berikutnya adalah dari usahatani dan usaha warung atau kios yang mengalami defisit sebesar -Rp130 028,- per bulan.
Berdasarkan komposisi ini tentunya dapat disimpulkan bahwa tingkat pemenuhan kebutuhan keluarga untuk kedua desa yaitu Sungai Ambangah
secara relatif hanya rumahtangga petani yang mempunyai sumber penghasilan dari usahatani dan usaha sebagai tukang atau buruh bangunan yang dapat
terpenuhi, sedangkan untuk Desa Pasak Piang semua jenis sumber penghasilan belum terpenuhi. Perhitungan nilai pengeluaran yang digunakan ini belum
memperhitungkan, pengeluaran yang sifatnya insidental seperti pengobatan, biaya sosial, rokok, dan pengeluaran tidak terduga lainnya. Jika semua
pengeluaran ini dimasukkan maka defisit keuangan rumahtangga petani akan semakin besar. Disamping itu, jumlah dan komposisi pengeluaran rumahtangga
petani relatif konstan, sedangkan jumlah dan komposisi penerimaan rumahtangga setiap saat berubah, karena tidak ada sumber penerimaan rutin
yang tetap. Walaupun dari penjualan hasil karet relatif tetap, tetapi kadang- kadang harga jual yang ditetapkan oleh pembeli dalam hal ini adalah pedagang
pengumpul juga bervariasi fluktuatif, hal ini terjadi karena lembaga pemasaran yang tetap seperti KUD atau yang lainnya belum ada. Dalam penelitian ini yang
menjadi fokus perhatian adalah tingkat pemenuhan kebutuhan rumahtangga petani yang bersumber dari kegiatan usahatani.
5.3 Analisis Kebutuhan Hidup Layak KHL dan Luas Lahan Minimal Lm
Untuk mengetahui apakah pendapatan petani dari kegiatan usahatani yang mereka jalankan baik di Desa Sungai Ambangah maupun Pasak Piang,
telah memenuhi kebutuhan hidup layak KHL, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel 42.
Tabel 42 Kebutuhan Hidup Layak di Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang per Tahun
Jenis pengeluaran
Persen Kg
beras Harga
beras Rpkg
Pengeluaran Rporgth
Jumlah anggota
keluarga Kebutuhan
RpKKth KFM
100 320
6 000 1 920 000
5 9 600 000
Pendidikan 50
160 6 000
960 000 4 800 000
Kesehatan 50
160 6 000
960 000 4 800 000
Sosial dan Tabungan
50 160
6 000 960 000
4 800 000 KHL
24 000 000 Sumber: Data primer diolah; Ket: harga beras saat penelitian
Nilai KHL baik petani di Desa Sungai Ambangah maupun di Pasak Piang sebesar Rp24 000 000,- per KK per tahun dengan jumlah anggota keluarga
sebanyak 5 orang Tabel 42. Dari hasil analisis usahatani terhadap tiga komoditas padi, karet dan
kelapa sawit yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah pendapatan petani di Desa Sungai Ambangah mencapai Rp6 460 000,- per hektar per tahun, dengan
rincian padi mencapai Rp2 090 000,-, karet Rp4 370 000,- per hektar per tahun dan kelapa sawit belum menghasilkan. Sedangkan rata-rata jumlah pendapatan
petani di Desa Pasak Piang mencapai Rp8 567 667,- per hektar per tahun, dengan rincian padi Rp1 900 000,-, karet Rp
6 387 667
,- per hektar per tahun dan kelapa sawit belum menghasilkan. Secara rinci pendapatan petani di kedua desa
tersebut disajikan pada Tabel 43. Tabel 43 Pendapatan petani dari hasil usahatani padi, karet dan kelapa sawit
terhadap KHL di Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang hath
Desa Pendapatan petani per jenis tanaman
Rphatahun Jumlah Rp
Persentase terhadap KHL
Padi Karet
Kelapa sawit
Sungai Ambangah
2 090 000 4 370 000 6 460 000
26,92 Pasak Piang
1 900 000 6 387 667 8 287 667
34,53 Sumber: Data primer diolah
Pendapatan rata-rata petani di Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang dalam setahun dari ketiga jenis tanaman yang diusahakan, masing-masing Desa
mencapai Rp6 460 000,- dan Rp8 287 667,- Tabel 43. Pendapatan rata-rata petani ini apabila dihubungkan dengan standar kebutuhan hidup layak di kedua
lokasi penelitian tersebut yang mencapai Rp24 000 000,- per kepala keluarga per tahun lihat Tabel 42, dari hasil tersebut rumahtangga petani untuk Desa Sungai
Ambangah baru memenuhi sekitar 26,92 dari kebutuhan hidup layak KHL keluarga. Sedangkan rumahtangga petani untuk Desa Pasak Piang baru
memenuhi sekitar 34,53 dari kebutuhan hidup layak KHL keluarga. Analisis luas Lahan minimal Lm dari masing-masing tanaman yang
diusahakan oleh petani baik di Desa Sungai Ambangah maupun Desa Pasak Piang yaitu padi, karet dan kelapa sawit, sebagaimana disajikan pada Tabel 44.
Tabel 44 Luas lahan minimal Lm di Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang dari masing-masing tanaman yang diusahakan terhadap
KHL Jenis Tanaman
Sungai Ambangah Pasak Piang
Lm ha Lm ha
Padi Karet
Kelapa sawit 11,48
5,49 2,21
12,63 3,76
2,21 Sumber: Hasil olahan
Luas lahan minimal Lm untuk masing-masing tanaman yang diusahakan baik di Desa Sungai Ambangah maupun Pasak Piang yang dapat memenuhi
KHL petani, berturut-turut untuk tanaman padi, karet dan kelapa sawit adalah 11,48 hektar dan 12,63 hektar, 5,49 hektar dan 3,76 hektar dan 2,21 hektar dan
2,21 hektar Tabel 44.
VI. STATUS KEBERLANJUTAN USAHATANI RAWA LEBAK SAAT INI