penggunaan perekat untuk pembuatan papan partikel.
4.2.3 Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal merupakan perubahan dimensi papan dengan bertambahnya ketebalan dari papan tersebut. pengembangan tebal ini menentukan suatu papan dapat digunakan untuk
eksterior atau interior. Pengembangan tebal yang tinggi pada papan partikel tidak dapat digunakan untuk keperluan eksterior karena memiliki stabilitas dimensi produk yang rendah dan sifat
mekanisnya akan rendah juga Massijaya et al., 2000. Pengujian pengembangan tebal dilakukan dengan merendam papan partikel selama 2 jam dan 24 jam.
Nilai pengembangan tebal sampel uji papan partikel setelah perendaman 2 jam berkisar antara 9.11 sampai 9.81. Nilai tertinggi pengembangan tebal rata-rata setelah peredaman 2 jam
21 terdapat pada papan partikel dengan kadar perekat PF 12 yaitu 9.58, sedangkan papan partikel
dengan kadar perekat PF 10 mengalami pengembangan tebal yang lebih rendah, yaitu 9.39. Nilai pengembangan tebal sampel uji papan partikel setelah perendaman 24 jam berkisar
antara 15.03 sampai 24.87. Nilai tertinggi pengembangan tebal rata-rata setelah peredaman 24 jam terdapat pada papan partikel dengan kadar perekat PF 10 yaitu 22.28, sedangkan papan
partikel dengan kadar perekat PF 12 mengalami pengembangan tebal yang lebih rendah, yaitu 16.89. Nilai rata-rata pengujian pengembangan tebal setelah perendaman 2 jam dan setelah
perendaman 24 jam papan partikel dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 menunjukkan bahwa secara keseluruhan nilai rata-rata pengembangan tebal papan
partikel yang dihasilkan tidak memenuhi ketentuan pengembangan tebal setelah perendaman 24 jam berdasarkan standar JIS A 5908-2003 yang mensyaratkan nilai pengembangan tebal papan partikel
yaitu maksimal 12. Nilai pengembangan tebal papan partikel dari buah bintaro yang relatif tinggi diduga disebabkan oleh tingkat absorpsi air oleh bahan baku yang tinggi dan sifat perekat yang
digunakan.
Gambar 9. Grafik nilai rata-rata pengembangan tebal papan partikel Setiawan 2008 menyatakan bahwa pengembangan tebal diduga ada hubungan dengan
absorbsi air, karena semakin banyak air yang diabsorbsi dan memasuki struktur partikel maka semakin banyak pula perubahan dimensi yang dihasilkan, hal tersebut dibuktikan dengan besarnya
nilai daya serap air yang tinggi. Semakin tinggi kadar perekat fenol yang digunakan, sifat tahan air papan partikel akan semakin besar. Hal ini diduga karena semakin banyak partikel serat yang terikat
oleh perekat dan mengurangi rongga yang dapat diisi oleh air. Ruhendi et al. 2007 turut menyatakan bahwa perekat fenol formaldehida lebih tahan terhadap perlakuan air, tahan terhadap
kelembaban dan temperatur tinggi, tahan terhadap bakteri, jamur serta tahan terhadap bahan kimia, seperti minyak, basa dan bahan pengawet kayu.
Untuk mengetahui pengaruh kadar perekat fenol formaldehida terhadap besarnya pengembangan tebal papan partikel serat buah bintaro maka dilakukan analisis keragaman, hasilnya
disajikan dalam Tabel 10 dan Tabel 12. Hasil analisis keragaman dengan uji F menunjukkan bahwa kadar perekat yang berbeda tidak berpengaruh nyata F hitung F tabel 5 F tabel 1 terhadap
nilai pengembangan tebal 2 jam maupun 24 jam, yang berarti diperoleh nilai rataan pengembangan tebal seragam pada setiap papan dengan kadar perekat yang berbeda. Hal ini juga ditunjukkan oleh
9.39 9.58
22.28 16.89
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00
PF 10 PF 12
P eng
em ba
ng a
n T
eba l
Kadar Perekat
Setelah 2 Jam Setelah 24 Jam
JIS A 5908 - 2003
TS
22 nilai standar deviasi antara kedua perlakuan sebesar 0.13 untuk pengembangan tebal 2 jam dan 3.80
untuk pengembangan tebal selama 24 jam. Tabel 9. Perhitungan pengaruh perlakuan dan galat terhadap pengembangan tebal 2 jam
Perlakuan Nilai
Pengamatan Rataan
Umum Ragam
Pengaruh perlakuan
Rangkaian Acak Galat
Y
ij
μ Yij-
μ τ
i
ε
ij
10 9.520
9.487 0.033
-0.093 0.127
10 9.220
9.487 -0.267
-0.093 -0.173
10 9.550
9.487 0.063
-0.093 0.157
12 9.810
9.487 0.323
0.093 0.230
12 9.410
9.487 -0.077
0.093 -0.170
12 9.520
9.487 0.033
0.093 -0.060
Jumlah Kuadrat
542.256 539.981
0.188 0.052
0.156 Tabel 10. Analisis sidik ragam pengembangan tebal 2 jam
Sumber Keragaman
Derajat bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F Hitung F Tabel
5 F tabel
1 Kadar Perekat
1 0.055
0.055 1.282
7.71 21.2
Galat
4 0.156
0.039
Total
5 0.188
Tabel 11. Perhitungan pengaruh perlakuan dan galat terhadap pengembangan tebal 24 jam
Perlakuan Nilai
Pengamatan Rataan
Umum Ragam
Pengaruh perlakuan
Rangkaian Acak Galat
Y
ij
μ Yij-
μ τ
i
ε
ij
10 24.870
19.585 5.285
2.692 2.593
10 18.000
19.585 -1.585
2.692 -4.277
10 23.960
19.585 4.375
2.692 1.683
12 21.510
19.585 1.925
-2.692 4.617
12 15.030
19.585 -4.555
-2.692 -1.863
12 14.140
19.585 -5.445
-2.692 -2.753
Jumlah Kuadrat
2405.119 2301.433
103.686 43.470
60.215 Tabel 12. Analisis sidik ragam pengembangan tebal 24 jam
Sumber Keragaman
Derajat bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F Hitung F Tabel
5 F Tabel
1 Kadar Perekat
1 43.470
43.470 2.887
7.71 21.2
Galat
4 60.215
15.054
Total
5 103.686
4.2.4 Daya Serap Air