32
5. Pembelajaran Smash Normal dengan Metode Konvensional
a. Pengertian Metode Konvesional
Metode pembelajaran konvensional atau konservatif saat ini merupakan pendekatan pembelajaran yang paling banyak dikritik. Namun metode
pembelajaran ini pula yang paling disukai oleh para guru. Hampir 80 guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Sebagaimana dikatakan
oleh Philip R. Wallace 1992 tentang metode konservatif, metode konvensional memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagai mana umumnya
guru mengajarkan materi kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima. Lebih lanjut
Philip R. Wallace 1992 metode pembelajaran dikatakan sebagai metode pembelajaran yang konservatif apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1 Otoritas seorang guru lebih diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi murid-muridnya.
2 Perhatian kepada masing-masing individu atau minat siswa sangat kecil.
3 Pembelajaran di sekolah lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa depan, bukan sebagai peningkatan kompetensi siswa di saat ini.
4 Penekanan yang mendasar adalah pada bagaimana pengetahuan dapat diserap oleh siswa dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang
menjadi tolok ukur keberhasilan tujuan, sementara pengembangan potensi siswa diabaikan.
Menurut Ujang Sukandi 2003 mendeskripsikan bahwa, metode konvensional ditandai dengan guru lebih banyak mengajarkan tentang konsep-
konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih
banyak mendengarkan. Di sini terlihat bahwa metode konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya
sebagai “pen-transfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu.
http:sunartombs.wordpress.com20090302
Menurut Institute
of Computer
Technology 2006
dalam
http:sunartombs.wordpress.com20090302 menyebutnya
pendekatan konvensional
dengan istilah “Pengajaran tradisional”. Dijelaskannya bahwa
33
“Pengajaran tradisional yang berpusat pada guru adalah perilaku pengajaran yang paling umum yang diterapkan di sekolah-sekolah di seluruh dunia. Menurut
Amung Ma’mun Toto Subroto 2001: 7 Menurut metode tradisional menyatakan, “Metode tradisional adalah cara belajar yang lebih menekankan
komponen- komponen teknik”. Sedangkan Beltasar Tarigan 2001:15
berpendapat, “Metode tradisonal mempunyai pengertian yang sama dengan pendekatan teknik yaitu pembelajaran yang menekankan pada penguasaan
keterampilan atau teknik dasar suatu cabang olahraga”. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendekatan konvensional dapat
dimaknai sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa, metode pembelajaran
lebih banyak menggunakan ceramah dan demonstrasi, dan materi pembelajaran lebih pada penguasaan konsep-konsep bukan kompetensi.
Berkaitan pengertian metode pembelajaran konvensional, pembelajaran smash normal yang dimaksud yaitu mengajarkan smash normal bola voli yang
berorientasi pada guru, dimana guru membelajarkan macam-macam teknik smash normal bola voli yang meliputi sikap awalan, sikap menumpu akan menolak,
sikap memukul bola di atas net dan mendarat. Dari teknik-teknik smash normal tersebut siswa harus melakukan teknik gerakan smash normal secara berulang-
ulang. Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran smash normal bola voli tersebut dengan metode konvensional dilakukan dengan drilling atau latihan
secara terus menerus. Dalam hal ini Sugiyanto 1996: 72 berpendapat , “Dalam
pendekatan drill siswa melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang diinstruksikan guru dan melakukannya secara berulang-
ulang”. Pengulangan gerakan ini dimaksudkan agar terjadi otomasisasi gerakan. Oleh karena itu, dalam
pendekatan konvensional perlu disusun tata urutan pembelajaran yang baik agar siswa terlibat aktif, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
34
b. Pelaksanaan Pembelajaran Smash Normal Bola Voli dengan Metode Konvensional