I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Gunung Puncak Jaya merupakan salah satu gunung tertinggi yang termasuk dalam
tujuh puncak tertinggi seven summit di dunia versi Reinhold Messner mewakili wilayah asia
tenggara dan oseania yang dikenal sebagai Carstensz Pyramid. Puncak Jaya tersebut
terdapat di Pulau Papua-Indonesia dan Papua New Guinea dan berada pada ketinggian
4,884 m dpl. Puncak Jaya terletak pada 4
o
05’00” LS dan 137
o
11’00” BT dan berada dalam bariasan pegunungan yang melintasi
pulau Papua Kincaid 2007. Gunung Puncak Jaya merupakan salah
satu gunung yang memiliki salju abadi glaciers di wilayah ekuitorial atau disebut
juga dengan tropical glacier. Selain di Puncak Jaya, tropical glacier juga terdapat pada
Gunung Kilimanjaro, Gunung Rwenzori, Gunung Kenya Afrika Timur dan juga di
Pegunungan Andes Amerika Selatan. Glaciers merupakan massa es yang secara kontinu
terdapat di daratan. Glaciers memiliki peranan penting yaitu antara lain sebagai perekam
kejadian massa lampau Thompson et al 2000, indikator perubahan iklim Kincaid dan
Klein 2004, dan juga sebagai cadangan air bersih Dingman 1994. Glaciers memiliki
peran penting dalam rekonstruksi iklim massa lampau. Berdasarkan penilitian Thompson et
al 2000 inti es pada pegunungan Andes Amerika Selatan dapat merekam suatu
kejadian mencapai 25.000 tahun terakhir . Air bersih yang tersimpan di bumi yaitu sebesar
1,74 dari total seluruh air yang ada dibumi. Berdasarkan
persentasi diatas,
glaciers menyimpan air bersih sebesar 68,7 dari
seluruh total seluruh air bersih di dunia. Salah satu tempat adanya glaciers yaitu di
pegunungan yang dapat menyimpan cadangan air bersih sebesar 0,12 dari total air bersih di
dunia Dingman 1994. Selain peranan penting diatas berdasarkan Dyurgerov 2002
beberapa negara menganggap perubahan keseimbangan massa glaciers sangat penting
untuk kebutuhan air regional dan pembangkit listrik.
Glaciers di dunia pada saat ini mengalami penuruan luas dari tahun ke tahun. Sebagai
contoh penurunan luas glaciers pada gunung Kilimanjaro dari tahun 1912 hingga tahun
2003 mengalami penurunan luas sebesar 9,54 km
2
dari luas awal sebesar 12,05 km
2
ditahun 1912 menjadi 2,51 km
2
ditahun 2003 Cullen et al 2006. Glaciers Puncak Jaya mengalami
penurunan luas dari tahun ketahun. Menurut Kincaid 2007 dari hasil pemetaan glaciers
menunjukan bahwa trend penurunan luas glaciers dimulai pada pertengahan abad ke 19
dan terus berlanjut. Total luas glaciers Puncak Jaya yang hilang sejak tahun 1972 Hope et al
1976 hingga tahun 2000 Kincaid 2007 terjadi sebesar 67,6 yaitu dari 7,2 km
2
menjadi 2,35 km
2
. Berdasarkan
hal ini,
maka perlu
dilakukan penelitian
bagaimana respon
kapasitas panas terhadap perubahan luasan yang terjadi pada glacier.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis perubahan luas glaciers
Puncak Jaya Papua Indonesia dari tahun 1989, 1997, 1999, 2000, 2004, 2007 dan
2009, dengan menggunakan citra Landsat TMETM+.
