Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Pembuatan Spawnprim

II. BAHAN DAN METODE

2.1 Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan antara lain tandon penampungan air berdiameter 2 m sebanyak 1 buah; tandon pemeliharaan induk berdiameter 1 m sebanyak 2 buah; akuarium perlakuan ukuran 50 x 30 x 30 cm sebanyak 6 buah; akuarium ukuran 20 x 10 x 10 cm sebanyak 15 buah yang diletakkan berseri dalam akuarium ukuran 100 x 30 x 30 cm untuk penetasan telur serta pemeliharaan larva. Setelah dilakukan pengecekan terhadap kebocoran, wadah yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan menggunakan sabun, kemudian dikeringkan di bawah panas matahari. Perlengkapan aerasi disetting sebelum pengisian air ke dalam bak. Selanjutnya bak pemeliharaan induk diisi air sekitar 10 volume total. Sedangkan wadah lainnya diisi air hingga mencapai 50 volume total. Air yang telah diisikan ke dalam wadah kemudian ditambahkan larutan Kalium Permanganat hingga berwarna kemerahan dan diaerasi selama 24 jam. Setelah itu air diganti dengan volume yang sama dengan sebelumnya. Untuk menghindarkan telur dari serangan jamur, pada bak penetasan dan pemeliharaan larva ditambahkan methylen blue sebanyak 2 ppm. Selain itu, pada bak penetasan dan pemeliharaan larva ukuran 20 x 10 x 10 cm ditambahkan shelter agar larva tidak lepas dari akuarium perlakuan masing-masing.

2.2 Pemeliharaan Ikan

Ikan di dalam kantung kemasan dimasukkan ke dalam tandon pemeliharaan induk untuk diaklimatisasi dengan suhu media pemeliharaan. Setelah suhu air di dalam kantung tidak berbeda jauh dengan suhu air pemeliharaan, ikan kemudian dilepaskan ke dalam tandon. Ikan dipelihara hingga benar-benar siap suntik dengan ciri perut terlihat menggembung dengan lubang genital berwarna kemerahan. Selama itu ikan diberi pakan bloodworm sebanyak 2 kali sehari secara at satiation pemberian pakan hingga ikan kenyang. 6

2.3 Pembuatan Larutan Stok

Untuk membuat spawnprim, terlebih dahulu dibuat larutan stok yang merupakan bahan baku pencampuran.

2.3.1 Larutan Stok LHRHa

Sebanyak 5 ml etil alkohol dicampurkan ke dalam botol yang berisi 5 mg LHRHa lalu dikocok hingga larut. Setelah itu, larutan LHRHa diambil sebanyak 1 ml dan diencerkan kembali dengan etil alkohol hingga mencapai 10 ml lalu dimasukkan kedalam botol stok dan diberi label. Selanjutnya, LHRHa ini siap dibagikan kedalam botol-botol untuk bahan perlakuan sesuai dosis.

2.3.2 Larutan Stok AD

AD yang digunakan adalah domperidone 10 mgtablet dengan target dosis 10 mgml. Sebanyak 20 tablet pertama digerus dan ditambahkan 16 ml akuabides stok AD 1 , kemudian 20 tablet berikutnya digerus dan ditambahkan 14 ml akuabides stok AD 2 . Kedua stok lalu dihomogenasi menggunakan stirer dalam gelas piala di atas hot plate selama sehari. Setelah itu, sebanyak 1 ml larutan hasil homogenasi diambil lalu dimasukkan ke dalam tube 1,5 ml untuk disentrifugasi pada kecepatan 10.000 rpm selama sekitar 5 menit. Setelah itu, supernatan yang terbentuk diambil dan dikumpulkan dalam botol gelap ukuran 10 ml serta diberi label.

2.3.3 Larutan stok AI

AI yang digunakan adalah serbuk imidazole produksi Wako Pure Chemical Industries, Ltd. Sebanyak 200 mg AI dilarutkan dalam 100 ml akuabides, larutannya diambil dan dimasukkan ke dalam botol gelap lalu diberi label.

2.4 Pembuatan Spawnprim

Spawnprim terdiri dari kombinasi tiap-tiap larutan stok dan akuabides yang dihomogenkan dengan komposisi seperti pada Tabel 3. Larutan masing- 7 masing campuranperlakuan kemudian dimasukkan ke dalam botol dan disimpan di dalam lemari pendingin. Tabel 3. Komposisi larutan stok masing-masing spawnprim Spawnprim Stok AI ml Stok AD ml Stok LHRHa ml Akuabides ml Volume Total ml A 0,75 8 Stok AD 1 1,25 10 B 0,75 8 Stok AD 1 0,5 0,75 10 C 0,75 7 Stok AD 2 1,0 1,25 10 D 0,75 7 Stok AD 2 1,5 0,75 10

2.5 Seleksi Induk