BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penanaman modal sangat penting untuk membiayai pembangunan dan untuk membiayai industri, karena dana yang dimiliki negara terbatas sehingga tidak
cukup untuk membiayai keseluruhan sektor belanja pembangunan, membayar pinjaman luar negeri dan membiayai subsidi. Jika tidak didukung dengan
penanaman modal dari swasta, program-progam pembangunan nasional akan berjalan lambat. Untuk menutup kekurangan dana pembangunan tersebut,
pemerintah dapat mengandalkan dari sektor swasta domestik, yakni bank, non bank dan pasar modal maupun dari swasta asing, baik berupa pinjaman ataupun investasi
langsung. Terkait dengan sumber pembiayaan pembangunan, Lutfi 2006
mengklasifikasikan menjadi tiga. Pertama, sumber internal dalam negeri, dari tabungan domestik. Kedua, sumber eksternal luar negeri, dari pinjaman luar
negeri dan penanaman modal asing. Ketiga, dari hasil ekspor. Hubungan antara industri dengan penanaman modal ditunjukkan pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 : Keterkaitan Industri dengan Penanaman Modal Sumber : Lutfi 2006 dengan modifikasi.
Penanaman modal asing langsung PMAL merupakan sumber pembiayaan yang paling berkualitas. PMAL lebih mampu menjamin kelangsungan
pembangunan daripada bantuan atau modal portofolio, karena PMAL akan diikuti dengan pengembangan SDM negara tujuan PMAL melalui transfer teknologi,
pengetahuan dan kemampuan manajerial dari perusahaan yang melakukan PMAL Panayotou, 1998. Biasanya negara-negara yang akumulasi modal kapital dan
pengembangan teknologinya lemah, akan tumbuh lebih lambat daripada negara- negara yang mempunyai tingkat investasi tinggi dan belanja untuk penelitian dan
pengembangannya tinggi Udo Obiora, 2006. Indonesia memiliki modal dasar yang cukup kuat untuk menarik minat
swasta agar menanamkan modal di sektor riil yang meliputi potensi pasar yang sangat besar, tenaga kerja yang murah dan sumber daya alam yang melimpah.
Dalam konteks potensi pasar, Indonesia memiliki jumlah penduduk mencapai 230 juta jiwa, akibat langsung dari jumlah penduduk ini adalah jumlah permintaan
terhadap berbagai produk barang dan jasa juga sangat besar. Dengan jumlah permintaan yang sangat besar, produksi barang dan jasa yang harus dihasilkan juga
sangat besar. Biasanya, ongkos produksi dalam jumlah besar jauh lebih murah jika dibandingkan dengan ongkos produksi barang dan jasa dalam jumlah lebih sedikit.
Dalam konteks tenaga kerja, selain melimpah jumlah tenaga kerja Indonesia juga murah. Hal ini sangat cocok bagi perusahaan untuk menekan biaya produksi.
Menurut data Badan Pusat Statistik BPS, jumlah angkatan kerja Indonesia pada bulan Februari 2009 ini mencapai 113.744.408 jiwa. Sedangkan dalam konteks
sumber daya alam, ketersediaan potensi alam Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku industri manufaktur, baik dari hasil hutan, pertanian,
perikanan dan kelautan, tambang dan perkebunan. Modal dasar tersebut merupakan daya tarik bagi pelaku usaha untuk
menanamkan modal usahanya, tetapi ada faktor lain yang menjadi pertimbangan bagi pelaku usaha. Prinsip pokok yang menjadi pertimbangan dalam melakukan
kegiatan penanaman modal adalah ekspektasi terhadap keuntungan yang mungkin diperoleh. Jika lebih menguntungkan untuk melakukan kegiatan penanaman modal
di luar negeri dari pada di dalam negeri, maka investor akan melakukan kegiatan
penanaman modal di luar negeri, yang lazim disebut dengan penanaman modal asing.
1.2 Permasalahan