membutuhkan  0,2  kalori  cal  untuk meningkatkan suhunya sebesar 1
o
C. III  DATA DAN METODE
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Objek  penelitian  terletak  di  Puncak Jaya  Papua  Indonesia  pada  posisi
4
o
05’00” LS dan 137
o
11’00” BT. Analisi data  dilakukan  dari  bulan  Februari
hingga  Mei  2012  di  Laboratorium Meteorologi
dan Kualitas
Udara, Departemen  Geofisika  dan  Meteorologi
FMIPA-IPB.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
3.2.1.1  Citra Satelit Landsat 4-5 TM dan Landsat 7 ETM+ pathrow 10363
akuisisi tanggal : 1989 TM    : 22 Mei 1989
1997 TM     : 21 Juni 1997 1999 ETM+  : 09 Oktober 1999
2000 ETM+  : 08 Agustus 2000 2004 TM    : 14 Oktober 2004
2007 TM     : 16 Mei 2007 2009 TM
: 28 Oktober 2009 sumber :earthexplorer.usgs.gov
3.2.1.2  Peta Administrasi Wilayah Papua Skala 1: 7.000.000
3.2.2 Alat
Alat  yang  digunakan  dalam analisis  dan  pengolahan  data  adalah
seperangkat komputer
dengan perangkat
lunak Word,
Excel, ArcGIS 9.3, dan Er Mapper 7.1.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Klasifikasi Lahan
Klasifikasi  lahan  dilakukan  dengan menggunakan
metode klasifikasi
tidak terbimbing
unsupervised classification  dengan  menggunakan
kombinasi band 3, band  4,  band 5. Pemisahan kelompok kelas dilakukan
secara  digital  dan  hanya  didasarkan pada  nilai  digital  tiap  pixel  picture
element.  Kelas  klasifikasi  dibagi kedalam  empat  kelas  yaitu  Glaciers,
limestone, vegetasi, dan awan.
3.3.2 Suhu Permukaan
Suhu  permukaan  ditentukan  dengan menggunakan
kanal 6
landsat TMETM+.  Suhu  permukaan  diduga
dengan  menduga  suhu  kecerahaan Brightness
temperature dengan
rumus sebagai berikut USGS 2002 :
= + 1
dimana, TK
: Suhu Kecerahaan Kelvin K
14TM
: 671.62 W m
-2
sr
-1
µm
-1
K
15TM
: 607.76 W m
-2
sr
-1
µm
-1
K
17ETM+
: 666.09 W m
-2
sr
-1
µm
-1
K
24TM
: 1284.30 Kelvin K
25TM
: 1260.56 Kelvin K
27ETM+
: 1282.71 Kelvin L
:
×
−
+
sedangkan persamaan
suhu permukaan adalah sebagai berikut :
= 1 +
ln
dimana, : Panjang Gelombang radiasi
Emisi 11.5 µm : 1.438 x 10
-2
m K : Nilai emisivitas, 0.82 untuk
glaciers old snow, 0.96 untuk jenis batuan limestone, 0.95
untuk vegetasi, dan 0.90 untuk awan alto.
3.3.3     Keseimbangan Energi
Radiasi  netto  merupakan  radiasi yang  tersimpan  dari  suatu  materi.
Radiasi ini
didapatkan dengan
menentukan  selisih  dari    gelombang pendek yang datang dan yang keluar
dengan  radiasi  gelombang  panjang yang
diemisikan. Radiasi  netto
ditentukan dengan  menggunakan
rumus : Rn = Rs
↓ + Rl↓- Rs↑ - Rl↑ Keterangan :
Rn : Radiasi netto W m
-2
Rs ↓
: Radiasi gelombang pendek yang datang W m
-2
Rl ↓
: Radiasi gelombang panjangyang datang
W m
-2
Rs ↑
: Radiasi gelombang pendek yang dipantulkan W m
-2
Rl ↑
: Radiasi gelombang panjang yang dipantulkan
W m
-2
Radiasi  gelombang  pendek  yang masuk  diduga  dari  rasio  antara
radiasi  gelombang  pendek  yang  di pantulkan  dengan  nilai  albedo  untuk
setiap  jenis  permukaan.  Nilai  albedo diduga dengan menggunakan  rumus
USGS 2000  :
= .
. cos
Keterangan : α
i
: Albedo setiap kanal L
: Spectral radiance tiap kanal
d : Jarak astronomi matahari
ke bumi dalam  unit astronomi nilai mendekati
1 ESUN   : Rata-rata nilai solar
spectral irradiance
: Sudut zenith matahari Radiasi  gelombang  pendek  yang
dipantulkan diduga
dengan menggunakan rumus :
↑
=    . .
. 1
Radiasi  gelombang  pendek  yang masuk  diduga  dengan  menggunakan
data albedo
dengan radiasi
gelombang  pendek  yang  dipantulkan yaitu dengan rumus :
↓
=
↑ Radiasi gelombang panjang dapat
diduga dengan menggunakan rumus : ↑
= .  .
Keterangan : Rl
↑ : Radiasi gelombang
panjang yang  keluar W m
-2
e
s
: Emisivitas permukaan σ
: Tetapan Stefan-Boltzman 5,67 x 10
-8
W m
-2
K
-4
T
s
: Suhu permukaan K
3.3.4      Kapasitas Panas
Kapasitas  panas  C  bergantung dari  massa  material  dan  panas  jenis
material  tersebut  c.  nilai  massa ditentungan  dari  nilai  luas  dimana
massa  merupakan  fungsi  dari  luas dan  volume  material.    Kapasitas
panas  diduga  dengan  menggunakan rumus :
= .
Keterangan : C
: Kapasitas panas Joule K
-1
c : Panas jenis es
2093 Joule K
-1
kg
-1
m : massa es kg
3.3.5 Estimasi Volume Glaciers
Pendugaan volume
glaciers dilakukan
dengan menggunakan
persamaan  empiris  Bahr  dalam Granshaw
2002. Persamaan
tersebut adalah
=
dimana  β  dan  γ  masing-masing bernilai  0,90  dan  1,396.  Bahr
menentukan  nilai  tersebut  dengan menggunakan  persamaan  analisis
skala  dari  massa  dan  konservasi momentum  dengan  menggunakan
parameter  jumlah  lebar,  kemiringan, side  drag,  dan  keseimbangan  massa
masing-masing
glaciers dan
diujicobakan  untuk  menduga  nilai dari volume dan area 144 glaciers.
Sebelumnya metode
pendugaan  volume  glaciers  juga telah  dilakukan  oleh  Driedger  and
Kennard  1986  dan  Chen  and Ohmura
1990. Driedger
and Kennard
1986 menggunakan
hubungan aliran glaciers dan elemen geometri  area  dan  kemiringan
untuk  dapat  menghitung  densitas  es dan  basal  shear  stresses.  Berbeda
halnya  dengan  Chen  and  Ohmura 1990  menggunakan  analisis regresi
area  dan  volume  glaciers.  Berikut perbedaan  nilai  konstanta  masing-
masing metode:
Tabel  3 Nilai  β  dan  γ  berbagai  Metode  Pendugaan
Volume Glaciers
Metode β
γ Driedger and Kennard 1986
3,93  1,124 Chen and Ohmura 1990
28,5  1,396 Bahr et al. 1997
0,9  1,396