C. Kegiatan Administrasi Perpajakan Laporan keuangan fiskal.

Penyisihan penilaian dicatat untuk mengurangi aktiva pajak tangguhan ke jumlah yang diharapkan dapat direalisasi. l. Kewajiban diestimasiKontijensi Dalam hubungan dengan PSAK No. 57 mengenai Diestimasi, Kewajiban Kontijensi dan Aktiva Kontijensi, khususnya hubungan dengan Kep. 150Menaker2000, perusahaan belum menyajikan dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001. m. Laporan Arus Kas Pelaporan arus kas menggunakan metode tidak langsung dalam menghitung arus kas bersih dari aktivitas operasi.

E. C. Kegiatan Administrasi Perpajakan

Pemenuhan kewajiban formal perpajakan dilaksanakan di KPP Surakarta. Pemenuhan kewajiban meliputi pendaftaran untuk memperoleh NPWP, pengukuhaan sebagai Pengusaha Kena Pajak, Menghitung, membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya. Pemenuhan kewajiban formal dapa diiktisarkan sebagai berikut : 1. Nomor Pokok Wajib Pajak Perusahaan telah terdaftar sebagai Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Surakarta dengan memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak yaitu : 01.000.000.0-526.000 2. Pengukuhan Sebagai Pengusaha Kena Pajak PKP Perusahaan telah dikukuhka sebagai Pengusaha Kena Pajak terhitung mulai tangggal 25 Juli 1989, Dengan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak : PKP.526.0000.0089. Nomor ini kemudian diganti sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak menjadi 01.000.000.1-526.000. Atas pengukuhan ini perusahaan berkewajiban membuat faktur pajak atas penyerahan yang dilakukan dan melaporkannya dengan menggunakan SPT masa PPN. 3. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan dan PPh pasal 21 SPT Tahunan diisi lengkap, jelas dan ditandatangani sendiri oleh Direktur Utama. Pelaporan telah dilaksanakan dengan sesuai ketentuan batas waktu yang diberikan. 4. SPT Masa SPT Masa yang menjadi kewajiban PT. XYZ meliputi SPT Masa PPN, SPT Masa PPh Pasal 2126, SPT Masa PPh Pasal 2326, SPT Masa PPh Pasal 4 2.

D. Laporan keuangan fiskal.

Penghasilan neto fisikal dihitung dari Penghasilan menurut Laporan Keuangan Komersial setelah dikurangi koreksi fiskal yang dilakukan sendiri oleh perusahaan Self Corection. Perhitungan Pajak Penghasilan yang disajikan dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut. Laba Rugi Komersial Rp. 14.947.172.218 Koreksi Fiskal Positif - Beban bunga ditangguhkan Rp. 870.382.952 - Selisih kurs ditangguhkan Rp. 7.000.000.000 Koreksi Fiskal Negatif - Jasa Giro Rp. 24.750.202 - Penyusutan aktiva tetap Rp. 433.446.382 Laba Rugi Fiskal Rp. 7.534.985.850 Kompensasi kerugian Penghasilan Kena Pajak PPh terutang Kredit Pajak - PPh pasal 22 Rp. 324.763.780 - PPh pasal 25 PPh kurang lebih bayar Rp. 324.763.780 Atas kelebihan pembayaran pajak tersebut PT. XYZ mengajukan restitusi ke Kantor Pajak. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data