77
terhadap profesi; 8 kepekaan bisnis dan kepekaan sosial budaya masyarakat; 9 jiwa entrepreneurship.
Tolok ukur yang perlu dikembangkan berdasarkan hasil jajak pendapat ini antara lain: independensi yang dimiliki dan mempunyai
kredibilitas serta integritas moral; pengalaman praktek; sikap obyektif, jujur, dan percaya diri; kedisiplinan dan loyalitas terhadap
profesi; jiwa kewirausahaan.
c. Analisis item pertanyaan no.3
Pertanyaan no.3 mengenai kurikulum jurusan akuntansi hanya diikuti oleh 66 responden. Dari sejumlah 89 responden, ternyata ada 23 responden
yang mengosongkan jawabannya, entah karena sengaja atau lupa. Kurikulum tahun 2000 dinilai sudah cukup baik, namun perlu adanya
revisi antara lain: 1 kurikulum
di perguruan
tinggi selalu
disesuaikan dengan
perkembangan teknologi dan ilmu akuntansi, 2 kurikulum perlu diperbaharui dan diutamakan ke praktek secara nyata
penambahan mata kuliah praktek, 3 kurikulum perlu ditambah mata kuliah praktek pemeriksaan dan
praktek audit, mata kuliah etika, serta akuntansi perbankan dalam kurikulum,
4 kurikulum perlu ditambah diperbanyak mata kuliah untuk aplikasi TI,
78
5 penambahan mata kuliah yang dapat meningkatkan kemampuan menulis writting skill,
6 kurikulum perlu diimbangi dengan metode pengajaran yang tepat yang dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi communication
skill, 7 perlu meningkatkan kualitas dosen di samping revisi terhadap
kurikulum dan fasilitas perpustakaan misalnya dengan melanjutkan studi.
Secara umum, saran yang diberikan berhubungan dengan adanya tambahan mata kuliah praktek dan etika serta peningkatan penggunaan
fasilitas yang berhubungan teknologi informasi dalam kurikulum jurusan akuntansi, dimana kurikulum tahun 2000 sama sekali tidak memberikan
materi mengenai praktek dan etika dan hanya sedikit aplikasi untuk TI. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh dunia profesi
akuntansi yang dalam penelitian ini adalah akuntan pendidik dan akuntan publik yang mengharapkan seorang akuntan lulusan akuntansi cukup
kompeten dalam hal tersebut sebelum mereka memasuki dunia kerja, sehingga mereka dapat bersaing dengan akuntan luar negeri di era
globalisasi ini.
79
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
1. Hasil pengujian hipotesis pertama dengan uji proporsi menunjukkan nilai sebesar 79,2 akuntan pendidik dan 74,6 akuntan publik menjawab
setuju terhadap pernyataan yang menjadi tolok ukur kualitas akuntan, 19,7 akuntan pendidik dan 16,6 akuntan publik menjawab netral dan
1,1 akuntan pendidik serta 8,8 akuntan publik menjawab tidak setuju dengan pernyataan yang menilai kemampuan yang dimiliki akuntan dalam
arti ada beberapa hal item yang dianggap belum kurang berkualitas. Berdasarkan hasil uji proporsi bisa disimpulkan bahwa hipotesis yang
menyatakan bahwa baik akuntan pendidik maupun akuntan publik sama- sama mempunyai persepsi negatif terhadap kualitas akuntan tidak
didukung oleh hasil pengujian. Ternyata, akuntan pendidik dan akuntan publik justru memiliki persepsi positif terhadap kualitas akuntan, dalam
arti akuntan lulusan akuntansi dinilai cukup berkualitas. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Islahuddin dan Soesi 2002.
2. Hasil pengujian dengan Independent Samples T-Test memberikan bukti empirik yang mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata yang signifikan antara persepsi akuntan pendidik dengan akuntan publik. Hasil analisis menunjukkan signifikansi sebesar
0.013 dalam arti akuntan pendidik mempunyai persepsi yang lebih baik