Koefisien Pendapatan Koefisien Tenaga Kerja

44 a Dampak Terhadap Pembentukan Output X w X w = W sub I-A -1 4.9 b Dampak Terhadap Pembentukan Pendapatan P w P w = 4.10 c Dampak Terhadap Pembentukan Tenaga Kerja T w T w = 4.11 dimana : X w = matriks baris dampak terhadap output P w = matriks baris dampak terhadap pendapatan T w = matriks baris dampak terhadap tenaga kerja W sub = matriks baris input primer I-A -1 = matriks kebalikan Leontief terbuka δI-A -1 = matriks kebalikan Leontief terbuka yang masing-masing sektornya telah dikalikan dengan masing-masing koefisien pendapatan βI-A -1 = matriks kebalikan Leontief terbuka yang masing-masing sektornya telah dikalikan dengan masing-masing koefisien tenaga kerja δ s = koefisien pendapatan sektor yang mendapat subsidi β s = koefsien tenaga kerja sektor yang mendapat subsidi

4.5.1. Koefisien Pendapatan

δ s Menurut Sahara dan D.S Priyarsono 1998 dalam Mulyani 2007, koefisien pendapatan merupakan suatu bilangan yang menunjukkan besarnya 45 jumlah pendapatan yang diterima oleh pekerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien pendapatan diperlukan untuk mencari dampak perubahan input primer terhadap pembentukan pendapatan. Rumusnya adalah : δ s = 4.12 dimana: δ s = koefisien pendapatan sektor i U i = jumlah upah dan gaji X i = jumlah input total sektor i

4.5.2. Koefisien Tenaga Kerja

β s Menurut Sahara dan D.S Priyarsono dalam Mulyani 2007, koefisien tenaga kerja merupakan suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien tenaga kerja diperlukan untuk mencari dampak perubahan i primer terhadap pembentukan tenaga kerja. Dirumuskan sebagai berikut: β s = 4.13 dimana : β s = koefisien tenaga kerja sektor i L i = jumlah tenaga kerja sektor i X i = jumlah input 46

V. GAMBARAN UMUM 5.1.

Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43’30’BT-106 derajat 51’00”BT dan 30’30” LS-6 derajat 41’00” LS. Kota Bogor memiliki ketinggian rata-rata minimal 190 meter dan maksimal 350 meter diatas permukaan laut. Jarak Kota Bogor dengan ibukota Jakarta kurang lebih 60 km. Kota Bogor memiliki udara yang sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 o C dan suhu udara terendah 21 o C, dengan kelembaban udara kurang lebih 70 persen disebut sebagai Kota Hujan. Di Kota Bogor mengalir beberapa sungai yang permukaan airnya jauh dibawah permukaan tanah, yaitu sungai Ciliwung, Cisadane, Cikapancilan, Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok. Dengan kondisi sungai seperti ini, Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir walaupun memiliki banyak aliran sungai. Batas-batas wilayah Kota Bogor adalah sebagai berikut : 1. Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor 2. Timur : berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor 3. Utara : berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Bojonggede, dan Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor 4. Barat : berbatasan dengan Kecamatan Kemang dan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.