Kebijaksanaan Akuntansi Perusahaan Analisis antara laporan keuangan komersial dengan akuntansi perpajakan dalam penentuan penghasilan kena pajak dengan mengambil studi kasus pada PT. XYZ tahun pajak 2001

1 Mengusahakan agar tujuan perusahaan seperti yang tercantum dalam anggaran dasar dapat tercapai. 2 Mengawasi dan menertibkan pelaksanaan tujuan berdasarkan kebijaksanaan umum yang telah ditetapkan. 3 Berdasarkan perkembangan yang terjadi, menyempurnakan kembali kebijaksanaan umum perusahaan yang telah ditetapkan. b. Dewan Direksi Dewan direksi dipilih oleh komisaris dan ditugaskan untuk memimpin, mengawasi, serta menilai hasil sasaran perusahaan. Dewan direksi yang telah ditetapkan terdiri dari Seorang direktur utama dan 4 empat orang direktur. Tugas direktur adalah pimpinan tertinggi dalam hal koordinasi dan pengembangan keputusan serta bertanggungjawab atas operasional perusahaan sehari-hari baik dari segi produksi, pemasaran serta umum dan keuangan agar berjalan sesuai dengan kebijakan atau policy yang telah ditetapkan.

B. Kebijaksanaan Akuntansi Perusahaan

Kebijaksanaan akuntansi yang digunakan PT. XYZ dalam penyusunan Laporan Keuangan baik laporan rugi laba maupun neraca untuk tahun 2001 adalah sebagai berikut. a. Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan perusahaan disusun berdasarkan konsep harga perolehan dan mengikuti konsep akrual. b. Kas dan setara kas Perusahaan menganggap kas dan bank serta deposito berjangka dengan periode jatuh tempo tiga bulan atau kurang terhitung dari penempatan dan yang tidak digunakan sebagai jaminan hutang sebagai ‘Kas dan setara kas’. c. Piutang Usaha Piutang yang timbul dari penjualan kredit, baik penjualan barang jadi maupun bahan baku. Piutang usaha disajikan di neraca dengan saldo bersih setelah dikurangi Cadangan kerugian piuatang. d. Cadangan Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang dibentuk sebesar 1 dari saldo akhir tahun piutang usaha dan penambahan Cadangan Kerugian Piutang tahun berjalan dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. e. Persediaan Persediaan dicatat sebesar harga perolehan dan dinilai dengan metode First In First Out FIFO terhadap pesediaan barang jadi, bahan baku dan bahan pembantu. Metode pencatatan persediaan yang diterapkan adalah perpetual, namun setiap akhir bulan dilakukan stock opname. f. Aktiva Tetap Aktiva tetap dicatat berdasarkan harga perolehan, termasuk bunga pinjaman dalam masa konstruksi. Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut. Tabel III. 1 Masa Manfaat Per Jenis Aktiva Jenis Aktiva Tetap Tarif Penyusutan Masa manfaat tahun Bangunan dan Emplasment 5 20 Mesin-mesin 10 10 Instalasi 10 10 Kendaraan 20 5 Inventaris dan peralatan 20 5 Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada peiode terjadinya, pemugaran dan peningkatan daya guna dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutan. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. g. Beban Pra Operasi Beban pra operasi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum usaha komersial dimulai setelah dikurangi biaya bunga pada masa konstruksi yang dikapitalisasi ke aktiva tetap dan di amortisasi selama 10 tahun dengan metode garis lurus. h. beban bunga ditangguhkan Beban bunga yang ditangguhkan merupakan kapitalisasi tunggakan bunga tahun 1993 menjadi pinjaman jangka panjang. Beban bunga ini pembebanannya ditangguhkan dan akan dibebankan sesuai dengan angsuran pembayaran, mulai tahun 2000 beban bunga ditangguhkan diamortisasi selama 10 tahun. i. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan usaha dari penjualan produk diakui pada saat pengiriman produk atas dasar faktur penjualan. Pendapat dan beban dicatat atas dasar masa manfaat accrual basis. j. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam rupiah dengan kurs pada saat tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. Keuntungan dan kerugian selisih kurs dibebankan pada laporan laba rugi periode yang bersangkutan. Kerugian kurs akibat gejolak moneter atas pinjaman pokok Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi yang mulai tahun 1997 samapai dengan 1999 pembebanannya ditangguhkan. Dan disajikan sebagai ‘Selisih Kurs yang Ditangguhkan’ yang disajikan pada sisi pasiva sebagai pengurang saldo hutang dalam mata uang asing jangka panjang dan diamortisasi selama 10 tahun mulai tahun 2000. k. Pajak Penghasilan Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak untuk menentukan taksiran beban penghasilan pajak sesuai dengan PSAK No. 46 tentang Akuntansi Pajak Tangguhan. Penangguhan Pajak Penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara aktiva dan kewajiban pada pelaporan komersial dan fiskal dan akumulasi rugi fiskal. Penyisihan penilaian dicatat untuk mengurangi aktiva pajak tangguhan ke jumlah yang diharapkan dapat direalisasi. l. Kewajiban diestimasiKontijensi Dalam hubungan dengan PSAK No. 57 mengenai Diestimasi, Kewajiban Kontijensi dan Aktiva Kontijensi, khususnya hubungan dengan Kep. 150Menaker2000, perusahaan belum menyajikan dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001. m. Laporan Arus Kas Pelaporan arus kas menggunakan metode tidak langsung dalam menghitung arus kas bersih dari aktivitas operasi.

E. C. Kegiatan Administrasi Perpajakan