2. Menghitung perubahan keseimbangan energi dan kapasitas panas berdasarkan
perubahan luas glaciers tahun 1989, 1997, 1999, 2000, 2004, 2007 dan 2009.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Deskripsi Wilayah Gunung Puncak Jaya
Gunung Puncak Jaya merupakan salah satu gunung yang terdapat dalam
barisan pegunungan Merauke bagian barat
yang terdapat
dalam rantai
pegunungan terbesar sepanjang 2000 km di tengah pulau Papua Indonesia dan
New Guinea Hope et al 1976. Selain Puncak Jaya “Ngga Pulu” atau Puncak
Sukarno, terdapat dua puncak lainnya yaitu Puncak Mandala Puncak Juliana,
Gambar 1 Peta provinsi Papua dan Papua Barat
dan Puncak Idenburg Ngga Pilimsit atau Gunung Enggea dimana ketiga puncak
tersebut tertutup salju pada zaman neoglacial.
Puncak Jaya terletak di wilayah barat pegunungan pada 4
o
05’ LS dan 137
o
10’ BT pada ketinggian 4884 m yang
merupakan gunung tertinggi di pulau New Guinea bahkan di asia tenggara dan
wilayah Pasifik barat Hope et al 1976. Puncak Jaya pertama kali dipublikasikan
oleh Jan Carstensz pada tanggal 16 Februari 1623, namun hasil temuannya
tidak diakui masyarakat Eropa dan baru diakui
setelah tahun
1899 oleh
pemerintah belanda
pada ekspedisi
pemetaan Hope et al 1976. Ekspedisi berikutnya
dilakukan oleh
British Ornithological Union Expedition BOUE
pada tahun 1909 -1911. Ekspedisi ini salah satunya dipimpin oleh Dr. A. F. R.
Wollaston yang menemukan es di bagian selatan dari glacier Carstensz dan
menamakannya Glacier Van Der Water Wollaston, A. F. R. 1914a. b; Wollaston,
M. 1933 dalam , Hope et al 1976. Tahun 1936. Ekspedisi yang dilakukan oleh Dr
A. H. Colijn, seorang general manajer perusahan minyak yang beroperasi dekat
Sorong bersama seorang geologist muda Dr. J. J. Dozy dan Lieutenant Wissel.
Ekspedisi
ini berhasil
mencapai ketinggian 4850 m dan juga menemukan
adanya material deposit yang unik dan diberi
nama Ertsberg
atau “Ore
Mountain”. Tahun 1961, ekspedisi selanjutnya
dilakukan oleh New Zealand-New Guinea Expedition namun pada ekspedisi ini
gagal mencapai puncak es tersebut. Salah satu anggota dari New Zealand-New
Guinea
Expedition Phillip
Temple kembali melakukan ekspedisi bersama
pemandu pendaki gunung Heirich Harrer berhasil mendaki Carstensz pyramid dan
Gunung Idenburg pada Februari 1962. Team
tersebut meletakkan
batu peringatan pada wilayah es tersebut dan
mencatat perubahan luas es yang besar sejak pendakian Colijn. Selain itu Philip
bersama pendaki lainnya menemukan wilayah yang memisahkan Northwall
Firn yang disebut dengan New Zealand Pass Hope et al 1976.
Tahun 1963 ahli geologi U.S. yang baru
saja kembali
dari Antartika
melakukan pendaratan dengan helikopter, namun usaha tersebut gagal akibat salju
yang terlalu tebal dan lunak disertai dengan
kondisi berangin.
Pada penerbangan
sebelumnya pendaratan
dilakukan pada ketinggian 4300 m pada bagian utara dan selatan Gunung Puncak
Jaya Hope et al 1976. Ekspedisi berikutnya dilakukan pada
tahun 1971 hingga 1973. The Carstensz Glaciers Expedition CGE dibentuk oleh
World Inventory of Permanent Snow and Ice
Masses yang
dikelola oleh
International Commission on Snow and Ice untuk International Hydrological
Decade IHD Unesco. Ekspedisi ini dibagi menjadi dua tahap yaitu CGE
pertama pada 6 Desember 1971 hingga 10 Maret 1972 dan Ekspedisi kedua CGE
pada 1 Januari 1973 hingga 22 Februari 1973 Hope et al 1976 .
2.2 Kondisi Iklim Gunung Puncak Jaya